Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lesi periapikal adalah suatu lesi yang berada didaerah periapikal seperti abses
periapikal dan gtanuloma. Tindakan yang benar untuk merawat lesi periapikal agar dapat
mencapai daerah infeksi adalah melalui saluran akar. Namun dalam beberapa keadaan,
tindakan ini tidak dapat dilakukan dengan cara konvensional tetapi harus dengan cara
endodontik. Misalnya pada keadaan :
-saluran akar yang mengalami klasifikasi
-gigi dengan restorasi pasak inti yang tidak mungkin dilakukan melalui saluran akar
Penyakit jaringan periapikal gigi dapat dikaitkan dengan penyakit pulpa dan non
pulpa (non-odontogen/non-endodontik) (Grossman LI, et al 1988; Simon JH, 1991).
Penyakit atau kelainan periapeks odontogen adalah proses lanjut penyakit pulpa. Jaringan
pulpa yang nekrotik akibat radang pulpa merupakan penyebab yang paling banyak terjadi.
Sedang penyakit/kelainan periapeks non-odontogen adalah penyakit/kelainan tulang
alveolar

yang

memberikan

gambaran

radiografik

mirip

atau

sama

dengan

penyakit/kelainan periapeks odontogen.


Penyebab utama radang periapeks adalah mikro-organisme. Meskipun tidak selalu
mikro-organisme ditemukan di jaringan periapeks, namun penyebabnya adalah toksin
kuman yang terdapat pada jaringan pulpa nekrotik.
Jenis penyakit periapeks non-odontogen yang secara radiografik memberikan
gambaran sama dengan penyakit periapeks odontogen, dikelompokkan dalam lesi reaktif,
lesi fibro-osseous, tumor ganas, dan proses developmental (Simon JH,1991). Gambaran
radiografis yang sama tersebut sering membingungka dalam menegakkan diagnosis.
Tanda klinis yang spesifik penyakit/kelainan periapeks non-odontgen adalah pulpa dalam
keadaan vital.

1.2 Rumusan Masalah


Apa saja jenis jenis kelainan periapikal ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit periapikal

1.4 Manfaat
Bagi Penulis
Menambah pengetahuan tentang sebab-sebab dan jenis-jenis kelainan pada pulpa, dan
menambah pengetahuan tentang penulisan makalah.

BAB II
ISI
2.1 Definisi Kelainan Periapikal
Penyakit periapikal merupakan suatu keadaan patologis yang terlokalisir pada daerah
apeks atau ujung akar gigi atau daerah periapikal gigi.
.
2.2 Klasifikasi Penyakit Jaringan Periapikal
Penyakit periapikal dapat berasal dari proses radang gigi (odontogen) dan berasal
bukan dari gigi (non-odontogen). Penyakit periapikal odontogen merupakan proses lanjut
dari penyakit radang pulpa yang tidak dirawat atau tidak sembuh. Di bawah ini
merupakan klasifikasi jenis penyakit periapikal oleh Grossman, Weine, dan SMSA (SM
Soerono Akbar), yang didasari melalui pemeriksaan klinis, radiologis, dan histopatologissitologis :
Grossman
Weine
1. Periodontitis apikalis akut 1. Simptomatik
A. Periodontitis ap. Akut
2. Abses alveolar akut
(exudatif)
3. Abses alveolar kronik
B. Periodontitis ap. Akut lajut
4. Abses alveolar subakut
(supuratif)
a. abses periapeks akut
5. Granuloma
b. abses phoenix
6. Kista radikular
c. abses periapeks subakut
2. Asimptomatik
A. Periapeks pulpo sklerosis
B. Periodontitis apikalis
kronis
C. Periodontitis apikalis
kronis lanjut

2.2.1

Penyakit Periapikal Odontogen

1. Periodontitis Apikalis Akut


3

SMSA
1. Nekrosis I :
A. Periodontitis
B. Abses Periapeks
2. Nekrosis II :
A. Abses periapeks
B. Granuloma
C. Kista radiks

Periodontitis apikalis akut adalah radang akut pada ligament periodontal. Pada kasus
ini pulpa dapan dalam keadaan vital atau non-vital. Dua keadaan pulpa ni dibedakan lagi oleh
penyebab atau etiologinya, yaitu :
a. Periodontitis apikalis akut pada pulpa vital disebabkan oleh : trauma kecelakaan,
trauma oklusi, benda asing masuk ke dalam sulkus gusi.
b. Periodontitis apikalis akut pada pulpa non-vital sebagai akibat pulpa nekrosis
atau instrumentasi berebihan, pengobatan berlebihan, isi saluran akar berlebihan,
dan perforasi ke lateral.
Etiologi
Periodontitis apikal akut dapat terjadi pada gigi vital yang telah mengalami trauma
oklusal yang disebabkan oleh kontak oklusal yang abnormal, oleh restorasi yang belum
lama dibuat yang meluas melebihi bidang oklusal, karena penggunaan tusuk gigi di
antara gigi-giginya sebagai baji (wedge), makanan, atau sepotong isolator karet yang
ditinggalkan oleh dokter gigi, atau karena pukulan padagigi.Periodontitis apikal akut juga
dapat dihubungkan dengan gigi nonvital. Dapat juga disebabkan oleh sekuel penyakit
pulpa, yaitu difusi bakteri dan produk noksiusdari pulpa yang meradang atau nekrotik,
atau sebabnya mungkin iatrogenik, sepertiinstrumentasi saluran akar yang mendorong
bakteri dan debris dengan kurang hati-hati melalui foramen apikal, mendorong obatobatan yang merangsang seperti formocresol, melalui foramen apikal yang mengenai
jaringan periapikal, perforasiakar, atau instrumentasi yang berlebihan pada waktu
pembersihan dan pembentukansaluran akar.
Patogenesis
Penjalaran inflamasi dari gingiva ke struktur periodontal pendukung (atau peralihan
gingivitis menjadi periodontitis) diduga sebagai modifikasi oleh potensi patogenik plak,
atau oleh daya tahan pejamu. Daya tahan pejamu yang dimaksud disini mencakup :
aktifitas imunologis dam mekanisme yang berkaitan dengan jaringan lainnya seperti
derajat fibrosis gingiva, kemungkinan juga lebar gingiva cekat, dan reaksi fibrogenesis
dan osteogenesis yang berlangsung disekitar lesi inflamasi. Suatu sistem fibrinfibrinolitik

disebut-sebut

sebagai

berperan

menghambat

perluasan

lesi.

Jalur penjalaran inflamasi sangat penting artinya karena dapat mempengaruhi pola
4

destruksi tulang pada penyakit periodontal. Inflamasi gingiva menjalar sepanjang bundel
serat kolagen mengikuti lintasan pembuluh darah (malalui jaringan yang tersusun
longgar

disekitar

pembuluh

darah)

sampai

ketulang

alveolar.

Pada sisi interproksimal inflamasi menjalar melalui jaringan ikat longgar disekitar
pembuluh darah, melewati serabut transeptal, untuk kemudian masuk ketulang alveolar
melalui kanal pembuluh yang menembus krista septum interdental. Tempat dimana
inflamasi menembus tulang adalah tergantung lokasi kanal pembuluh. Inflamasi bisa
masuk keseptum interdental pada bagian tengah krista, pada sisi krista, atau pada sudut
septum. Disamping itu inflamasi bisa masuk ketulang melalui lebih dari satu kanal.
Setelah mencapai ruang sum-sum, inflamasi menuju keligamen periodontal. Dalam
keadaan yang jarang, inflamasi menjalar langsung keligamen periodontal baru ketulang
alveolar. Pada sisi vestibular dan oral, inflamasi dari gingiva menjalar sepanjang
permukaan periosteal sebelah luar dari tulang, dan masuk sum-sum tulang melalui kanal
pembuluh darah pada korteks sebelah luar.
Diagnosis :
Pasien mengatakan adanya rasa sakit yang menetap dan rasa ada yang menekan. Gigi
tersebut terasa lebih panjang daripada gigi-gigi lainnya. Apabila digunakan untuk
mengunyah terasa sakit. Pada pemeriksaan klinis gigi terlihat utuh akan tetapi pulpa
sudah nekrosis. Tindakan perkusi, tekanan dan palpasi terasa sakit. Apabila pulpa vital
pada tes suhu menunjukkan reaksi normal.
2. Abses Periapikal
Abses periapikal adalah kumpulan pus yang terlokalisir dibatasi oleh jaringan tulang
yang disebabkan oleh infeksi dari pulpa dan atau periodontal. Abses periapikal umumnya
berasal dari nekrosis jaringan pulpa. Jaringan yang terinfeksi menyebabkan sebagian sel mati
dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel
darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam
rongga tersebut dan setelah memfagosit bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih
yang mati inilah yang membentuk nanah yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan
nanah ini maka jaringan sekitarnya akan terdorong dan menjadi dinding pembatas abses. Hal

ini merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.
Jika suatu abses pecah di dalam maka infeksi bisa menyebar tergantung kepada lokasi abses.

Etiologi
Penyebab Abses Periapikal adalah Tubuh menyerang infeksi dengan sejumlah besar
sel darah putih; nanah adalah sekumpulan sel darah putih dan jaringan yang mati.
Biasanya nanah dari infeksi gigi pada awalnya dialirkan ke gusi, sehingga gusi yang
berada

di

dekat

akar

gigi

tersebut

membengkak.

Nanah bisa dialirkan ke kulit, mulut, tenggorokan atau tengkorak, tergantung kepada
lokasi gigi yang terkena
Patogenesis
Umumnya disebabkan oleh infeksi kuman dari proses karies. Dengan perkembangan
karies, atau beberapa antigen dapat menyebabkan respons keradangan jaringan pulpa.
Oleh karena pulpa tertutup oleh struktur padat dentin maka tidak terdapat ruangan untuk
perluasan eksudat radang dan melalui saluran akar akan menyebar ke jaringan periapikal
membentuk abses periapikal akut dan bila prosesnya kronik akan menjadi kelainan
berupa abses kronik, granuloma dan kista radikular.
Kuman saluran akar merupakan penyebab utama abses periapikal, dan umumnya
berupa Gram positif, Gram negatif baik aerob dan anaerob yang akan invasi ke jaringan
periapikal dan akhirnya dapat menyebabkan kerusakan.
Diagnosis
Jika abses terjadi secara akut, maka akan terlihat pembengkakan di daerah apeks gigi,
dan gigi dalam keadaan goyang serta rasa nyeri timbul bila ditekan. Namun bila
penekanan tersebut diteruskan rasa nyeri hilang dan berganti rasa lebih enak. Apabila
penekanan gigi tersebut dilepas timbul rasa nyeri berdenyut. Secara visual terlihat
pembengkakan mukosa di daerah apeks gigi yang terkena. Terlihat kavitas yang dalam
karena proses karies yang sudah lanjut dan mengenai pulpa. Atau terlihat gigi dengan
tumpatan yang kurang baik/sudah lama/bocor. Pada tindakan tes secara termal dengan
suhu panas akan bereaksi positif terutama apabila pulpa sudah nekrosis liquifaksi. Sedang
pada tindakan tes dengan suhu dingin tidak menimbulkan reaksi. Pada tindakan perkusi,
6

tekanan dan palpasi terasa nyeri. Gigi ditandai dengan goyang 2 derajat. Pada tes dengan
listrik bereaksi positif.
Jika abses secara kronis, pada anamnesis pasien tidak mengeluh sakit. Rasa sakit
hanya datang kadang-kadang. Gusi di sekitar gigi penyebabnya kadang-kadang
membengkak, dan timbul fistula atau gum boil. Gigi penyebabnya biasanya karies yang
sudah mencapai pulpa, dan pulpa dalam keadaan nekrosis. Kavitas gigi tersebut sudah
dalam dan pulpa dalam keadaan terbuka atau bila ada tumpatan biasanya sudah bocor.
Atau pulpa nekrosis tersebut akibat tumpatan silikaat, akrilik, atau tertutup oleh mahkota
jaket. Pemeriksaan dengan perkusi, tekanan, dan palpasi bereaksi positif, sedangkan
dengan tes listrik bereaksi negative.
3.

Periapikal Granuloma
Periapikal granuloma merupakan lesi yang berbentuk bulat dengan perkembangan

yang lambat yang berada dekat dengan apex dari akar gigi, biasanya merupakan komplikasi
dari pulpitis. Terdiri dari massa jaringan inflamasi kronik yang berprolifersi diantara kapsul
fibrous yang merupakan ekstensi dari ligamen periodontal.
Etiologi
Granuloma periapikal dapat disebabkan oleh berbagai iritan pada pulpa yang
berlanjut hingga ke jaringan sekitar apeks maupun yang mengenai jaringan periapikal.
Iritan dapat disebabkan oleh organisme seperti: bakteri dan virus; dan non-organisme
seperti: iritan mekanis, thermal, dan kimia.
Patogenesis
Patogenesis yang mendasari granuloma periapikal adalah respon system imun untuk
mempertahankan jaringan periapikal terhadap berbagai iritan yang timbul melalui pulpa,
yang telah menjalar menuju jaringan periapikal. Terdapat berbagai macam iritan yang
dapat menyebabkan peradangan pada pulpa, yang tersering adalah karena bakteri, proses
karies yang berlanjut akan membuat jalan masuk bagi bakteri pada pulpa, pulpa
mengadakan pertahanan dengan respon inflamasi.
Terdapat tiga karakteristik utama pulpa yang mempengaruhi proses inflamasi.
Pertama, pulpa tidak dapat mengkompensasi reaksi inflamasi secara adekuat karena
dibatasi oleh dinding pulpa yang keras. Inflamasi akan menyebabkan dilatasi pembuluh
darah dan meningkatnya volume jaringan karena transudasi cairan. Kedua, meskipun
pulpa memiliki banyak vaskularisasi, namun hanya disuplai oleh satu pembuluh darah
7

yang masuk melalui saluran sempit yang disebut foramen apikal, dan tidak ada suplai
cadangan lain. Edema dari jaringan pulpa akan menyebabkan konstriksi pembuluh darah
yang melalui foramen apikal, sehingga jaringan pulpa tidak adekuat dalam mekanisme
pertahanan, terlebih lagi edema jaringan pulpa akan menyebabkan aliran darah terputus,
menyebabkan pulpa menjadi nekrosis. Ruangan pulpa dan jaringan pulpa yang nekrotik
akan memudahkan kolonisasi bakteri. Ketiga, karena gigi berada pada rahang, maka
bakteri akan menyebar melalui foramen apikal menuju jaringan periapikal.

Diagnosis
Kebanyakan dari periapikal granuloma ditemukan secara tidak sengaja selama
pemeriksaan rutin. Karena granuloma periapikal merupakan kelanjutan dari nekrosis
pulpa maka pada pemeriksaan fisik akan didapatkan tes thermal yang negatif dan tes
EPT yang negatif. Pada gambaran radiografi lesi yang berukuran kecil tidak dapat
dipisahkan secara klinis dan radiografi. Periapikal granuloma terlihat sebagai gambaran
radiolusen yang menempel pada apex dari akar gigi. Sebuah gambaran radiolusensi
berbatas jelas atau difus dengan berbagai ukuran yang dapat diamati dengan hilangnya
lamina dura, dengan atau tanpa keterlibatan kondensasi tulang.
4.

Kista Radikuler/Kista Periapikal


Kista radikuler disebut juga kista periapikal. Kista ini merupakan jenis kista yang

paling sering ditemukan. Kista radikuler terbentuk oleh karena iritasi kronis gigi yang sudah
tidak vital. Kista ini tumbuh dari epitel rest of Malassez yang mengalami proliferasi oleh
karena respon terhadap proses radang yang terpicu oleh karena infeksi bakteri pada pulpa
yang nekrosis.
8

Gejala klinis kista radikular tidak jelas, terutama bila kista masih kecil. Namun pada
kista radikular yang besar mudah diketahui dengan tanda pembengkakan di daerah mukosa
atau kista mendesak gigi tetangganya sehingga mengakibatkan posisi gigi miring.
Kista periapikal adalah kista yang terbentuk pada ujung apeks (akar) gigi yang
jaringan pulpanya sudah nonvital/mati. Kista ini merupakan lanjutan dari pulpitis
(peradangan pulpa). Dapat terjadi di ujung gigi manapun, dan dapat terjadi pada semua umur.
Ukurannya berkisar antara 0.5-2 cm, tapi bisa juga lebih. Bila kista mencapai ukuran
diameter yang besar, ia dapat menyebabkan wajah menjadi tidak simetri karena adanya
benjolan dan bahkan dapat menyebabkan parestesi karena tertekannya syaraf oleh kista
tersebut. Dalam pemeriksaan rontgen kista radikuler akan terlihat gambaran radiolusen
berbatas jelas.

pemeriksaan

Granuloma periapikal

Kista periapikal

Abses periapikal

Nyeri spontan

Tes perkusi

Tes palpasi

Tes vitalitas

radiologis

2.2.2

Radiolusensi batas jelas Radiolusensi batas jelas

Radiolus

Penyakit Periapeks Non-Odontogen


Kelainan atau penyakit yang terletak pada periapeks tidak selalu diakibatkan oleh

penyakit pulpa, disebut pula non-endodontic Periapical Pathosis. Kelainan periapeks yang
tidak ada kaitannya dengan penyakit pulpa tersebut merupakan suatu penyakit tulang yang
perlu diperhatikan oleh para dokter gigi terutama apabila akan melakukan perawatan
endodontic. Beberapa contoh penyakit tersebut :

1. Bone dysplasia : Osteoma, Fibrous dysplasia, Craniofacialform, Florid Osseous


dysplasia
2. Benign tumors of connective tissue origin : Ossifyingfibroma, Cementifying
fibroma, Cemento-ossifying fibroma, Juvenile aggressive/active ossifying fibroma
3. Penyakit radang tulang : Osteomyelitis
4. Cementoid lesions : Periapical cemental dysplasia, Centra cementifying fibroma,
Benign cementoblastoma (true cementoma)
5. Penyakit tulang yang disebabkan oleh genetic, pertumbuhan, dan sistemik :
Osteoporosis, Osteogenesis imperfecta, Pagets disease
6. Kelainan tulang akibat penyakit-penyakit metabolism : Gauchers disease,
Histiocytosi X, Letterer-Siwe disease, Eosinophilic Granuloma
7. Penyakit darah sistemik : Sickle-cell anemia, Thalassemia, Leukimia
8. Kista : Kista mandibula, Globulomaxillary cyst, Odontogenic Keratocyst, Residual
cyst, Lateral periodontal cyst
9. Primary tumors of bone : Benign tumors, Central giant-cell reparative granuloma
10. Malignant tumors : Multiple myeloma, Osteogenic sarcoma, Malignant lymphoma

10

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit periapikal merupakan suatu keadaan patologis yang terlokalisir pada daerah
apeks atau ujung akar gigi atau daerah periapikal gigi.
Jenis-jenis kelainan periapikal :
Penyakit periapikal odontogen, seperti :

Periodontitis Apikalis Akut


Adalah radang akut pada ligament periodontal.

Abses Periapikal
adalah kumpulan pus yang terlokalisir dibatasi oleh jaringan tulang yang
disebabkan oleh infeksi dari pulpa dan atau periodontal.

Periapikal Granuloma
merupakan lesi yang berbentuk bulat dengan perkembangan yang lambat yang
berada dekat dengan apex dari akar gigi, biasanya merupakan komplikasi dari
pulpitis.

Kista Radikuler/Kista Periapikal


adalah kista yang terbentuk pada ujung apeks (akar) gigi yang jaringan pulpanya
sudah nonvital/mati. Kista ini merupakan lanjutan dari pulpitis (peradangan
pulpa).

11

Penyakit Periapikal Non-odontogen


Kelainan atau penyakit yang terletak pada periapeks tidak selalu diakibatkan oleh
penyakit pulpa. Kelainan ini disebut pula non-endodontic Periapical Pathosis.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Siti Mardewi K. Soerono. Endodontologi kumpulan naskah 1991.2003.


Desember 2003. Percetakan Hafizh : Jakarta.
Senat FKG UNAIR Surabaya, Sie Pendidikan. Rangkuman materi perkuliahan Ilmu
Penyakit Mulut, 1982.

http://medicastore.com/penyakit/142/Abses_Periapikal.html

http://mommiesdaily.com/2010/09/14/apa-itu-abses-periapikal/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1169/1/fkg-cut2.pdf

http://www.scribd.com/doc/52446370/22/Periodontitis-Apikal-Akut

http://patogenesisgingivitisdanperiodontitis.blogspot.com/

12

Anda mungkin juga menyukai