Anda di halaman 1dari 17

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MURID TENTANG MATERI

PENGURANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA


BIJI ASAM PADA KELAS I SDI SEWOWOTO

PROPOSAL
Penelitian Tindakan Kelas

NAMA

: HENDRIKUS DHIU

NIM

: 1301141223

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PSKGJ PPKHB


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujutkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keragaman, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan aklak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara,(UU No 20 tahun 2003 pasal 1 ).
Perwujutan suasana belajar dalam proses pembelajaran telah
dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan baik oleh para pelaku
pendidikan melalui pendampingan bimbingan dan motivasi demi
peningkatan prestasi belajar sesuai potensi yang ada dalam diri anak
lebih kusus pada jenjang pendidikan dasar. Dalam menuangkan
konsep belajar pada jenjang pendidikan dasar, anak sangat
membutukan pendampingan dan motivasi, yang terus-menerus
sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat memuaskan baik bagi
anak, bagi guru dan orang tua.
Memasuki bulan kedua semester II ( Dua ) ini, ada beberapa
konsep materi pelajaran yang belum trampil untuk dikerjakan atau
dipahami, khususnya mata pelajaran matematika pada materi
penjumlahan

dan

pengurangan

siswa

belum

dapat

mengoperasionalkan secara teliti dan tepat. Dimana berdasarkan


ulangan dari 11 anak di kelas 1 ( satu ) ditemukan 4 anak yang
mampu untuk mengerjakannya dengan baik.selebihnya

masih

terjadi kekeliruan dan tidak tepat mengerjakanya. Hal ini disebabkan


kuranganya

media

atau alat praga yang disediakan disekolah.

Dengan kondisi tersebut guru sebagai peneliti merasa pembelajaran


matematika dikelas I sangat rendah hasil belajar mereka. Dalam
upaya itu, siswa perlu guru sebagai pengarah dan pembimbing dalam
kelas.Tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan.

Maksudnya

guru

lebih

banyak

berurusan

dengan

strategi

menggunakan alat bantu yang dikenal siswa disekitarnya, oleh


karena itu benda-benda disekitar sekolah sangat membantu proses
pembelajaran siswa.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas peneliti memilih
judul penelitian tindakan kelas tentang Peningkatkan Hasil Belajar
Murid Tentang Materi Pengurangan Dengan Menggunakan Alat
Peraga Biji Asam pada kelas I SDI Sewowoto .

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan
latar

belakang

di

atas

peneliti

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :


1) hasil belajar siswa pada materi pengurangan tuntas / paham.
2) Kurang teliti dalam mengoperasionalkan pengurangan.
3) Penggunaan alat peraga matematika yang belum memadai.
1.3. Batasan Masalah
Dari

masalah - masalah

sebagaimana yang peneliti

identifikasi tersebut di atas maka peneliti membatasi


pembahasan dalam penelitian ini tentang Peningkatkan Hasil
Belajar

Murid

Tentang

Materi

Pengurangan

Dengan

Menggunakan Alat Peraga Biji Asam Pada Kelas I SDI


Sewowoto.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah yang
dibahas oleh peneliti ini adalah Bagaimana peningkatan
hasil belajar tentang pengurangan dengan menggunakan alat
peraga biji asam pada murid kelas I SDI sewowoto ?
1.5. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memperbaiki
penggunaan alat peraga demi peningkatan hasil belajar.

2) Tujuan Khusus
Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan hasil belajar.
Dengan menggunakan alat peraga biji asam

dapat

meningkatkan hasil belajar siswa tentang penjumlahan


dan pengurangan pada siswa kelas I SDI Sewowoto.
1.6. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dikaji dan tujuan yang
penulis ajukan, maka penulis berharap penelitian ini dapat
bermanfaat untuk :
a. Bagi Guru
1. Sebagai bahan informasi bagi guru matematika di SD
pada umumnya dan khususnya guru matematika di SDI
Sewowoto tentang penggunaan alat peraga biji-bijian pada
pengajaran matematika di SD.
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran
dengan menggunakan media alat peraga biji - bijian
sehingga siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran.
b. Siswa
1) Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran
yang akan diberikan.
2) Siswa menjadi lebih

mengerti

dan

memahami

pembelajaran karena siswa melakukan sendiri, dengan


menggunakan alat praga biji-bijian daya ingat siswa
menjadi

lebih

sehingga

dapat

berpengaruh

pada

peningkatan hasil belajar siswa.


c. Sekolah
a. Memberikan sumbangan yang berarti bagi sekolah untuk
dapat

meningkatkan

daya

serap,

sehingga

tidak

ketinggalan dengan sekolah lain.


b. Kualitas pendidikan di sekolah akan meningkat, karena
adanya penigkatan cara mengajar guru dan hasil belajar
siswa.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Hakikat matematika


Hudojo (1979:96) mengemukakan bahwa hakikat matematika
berkenan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungannya
yang diatur menurut urutan yang logis. Jadi matematika berkenaan
dengan konsep-konsep yang abstrak. Selanjutnya dikemukakan bahwa
apabila matematika dipandang sebagai struktur dari hubunganhubungan maka simbol-simbol formal diperlukan untuk membantu
memanipulasi aturan-aturan yang beroperasi di dalam struktur-struktur.
Soedjadi (2000: 1) mengemukakan bahwa ada beberapa definisi
atau pengertian matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya,
yaitu sebagai berikut:
a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisisr
secara sistematik
b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi
c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik

dan

berhubungan dengan bilangan.


d. Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk serta pengetahuan tentang struktur - struktur
yang logis.
Menurut Bruner (

)belajar matematika adalah belajar

mengenai konsep - konsep dan struktur-struktur matematika yang


terdapat didalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara
konsep-konsep dan struktur - struktur matematika. Dengan mengajukan
masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk
menguasai konsep matematika. Untuk dapat meningkatkan keefektifan

pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan alat peraga atau media


lainnya.
Bruner melalui teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses
belajar anak baiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-benda
atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diotak atik
oleh siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Melalui alat
peraga yang ditelitinya anak akan melihat langsung bagaiman
keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda yang
diperhatikannya.
2.2 Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran matematika merupakan serangkaian kegiatan
yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan
matematika yang dipelajari. Salah satu komponen yang menentukan
ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi matematika,
yang sesuai dengan :
a) Topik yang sedang dibicarakan dan Tingkat perkembangan
intelektual siswa,
b) Prinsip dan teori belajar, Keterlibatan siswa secara aktif.
c) Keterkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari.
d) Pengembangan dan pemahaman penalaran matematis.
Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol
serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan
matematika sekolah dasar yang terdiri dari bagian - bagian
matematika yang dipilih guna menumbuh kembangkan kemampuan kemampuan dan membentuk pribadi anak serta berpedoman kepada
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Matematika sebagai studi tentang objek abstrak tentu saja


sangat sulit untuk dapat dipahami oleh siswa - siswa SD yang belum
mampu berpikir formal, sebab orientasinya masih terkait dengan
benda - benda konkret. Ini tidak berarti bahwa matematika tidak
mungkin tidak diajarkan di jenjang pendidikan dasar, bahkan pada
hakekatnya matematika lebih baik diajarkan pada usia dini.
Mengingat pentingnya matematika untuk siswa - siswa usia
dini di SD, perlu dicari suatu cara mengelola proses belajar-mengajar
di SD sehingga matematika dapat dicerna oleh siswa-siswa SD.
Disamping itu, matematika juga harus bermanfaat dan relevan dengan
kehidupannya, karena itu pembelajaran matematika di jenjang
pendidikan dasar harus ditekankan pada penguasaan keterampilan
dasar dari matematika itu sendiri. Keterampilan yang menonjol adalah
keterampilan terhadap penguasaan operasi - operasi hitung dasar
(penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian).
2.3 Media Pembelajaran Matematika
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat
penting adalah metode mengajar dan media pengajaran disamping
aspek lain. Perkembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya - upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu
menggunakan alat - alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan tidak
menutup kemungkinan bahwa alat - alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Secara umum, manfaat media atau
alat bantu dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara guru dengan siswa, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien. Oleh karena itu, guru sekurang - kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana seperti
biji - bijian. Guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pengajaran. Pada anak SD kelas bawah

pembelajaarn masih bersifat abstrak dan memerlukan media atau alat


bantu dalam memahami materi pembelajaran. Perlu di garis bawahi
bahwa penggunaan media pembelajaran tidak selalu harus di
identikkan dengan penggunaan media pembelajaran canggih, berbasis
internet, atau penggunaan media pembelajaran 3 dimensi. Akan tetapi
guru dapat saja secara kreatif memanfaatkan lingkungan belajar siswa
sebagai media pembelajaran.
Khusus pada pembelajaran operasi hitung pada kelas rendah di
pendidikan dasar, maka guru dapat menggunakan media seperti batu
kerikil, biji nangka atau biji buah - buahan yang tidak membahayakan
dan juga penggunaan lidi dari ijuk atau pohon kelapa. Penggunaan ini
disamping murah dan dapat diperoleh di mana saja, juga dapat
membantu siswa untuk memahami beberapa operasi hitung seperti
pengurangan.

2.4 Alat Peraga


2.4.1 Pengertian alat peraga
Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga
dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa
lebih efektif dan efisien. Alat peraga dalam mengajar memegang
peranan penting sebagai alat Bantu untuk menciptakan proses belajar
mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar ditandai dengan
adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat,
serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak
bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau
tehnik untuk mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai
tujuan. Dalam pencapain tersebut, peranan alat bantu atau alat peraga
memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini
bahan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Alat peraga sering
disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh
beberapa indra. Alat

tersebut

berguna agar pelajaran yang

disampaikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam proses


belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu
guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.
2.4.2 Manfaat alat peraga
Fungsi utama alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari
konsep, agar anak mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep
yang dipelajari. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi alat
peraga maka anak mempunyai pengalaman nyata dalam kehidupan
tentang arti konsep. Dengan menggunakan sarana tersebut diharapkan
dapak memperlancar pembelajaran. Contoh: papan tulis, jangka,
penggaris, lembar tugas, lembar kerja, dan alat - alat permainan
seperti biji - bijian.
Tujuan penggunaan alat peraga yakni memberikan kemampuan
berpikir matematika secara kreatif. pembelajaran matematika di
sekolah dasar terutama dikelas rendah sangat memerlukan benda
konkrit yang dapat diamati dan dipegang langsung oleh siswa ketika
melakukan aktivitas belajar. Oleh arena itu peranan alat peraga dalam
pembelajaran matematika sangat diperlukan. Dalam hal ini alat peraga
dapat menjembatani konsep abstrak matematika dengan dunia nyata.
Dengan alat peraga siswa dapat membangun sendiri pengatahuannya,
2.4.3

memahami masalah, dan menemukan strategi pemecahan masalah.


Alat peraga bibi - bijian
Biji-bijian merupakan media pembelajaran matematika yang dapat
kita peroleh dari lingkungan sekitar. Biji - bijian dapat kita gunakan
sebagai alat bantu hitung pada anak kelas satu dan dua sekolah dasar.
Sekarang ini memang banyak bermunculan alat bantu hitung yang
moderen dan harga yang cukup terjangkau. Pemanfaatan biji - bijian
sebagai alat bantu hitung merupakan suatu alternatif dalam
pembelajaran yang memanfaatkan alam sekitar.
Pada pembelajaran di SD kurang memanfaatkan media yang berada di
sekitar lingkungan. Pembelajaran lebih cenderung menggunakan
media-media yang lebih modern seperti kalkulator dan sempoa.

Dengan memanfaatkan media yang berasal dari alam siswa menjadi


lebih kreatif dan mendapatkan pengalaman yang dapat menambah
semangat belajar siswa.
2.4.4

Keunggulan alat peraga biji - bijian


Adapun

kelebihan

penggunaan

alat

peraga

dalam

pembelajaran yaitu :
1) Akan meneningkatkan hasil belajar siswa karena alat praga
mudah didapat pada lingkungan sekitar.
2) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih
mudah memahaminya.
3) Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan.
2.4.5

Penggunaan Alat Peraga Biji - bijian


Penggunaan alat peraga biji - bijian pada pengurangan bertujuan agar
siswa dapat lebih mengerti dan memahami konsep dasar matematika
sehingga dapat berdampak pada hasil belajar siswa khususnya siswa
kelas I Sekolah dasar. Metode yang digunakan dalam pembelajaran
matematika khususnya pengurangan dikelas I SD adalah metode
demonstrasi yakni siswa diminta untuk memperagakan penggunaan
biji - bijian dalam pengurangan.

2.5 Kerangka Berpikir


Hasil belajar siswa tentang pengurangan belum memenuhi karena
belum mencapai

KKM. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan

proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yaitu


menggunakan alat peraga biji - bijian. Biji-bijian merupakan media
pembelajaran matematika yang dapat kita peroleh dari lingkungan
sekitar. Biji - bijian dapat digunakan sebagai alat bantu hitung pada
anak kelas satu dan dua sekolah dasar. Cara penggunaan biji - bijian
dalam kegiatan belajar mengajar cukup mudah karena mudah

diterapkan dan di aplikasikan dalam pembelajaran matematika


khususnya dalam hal pengurangan. Oleh kerena itu penulis menduga
bahwa dengan adanya

penggunaan alat peraga biji-bijian dapat

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya materi pengurangan


pada murid kelas I SDI Sewowoto.
2.6 Hipotesis Tindakan
Dari berbagai kajian teoritis yang dikaji diketahui bahwa jika
pembelajaran matematika menggunakan alat peraga biji-bijian
khususnya pada materi pengurangan, akan berdampak pada
peningkatan hasil belajar tentang pengaruh positif matematika. Oleh
karena itu dengan menggunkan alat praga biji - bijian dapat
meningkatkan hasil belajar pengurangan pada siswa kelas I SDI
Sewowoto.

BAB III
METODE PENELITIAN
1.

Jenis Penelitian
Jenis penelitan kelas ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
PTK adalah penelitan yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya
sendiri melalui

refleksi

diri dengan tujuan

kinerjanya sebagai guru sehingga hasil

untuk memperbaiki

belajar siswa

menjadi

meningkat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (Action


Research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelas . Penelitian ini juga termasuk penelitian
deskriptif, sebab penelitian menggambarkan bagaimana suatu teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana ketertarikan siswa terhadap
pelajaran matematika.
2.

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas I SDI
Sewowoto dengan jumlah siswa sebanyak 11 orang, yang terdiri dari
6 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.
3.

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDI Sewowoto, kecamatan Inerie,
Kabupaten Ngada.

4.

5.

Waktu penelitian
Waktu untuk melaksanakan penelitian akan dilakukan pada bulan
Februari 2015.
Prosedur penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri 2 siklus.
Tiap siklus direncanakan 2 pertemuan. Tiap-tiap siklus direncanakan
berkesinambungan, artinya proses dan hasil siklus I akan ditindak
lanjuti dalam siklus 2. Prosedur penelitian tindakan kelas ini setiap
siklus meliputi empat tahapan :
1.
Perencanan
Masalah yang ditemukan akan diatasi dengan melakukan
langkah-langkah
instrument
pembelajaran
2.

perencanaan

penelitian

tindakan

berupa

yaitu

menyusun

Rencana

Pelaksanaan

membuat Lembar Kerja Siswa

soal tes dan

lembar observasi. (RPP dan LKS terlampir )


Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian, guru menjadi fasilitator selama
pembelajaran. Siswa di bimbing menggunakan alat peraga biji bijian dalam pembelajaran matematika dan pada akhir
pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan
tes tertulis untuk mengevaluasi hasil belajar siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.
3.
Observasi
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data - data dan
menganalisisnya untuk mengambil kesimpulan dari penelitian
ini. Pengamatan ini dilakukan selama proses pembelajaran
4.

berlangsung.
Refleksi

Melakukan evaluasi
evaluasi

tindakan dengan

yang digunakan untuk

menyiapkan

memperbaiki

soal

pelaksanaan

tindakan sesuai hasil evaluasi pada siklus berikutnya.


3.6.Teknik pengumpulan data
Teknik atau metode yang digunakan dalam pengumpulan data
penelitian terdiri atas 2 yaitu :
a. Observasi
Metode observasi merupakan cara yang sangat baik mengamati
tingka laku manusia yang dapat dilihat dengan mata, yaitu
tingkah laku manusia dalam ruang, waktu, dn keadaan tertentu
( Suharsini, Arikuanto, 2004:88 ).untuk mengamati perilaku
siswa dalam meningkatkan pelajaran, penelitian menggunakan
metode observasi untuk mendapat data data yang berkenan
dengan aktivitas dan motifasi belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
b. Tes
Teknik pengukuran adalah cara untuk mengumpulkan data
penelitian yang bersifat kuantitatif atau menghasdilkan anka
angka. Alat pengukuran yang digunakan berupa tes baikl lisan
maupun tetulis dengan berbagai macam bentuk dan skala
pengukurannya. tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah
rangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimililiki.
6.

Instrumen penelitian
Sesuai uraian diatas maka instrument penelitian yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah :
1. Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan
indikator penilaian sebagai berikut :
Mendengar dan memperhatikan penjelasan guru atau sesama
siswa, (Interaksi dalam pembelajaran).

Mengetahui

pemahaman

tentang

penanaman

konsep

pengurangan dengan menggunakan alat praga biji - bijian.


Keterampilan dalam mengoperasionalkan materi pengurangan.
Tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kemudian
menyerahkannya kepada guru.
2. Lembar observasi untuk guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran dengan indikator penilaian sebaga berikut :
Persiapan dan Memberi motivasi dan bimbingan kepada siswa.
Menjelaskan alat praga yang digunakan serta membimbing siswa
dalam menggunakan alat praga.
Pemanfaatan alat peraga dalam mengopersionalkan materi
pengurangan.
Penanganan terhadap perilaku siswa yang tidak relevan pada saat
proses pembelajaran.
Interaksi dengan siswa dan teknik menutup pembelajaran.
3. Perangkat evaluasi untuk setiap siklus
a. Siklus I
Bentuk tes
: Tes tertulis
Jenis tes
: Tes Isian
Alat tes
: soal evaluasi
Jumlah soal
: 5 nomor
Waktu
: 15 menit
b. Siklus II
Bentuk tes
: Tes tertulis
Jenis tes
: Tes Isian
Alat tes
: soal evaluasi
Jumlah soal
: 10 nomor
Waktu
: 20 menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata pelajaran

: matematika

Kelas / Semester

:I/I

Waktu

: 2 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI :
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka
dalam pemecahan masalah.
B. KOMPETENSI DASAR :
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka
C. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Peserta didik dapat mengurangkan bilangan dua angka keduanya
bukan kelipatan sepuluh tanpa meminjam.
D. INDIKATOR : Mengurangkan bilangan dua angka
E. MATERI POKOK : Pengurangan
F. Metode :
Ceramah , Demonstrasi, Tanya jawab, Penugasan
G. Langka-langka pembelajaran :
Kegiatan Awal
Doa pembukaan
Motivasi dan apersepsi
Absensi
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Guru menjelaskan tentang pengurangan dengan
symbol (-) kurang. Berarti bilangan yang lebih
besar dikurang bilangan bilangan yang lebih kecil
-

dengan bantuan alat perga biji johar.


Guru memberikan contoh cara menyelesaikan soal
yaitu bilangan yang terdapat pada kolom satuan
begitupun bilangan yang terdapt pada kolom

puluhan dikurangi bilangan pada kolom puluhan


dengan menggunakan alat praga bibi-bijian
Contoh
7
6

9
2
-

Elaborasi
Setelah memahami penjelasan guru, anak secara

individu menyelesaikan soal yang diberikan guru.


Butir Soal
47
26

1)

2)
-

74
20

3)

5
3
3

4) 88

25

5)
-

98
23

konfirmasi
- Guru bersama anak memberbaiki atau meluruskan
-

jawaban yang belum tepat.


Guru memberikan penguatan kepada anak yang

masih bimbang dalam menyelesaikan tugas.


Penutup
- Kesimpulan dari guru tentang cara menghitung
pengurangan dengan bantuan alat peraga biji-bijian.
- Guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah.
H. Sumber dan alat peraga
- Sumber
: buku matematika I B, buku refrensi
lainya.
- Alat peraga : biji asam .
I. Penilaian
Bentuk test
Bentuk Intrumen

Butir soal

: tertulis
: uraian

:
25
15

46
23

6
-

76
60

89
27

DAFTAR PUSTAKA

Kasbolah, K. 1998. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta. Depdikbud.


Penerbit Erlanga. Pelajaran matematika M Khafid suyati.
Geneca. 2007 .Cerdas Bersama Matematika. KTSP sarman jautar M Mengatur.
Jakarta
Pujiati. 2004. Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika.
Yogyakarta.
Depertemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Penddikan Dasar dan
Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika.
Usman. Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja Rosdakarya :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai