Anda di halaman 1dari 6

Nama : Eko Nita Yulia

Rahmawati
NIM

: 4201412035

Makul : Fisika Zat Padat

Difraksi Sinar-X
Di antara sumber-sumber radiasi yang dapat dipergunakan untuk difraksi kristal, berkas sinarx adalah yang paling layak ditinjau dari kesederhanaan teknik pembangkitnya serta
maksimalnya hasil difraksi dalam memberikan informasi tentang struktur kristal.

2
d
sin untuk sampai pada
Berkas sinar pertama dan kedua memiliki beda lintasan sebesar

titik pengamatan. Agar terjadi interferensi yang konstruktif (saling menguatkan), maka beda
lintasan yang bersangkutan haruslah merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombang
sinar-x tersebut. Ini berarti :
2 d sin =n :n=1,2,3,
Yang disebut syarat Bragg. d jarak antar bidang (hkl) yang sama, sudut difraksi, dan
panjang gelombang sinar-x yang digunakan.
Dalam difraktometer sinar-x, posisi kristal sedemikian sehingga pengukuran dilakukan pada
sudut 2, yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar hambur.
Difraksi sinar x pada suatu material
Difraksi sinar-X merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya fasa
kristalin di dalam material-material benda dan serbuk, dan untuk menganalisis sifat-sifat
struktur (seperti stress, ukuran butir, fasa komposisi orientasi kristal, dan cacat kristal) dari
tiap fasa.
Apabila suatu bahan dikenai sinar-X maka intensitas sinar-X yang ditransmisikan lebih kecil
dari intensitas sinar datang. (Hal ini disebabkan adanya penyerapan oleh bahan dan juga
penghamburan oleh atom-atom dalam material tersebut. Berkas sinar yang dihantarkan
tersebut ada yang saling menghilangkan karena fasenya berbeda dan ada juga yang saling
menguatkan karena fasenyasama.Berkas sinar-X yang saling menguatkan disebut sebagai
berkas difraksi.
Persyaratan yang harus dipenuhi agar berkas sinar-X yang dihamburkan merupakan berkas
difraksi dikenal sebagai Hukum Bragg yg menyatakan bahwa perbedaan lintasan berkas
difrasi sinar-X harus merupakan kelipatan panjang gelombang, secara matematis dirumuskan:

n =d sin
Keadaan ini membentuk pola interferensi yang saling menguatkan untuk sudut-sudut yang
memenuhi hukum Brag. Gejala ini dapat diamati pada grafik hubungan antara intensitas
spektrum karakteristik sebagai fungsi sudut 2 .

Hukum braggs
Bila atom-atom pada kristal ditumbuk oleh partikel yang ukurannya seorde dengan ukuran
atom, maka partikel tersebut akan dipantulkan dengan sudut yang tidak dapat dipastikan
arahnya. Sehingga yang terjadi adalah peristiwa hamburan atau difraksi. Dengan menganggap
kristal sebagai pusat-pusat hamburan yang menempati titik-titik kekisi, kita dapat
menentukan dhkl sebagai berikut.

Gambar 2.1 adalah model hamburan dengan memandang kristal sebagai kumpulan bidangbidang kristal. Agar terjadi interferensi maksimum maka beda jalan yang ditempuh oleh
berkas-berkas sinar adalah merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombangnya. Ini berarti:
Beda jalan = n ,

n=1,2,3,

Dengan adalah panjang gelombang dan n adalah bilangan bulat positif. Beda jalan antara
berkas 1 dan 2 dalam gambar adalah
CB + BD = n
Atau
2 d h kl sin=n

Bilangan bulat n = 1, 2, 3, menentukan orde refleksi Bragg.

Produksi Sinar-X
Sinar-X adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang berorde

1 .

Sinar-X dibangkitkan dalam tabung hampa sinar-X (Gambar 2.2). Pemanasan pada filamen di
katoda mengakibatkan elektron keluar dari katoda. Elektron ini akan dipercepat oleh sumber
tegangan tinggi menuju logam anoda.

Ada dua kejadian saat elektron dengan kecepatan tinggi sampai di anoda yaitu:
a. Radiasi kontinyu.
Interaksi elektron berkecepatan tinggi dengan elektron-elektron luar dari atom bahan anoda
yang akan mengalami perlambatan, sehingga mengeluarkan radiasi. Setiap muatan yang
mengalami percepatan atau perlambatan akan mengeluarkan radiasi yang beragam panjang
gelombangnya. Karena proses bremsstrahlung dapat dialami elektron berulang kali maka
spektrumnya bersifat kontinyu.

b. Radiasi diskrit
Interaksi elektron berkecepatan tinggi dengan elektron-elektron dalam (kulit K) dari atom
bahan anoda berupa tumbukan tak lenting sempurna, akan mengakibatkan elektron-K terlepas
dari kulitnya sehingga atom berada dalam keadaan tereksitasi dan bersifat tidak stabil. Dalam
waktu 10-8 sekon akan terjadi pengisian kembali kekosongan itu oleh elektron-elektron dari
kulit-kulit yang lebih luar. Perpindahan elektron dari kulit luar ke kulit dalam ini akan disertai
pancaran radiasi dengan panjang gelombang tertentu atau diskrit. Penamaan radiasinya
mengikuti kaidah seleksi untuk dipol listrik.
Radiasi yang dihasilkan transisi ke kulit K disebut
. ,dan

K , K ,

dst. Sedangkan

menunjukkan tempat asal kulit elektron yang bertransisi, berturut-turut L, M,

dan N. Panjang gelombangnya dihitung dengan menggunakan rumus:

Intensitas radiasi yang terjadi tergantung kepada kemungkinan transisi yang bersangkutan.
Sebaliknya, kemungkinan transisi ditentukan oleh makin kecilnya loncatan dalam energi.
Jadi:

2.2 Vektor-Vektor Kekisi Balik


Vektor-vektor kekisi balik didefinisikan dari:

dengan a1, a2, a3 vektor-vektor primitif kekisi kristal, sedangkan b1, b2, b3 vektor-vektor
kekisi baliknya. Karena vektor kekisi balik tegak lurus terhadap dua vektor kekisi
primitifnya, maka b1, b2, b3 bersifat

Dengan

ij=1 jikai= j dan ij =0 jikai j

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa setiap struktur kristal memiliki dua kekisi yaitu
kekisi primitif kristal (a1, a2, a3) dan kekisi balik (b1, b2, b3). Vektor-vektor satuan kekisi
primitif berdimensi [L], sedangkan kekisi balik [1/L].
Konsep kekisi balik sangat berguna di dalam fisika zat padat. Salah satunya adalah dalam
difraksi sinar-X, sebagai syarat terjadinya difraksi maksimum. Syarat ini tidak boleh
bertentangan dengan hukum Bragg. Untuk membuktikan pernyataan itu diperlukan dua sifat
kekisi balik yaitu:

Dengan
sedangkan h, k, dan l adalah bilangan bulat.

adalah vektor translasi kekisi balik,

Anda mungkin juga menyukai