Ktiasuhankeperawatanpadaklienny 140725060839 Phpapp02
Ktiasuhankeperawatanpadaklienny 140725060839 Phpapp02
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keperawatah adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan
ilmu dan kiat meliputi bio, psiko, social spiritual yang komperhensif
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh kehidupan manusia (Nursalam, 2002).
Bidang layanan dalam keperawatan sangat luas, salah satunya
adalah
bidang
keperawatan
maternitas.
Keperawatan
maternitas
100 ribu kelahiran hidup. Hal yang tak jauh berbeda juga dengan Angka
Kematian Bayi di tahun yang sama yang mencapai 26,9 per seribu
kelahiran hidup. Padahal dalam Millenium Development Goals ditargetkan
pada tahun 2015 nanti Angka Kematian Ibu tidak lebih dari 104 per 100
ribu (Carpenito, 2002).
Dewasa ini sectio caesarea jauh lebih aman berkat kemajuan
dalam ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi seperti adanya antibiotik,
transfusi darah, anastesi, dan tehnik operasi yang lebih sempurna. Karena
itu saat ini ada kecenderungan untuk melakukan operasi tanpa dasar
indikasi yang cukup kuat. Operasi caesar hanya boleh dilakukan bila
plasenta menutup jalan lahir, bayi yang besar, letak bayi abnormal dan
chepalo pelvic disproporsi sehingga di khawatirkan persalinan akan macet
(Wikjosastro, 2002).
Operasi caesar atau sectio caesarea adalah proses persalinan yang
dilakukan dengan cara mengiris perut sehingga rahim seorang ibu untuk
mengeluarkan bayi akan tetapi, persalinan melalui sectio caesarea
bukanlah alternatif yang lebih aman karena diperlukan pengawasan khusus
terhadap indikasi dilakukannya maupun perawatan ibu setelah tindakan
sectio caesarea, karena tanpa pengawasan yang baik dan cermat akan
berdampak pada kematian ibu (Wikjosastro, 2002).
Menurut WHO (2007), menyatakan bahwa persalinan dengan
bedah caesar adalah sekitar 10-15% dari semua proses persalinan dinegara
berkembang. Di Indonesia sendiri, presentasi operasi caesar sekitar 5%
semua proses persalinan yang ada di Indonesia. Sedangkan menurut
Bensons dan pernolls, angka kematian pada operasi caesar adalah 40-80
tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukan resiko 25 kali lebih
besar dibanding persalinan pervaginal. Untuk kasus karena infeksi
mempunyai angka 80 kali lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan
pervaginal. Komplikasi tindakan anastesi sekitar 10% dari seluruh angka
kematian ibu. Disamping itu sumber lain mengatakan bahwa sectio
caesaria berhubungan dengan peningkatan dua kali lipat resiko mortalitas
ibu dibandingkan pada persalinan pervaginal. Kematian ibu akibat operasi
sectio itu sendiri menunjukan angka 1 per 1.000 persalinan (Depkes,
2008).
Menurut catatan Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna, periode Januari sampai dengan April 2014 kejadian
Sectio Caesarea atas indikasi Letak Lintang dapat dilihat pada tabel 1
berikut ini :
JENIS PENYAKIT
Abortus Inkomplit
Myoma Uteri
Eklamsi
Gawat Janin
Plasenta Previa
Letak Bokong
Panggul Sempit
Serotinus
Ketuban Pecah Dini
Letak Lintang
Jumlah
JUMLAH
15
8
7
7
6
5
5
4
4
4
65
PERSEN
23,07
12,30
10,76
10,76
9,23
7,69
7,69
6,15
6,15
6,15
100
Sumber : Catatan Medik Diruang Kebidanan RSUD Kabupaten Muna Periode Bulan
Januari s/d April 2014
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman secara nyata serta
mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Post
Op Sectio Caesarea POD I a/i Letak Lintang secara langsung dan
komperhensif yang meliputi aspek biologis, psikologis, sosial dan
spiritual berdasarkan Ilmu dan Kiat Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian secara komperhensif pada klien
dengan Post Op Sectio Caesarea POD I a/i Letak Lintang.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
masalah pada klien dengan Post Op Sectio Caesarea POD I a/i
Letak Lintang.
D. Manfaat Penulisan
1. Pihak Rumah Sakit
a. Sebagai bahan bagi rekan-rekan sejawat dalam melakukan studi
kasus lebih lanjut dengan Post Op Sectio Caesarea POD I a/i Letak
Lintang.
b. Sebagai bahan perbandingan bagi perawat dalam bertugas
melaksanakan pelayanan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Post Op Sectio Caesarea POD I a/i Letak Lintang.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan ilmiah ataupun kerangka perbandingan dalam
mengembangkan ilmu keperawatan dan usaha penyempurnaan asuhan
keperawatan yang telah ada saat ini.
3. Profesi
Sebagai pedoman bagi perawat
dalam
memberikan
Asuhan
E. Metode Telaahan
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun karya tulis
ilmiah ini yaitu metode analisis deskriptif melalui studi kasus berdasarkan
pendekatan proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
menyusun karya tulis ini adalah:
1. Wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan
klien dan keluarga klien untuk memperoleh informasi yang akurat.
2. Observasi yaitu dengan mengamati keadaan klien secara langsung
meliputi bio, psiko, sosial, kultural dan spiritual.
3. Pemeriksaan fisik yaitu pengumpulan data dengan melakukan
pemeriksaan fisik pada klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.
4. Studi dokumentasi yaitu dengan melakukan pengumpulan data atau
informasi melalui catatan atau arsip dari medical record yang
berhubungan dengan perkembangan kesehatan klien.
5. Studi kepustakaan yaitu mencari sumber melalui bahan bacaan atau
buku-buku literatur yang dapat dipercaya untuk mendapatkan
kejelasan teori yang berhubungan dengan masalah klien (Nursalam,
2002).
F. Waktu Pelaksanaan
Studi kasus ini dilaksanakan mulai tanggal 7 - 10 Mei 2014.
G. Tempat Pelaksanaan
Penunjang,
Penatalaksanaan
Medis,
yang
mencakup
pengkajian,
diagnosa
catatan
perkembangan.
Serta
pembahasan
berisikan
keperawatan,
evaluasi.
Kesimpulan
dan
perencanaan,
rekomendasi,
pelaksanaan
Bab
ini
dan
berisikan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN POST OP
SECTIO CAESAREA POD I A/I LETAK LINTANG
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Letak lintang adalah suatu keadaan dalam kehamilan atau
dalam persalinan dimana sumbu panjang janin melintang terhadap
sumbu panjang ibu (termasuk di dalamnya bila janin dalam posisi
oblique). Letak lintang kasep adalah letak lintang kepala janin tidak
dapat didorong keatas tanpa merobekkan uterus (PPNI, 2009).
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang
didalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong
berada pada sisi yang lain bokong berada sedikit lebih tinggi dari
kepala janin sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul
(Prawirohardjo, 2003).
Letak lintang adalah letak janin dengan posisi sumbu
panjang tubuh janin memotong atau tegak lurus dengan sumbu
panjang ibu (Nursalam, 2008).
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa letak
lintang adalah suatu keadaan dalam kehamilan atau dalam persalinan
dimana posisi janin atau posisi sumbu panjang tubuh janin di dalam
uterus memotong atau melintang terhadap sumbu panjang tubuh ibu
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi
yang lain.
2. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
a. Anatomi sistem reproduksi wanita
Alat reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1) Alat genetalia (reproduksi) bagian luar :
a) Mons veneris
b) Bibir besar (Labia Mayora)
c) Bibir kecil (Labia Minora)
d) Klitoris
e) Vestibulum
Gambar 1
Organ Reproduksi eksterna Wanita (Wilson, 2002)
a) Mons Veneris
Di sebut juga gunung fenus merupakan bagian yang
menonjol di bagian depan simfisis terdiri dari jaringan
lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa tertutup oleh
rambut yang bentuknya segitiga.
b) Bibir Besar (Labia Mayora)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong
kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk
perineum, permukaan terdiri dari:
(1) Bagian luar :
10
11
Gambar 2
Organ Reproduksi Interna Wanita (Wilson, 2002)
a) Vagina
(1) Merupakan
saluran
muskulo
membraneus
yang
12
petitonium
sedangkan
bagian
bawahnya
terdiri
lapisan
dari
otot
tiga
dan
lapisan
yaitu
endometrium
(Wiknjosastro, 2002).
c) Tuba Fallopi
Tuba fallopi terdiri atas :
(1) Pars intertisialis bagian yang terdapat pada dinding
uterus.
(2) Pars ismika merupakan bagian medial tuba yang sempit
seluruhnya.
(3) Pars ampularis bagian yang berbentuk sebagai saluran
agak lebar tempat konsepsi terjadi.
13
uterus
tergantung
pada
ligamentum
14
4. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus tergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus pada kehamilan sampai kurang lebih
32
minggu.
Jumlah
air
ketuban
relatif
banyak
sehingga
15
16
rahim
seorang
ibu
untuk
mengeluarkan
bayi
(Wiknjosastro, 2002).
2) Jenis
Sectio caesarea dapat dibagi dalam empat macam yaitu sebagai
berikut:
a) Sectio caesarea transperitoneal yaitu insisi yang dilakukan
menurut arah sayatan yaitu memanjang (vertical), sayatan
melintang (transversal) dan sayatan huruf T (T inscision).
b) Sectio caesarea clasi (corporal) yaitu pembedahan yang
dilakukan apabila ada halangan transperitonial profunda
misalnya melekatnya uterus pada dinding karena sectio
caesarea sebelumnya.
c) Sectio caesarea exraperitonealis yaitu pembedahan tanpa
membuka peritoneum parietal dan cavum abdominalis
tehnik ini paling sering dilakukan.
d) Sectio caesarea hysterectomy yaitu setelah sectio caesarea
dikerjakan histerektomi.
3) Indikasi
a) Indikasi Sectio Caesarea
(1) Sebelum persalinan; infisiensi plasenta, hipoksia janin
dan fekal distress.
17
sebanyak
1000-2000
cc
(pra
operasi),
18
Vital,
keadaan
umum,
19
fungsi
ventrikel
atau
perubahan
ventrikel
tachicardia.
Perubahan
aktivitas
miocardial
ventrikel.
Hal
ini
mengakibatkan
terjadinya
20
21
22
(1) Palliative/Provokatif
Apa
yang
menyebabkan
dapat
lekas
menular
kepada
ibu
dan
23
24
pada
biasanya
tekanan
darah
menurun,
suhu
penglihatan,
dan
pergerakan
kebersihan
pada
mata,
proses
lubang
telinga,
25
thyroid,
bagaimana
refleks
menelan
serta
26
bentuk
mengalami
tubuh
penurunan
dan
penampilan
berbeda
dengan
sekarang
keadaan
sebelumnya.
(2) Ideal diri : klien merasa tidak dapat mewujudkan citacita yang diinginkan.
27
6) Data Sosial
Klien
dengan
sectio
caesarea
cenderung
tidak
mau
keyakinan
klien
tentang
kesembuhannya
yang
menjadi
pendorong
dan
memotivasi
bagi
kesembuhan klien.
8) Data penunjang
28
29
30
c. Defisit
perawatan
diri
berhubungan
dengan
penurunan
keperawatan
yang
telah
ditentukan
dengan
tujuan
31
32
33
perasaan
klien
terhadap
kecemasan
yang
dihadapinya
Rasional : mengetahui lebih lanjut tentang perasaan klien
sehingga
memudahkan
untuk
menentukan
intervensi
selanjutnya.
2) Anjurkan pada pasangan atau keluarga untuk memberi support
Rasional : support dari pasangan dan keluarga memberi
semangat bagi ibu menjalani proses penyembuhan.
3) Berikan informasi yang tepat tentang keadaan bayi
Rasional : khayalan yang disebabkan oleh kurangnya informasi
atau kesalahpahaman dapat meningkatkan kecemasan.
4) Anjurkan klien untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
dengan sering berdoa
34
berhubungan
dengan
35
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaan yang sudah berhasil dicapai. Melalui
evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor yang terjadi selama
tahap pengkajian, analisa data, perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
Evaluasi
adalah
tahap
akhir
dari
proses
keperawatan
yang
36
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Biodata
a) Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status perkawinan
Agama
Suku/Bangsa
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
Alamat
: Ny. R
: 26 Tahun
: Perempuan
: Kawin
: Islam
: Muna/Indonesia
: S1
: Guru Honorer
: Sidodadi
37
Tanggal masuk RS
Tanggal Operasi
Tanggal pengkajian
No. Register
Diagnosa Medik
: 6 Mei 2014
: 6 Mei 2014
: 7 Mei 2014
: 26 52 02
: Post Op Sectio Caesarea
POD I a/i Letak Lintang
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama
: Tn. R
Umur
: 30 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Kawin
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Muna/Indonesia
Pendidikan Terakhir
: S1
Pekerjaan
: Honorer
Alamat
: Sidodadi
Hubungan Dengan Klien : Suami Klien
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Keluhan Utama
: Nyeri
(2) Riwayat Keluhan Utama
:
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 7 Mei 2014,
klien mengeluh nyeri pada daerah luka bekas
operasi yaitu pada abdomen bagian bawah yang di
akibatkan karena adanya proses pembedahan, klien
tampak meringis pada saat timbul nyeri dengan
skala nyeri 6 (0-10). Nyeri dirasakan secara hilang
timbul (Intermiten), nyeri bertambah pada saat klien
bergerak dan dirasakan ringan pada saat klien
istirahat serta aktivitas tampak dibantu keluarga.
b) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Menurut ungkapan dari klien, ini merupakan persalinan
pertama. Klien tidak mengira bahwa persalinan
pertama, janinnya mengalami letak lintang. Klien tidak
mempunyai riwayat penyakit yang memperberat selama
38
persalinan
sekitar
35
menit,
jenis
pada
39
alat
hamil
kontrasepsi,
dan
tidak
setelah
kepala
bulat,
penyabaran
40
kulit
tampak
lengket
ketika
tidak
anemis
dan
tes
pendengaran
41
apabila
disentuh
oleh
perawat.
Tidak terdapat benjolan atau masa serta
reguler.
Tidak
terdengar
bunyi
jantung
dada
simetris,
tidak
retraksi
dinding
dada,
ada
pernapasan,
penggunaan
proses
otot-otot
pernapasan
teratur/normal.
42
Palpasi :
satu-satu.
Perkusi :
Saat diperkusi suara paru resonan.
Auskultasi :
Tidak terdengar bunyi napas tambahan.
h) Sistem pencernaan
Inspeksi :
Jumlah gigi masih lengkap, gigi
tampak kotor, tidak ada peradangan
pada gusi, pergerakan lidah baik,
tampak luka operasi yang tertutup
verban pada abdomen bagian bawah,
keadaan luka masih basah.
Auskultasi :
Bising usus 8x/menit.
Palpasi :
Nyeri tekan pada abdomen.
Perkusi :
Terdengar bunyi timpani.
i) Sistem muskuloskeletal
(1) Ekstremitas atas
Inspeksi : Ekstremitas kiri dan kanan simetris,
tidak terdapat lesi, pada tangan kanan
terpasang infus RL 20 tetes/menit,
Palpasi :
pergerakan baik.
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema,
Kekuatan otot 5 5 .
Perkusi :
Refleks bisep +/+, refleks trisep +/+.
(2) Ekstremitas bawah
Inspeksi : Ekstremitas kanan dan kiri simetris,
Palpasi :
Perkusi :
j) Sistem endokrin
43
Inspeksi :
Refleks
menelan
baik,
tidak
ada
l) Sistem reproduksi
Inspeksi :
Tidak ada edema pada perineum,
keluar
darah
bercampur
dengan
terdapat
pembesaran
pada
kelenjar limfe.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan.
n) Sistem persyarafan
(1) Fungsi serebral
(a) Status mental
Klien dapat berorientasi dengan baik, wajah
klien nampak meringis, kekuatan otot normal,
bahasa jelas.
(b) Kesadaran
44
Aktivitas
Sebelum Sakit
Selama Sakit
45
1.
Nutrisi
- Pola makan
- Frekuensi
makan
- Jenis makanan
- Pantangan
- Keluhan
- Intake cairan /
hari
- Jenis cairan
2.
-
Eliminasi
Frekuensi BAK
Warna urin
Bau
Keluhan
Frekuensi BAB
Konsistensi
Warna feses
Bau
Keluhan
Personal
hygiene
Mandi
Cuci rambut
Gosok gigi
Potong kuku
Ganti pakaian
3.
4.
5.
-
Pola istrahat
tidur
Tidur siang
Tidur malam
Aktivitas
Olahraga
Kegiatan di
waktu luang
- Jenis pekerjaan
Teratur, porsi 1
piring di habiskan
3 x sehari
Teratur, porsi 1
piring di habiskan
2x sehari
Bubur, telur,
gabing
Tidak ada
Tidak ada
4 5 gelas / hari
5 6 x/ hari
4 5 x/ hari
Kuning jernih
Khas amoniak
Tidak ada
2 x/ hari
Padat
Kuning
Khas feses
Tidak ada
Kuning pekat
Khas amoniak
Tidak ada
Baru 1x setelah
operasi
Padat
Kuning
Khas feses
Tidak ada
2 x/ hari
2 x seminggu
3 x/ hari
1 x seminggu
Setiap habis
mandi
Belum mandi
Belum cuci rambut
Belum gosok gigi
1 x seminggu
Klien tampak
kusam
13.00 15.00
21.00 05.00
13.00 16.00
22.00 05.00
Jalan pagi
Nonton televisi
Tidak pernah
Cerita dengan
keluarga dan
perawat
Tidak dapat
beraktivitas karena
nyeri
Sebagai guru
honorer / ibu
rumah tangga
6) Data Psikologis
a) Status emosi
46
Klien
tampak
tidak
mudah
tersinggung
dengan
c) Pola koping
Klien tampak ceria dan terbuka dalam bercerita serta
klien juga mengatakan bahwa dirinya tidak tau cara
merawat payudara.
7) Data sosial
Klien mau diajak untuk bercerita tentang keadaan
penyakitnya, klien selalu menjawab bila di tanya serta cara
berbicara klien cukup jelas.
8) Data spiritual
47
Satuan
gr/DL
mm3
mm/1 jam
abdomen
Klien mengatakan nyeri di rasakan secara hilang timbul
Klien mengatakan belum mandi setelah di operasi
Klien mengatakan belum pernah keramas
Klien mengatakan belum pernah menyikat gigi
48
c. Analisa Data
Tabel 4. Analisa data
No
Data
Penyebab
Masalah
49
1.
DS :
a. Klien mengatakan
nyeri pada luka bekas
operasi di abdomen
b. Klien mengatakan
nyeri di rasakan secara
hilang timbul
DO :
a. Ekspresi wajah tampak
meringis
b. Skala nyeri yang di
rasakan 6 (0-10)
c. Nyeri tekan pada luka
operasi
Adanya sectio
caesarea
Nyeri
Terputusnya
kontinuitas jaringan
Merangsang
reseptor
mengeluarkan
indikator kimia
Impuls dikirim ke
thalamus
korteks serebri
Nyeri dipersepsikan
2.
DS :
a. Klien mengatakan
belum mandi setelah di
operasi
b. Klien mengatakan
belum pernah keramas
c. Klien mengatakan
belum pernah
menyikat gigi
d. Klien mengatakan
tidak mampu
beraktivitas
DO :
a. Rambut tampak tidak
tertata dengan rapi
b. Klien tampak kusam
c. Gigi klien tampak
kotor
d. Aktivitas klien tampak
dibantu keluarga
Indikasi sectio
caesarea
Defisit
perawatan
diri
Terputusnya
kontinuitas jaringan
Nyeri insisi saat
bergerak
Ketidak mampuan
untuk melakukan
aktivitas
Defisit perawatan
diri
50
3.
DS : DO :
a. Tampak luka bekas
operasi pada abdomen
b. Luka masih tampak
basah
c. Luka tampak di verban
d. Suhu 37C
e. Leukosit 8840 mm3
Indikasi sectio
caesarea
Resiko
tinggi
infeksi
Terputusnya
kontinuitas
jaringan
Luka tampak
basah
Tempat
perkembangan
mikro
organisme
pathogen
Resiko tinggi
terhadap infeksi
4.
DS :
a. Klien mengatakan
tidak mengetahui
tentang perawatan
payudara
b. Klien mengatakan
cemas karena ASInya
belum keluar
DO :
a. Klien tampak
bertanya-tanya tentang
keadaannya
b. Klien tampak cemas
Indikasi sectio
caesarea
Kurang
pengetahuan
Adanya
perubahan status
kesehatan
Kurang terpapar
informasi tentang
status kesehatan
dan keadaan
pasca operasi
Ancaman status
kesehatan
Stress psikologis
Kurang
pengetahuan
2. Diagnosa Keperawatan
51
52
53
3. Rencana Keperawatan
Nama
: Ny. R
Tanggal Masuk
: 6 Mei 2014
Umur
: 26 Tahun
Alamat
: Sidodadi
Diagnosa Medis
Diagnosa Keperawatan
2
Tujuan
3
Rencana Keperawatan
Intervensi
4
Rasional
5
2.
Observasi TTV
Ajarkan klien tehnik mengatasi
nyeri yaitu relaksasi dan distraksi
3.
Nyeri dirasakan,
dimanifestasikan dan ditoleransi
secara individual, perubahan
berat / lamanya dapat
mengidentifikasi kemajuan
proses penyakit
Peningkatan Tanda-tanda vital
merupakan indikator
peningkatan nyeri
Tehnik distraksi dapat
mengalihkan perhatian klien
terhadap nyeri dan tehnik
relaksasi menurunkan kelelahan
otot
54
4.
5.
1.
2.
3.
2.
3.
4.
5.
4.
5.
55
3.
5.
6.
1.
2.
3.
5.
4.
6.
56
4.
Kurang pengetahuan
Setelah dilakukan tindakan
1.
berhubungan dengan
keperawatan selama 4 hari,
kurangnya informasi tentang kurangnya pengetahuan klien
penyakitnya, ditandai
dapat teratasi dengan kriteria :
dengan :
- Klien mengerti dengan kondisi
DS :
2.
penyakitnya
- Klien mengatakan tidak
- Klien tampak tenang
mengetahui tentang
- Klien tampak paham dengan
3.
perawatan payudara
penyakitnya dan tidak
- Klien mengatakan cemas
merasa cemas lagi
karena ASInya belum
keluar
DO :
- Klien tampak bertanya-tanya
tentang keadaannya
- Klien tampak cemas
4.
1.
2.
Berikan penyuluhan lisan dan
tertulis
3.
Berikan informasi yang
berhubungan dengan perubahan
fisiologis dan psikologis berkenaan
dengan persalinan Sectio Caesarea
dan kebutuhan dengan periode Post
Op Sectio Caesarea
Anjurkan kepada klien melakukan
perawatan payudara
4.
57
07.15
07.50
Implementasi
Hari /
Tanggal
1. Memantau karakteristik
dan intensitas nyeri
Hasil :
- Nyeri tekan pada daerah
luka operasi di
abdomen
- Ekspresi wajah
meringis saat nyeri
timbul
- Skla nyeri 6 (0-10)
2. Mengobservasi TTV
Hasil :
TD : 100/70 mmHg
N
: 80x / menit
P
: 24x / menit
S
: 37 C
3. Mengajarkan klien tehnik
mengatasi nyeri yaitu
tehnik distraksi dan
relaksasi
Hasil :
Klien tampak merasa
nyaman
Rabu
7 Mei 2014
Jam
13.30
Evaluasi
Paraf
S:
- Klien mengatakan
masih merasa nyeri
pada luka operasi
- Klien mengatakan
nyeri hilang timbul
O:
- Skala nyeri 6 (0-10)
- Nyeri tekan pada luka
operasi
- Ekspresi wajah
meringis saat timbul
nyeri
- Klien tampak bergerak
terbatas dan berhatihati
A:
Tujuan belum tercapai
P:
Lanjutkan Intervensi
1,2,3,4,5
58
08.00
10.00
Rabu
7 Mei 2014
II
07.30
08.45
Rabu
7 Mei 2014
13.45
S:
- Klien mengatakan
merasa segar setelah
dimandikan
- Klien mengatakan
dalam merawat diri
masih dibantu oleh
keluarga
O:
- Klien belum dapat
merawat diri secara
mandiri
- Penampilan klien
tampakn rapi
- Kuku tampak bersih
- Rambut tertata rapi
59
Rabu
7 Mei 2014
III
09.45
3.
10.25
4.
08.25
1.
-
09.00
2.
Hasil :
Klien mau di mandikan
dengan menggunakan
waslap basah
Memberikan HE pada
klien dan keluarga
tentang pentingnya
perawatan diri
Hasil :
Klien dan keluarga
memahami pentingnya
perawatan diri
Memberikan
reinforcement kepada
klien atas kemampuan
dalam perawatan diri
Hasil :
Klien merasa senang
Mengobservasi keadaan
luka bekas operasi
Hasil :
Tampak luka di daerah
abdomen
Luka tampak mulai
mengering
Luka masih di verban
Mengobservasi TTV
terutama suhu
A:
Tujuan belum tercapai
P:
Lanjutkan intervensi
1,2,3,4
Rabu
7 Mei 2014
14.00
S:O:
- Luka masih tampak basah
- Luka tampak di verban
- Tampak luka bekas
operasi pada abdomen
60
09.10
09.15
10.45
Hasil : suhu 37 C
3. Menggunakan tehnik
aseptik dan antiseptik
dalam setiap tindakan
Hasil :
Sebelum melakukan
tindakan terlebih dulu
mencuci tangan dan
memakai sarung tangan
steril serta sesudah
melakukan tindakan
mencuci tangan
4. Melakukan perawatan
luka dengan
memperhatikan kesterilan
Hasil :
Menggunakan alat steril
pada saat mengganti
balutan
5. Memberikan HE pada
klien dan keluarga
tentang pentingnya
perawatan luka
Hasil : klien dan keluarga
memahami dan mengerti
- Suhu 37 C
- Leukosit 8840 mm3
A:
Tujuan belum tecapai
P:
Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5,6
61
11.00
Rabu
7 Mei 2014
IV
08.05
08.15
08.30
09.05
6. Berkolaborasi
dengan
dokter dalam pemberian
obat antibiotik
Hasil : metil ergo 3x1
1. Mengkaji kemampuan
dan motivasi klien untuk
belajar serta bantu klien
dan pasangan dalam
mengidentifikasi
kebutuhan
Hasil : klien mau belajar
2. Memberikan penyuluhan
lisan dan tertulis
3. Memberikan informasi
yang berhubungan dengan
perubahan fisiologis dan
psikologis berkenaan
dengan persalinan Sectio
Caesarea dan kebutuhan
dengan periode Post Op
Sectio Caesarea
Hasil : klien tampak
mengerti
4. Menganjurkan kepada
klien melakukan
perawatan payudara
Hasil : tampak ASI keluar
dengan lancar
Rabu
7 Mei 2014
14.00
S:
- Klien mengatakan
sudah mengetahui cara
merawat payudara
- Klien mengatakan
tidak merasa cemas
lagi
O:
- Klien tidak lagi
bertanya-tanya
- Klien tampak tenang
A:
Tujuan tercapai
P:
Intervensi dipertahankan
62
5. Catatan Perkembangan
Tabel 7. Catatan perkembangan
No
.
1
1.
Hari /
Tanggal
2
Diagnosa
Keperawata
n
3
Kamis
8 Mei 2014
DX
I
Jam
Catatan Perkembangan
4
09.00
5
S:
- Klien mengatakan masih
merasa nyeri pada luka
operasi
- Klien mengatakan nyeri
masih di rasakan secara hilang
timbul
O:
- Skla nyeri 6 (0-10)
- Nyeri tekan di sekitar luka
operasi
- Ekspresi wajah meringis saat
timbul nyeri
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
I:
1. Memantau karakteristik dan
intensitas nyeri
Hasil :
- Nyeri tekan pada daerah
luka operasi di abdomen
- Ekspresi wajah meringis
saat nyeri timbul
- Skla nyeri 6 (0-10)
2. Mengobservasi TTV
Hasil :
TD : 100/80 mmHg
N
: 90x / menit
P
: 24x / menit
S
: 36,5 C
3. Mengajarkan klien tehnik
mengatasi nyeri yaitu tehnik
distraksi dan relaksasi
Hasil : Klien di ajak bercerita
4. Mengatur posisi yang nyaman
bagi klien dengan cara semi
fowler
Hasil : Klien diberi posisi
semi fowier
5. Penatalaksanaan pemberian
obat analgetik
E : Masalah belum teratasi
63
2.
Kamis
8 Mei 2014
DX
II
10.00
3.
Kamis
8 Mei 2014
DX
III
11.00
S:
- Klien mengatakan merasa
segar setelah dimandikan
- Klien mengatakan masih di
bantu keluarga dalam
merawat diri
O:
- Klien belum dapat
beraktivitas secara mandiri
- Penampilan klien tampak rapi
- Rambut tertata dengan rapi
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
I:
1. Mengkaji kemampuan saat ini
dan hambatan dalam
perawatan diri
Hasil :
- Klien belum dapat
beraktivitas secara mandiri
- Klien belum dapat
melakukan perawatan diri
secara mandiri
- Aktivitas klien masih
dibantu oleh keluarga
2. Membantu klien dalam
memenuhi personal hygiene
Hasil : Klien mengganti
pakaian kotor
3. Memberikan HE pada klien
dan keluarga tentang
pentingnya perawatan diri
Hasil : Klien dan keluarga
memahami pentingnya
perawatan diri
4. Memberikan reinforcement
kepada klien atas kemampuan
dalam perawatan diri
Hasil : Klien merasa senang
E : Masalah belum teratasi
S:O:
- Luka msih tampak basah
- Luka tampak tertutup verban
- Suhu 36,5 C
A : tujuan belum tercapai
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
64
4.
Jumat
9 Mei 2014
DX
I
08.00
I:
1. Mengobservasi keadaan luka
bekas operasi
Hasil :
- Tampak luka di daerah
abdomen
- Luka tampak masih basah
- Luka masih di verban
2. Menggunakan tehnik aseptik
dan antiseptik dalam setiap
tindakan
Hasil :
Sebelum melakukan tindakan
terlebih dulu mencuci tangan
dan memakai sarung tangan
steril serta sesudah melakukan
tindakan mencuci tangan
3. Melakukan perawatan luka
dengan memperhatikan
kesterilan
Hasil :
Menggunakan alat steril pada
saat mengganti balutan
4. Memberikan HE pada klien
dan keluarga tentang
pentingnya perawatan luka
Hasil : klien dan keluarga
memahami dan mengerti
E : Masalah belum teratasi
S:
- Klien mengatakan nyerinya
sudah berkurang
O:
- Skala nyeri 4 (0-10)
- Nyeri tekan pada luka bekas
operasi
A : tujuan belum tercapai
P : lanjutkan intervensi 1, 3, 4, 5
I:
1. Memantau karakteristik dan
intensitas nyeri
Hasil :
- Nyeri tekan pada daerah
luka operasi di abdomen
- Nyeri dirasakan sudah
berkurang
65
5.
Jumat
9 Mei 2014
DX
II
08.30
66
6.
Jumat
9 Mei 2014
DX
III
08.45
7.
Sabtu
10 Mei 2014
DX
I
10.00
8.
Sabtu
10 Mei 2014
DX
II
10.15
S:O:
- Luka tampak sudah
mengering
- Luka di tutup verban
A : Tujuan belum tercapai
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3
I:
1. Mengobservasi keadaan luka
bekas operasi
Hasil :
- Tampak luka di daerah
abdomen
- Luka tampak mengering
- Luka masih di verban
2. Menggunakan tehnik aseptik
dan antiseptik dalam setiap
tindakan
Hasil :
Sebelum melakukan tindakan
terlebih dulu mencuci tangan
dan memakai sarung tangan
steril serta sesudah melakukan
tindakan mencuci tangan
3. Melakukan perawatan luka
dengan memperhatikan
kesterilan
Hasil :
Menggunakan alat steril pada
saat mengganti balutan
E : Masalah belum teratasi
S:
Klien mengatakan nyeri sudah
berkurang
O:
- Skala nyeri 2 (0-10)
- Klien tampak tenang
A : tujuan tercapai
P : Intervensi di pertahankan
S:
Klien mengatakan sudah dapat
merawat diri secara mandiri
O:
- Klien tampak rapi dan bersih
- Klien beraktivitas secara
mandiri
67
A : Tujuan tercapai
P : intervensi dipertahankan
9.
Sabtu
10 Mei 2014
DX
III
10.45
S:O:
- Luka sudah mengering
- Luka masih tertutup verban
A : tujuan tercapai
P : intervensi di pertahankan
68
B. Pembahasan
Bagian
ini
membahas
mengenai
kesenjangan
Asuhan
69
ini
terjadi
disebabkan
oleh
karena
manusia
70
71
72
yang
telah
disusun
tetapi
penulis
mendapat
tindakan
keperawatan
sebaiknya
73
waktu
yang
berbeda-beda
dalam
proses
penyembuhan.
74
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari dan melaksanakan studi melalui
pendekatan Proses Keperawatan Pada Klien Ny. R yang penulis
laksanakan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna dari tanggal 7-10 Mei 2014 dengan mengacu pada tujuan yang ingin
dicapai, maka penulis mengambil kesimpulan :
1. Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian, yang meliputi
pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian
dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Tehnik pengumpulan data
yang dilakukan adalah wawancara, observasi partisipasi, pemeriksaan
fisik, studi dokumentasi, studi literatur dan kepustakaan.
2. Pada tahap diagnosa keperawatan, penulis menegakan diagnosa
keperawatan berdasarkan data-data yang didapatkan pada klien dan
disesuaikan dengan teori yang ada. Kemudian diprioritaskan
berdasarkan kebutuhan dasar manusia dan keluhan yang betul-betul
mengganggu atau mengancam kesehatan klien.
75
76
B. Rekomendasi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan
Proses Keperawatan Pada Klien Dengan Post OP Sectio Caesarea POD I
a/i Letak Lintang, penulis menyarankan :
1. Untuk Pihak Rumah Sakit
Rumah Sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang
komperhensif yaitu bio, psiko, sosial dan spiritual kepada klien dengan
menambah peralatan dan fasilitas yang memadai untuk menunjang
pelaksanaan asuhan keperawatan. Selain itu juga perlu tambahan
tenaga perawat terampil yang dapat membimbing para mahasiswa
yang akan melakukan praktek keperawatan di Rumah Sakit. Perawat
agar
selalu
menerapkan
konsep
asuhan
keperawatan
yang
77
78