Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JUDUL
FILM DOKUMENTER UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK PATIKAN
KERBAU (Euphorbia hirta L.) TERHADAP Staphylococcus aureus
SECARA IN VITRO
B. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan rasa sadar dan
perencanaan dalam mencapai tujuan untuk meningkatkan potensi diri peserta
didik. Lewat pendidikan, diharapkan manusia mampu menghadapi era globalisasi.
Oleh sebab itu, kualitas pendidikan harus ditingkatkan baik dalam masalah
kurikulum, sarana dan prasarana, maupun kompetensi guru.
Salah satu masalah dalam proses pembelajaran adalah interaksi timbal
balik yang kurang antara guru dan murid. Hal tersebut juga tentu sering
ditemui pada pembelajaran sains, seperti pada pembelajaran biologi.
Pembelajaran
biologi
memberikan
pengalaman
kepada
siswa
dalam
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ekstrak tumbuhan patikan kerbau memiliki potensi sebagai
antibakteri Staphylococcus aureus secara in vitro?
2. Berapa konsentrasi minimum ekstrak tumbuhan patikan kerbau yang
berpotensi menghambat Staphylococcus aureus secara in vitro?
3. Apakah media film dokumenter sebagai implementasi dari hasil penelitian
uji antibakteri ekstrak tumbuhan patikan kerbau terhadap Staphylococcus
aureus secara in vitro layak digunakan untuk pembelajaran materi Bakteri di
kelas X SMA?
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui potensi ekstrak tumbuhan patikan kerbau sebagai antibakteri
Staphylococcus aureus secara in vitro.
2. Mengetahui konsentrasi minimum ekstrak tumbuhan patikan kerbau yang
berpotensi menghambat Staphylococcus aureus secara in vitro.
3. Mengetahui kelayakan media film dokumenter sebagai implementasi dari
hasil penelitian uji antibakteri ekstrak tumbuhan patikan kerbau terhadap
Staphylococcus aureus secara in vitro untuk pembelajaran materi Bakteri di
kelas X SMA.
E. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
sebagai berikut:
1. Bagi siswa, yaitu memberikan pengetahuan lewat media film dokumenter
tentang jenis mikroorganisme yang paling sering menjadi penyebab
gangguan pada mata dan pengatasan gangguan penyakit mata secara
tradisional. Selain itu dengan penggunaan media film dokumenter juga
dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.
2. Bagi guru, yaitu memberikan pengetahuan tambahan lewat media film
dokumenter tentang jenis mikroorganisme yang paling sering menjadi
penyebab gangguan pada mata dan pengatasan gangguan penyakit mata
secara tradisional. Selain itu dengan penggunaan media film dokumenter
juga dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.
3. Bagi sekolah, yaitu dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan
4
bebas.
Variabel
terikat
dalam
penelitian
ini
adalah
Staphylococcus aureus.
c. Variabel Kontrol
Sugiyono (2013: 64) menyatakan, Variabel kontrol adalah
variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi faktor luar
yang tidak diteliti. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah kultur
murni bakteri Staphylococcus aureus yang diuji tanpa pemberian ekstrak
tumbuhan patikan kerbau (Euphorbia hirta L.).
2. Definisi Operasional
a. Film Dokumenter
Film dokumenter
adalah
film
yang
mendokumentasikan
untuk
mengetahui
berapa
kadar
aktivitas
bakteri
adalah
sediaan
kental
yang
diperoleh
dengan
Bahkan
sekarang
cukup
banyak
stasiun
televisi
yang
3. Uji Antibakteri
Pengujian aktivitas antibakteri adalah teknik untuk mengukur berapa
besar potensi atau konsentrasi suatu senyawa dapat memberikan efek bagi
mikroorganisme. Uji kepekaan antibakteri salah satunya dipengaruhi oleh
media, media dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
a) Keasaman, keasaman media agar berkisar anatara 7,2-7,4 pada temperatur
ruangan. Keasaman ini penting diperhatikan karena akan mempengaruhi
hasil tes kepekaan antibakteri terhadap bakteri.
b) Efek dari timidin atau timin, media yang mengandung banyak timidin
atau timin dapat mengurangi zona hambat, media Muller Hinton
mempunyai kadar timidin yang rendah sehingga dapat digunakan sebagai
media yang baik untuk uji kepekaan antibiotik.
(Hastari, 2012: 25)
4. Ekstraksi
Ekstraksi adalah istilah dalam bidang farmasi yang artinya
pemisahan bahan aktif baik pada tanaman maupun hewan dengan
menggunakan
pelarut
selektif
sesuai
standart
prosedur
ekstraksi.
Standarisasi proses ekstraksi bertujuan untuk memurnikan zat aktif dari zat
lain dengan menggunakan pelarut tertentu, proses standarisasi juga sangat
berpengaruh pada kualitas obat herbal.
Alkohol (methanol,ethanol), aseton, dietil eter dan etil asetat adalah
zat yang sering digunakan sebagai pelarut dalam proses ekstraksi, sebagai
contoh ekstraksi asam fenolik yang sangat polar (benzoik, asam sinamik)
disarankan mencampur pelarut dengan air, untuk zat yang kurang polar
seperti minyak, asam lemak dan klorofil yang sering digunakan adalah
diklorometan, kloroform, hexan atau benzen.
Ada beberapa metode yang sering digunakan dalam ekstraksi
diantaranya: Maserasi, infusa, digesti, dekoksi, perkolasi, soxhlet, ekstraksi
aqueous alkoholik yang difermentasi, ekstraksi Counter-current, sonikasi
(ekstraksi ultrasound), supercritical fluid extraction, dan lain sebagainya.
Beberapa zat dapat dijadikan pelarut suatu ekstrak dengan tujuan
agar ekstrak tersebut dapat digunakan. Adapun beberapa pelarut yang sering
digunakan diantaranya adalah dimethyl-sulfoxide (DMSO), dimethyl
formamide (DMF), methanol, acetone dan lain sebagainya.
yang
dapat
bersifat
antiseptik,
anti-inflamasi,
antifungal,
dan
11
amylotica,
memiliki
kemampuanmenguraikan
amilum.
Methanococcus janashii, penghasil gas methane.
b. Halofit ekstrim
Sebagian besar mikroorganisme ini bersifat aerob heterotrof
meskipun ada yang bersifat anaerob dan fotosintetik dengan
pigmen yang dimilikinya berupa bakteriorodopsin. Habitat pada
lingkungan berkadar garam tinggi, seperti di danau Great Salt
(danau garam), Laut Mati, atau di dalam makanan yang bergaram.
c. Thermo asidofil
12
Archaebacteria
merupakan
organisme
uniseluler,
tak
juga
bakteri
sejati,
sama
dengan
a. Bakteri autotrof
Bakteri jenis ini dapat menyusun makanan untuk kebutuhannya
sendiri dengan cara mensintesis zat-zat anorga nik menjadi zat organik.
Jika energi untuk penyusunan tersebut bersumber dari cahaya matahari
maka bakteri tersebut dikenal dengan sebutan fotoautotrof dan apabila
energi untuk penyusunan zat organik berasal dari hasil reaksi kimia
disebut kemoautotrof.
Contoh bakteri fotoautotrof:
Bakteri hijau, bakteri ini memiliki pigmen hijau yang dinamakan
bakterioviridin atau bakterioklorofil.
Bakteri ungu, memiliki pigmen ungu, merah atau kuning disebut
bakteriopurpurin
Contoh bakteri kemoautotrof:
Bakteri nitrifikasi, yang terdiri Nitrosomonas, Nitrosococcus,
Nitrobacter, Nitrospira, Nitrosocystis.
b. Bakteri heterotrof
Bakteri tipe ini tidak dapat mengubah zat anorganik menjadi zat
organik, sehingga untuk keperluan makannya bergantung pada zat
organik yang ada di sekitarnya. Bakteri heterotrof dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:
Parasit, bakteri yang kebutuhan zat makanan tergantung pada
organisme lain. Contoh: Treponema hidup pada manusia, Borrelia
hidup pada hewan dan manusia.
Saprofit, bakteri yang memperoleh makanan dari sisa-sisa zat organik.
Bakteri jenis ini memiliki kemampuan untuk merombak zat organik
menjadi zat anorganik. Contoh: Bakteri Escherichia coli yang hidup
pada colon (usus besar) manusia. Dalam keadaan tertentu dapat
mengubah asam semut menjadi CO2 dan H2O. Thiobacillus
denitrificans dapat menguraikan senyawa nitrat menjadi nitrit.
B. Reproduksi Bakteri
Bakteri berkembangbiak dengan cara membelah diri secara
biner. Pada kondisi yang menguntungkan bakteri membelah dengan
sangat cepat, yaitu antara 15 20 menit. Sehingga dalam waktu satu hari
jumlahnya menjadi jutaan. Selain dengan pembelahan biner juga dapat
14
tetapi berupa
mempengaruhi
prosedur
eksperimen.
Ciri
utama
dari
true
15
No
Bulan
Bulan
Bulan Oktober
Agustus
September
2015
2015
2015
Minggu ke -
Minggu ke -
Kegiatan
3
1
Pelaksanaan penelitian
Analisis data
Minggu ke 1
16
17
10
ml
yang
berisi
NaCl
fisiologis
kemudian
Ekstrak
Tumbuhan
Patikan
Kerbau
Terhadap
No.
Kegiatan
Agustus
September
Oktober
November
2015
2015
2015
2015
Minggu
ke1
Pembuatan
Media
Minggu
ke1
Film
Dokumenter
2
Validasi
Media
Film
Dokumenter
3
Analisis Data
b. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop dan
kamera DSLR. Sedangkan bahan yang digunakan adalah proses dan
19
hasil penelitian.
c. Pelaksanaan Penelitian
1) Pembuatan Media Film Dokumenter
a) Menentukan tujuan pembelajaran
Dalam pembuatan media secara umum langkah pertama
yang dilakukan adalah menentukan tujuan pembelajaran.
Tujuan perlu dirumuskan lebih khusus untuk menentukan
tujuan
yang
bersifat
penguasaan
kognitif,
penguasaan
teknik
recording video
yang
sesuai
untuk
20
Kriteria
Validator
1
Rata-rata tiap
Rata-rata tiap
Saran/
kriteria (Ki)
aspek (Ai)
Komentar
Format
Isi
Bahasa
21
Ai =
Keterangan:
Ai = rata-rata aspek ke-i
d) Mencari rata-rata total validitas ketiga aspek dengan
menggunakan rumus:
RTV =
Keterangan:
RTV = rata-rata total validitas
e) Menentukan kategori kevalidan dengan mencocokan rata-rata
total dengan kriteria kevalidan, yaitu:
3 RTV 4 valid (layak)
2 RTV < 3 kurang valid
1 RTV < 2 tidak valid
22
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Syaikhul. (2010). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun dan
Umbi BakungPutih (Crinum asiaticum L.) terhadap Bakteri
Penyebab Jerawat. (Skripsi). (Online) (diakses 1 April 2015)
Citriani, Mirna Yunik. (2007). Kearifan Tradisional Masyarakat Selamatkan
Tumbuhan
Obat.
(Online).
(http://racik.wordpress.com/category
Kebo
(Euphorbia
hirta)
Terhadap
Pertumbuhan
Bakteri
2015).
Hastari, Rizka. (2012). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Pelepah dan Batang
Tanaman Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum) terhadap
Staphylococcus aureus. (Laporan Hasil Karya Tulis Ilmiah). (Online).
(diakses 30 Maret 2015).
Hutagalung, Irnawati. (2013). Pengaruh Media Film Dokumenter Terhadap
Kemampuan Menulis Kreatif Puisi Oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri
1 Kisaran Tahun Ajaran 2012/ 2013. (Online). (diakses 12 Maret 2015).
Nurjanah, Siti. (2012). Peningkatan Keaktifan Sosial Dalam Pembelajaran
Biologi Di Sma Negeri Karangpandan Melalui Strategi Team Quiz
23
Pembelajaran
(Hakikat,
24