Farkom Konseling Fkka
Farkom Konseling Fkka
Oleh :
Fransisca Melani
(128114002)
(128114009)
Titus Harianto
(128114014)
Liliana
(128114020)
(128114034)
(128114045)
(128114053)
(128114063)
(128114074)
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014
c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah Anda menerima
terapi Obat tersebut?
3.Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk
mengeksplorasi masalah penggunaan Obat
4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan Obat,
dengan memberikan beberapa informasi yang diperlukan pasien antara lain :
a. Nama obat, jumah, jenis, dan kegunaan masing masing obat
b.Bagaimana cara memanfaakan masing masing obat, meliputi : bagaimana cara
menggunakannya, kapan harus menggunakannya, seberapa banyak/dosis dikonsumsi,
sewaktu, sebelum, atau setelah makan, frekuensi penggunaan obat/rentang waktu, durasi
penggunaan, makanan/minuman yang perlu dihindari saat mengkonsumsi obat, durasi
penggunaan, makanan/minuman yang perlu dihindari saat mengkonsumsi obat (bila ada).
c. Bagaimana cara menggunakan alat bantu untuk menggunakan obat
d. Peringatan atau efek samping obat (ESO)
e. Bagaimana mengatasi bila terjadi ESO
f. Tata cara penyimpanaan obat di rumah agar minum tepat waktu
g. Pentingnya kepatuhan terhadap rekomendasi terkait pengobatan untuk keberhasilan terapi
5. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien
6. Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda tangan pasien sebagai bukti
bahwa pasien memahami informasi yang diberikan dalam konseling dengan menggunakan
Formulir sebagai berikut :
Pasien datang menebus resep dengan kondisi penyakit hipertensi disertai dengan asma.
Pasien seorang perempuan (Ibu Maria) umur 64 tahun dengan berat badan 59 kg, alamat
1. Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Menurut
WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah
dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode. Hal ini terjadi
bila arteriole-arteriole konstriksi. Konstriksi arteriol membuat darah sulit mengalir dan
meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung
dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah
(Udjianti, 2010).
a. Patofisiologis
Renin
Angiotensin I
Angiotensin II
Mengentalkan
Konsentrasi NaCl
di pembuluh darah
Menarik cairan intraseluler ekstraseluler
Volume darah
Tekanan darah
Tekanan darah
napas umumnya bersifat reversible, namun dapat menjadi kurang reversible bahkan
relative nonreversible tergantung berat dan lamanya penyakit.
Berdasarkan ilmu kedokteran penyakit asma adalah penyakit saluran pernapasan
dengan ciri-ciri saluran pernapasan tersebut akan bersifat hipersensitif (kepekaan yang
luar biasa) atau hiperaktif (bereaksi yang berlebihan) terhadap bermacam-macam
rangsangan, yang ditandai dengan timbulnya penyempitan saluran pernapasan bagian
bawah secara luas, yang dapat berubah derajat penyempitannya menjadi normal kembali
secara spontan dengan atau tanpa pengobatan.
(Parjker, S., 2009)
Patofisologis
Pajanan
Alergen
Respon imun :
Makrofag, IL-4, limfosit T dan B
IL-5 , IL-8
Kemotaksis dan
aktivasi:
Ig E
Degranulasi sel mast
histamin,
leukotrien,
prostaglandin
Protein dasar mayor
Inflamasi jalan nafas
Vasodilatsi, sekesi
mucus, edema
jalan nafas dan
bronkokonstriksi
Perubahan reseptor
muskarinik
Deskuamasi epitel
dan fibrosis
Ada beberapa pemicu terjadinya asma yang termasuk dalam faktor predisposisi
dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial:
a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi melipiti genetik yang diturunkan adalah bakat alerginya,
meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita
dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita
penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu
hipersensitivitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor Presipitasi
Alergen dimana alergen dapat dibagi menjadi:
a) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernafasan
Ex : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
b) Ingestan, yang masuk melalui mulut
Ex : makanan dan obat-obatan.
c) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
Ex : perhiasan, logam dan jam tangan
d) Perubahan cuaca, cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor
pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan
dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal
ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
e) Stress (gangguan emosi), stress atau gangguan emosi dapat menjadi
pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma
yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati
penderita asma yang mengalami stress atau gangguan emosi perlu diberi
nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya
belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
f) Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan sebab
terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.
Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil,
pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini mambaik pada waktu libur atau
cuti.
g) Olahraga atau aktivitas jasmani yang berat sebagian besar penderita asma
akan mendapat serangan jika melakukan aktivitas jasmani atau olahraga
yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma.
10
11
Saran kepada pasien mengenai beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah
: Hipertensi.
Interaksi obat
Efek samping
12
Penyimpanan
Aturan pakai
13
Interaksi obat
Efek samping
arthralgia,
asthenia,
hiperplasia
gusi,
ginekomastia,
bronkospasme,
termasuk
14
Aturan pakai
Interaksi obat
Efek samping
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Parjker, S., 2009, Ensiklopedia tubuh Manusia, Erlangga, Jakarta, hal.141-142.
Brashers, V.S., 2007, Aplikasi Klinis Patofisiologi Edisi 2, EGC, Jakarta, hal. 69 71.
Tambayong, J.,2000, Patofisiologi Untuk Keperawatan , EGC, Jakarta, hal.98-100.
Datapham Commucations Limited, 2012, Atrovent Inhaler, www.medicines.org.uk/emc, diakses
tanggal 5 November 2014.
Datapham Commucations Limited, 2013, Amlodipine, www.medicines.org.uk/emc, diakses
Tanggal 5 November 2014.
Datapham Commucations Limited, 2014, Captropil, www.medicines.org.uk/emc, diakses
tanggal 5 November 2014.
17