Anda di halaman 1dari 4

Muhammad Dinar R

B2C013008
Sungai Ciliwung Tercemar Limbah B3

Meningkatnya pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di aliran sungai
Ciliwung yang melewati wilayah Kota Depok tentu akan sangat berbahaya bagi warga yang
tinggal di sekitar bantaran sungai ciliwung, terutama warga yang mempergunakan air sungai
ciliwung tersebut untuk konsumsi kebutuhan rumah tangga, misalkan untuk minum, masak
dan mandi. Hal ini dikatakan oleh Stap Khusus Badan lingkungan hidup Kota Depok Sario
Sabani, ketika mengawasi pembersihan bantaran Sungai Ciliwung dibawah Jembatan Panus
Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.
Mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja kota Depok tersebut menegaskan, pihaknya telah
berulang kali mengingatkan warga agar tidak membuang sampah di sungai ciliwung namun
tetap saja terjadi. Limbah B3 yang ditemukan misalnya adalah lampu dan bekas kaleng oli
dan juga yang memiliki kandungan kimia berbahaya dan berdampak buruk terhadap
lingkungan. Lebih jauh Sario mengatakan, Aparat Pemkot Depok setiap sebulan sekali rutin
membersihkan sampah dibantaran sungai ciliwung tetapi setiap kali pula Limbah B3 tetap
banyak ditemui, bahwa sampah yang berhasil diangkut setiap kali pembersihan mencapai satu
truk kemudian diangkut petugas kebersihan dan pertamanan untuk dibuang ketempat
pembuangan akhir di cipayung.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok, Ulis Sumardi
menuturkan, bahwa jumlah penduduk Kota Depok yang mencapai 1.7 Juta Jiwa, Produksi
sampah di Kota Depok setiap harinya mencapai 4.250 M3 perhari, kemampuan DKP hanya
mencapai 38 persen atau sebanyak 1.615 kubik perharinya.

Menurut pengamatan penulis dilapangan, persoalan pencemaran limbah B3 ini tentu bukan
hanya tanggung jawab Pemerintah Kota Depok saja namun juga partisipasi dari Masyarakat
terutama kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan. Namun mengingat aliran
sungai ini juga mengalir ke Jakarta tentu dampak buruknya bukan hanya menimpa
masyarakat disekitar bantaran sungai ciliwung di wilayah Kota Depok saja tapi juga seluruh
masyarakat yang tinggal disekitar bantaran sungai ciliwung sampai pintu air terakhir yaitu di
wilayah Manggarai Jakarta Selatan akan terkena dampak dari pencemaran Limbah B3.
Apalagi sekarang ini kalau kita melihat kondisi sepanjang aliran sungai ciliwung setelah
keluar dari perbatasan wilayah Kota Depok hingga sampai pintu air terakhir di manggarai,
kondisi lingkungannya benar-benar sudah sangat memprihatinkan, sampah menumpuk
dimana-mana disepanjang aliran sungai. Langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Depok dengan melakukan tindakan setiap sebulan sekali rutin membersihkan sampah
dibantaran sungai ciliwung tentu harus di apresiasi semua pihak hingga tidak menjadi
persoalan dikemudian hari.

Kondisi seperti ini tentunya juga harus mendapat perhatian dari Pemerintah Propinsi DKI
Jakarta, mengingat Kota Depok dengan Sumber Daya Manusia dan Sumber Penghasilan
Daerah yang sangat kecil tentu tidak akan mampu melaksanakannya sendirian, tentunya
diharapkan adanya kepedulian dari Pemerintah Propinsi DKI Jakarta untuk bisa memberikan
bantuan agar dapat mengatasi permasalahan Limbah B3 itu secara bersama-sama. Karena bila
ini tidak dilakukan, bukan hanya masalah pencemaran Limbah B3 saja yang akan terjadi
namun dampak lain yang lebih mengkhawatirkan adalah masalah banjir akibat banyaknya
sampah-sampah yang mengalir disungai Ciliwung yang dapat mengakibatkan bertumpuknya
sampah pada saluran air, hingga terjadi penyumbatan pada saluran air, apalagi penyumbatan
sampah ini juga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.

Kota Depok memang secara Administratif bagian dari Wilayah Propinsi Jawa Barat namun
secara Geografis Kota Depok adalah sebagai Pintu gerbang perbatasan antara Propinsi Jawa
Barat dan Propinsi DKI Jakarta. Apalagi hampir 70 persen penduduk Kota Depok justru lebih
banyak bekerja di DKI Jakarta.
Sumber:http://green.kompasiana.com/polusi/2012/03/16/sungai-ciliwungtercemar-limbah-b3-446845.html.(akses 16 maret 2015)

Anda mungkin juga menyukai