Sap Diet Post Op

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah

: Nutrisi untuk pasien pasca operasi

Pokok bahasan

: Diet Nutrisi pasca operasi

Sub Pokok Bahasan

: Kebutuhan nutrisi pasca operasi

Sasaran

: Keluarga pasien dan pasien pasca operasi

Waktu

: 20 menit

Tempat

: Ruang Dahlia

Penyuluh

: Mahasiswa/i Stikes ABI surabaya

Tanggal

April 2015

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan klien dan keluarga mampu mengetahui kebutuhan nutrisi
pasca operasi.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, klien dan keluarga dapat :
a. Menyebutkan pengertian nutrisi
b. Menyebutkan tujuan pemenuhan nutrisi
c. Menyebutkan nutrisi yang baik untuk pasien pasca operasisa
C. Metode dan Media
-

Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab dan demonstrasi

Media yang digunakan leaflet

D. Materi Penyuluhan
a. Pengertian nurtisi.
b. Tujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasca operasi.
c. Jenis nurtisi yang baik untuk pasien pasca operasi.
E. Proses Belajar Mengajar
No

Komunikator
Pre Interaksi

1.

Memberi

salam

Komunikan

waktu
5 menit

dan Menjawab salam

memperkenalkan diri
2.

Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan


dan tema penyuluhan
Isi

3.

10 menit

Menjelaskan materi penyuluhan Mendengarkan


mengenai
tujuan,

pengertian,

manfaat,

jenis nutrisi bagi pasien

pasca operasi
4.

Memberikan kesempatan kepada Mengajukan pertanyaan


komunikan

untuk

bertanya

tentang materi yang disampaikan


Penutupan
5.

Memberikan

pertanyaan

5 menit

akhir Menjawab

sebagai evaluasi
6.

Menyimpulkan

bersama-sama Mendengarkan

hasil kegiatan penyuluhan


7.

Menutup

penyuluhan

dan Menjawab salam

mengucapkan salam

F. Evaluasi
Prosedur
Setelah diberikan penyuluhan, pemateri mengajukan beberapa pertanyaan yang harus
dijawab oleh klien (post test)
Jenis test
Test yang dilakukan adalah test secara lisan dan demonstrasi ulang
Soal :
1. Sebutkan pengertian nutrisi?
2. Sebutkan tujuan pemberian nutrisi?
3. Sebutkan jenis nurtisi yang baik bagi pasien pasca operasi ?
G. Lampiran Materi
1. Pengertian
Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk
perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan secara optimal.
Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani
pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan
dan jenis penyakit penyerta.
2. Alasan nutrisi dibutuhkan untuk pasien pasca operasi
Karena tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien
segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya
tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
4. Mencegah dan menghentikan perdarahan
3. Tahapan diet pasca bedah

a.

Diet Pasca-Bedah I (DPB I)

Diet ini diberikan kepada semua pasien pasca bedah :


1. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang
2. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai
bekerja.
Cara Memberikan Makanan
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, teh manis,
atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu
sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan
parenteral sesuai kebutuhan.
b. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah,
sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan
yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan
makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu sesingkat mungkin
karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada diet pasca-bedah II
adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.
c.

Diet Pasca-Bedah III


Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pasca bedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari diet pasca bedah II.
Cara Memberikan Makanan
Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan
hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan
parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan
bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.

d. Diet Pasca-Bedah IV
Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :
1. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah
2. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap
dan 1 kali makanan selingan.
Jenis makanan yang harus diperhatikan untuk penyembuhan luka

Diantara makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan
air yang cukup, maka yang paling penting untuk penyembuhan luka adalah protein dan
vitamin C. Alasannya: Protein dan vitamin C sangat penting peranannya dalam proses
penyembuhan luka. Selain itu vitamin C punya peranan penting untuk mencegah
terjadinya infeksi dan perdarahan luka.
Contoh makanan yang perlu diperhatikan untuk penyembuhan luka
1. Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu tempe, tahu, kacang
kacangan dll. Contoh protein hewani, hati, telur, ayam, udang dll.
2. Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu, daun papaya, bayam, tomat, daun
singkong dll
Tata cara pelaksanaan untuk memenuhi nutrisi yang perlu diperhatikan untuk
penyembuhan luka :
1. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin C
2. Bila mual:
a. Makannlah dengan porsi sedikit tapi sering
b. Sajikan ketika masih hangat
c. Sebelum makan, minum air hangat
d. Hindari makanan dengan berbumbu tajam
TIPS PERAWATAN PASCAOPERASI
Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien
pasca operasi, perlu kita perhatikan tips di bawah ini:
Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam, ikan, telor dan
sejenisnya.
Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
Usahakan cukup istirahat.
Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin cepat makin bagus.
Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh.
Minum obat sesuai anjuran dokter.
Contoh diet pada macam-macam tindakan pembedahan
a. Diet Untuk Bedah Kantung Empedu dan Kombinasi dengan Abdomino-Perineal
Bedah pada kantung empedu yang dikombinasikan dengan Abdomino-Perineal,
oral feeding biasanya diberikan di awal. Berikut adalah sebuah contoh jadwal diet
yang sederhana:
- Hari pertama (hari saat operasi): dipenuhi kebutuhan transfusi dan formula infus
yang cukup.
- Hari kedua : ditambah sejumlah kecil cairan (teh, gelatin, dan air jahe) tanpa susu

atau jus buah.


- Hari ketiga : cairan, termasuk susu skim dan jus buah boleh diberikan. Pemberian
makanan pembuluh darah melalui infus dilanjutkan, kecuali glukosa dalam air,
ditambah vitamin dapat digantikan dengan bagian dari larutan garam.
- Hari keempat : sejumlah kecil campuran cairan yang mengandung tinggi protein
boleh ditambahkan. Pada hari ini 1 liter protein hidrolisat dapat dihilangkan dari
pemberian makanan bagi pembuluh darah.
- Hari kelima : jumlah makanan boleh ditingkatkan, setidaknya 70-100 gram. Protein
harus tersedia dalam oral feeding. Pemberian vitamin secara oral sudah bisa diberikan.
Pemberian makan pembuluh darah melalui infus dapat dihentikan.
- Hari keenam : Diet makanan biasa sudah bisa diberikan kepada pasien.
Beberapa pasien yang kantung empedunya dioperasi, mungkin lebih merasa nyaman
dengan diet rendah lemak untuk beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelah
operasi.
b. Diet Pasca Operasi Anus/Dubur
Operasi dubur hampir sama dengan hemorrhoidectomy, pemberian makan
biasanya dilakukan dalam waktu 24 jam atau sesegera mungkin, bergantung pada
anastesi yang telah diatur. Pengaturan pasca operasi beragam. Beberapa pembedah
lebih suka memberi diet rendah serat, dengan sisa yang terbatas untuk mengurangi
pergerakan isi perut. Hal lain yang diperbolehkan diet normal dan menambah defekasi
yang dibantu dengan minyak mineral. Penggunaan jangka panjang minyak mineral
dapat mengurangi karena menganggu penyerapan beberapa mineral dan vitamin.
c.

Diet Pasca Operasi Umum


Diet yang ditentukan untuk pasien yang mempunyai riwayat bedah tulang atau
gigi, atau yang telah mengalami kecelakaan kecil, dapat diberi lebih dulu program diet
yang lebih cepat dibandingkan dengan program diet pasca operasi gastrointestinal.
Secara bertahap, pasien dapat mengkonsumsi diet berupa cairan penuh pada hari kedua
setelah operasi, diet makanan lunak pada hari ketiga, dan diet makanan biasa pada hari
keempat. Kondisi pasien menentukan diet yang akan dikonsumsi. Yang perlu
diperhatikan adalah diet tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan kalori dan protein.
Vitamin secara bertahap diberikan sebagai suplemen.

d. Diet Pasca Operasi Mulut dan atau Esofagus


Setelah operasi mulut atau esofagus, pemberian makanan secara parenteral yang
biasanya diberikan pada pasien di awal, dengan pemberian makan dengan
menggunakan tabung. Sejak pasien tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu yang
cukup lama, yang paling utama adalah formula diet yang akan diberikan harus
memenuhi kebutuhan semua zat gizi. Kebutuhan cairan dapat dipenuhi secara oral,
jenisnya dapat diperoleh dengan mengencerkan makanan padat, seperti kentang,
daging cincang, sayuran dan buah dengan cara diblender atau disaring dan
ditambahkan cairan.

e. Diet Pasca Patah Tulang dan Trauma Lainnya


Pasien yang patah tulang memerlukan peningkatan pemecahan protein dalam
pemberian asupan gizi yang baik bagi individu, yang dapat diperburuk kondisinya
hingga menjadi tidak dapat bergerak, hanya mampu beraktivitas di atas kasur saja.
Kehilangan protein (kehilangan nitrogen) dibarengi dengan kehilangan kalium, fosfor
dan sulfur. Perkembangan osteoporosis bertepatan dengan kehilangan kalsium yang
dapat menyebabkan si penderita tidak dapat bergerak.
Pengaturan diet patah tulang: Protein, kalori dan semua zat gizi yang dibutuhkan
diperoleh dalam jumlah bebas. Dibutuhkan sekitar 50 gram protein ditambah 3000
kalori kalori non protein. Pemindahan cairan dan elektrolit juga dibutuhkan. Jika
pasien tidak mampu makan tetapi membutuhkan sejumlah makanan yang tinggi
protein dan tinggi kalori, maka minuman bisa diberikan diantara waktu makan.
Penyembuhan patah tulang yang kurang baik ketika jaringan telah habis. Protein bebas
dalam diet menyokong kalsium dalam tulang dan membentuk tulang yang baik.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


NUTRISI UNTUK PASIEN PASCA OPERASI
DI RUANG DAHLIA - RSUD IBNU SINA GRESIK

OLEH:
Moh. Badrussamsi, S.Kep.
Elsa afriyani, S.Kep.

PROGRAM PROFESI NERS


DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ARTHA BODHI ISWARA
SURABAYA
2014/2015

LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhan ini telah disahkan pada
Hari

Tanggal

Pembimbing Akademik
STIKES ABI Surabaya

Pembimbing Klinik
Ruang Dahlia RSUD Ibnu Sina Gresik

(___________________________)

(________________________________)

Mengetahui,
Kepala Ruangan Dahlia
RSUD Ibnu Sina Gresik

(____________________________)

Anda mungkin juga menyukai