Hipertensi
Hipertensi
PENDAHULUAN
A.
hipertensi adalah Napas pendek, Sakit kepala, Mimisan, Pingsan dan kerap
mengantuk, Pusing, Telinga berdenging, Muntah, Berkeringat berlebihan,
Pandangan kabur (Adnamazid, 2013).
Secara global, 9,4 juta meninggal setiap tahun dan 1,5 milyar orang di
seluruh dunia yang menderita karena tekanan darah tinggi atau hipertensi. Ini
adalah faktor risiko terbesar untuk kematian terbesar dunia menyebabkan
penyakit
jantung,
stroke,
penyakit
ginjal,
dan
diabetes
(WHL, 2013).
Berdasarkan data WHO tahun 2000, hipertensi telah menjangkiti
26,4% populasi dunia dengan perbandingan 26,6% pada pria dan 26,1% pada
wanita. Dari 26,4% populasi dunia itu, negara berkembang menyumbang 2/3
populasi yang terjangkit hipertensi sedangkan negara maju hanya
menyumbangkan sepertiganya saja. Sementara itu di wilayah ASEAN, survey
menunjukkan prevalensi hipertensi di Thailan (1989) sebesar 17%, Philippina
(1993) sebesar 22%, Malaysia (1996) sebesar 29,9%, Vietnam (2004) sebesar
43,5%, dan Singapura (2004) sebesar 24,9%.
Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes
2007 menunjukkan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% dan
dimana hanya 7,2 % penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi
dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Ini menunjukkan, 76%
kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis atau 76% masyarakat
B.
Tujuan
a.
Tujuan Umum
Mampu memberikan dan menerapkan Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan Hipertensi secara menyeluruh dan komprehensif.
b.
Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan hipertensi.
b. Mampu menetapkan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan hasil
pengkajian yang di dapat pada klien dengan hipertensi.
C.
Metode penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
dengan menggunakan penulisan deskriptif yaitu pengumpulan data dengan
melakukan observasi terhadap semua keadaan yang terjadi.
Pendekatan proses keperawatan terdiri dari : pengkajian, perencanaan
implementasi dan evaluasi. Adapun teknik penulisan pengumpulan data yang
melakukan observasi, kemudian menggambarkannya dengan memaparkannya
dalam bentuk karya tulis ilmiah, sedangkan untuk mengumpulkan data adalah
sebagai berikut :
1. Anamnesa
Diperoleh dengan menanyakan pada keluarga pasien, perawat, dokter, dan
petugas kesehatan lainnya mengenai perjalanan penyakit dan hal-hal lain
yang berhubungan dengan penyakit tertentu.
serta
perkembangan
penyakit
dengan
melakukan
asuhan
keperawatan.
3. Studi Dokumentasi Pengumpulan data tentang keadaan pasien di catatan
medik, catatan perawat, serta pemeriksaan lain.
4. Studi Kepustakaan
Metode pengumpulan data dengan mempelajari sumber tertentu berupa
buku yang berhubungan dengan materi yang tersirat dalam pembuatan
karya tulis ilmiah.
D.
Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematik
yang diuraikan menjadi 5 Bab, yaitu meliputi :
Bab I, Pendahuluan, berisi tentang : latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II, Konsep dasar, meliputi : pengertian, rentang respon, etiologi,
jenis-jenis
halusinasi,
fase-fase
halusinasi,
manifestasi
klinik,
BAB II
KONSEP DASAR
A.
Pengertian
Hipertensi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah, yaitu peningkatan tekanan darah
yang menetap di atas batas normal yaitu sistolik 140 mmHg dan diastolik 90
mmHg (Dewi 2010, Wilson, 2006).
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Sedangkan menurut Sheps (2005), hipertensi adalah tekanan darah
persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik
di atas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Menurut murwani (2009), Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
tekanan systole dan distole mengalami kenaikan yang melebihi batas normal
(tekanan systole di atas 140 mmHg, diastole di atas 90 mmHg)
B.
terdapat
katup
valvula
semilunarisarteri
menutupnya
yang
pertama
panjang dan yang kedua pendek dan tajam. Dalam keadaan normal,
jantung tidak membuat bunyi lebih keras tetapi bila arus darah
cepat atau kaku ada kelainan pada katub maka terdapat bunyi
bising.
Dalam
kerjanya
jantung
menurut Saifuddin
(2006)
mempunyai 3 periode :
a. Periode konstriksi (periode
dimana
jantung
systole)
yaitu
suatu
keadaan
keadaan
keadaan
sehingga
darah
dariventrikel
kanan,
sedangkan
darah
dari
dari venterikel
darah
dariatrium
sinistra masuk
ke ventrikel
yaitu
waktu
antara
e. Kapiler
Merupakan
pembuluh
darah
yang
sangat
kecil,
2)
3)
b.
Air
: 91%
2)
Protein
: 3%
3)
Mineral
: 0,9%
4)
C.
Klasifikasi
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia :
Diastol
Kategori
Normal
Pre Hipertensi
Hipertensi Tahap I
Hipertensi Tahap II
Hipertensi Sistol Terisolasi
Sistol (mmHg)
<120
120-139
140-159
160
140
Dan/Atau
Dan
Atau
Atau
Atau
Dan
(mmHg)
<180
80-89
90-99
100
<90
(Andy Sofyan, 2012)
Hipertensi primer
Hipertensi primer juga disebut hipertensi esensial atau idiopatik
dan merupakan 95% dari kasus-kasus hipertensi. Selama 75 tahun terakhir
telah banyak penelitian untuk mencari etiologinya. Tekanan darah
merupakan hasil cyrah jantung dan resistensi vascular, sehingga tekanan
darah meningkat jika curah jantung meningkat, resistensi vascular perifer
bertambah, atau keduanya. Beberapa faktor yang pernah dikemukakan
relevan terhadap mekanisme penyebab hipertensi yaitu, genetik,
lingkungan, jenis kelamin, dan natrium.
b.
D.
Etiologi
Menurut Corwin (2009), etiologi hipertensi tergantung pada kecepatan
denyut jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR).
Maka peningkatan salah satu dari ketigavariabel yang tidak dikompensasi
dapat menyebabkan hipertensi. Peningkatankecepatan denyut jantung dapat
terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormonpada nodus SA.
Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering
menyertai
keadaan
hipertiroidisme.
Namun,
peningkatan
kecepatan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
E.
Manifestasi Klinis
Secara umum, tekanan darah tinggi ringan tidak terasa dan tidak
mempunyai tanda-tanda. Boleh jadi berlangsung selama beberapa tahun tanpa
disadari oleh orang tersebut. Sering hal itu ketahuan tiba-tiba, misalnya pada
waktu mengadakan pemeriksaan kesehatan, atau pada saat mengadakan
pemeriksaan untuk asuransi jiwa. Kadang-kadang tanda-tanda tekanan darah
tinggi yang digambarkan itu adalah sakit kepala, pusing, gugup, dan palpitasi
Pada sebagian orang, tanda pertama naiknya tekanan darahnya ialah
apabila terjadi komplikasi. Tanda yang umum ialah sesak nafas pada waktu
kerja keras. Ini menunjukkan bahwa otot jantung itu sudah turut terpengaruh
sehingga tenaganya sudah berkurang yang ditandai dengan sesak nafas. Pada
pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang
tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan,
eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus
berat, edema pupil(edema pada diskus optikus) dan penglihatan kabur
Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda pada tingkat awal.
Kebanyakan orang mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari,
pusing, berdebar-debar, dan berdengung ditelinga merupakan tanda-tanda
hipertensi. Tanda-tanda tersebut sesungguhnya dapat terjadi pada tekanan
darah normal, bahkan seringkali tekanan darah yang relatif tinggi tidak
memiliki tanda-tanda tersebut. Cara yang tepat untuk meyakinkan seseorang
memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanannya.
Hipertensi sudah mencapai taraf lanjut, yang berarti telah berlangsung
beberapa tahun, akan menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek,
pandangan mata kabur, dan mengganggu tidur
`
F.
(Knight, 2006).
Genetik
Dibanding orang kulit putih, orang kulit hitam di negara barat lebih
banyak menderita hipertensi, lebih tinggi hipertensinya, dan lebih besar
tingkat morbiditasnya maupun mortilitasnya, sehingga diperkirakan ada
kaitan
hipertensi
mengatakan
dengan
terdapat
perbedaan
kelainan
genetik.
Beberapa
peneliti
Usia
Kebanyakan orang berusia di atas 60 tahun sering mengalami hipertensi,
bagi mereka yang mengalami hipertensi, risiko stroke dan penyakit
kardiovaskular yang lain akan meningkat bila tidak ditangani secara
benar
q.
Jenis kelamin
Hipertensi lebih jarang ditemukan pada perempuan pra-monopause
dibanding pria, yang menunjukkan adanya pengaruh hormon
r.
s.
Pola hidup
Garam dapur
Sodium adalah mineral yang esensial bagi kesehatan. Ini mengatur
keseimbangan air didalam system pembuluh darah. Sebagian sodium
dalam diet datang dari makanan dalam bentuk garam dapur atau sodium
chlorid (NaCl). Pemasukan sodium mempengaruhi tingkat hipertensi.
Mengkonsumsi garam menyebabkan haus dan mendorong kita minum.
Hal ini meningkatkan volume darah didalam tubuh, yang berarti jantung
harus memompa lebih giat sehingga tekanan darah naik. Kenaikan ini
berakibat bagi ginjal yang harus menyaring lebih banyak garam dapur
dan air. Karena masukan (input) harus sama dengan pengeluaran (output)
dalam system pembuluh darah, jantung harus memompa lebih kuat
dengan tekanan darah tinggi
u.
Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun
hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan
peningkatan tekana darah karena nikotin akan diserap pembulu darah
kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke
otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada
G.
Patofisiologi
Pada kondisi asupan garam yang berlebihan tubuh tidak dapat
menahan terlalu banyak air sehingga volume cairan darah akan meningkat
tanpa disertai penambahan ruang pada pembuluh darah, selain itu berbagai
faktor kecemasan, ketakutan, rokok, kurangnya berolahraga dan penyakit
ginjal, ini dapat mempengaruhi respon pembuluh darah. Hal ini dapat
merespon sistem syaraf simpatis merangsang pembuluh darah. Medulla
adrenal (kelenjar penghasil hormone yang berada diatas ginjal) mengeluarkan
efinefrin (adrenalin) yang menyebabkan vasokontraksi (penyempitan)
pembuluh darah. Vasokontriksi menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang
sehingga menyebabkan pelepasan rennin oleh ginjal. Mekanisme terjadinya
hipertensi diawali dengan pembentukan angiotensin II dari angiotensi I oleh
Angiotensin converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis
penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotenigen
yang diproduksi oleh hati. Selanjutnya oleh hormon renin (diproduksi oleh
konsentrasi
NaCl
akan
diencerkan
kembali
dengan
cara
H. Pathways
I.
Pemeriksaan Penunjang
Obesitas
Stress
Pemberian pil KB
Renal siakemik
Masuk dalam
peredaran darah
Stimulasi saraf
simpatis meningkat
angiotensinogen
Renin meningkat
Meningkatkan
agregasi trombosit
Kotraktilitas miokard
meningkat
Asupan
garam
berlebih
Angiotensin I
Angiotensin II
Sekresi aldosteron meningkat
Retensi Na & air
arterosklerosis
Tahanan perifer meningkat
Hipertensi
Kerusakan vaskuler
vasokonfriksi
Gangguan sirkulasi
Otak
Suplay O2 otak
menurun
Gangguan
perfusi jaringan
Ginjal
Jantung
Retina
Jaringan tubuh
Kerja ginjal
meningkat
Suplay O2 ke jantung
menurun
Spasme
arferiole
Kerusakan
neuron
Disfungsi
miokard
Diplopia
kelemahan
Gagal ginjal
kronis
Iskemia
miokard
Resti penurunan
curah jantung
Perubahan persepsi
sensori penglihatan
Resti injuri
Intoleran
aktifitas
Darah
b.
Urine
c.
d.
Foto dad
b.
c.
J.
Komplikasi
Dalam Gray (2005), hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi
semua sistem organ dan akhirnya akan memperpendek harapan hidup sebesar
1020 tahun. Selain itu penurunan tekanan darah akan dapat mencegah
demensia dan penurunan kognitif pada usia lanjut. Kemunduran kognitif
ditandai dengan lupa pada hal-hal yang baru, akan tetapi masih dapat
melakukan aktifitas sehari-hari. Kerusakan organ yang terjadi berkaitan
dengan derajat keparahan hipertensi. Perubahan-perubahan utama organ yang
terjadi akibat hipertensi dapat dilihat dibawah ini :
1. Jantung menyebabkan komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris,
gagal jantung
2. Ginjal menyebabkan terjadinya gagal ginjal karena kerusakan progresif
akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerolus. Dengan
rusaknya glomerolus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal,
nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan
kematian.
3. Otak dapat menyebabkan komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik.
Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat
embulus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri
yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga
aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahi berkurang. Artesi-arteri
otak
yang
mengalami
arteroklerosis
dapat
melemah
sehingga
K.
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis pada klien hipertensi adalah mencegah
terjadinya mordibitas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan
mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Efek setiap program
ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas
hidup sehubungan dengan terapi. Menurut Muttaqin (2009), Pada klien
dengan hipertensi dapat melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut:
1.
d. Olah raga/latihan.
e. Relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi
rileks
2. Terapi farmakologi
Obat obat antihipertensi dapat dipakai sebagai obat tunggal atau
dicampur dengan obat lain. Obat obat ini diklasifikasikan menjadi lima
kategori, yaitu :
a. Diuretik
Hidroklorotiazid adalah diuretik yang paling sering diresepkan untuk
mengobati hipertensi ringan.
b. Simpatolitik
Penghambat adrenergik alfa, penghambat neuron adrenergik, penekan
simpatetik, penghambat adrenergik beta, resptor beta.
c. Vasodilator arteriol yang bekerja langsung
Obat tahap III yang bekerja dengan merelaksasikan otot otot polos
pembuluh
darah,
terutama
arteri,
sehingga
menyebabkan
L.
Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Adapun pengkajian pada pasien hipertensi menurut Doengoes (2004)
adalah :
a.
Aktivitas istirahat
Gejala
Tanda
b.
Sirkulasi
Gejala
Tanda
c.
Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria
atau jarah kzronis (dapat mengidentifikasi kerusakan
serebral ) faktor-faktor inulhfel, hubungan keuangan yang
berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda
d.
Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal sakit ini atau yang lalu
e.
Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan
tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah,
perubahan berat badan (meningkatkan/menurun) riwayat
pengguna diuretik.
Tanda
f.
Neurosensori
Gejala
: Keluhan
pening/pusing,
Berdenyut,
sakit
kepala
g.
Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala
h.
Pernapasan
Gejala
Tanda
i.
Gejala
Tanda
j.
Pembelajaran/Penyebab
Gejala :
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
umum,
3. Fokus Intervensi
Kriteria hasil :
1) Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD atau beban
kerja jantung.
2) Mempertahankan tekanan dalam rentang individu yang dapat
diterima.
3) Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang
normal.
Intervensi :
1) Pantau vital sign
R/ membandingkan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang keterlibatan bidang masalah vaskuler.
2) Amati warna kulit kelembaban suhu
R/ adanya pucat, dingin, kulit lembab atau masa pengisian kapiler
lambat
mungkin
berkaitan
dengan
vasokonfriksi
atau
teknik
relaksasi(nafas
dalam)
dan
teknik
distraksi(mengobrol)
R/ dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress,
membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan TD.
8) Kolaborasi dalam pemberian obat-obat anti hipertensi
R/ reaksi dari obat-obat anti hipertensi menurunkan TD
b. Perubahan perfusi jaringan: serebral berhubungan dengan hipoksia,
penurunan aliran oksigen
2)
Intervensi :
1) Monitor perubahan tiba-tiba atau gangguan mental kontinu (camas,
bingung, letargi, pinsan).
R/ Perfusi serebral secara langsung berhubungan dengan curah
jantung, dipengaruhi oleh elektrolit/variasi asam basa, hipoksia
atau emboli sistemik.
2) Pantau
masukan
dan
perubahan
keluaran
urine.Penurunan
Dispnea
tiba-tiba/berlanjut
tromboemboli paru.
menunjukkan
komplikasi
2)
3)
4)
5)
2)
3)
Intervensi :
1) Kurangi atau kehilangan faktor-faktor penyebab atau pendukung
R/ Untuk menghindari resiko jatuh.
2) Gunakan penerangan pada malam hari
R/ Memberikan penerangan disepanjang jalan dan mencegah
terjadinya kecelakaan pada saat pandangan kabur (diplopia)
3) Dorong untuk meminta bantuan pada malam hari
R/ Melindungi diri sendiri dan merasa aman bila ada yang
melindungi.
4) Atus tempat tidur lebih rendah pada malam hari
R/ Mencegah terjadinya jatuh pada tempat tidur.