Anda di halaman 1dari 14

KEBENCANAAN GEOLOGI

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi Teknik

Oleh
Sinta Dewi Yanti
270110120101
Geologi A

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2015

BAB 1
HASIL BACAAN
Geologi Bencana merupakan jenis bencana alam yang melibatkan dan diakibatkan
oleh proses-proses geologi baik bersifat endogenik maupun eksogenik dan dapat
menimbulkan bahaya bagi kehidupan manusia (Djauhari Noor, 2011). Contoh bencana
geologi antara lain; Banjir Bandang, Tanah longsor, Erupsi Gunungapi, Gempa bumi,
Subsidence (amblesan), dan Sinkhole.

A. Banjir Bandang
Banjir bandang merupakan salah satu bencana yang sering memakan banyak
korban. Waktu kejadiannya bisa dipastikan setelah hujan lebat atau di musim penghujan.
Dalam istilah inggris, ada yang menamakan banjir bandang sebagai flash flood karena
datangnya sangat cepat (flash) dan ada juga yang menamakannya debris flow (aliran bahan
rombakan). Istilah debris flow untuk banjir bandang karena ketika banjir bandang terjadi
membawa bahan rombakan (air, tanah, batu, dan kayu). Bahan rombakan ini bisa menambah
momentum air (massa x kecepatan) sehingga apa saja yang ada di depannya pasti disapu
bersih.
Banjir bandang terjadi dalam waktu yang sangat cepat seolah-olah tanpa peringatan
dan berbeda dengan banjir biasa, dimana permukaan air naik secara perlahan-lahan. Banjir
bandang berpotensi terjadi di kawasan aliran sungai yang terbentuk dari lembah perbukitan,
seperti yang terjadi pada bencana alam banjir bandang padang. Penyebab utama banjir
bandang adalah terbentuknya bendungan alami akibat longsornya tanah dari lereng-lereng di
sepanjang aliran sungai. Bendungan alami ini biasanya terbentuk dari hasil longsoran berupa
batu, tanah, dan kayu hasil penebangan liar sepanjang lereng. Kejadian longsor ini sangat
dipengaruhi oleh keadaan geologi batuan/tanah pembentuk lereng, perpohonan dan
kemiringan lereng.

Bendungan alami yang terbentuk karena longsor ini menyebabkan air hujan dan air
yang turun dari lereng-lereng perbukitan tertampung di atas sehingga terbentuk danau atau
tampungan air dalam jumlah besar. Kian hari air yang terbendung tersebut bertambah banyak
dan ketika bendungan alami tadi tidak sanggup lagi menahan jumlah air tersebut maka
bendungan tersebut akan rusak. Rusaknya bendungan alami ini menyebabkan tertumpahnya
air sekian banyak dan mengalir melalui lembah dan aliran sungai lama serta menghantam
segala yang ada di depannya. Faktor-faktor penyebab terjadinya tanah longsor dapat dilihat
pada gambar 1 di atas.
Melihat proses kejadiannya, banjir bandang ini tidak bisa di kategorikan sebagai
bencana hidrologi murni melainkan bencana geologi karena ada proses geologi berupa tanah

longsor sebagai penyebab utama terbentuknya bendungan alami. Dikarenakaan kejadian


banjir bandang ini bermula dari longsoran tanah di hulu, maka sangat diharapkan kepada
masyarakat yang tinggal hilir aliran sungai kawasan permukitan untuk melakukan
pengecekan secara berkala keadaan di hulu. Pengecekan ini bisa dilakukan dengan cara
membentuk organisasi pemuda yang bertugas untuk melakukan pengecekan setiap seminggu
sekali atau setiap sebulan sekali.

B. Erupsi Gunungapi
Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material yang
dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Klasifikasi
gunung api dibagi menjadi 3 macam yaitu :
a. Tipe A Gunung api yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya

satu kali sesudah tahun 1600.


b. Tipe B Gunung api yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi
magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara.
c. Tipe C Gunung api yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun
masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola
pada tingkah lemah.
Bahaya Letusan Guungapi
Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) maupun tidak
langsung (sekunder) bagi kehidupan manusia. Bahaya langsung akibat letusan gunungapi
adalah:
1. Leleran lava
Leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas, dapat merusak
segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung dari kekentalan
magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya.
Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800 1.200C. Pada umumnya,
leleran lava yang dierupsikan gunungapi di Indonesia, komposisi magmanya bersifat
menengah. Pergerakannya cukup lamban, sehingga manusia dapat menghindarkan diri
dari terjangannya.
2. Aliran piroklastik (awan panas)

Aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian,
letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava, dan aliran pada
permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik dikontrol oleh gravitasi dan cenderung
mengalir melalui daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran piroklastik
dipengaruhi oleh pelepasan gas dari magma atau lava atau dari udara yang
terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran mencapai 150-250 km/jam dengan
jangkauan mencapai puluhan kilometer meskipun bergerak di atas air/laut.
3. Jatuhan piroklastik
Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukup
tinggi. Pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah angin, kemudian
jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi
manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil,
sehingga merusak agro dan pada ketebalan tertentu dapat merobohkan atap rumah.
Sebaran abu di udara dapat menggelapkan bumi beberapa saat, serta mengancam
bahaya bagi jalur penerbangan.
4. Lahar letusan
Lahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila
volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancaman langsung saat terjadi
letusan dengan menumpahkan lumpur panas.
5. Gas vulkanik beracun
Gas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2, HCN,
H2S, SO2, dan lain-lain. Pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh.
Bahaya sekunder terjadi saat dan/atau setelah gunungapi aktif.
a. Lahar Hujan
Lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunungapi
yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut oleh hujan atau air permukaan.
Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yang sangat pekat, sehingga dapat mengangkut
material berbagai ukuran. Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 meter dapat
mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungai yang
dilaluinya dan merusak infrastruktur.
b. Banjir bandang
Banjir bandang terjadi akibat pelongsoran material vulkanik lama pada lereng
gunungapi karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran lumpur ini tidak

begitu pekat seperti lahar, tetapi cukup membahayakan bagi penduduk yang bekerja di
sungai, jika terjadi secara tiba-tiba.
c. Longsoran vulkanik
Longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap air,
alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadi rapuh, atau terkena
gempabumi berintensitas kuat. Longsoran vulkanik jarang terjadi pada gunungapi
umum, sehingga dalam peta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya
akibat longsoran vulkanik ini..

C. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah gejala alamiah yang berupa gerakan goncangan atau getaran
tanah yang ditimbulkan oleh adanya sumber-sumber getaran tanah akibat terjadinya patahan
atau sesar akibat aktivitas tektonik, letusan gunungapi akibat aktivitas volkanik, hantaman
benda langit (misalnya meteor dan asteroid), dan/atau ledakan bom akibat ulah manusia
Pada umumnya, gempa bumi disebabkan oleh pergeseran/penyesaran di dalam kerak
bumi. Bumi terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda sifat-sifatnya. Bagian inti bumi
mengeluarkan panas secara terus-menerus. Panas bumi ini menimbulkan energi yang dapat
mengakibatkan gerakan pada lapisan bumi.
Gempa bumi terjadi akibat adanya pelepasan energi yang mendadak pada pusat
gempa bumi. Pusat-pusat gempa bumi berada di pertemuan lempeng tektonik dan jalur
sesar/jalur patahan. Pertemuan lempeng tektonik di dunia dikenal adanya cincin api (ring of
fire), sedangkan di Indonesia adalah pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia serta
lempeng Pasifik.
Gempa bumi menimbulkan tsunami. Tsunami merupakan proses akibat terjadinya
gempa pada kedalaman fokus yang dangkal, dimana sebagian besar energi terlepas ke kolom
air laut di atasnya. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan
kuat. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 km/jam. Pada saat
mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas, menghempas ke daratan,
dan menghancurkan apapun di belakang pantai. Tsunami yang dipicu oleh gempa bumi 26
Desember tersebut menghantam hampir seluruh pesisir Provinsi NAD dengan kerusakan
terparah melanda Banda Aceh hingga pantai barat Sumatera Utara. Terjangan gelombang

menunjukkan arah relatif tegak lurus garis pantai. Pola kerusakan sejajar garis pantai dengan
gradasi kerusakan melemah tegak lurus menjauhi pantai. Tingkat kerusakan pada kawasan
perkotaan dan/atau pedesaan dibedakan menjadi hancur total, rusak berat, sedang, dan ringan.
Berdasarkan sejarah gempa bumi, kemungkinan terjadinya tsunami di Aceh sangatlah
besar. Pada bagian lain, gempa bumi yang terjadi di sepanjang Bukit Barisan dapat
menimbulkan bencana alam longsor dan hentakan (vibrasi) yang kuat.

D. Longsor
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut. Air yang meresap ke
dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air
yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di
atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Jenis-Jenis Tanah Longsor

1) Longsoran translasi
Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Jenis longsoran ini paling
banyak terjadi di Indonesia.
2) Longsoran rotasi

Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk cekung. Jenis longsoran ini juga banyak terjadi di
Indonesia.
3) Pergerakan blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang
gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok
batu.
4) Runtuhan batu

Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak
ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal
terutama di daerah pantai.
5) Rayapan tanah
Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis
tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Setelah waktu yang cukup lama
longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau
rumah miring ke bawah.
6) Aliran bahan rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air.
Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter
jauhnya. seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Longsoran jenis
ini paling banyak memakan korban jiwa manusia.
Gejala Umum Tanah Longsor

Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.


Biasanya terjadi setelah hujan.
Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

Penyebab Terjadinya Tanah Longsor


Pada prinsipnya, tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan
kepadatan tanah, sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air,
beban, serta berat jenis tanah/batuan. Berikut faktor-faktor Penyebab tanah longsor , yaitu :

Hujan
Lereng terjal
Tanah yang kurang padat dan tebal
Batuan yang kurang kuat

Jenis tata lahan


Getaran
Susut muka air danau atau bendungan
Adanya beban tambahan
Pengikisan/erosi
Adanya material timbunan pada tebing
Bekas longsoran lama
Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Penggundulan hutan
Daerah pembuangan sampah

E. Sinkholes
Sinkholes adalah lubang pada tanah yang terbentuk tiba-tiba. Lubang tanah ini
diakibatkan tekanan terhadap permukaan tanah yang terjadi ketika sebuah lapisan bawah
tanah melemah dan tak mampu menopang struktur lapisan di atasnya.
Sinkhole dapat terjadi akibat proses alami, yakni ketika sub-permukaan batuan/tanah
larut dan membuat rongga bawah tanah. Peristiwa ini sering terjadi di mana batuan di bawah
permukaan tanah adalah batu gamping, dolomit, batuan karbonat, atau jenis batuan yang
dapat secara alami dihanyutkan oleh sirkulasi air tanah.
Sinhhole biasanya terjadi di kawasan dengan formasi batu gamping/limestone,
penyebab utamanya adalah larutnya batuan sekitar karena pengaruh air dan terbentuk gua di
bawah permukaan tanah seperti gambar di bawah ini;

Gambar 1. Proses pembentukan Sinkhole


Proses terbentuknya detailnya sebagai berikut:

Stadia 1: Pada awalnya ada sebuah retakan kecil karena sesar dan kekar kemudian
membentuk lubang akibat masuknya air. Daerah ini biasanya terjadi pada daerah yg

tersusun oleh batu gamping karena batuan ini mudah dilarutkan.


Stadia 2: Adanya aliran bawah tanah, maka akan muncul rongga karena bagian bawah

terjadi erosi oleh aliran sungai bawah tanah.


Stadia 3-4-5-6: Proses ini berlangsung terus menerus dengan kikisan serta jatuhan dari
batuan diatasnya. Hingga akhirnya bolongan ini membentuk ruang cukup lebar dan
jembatan dibagian atas tidak kuat menahan dan

Gambar 2. Proses pembentukan Sinkhole

Stadia 7: Lubang ini tidak seluruhnya memenuhi hingga dasar terbawah, karena
volume yang mengisi batuan atas tidak seluruhnya hilang. Kedalaman lubang bisa
mulai hanya beberapa meter hingga berukuran besar sedalam 100 meter seperti yang

di Guatemala itu.
Stadia 8: Proses pengendapan diatas cekungan ini akhirnya menutup Luweng yang
seringkali tidak disadari oleh penghuni diatasnya. Proses siklus ini berjalan ribuan
tahun yang dalam skala geologi yang sering dalam juta tahun bisa saja hanya disebut
proses yang sekejap.

F. Subsidence (Amblesan)
Fenomena amblesan tanah yang secara perlahan-lahan namun pasti ini dikenal
dengan istilah land subsidence. Hampir semua kota besar di dunia yang duduk di atas lapisan
sedimen akan mengalami amblesan. Cepat lambatnya amblesan tanah ini sangat bergantung
pada kondisi konsolidasi lapisan sedimen itu sendiri dan besarnya beban bangunan di
atasnya. Selain Jakarta, ternyata Bangkok (Thailand), Tokyo (Jepang), Osaka (Jepang),
Niigata (Jepang), Taipei (Taiwan), Shanghai (China), Mexico, Venice (Italia), London
(Inggris), dan beberapa negara bagian di Amerika Serikat juga mengalami masalah dengan
amblesan tanah. Kejadian amblesan tanah ini bagi kota-kota yang tidak berada di pesisir laut

mungkin tidak begitu menimbulkan dampak yang serius namun bagi kota yang berada di
pesisir laut akan mengalami masalah dengan meluapkanya air laut ke daratan.

Penyebab utama turunnya tanah di Jakarta adalah beban bangunan yang begitu besar
karena pesatnya pembangunan dan pengambilan air bawah tanah (sumur bor) yang luar besar.
Hal menyebabkan beban (load) atas batuan sedimen semakin besar sehingga menyebabkan
konsolidasi lapisan tanah di bawahnya. Konsolidasi ini diperparah lagi dengan pengambilan
air bawah tanah (ground water) secara besar-besaran oleh semua perkantoran, pabrik,
penginapan, perumahan, dll.
Pada gambar di atas ini bisa dilihat kondisi bagaimana air tertekan yang ada dalam
aquifer batuan sedimen bisa menyebabkan meningkatnya tekanan pori-pori air terhadap
butiran tanah/pasir dan menguatkan tekanan antar butir namun ketika airnya habis dihisab
oleh sumur bor maka butiran tanah/pasir tersebut akan lepas terpadatkan oleh beban
bangunan yang ada di atasnya dan terjadinya amblesan tanah yang tidak dapat dihindari.
Seperti yang jelaskan sebelumnya, amblesan tanah Jakarta mulai diketahui sejak 1982
menggunakan pengukuran leveling, kemudian berkembang dengan adanya GPS Geodetik.

BAB II

RANGKUMAN
Kebencanaan Geologi dibagi menjadi 6 macam yaitu :
1. Banjir bandang terjadi membawa bahan rombakan (air, tanah, batu, dan kayu). Bahan
rombakan ini bisa menambah momentum air (massa x kecepatan) sehingga apa saja
yang ada di depannya pasti disapu bersih.
2. Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi.
3. Gempa bumi adalah gejala alamiah yang berupa gerakan goncangan atau getaran
tanah yang ditimbulkan oleh adanya sumber-sumber getaran tanah akibat terjadinya
patahan
4. Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar
lereng.
5. Sinkholes adalah lubang pada tanah yang terbentuk tiba-tiba.
6. Subsidence disebut fenomena amblesan tanah yang secara perlahan-lahan.

DAFTAR PUSTAKA
Wahyu.

2014.

Karakter

Efek

Bencana

Alam

Melalui:

https://wahyuancol.wordpress.com/tag/bencana-geologi/ ,diakses pada 15 April 2015 pukul


15:22
Rusydy, Ibnu. 2010. Geo-Bencana . Melalui: http://www.ibnurusydy.com/geo-bencana/
,diakses pada 15 April 2015 pukul 16:48

Kasmi. 2013. 6 Jenis Tanah Longsoran . Melalui: http://psda-online.blogspot.com/2013/01/6jenis-tanah-longsor.html ,diakses pada 15 April 2015 pukul 17:02

Anda mungkin juga menyukai