Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

OLEH :
KELOMPOK 5
1. ADE YUSRA

03111403001

2. NELLA FEBRIANI

03111403008

3. MUHAMMAD FIJI

03111403025

4. TIARA OKTAMARISKA

03111403035

5. SITI DINDA ANYTIA

03111403031

DOSEN PEMBIMBING :
1. Dr. Ir. TRI KURNIA DEWI, M.Sc
2. Ir. H. ABDULLAH SALEH, M.S, M.Eng

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014

I.

PT. CLARIANT INDONESIA


Bahan Dasar dan Perolehan Bahan Dasar
Bahan dasar untuk PT. Clariant Indonesia yang berupa surfaktan, katalis,
monomer, dan lain lain, 98% import dari korea, jerman, dan amerika. Selain
impor dari luar negeri, PT. Clariant Indonsesia disini juga membeli bahan baku
dari kawasan industri. Untuk lokasi pabrik yang berada di cilegon, bahan baku
dapat dari perusahaan sekitarnya. Bahan baku utama yang digunakan di PT.
Clariant Indonesia berupa monomer. Bahan baku monomer yang terdiri dari sikat
minyak + sabun/surfactan. Monomer yang digunakan unuk PT. Clariant Indonesia
adalah soft monomer dan hard monomer. Dimana pembagiannya yaitu adalah:
1. Soft monomer:
a. Etil akrilat
b. Butil aklirat
c. Vinil ester
2. Hard monomer:
a. Styrene
b. Vinil asetat
Sifat dari bahan baku yang digunakan, kebanyakan flammable atau mudah
terbakar. Karena bahan baku yang digunakan mudah terbakar maka safety di
dalam pabrik sangat digalakkan. Apabila terjadi kondisi bahaya terdapat alarm
(safety induction) yang akan berbunyi, maka dilakukan evakuasi dan berkumpul
di pos yang telah ditentukan.
Bahan baku tersebut disimpan dalam bentuk liquid. Tangki atau storage
yang digunakan adalah ISO tank. Letak dari ISO tank tersebut juga berada di
bawah tanah dan ditutupi oleh atap. ISO tank yang diletakkan di bawah tanah ini
dimaksudkan karena alasan safety. Apabila terjadi kebocoran pada tank, maka
kebocoran itu tidak mencapai permukaan.
Bahan baku untuk masuk ke dalam reaktor menggunakan pompa atau
disalurkan melalui pipa. Karena PT. Clariant Indonesia ini memiliki alat yang
bisa dibilang otomatis maka, dapat dikontrol langsung dari control room. Karena
jumlah monomer yang digunakan untuk produksi itu banyak, maka disediakanlah
storage tersebut. Untuk bahan dasar yang lain, biasanya tidak terlalu banyak

jumlahnya, maka dapat secara manual ditambahkan. Walaupun raw material


berbahaya tetapi setalah keluar dari reaktor produk aman dan tidak berbahaya.
Emulsi Polimerisasi adalah jenis radikal polimerisasi itu mulai dengan
emulsi biasanya memasukkan air,monomer,dan surfaktan.Jenis yang paling umum
dari emulsi polimerisasi merupakan emulsi minyak dalam air,di mana tetesan
monomer (minyak) yang diemulsikan(dengan surfaktan) dalam fase air yang
kontinu.Pengemulsi atau

stabilisator polimer yang larut dalam air,alkohol

polivinil tertentu : seperti hidroksietil atau selulosa,juga dapat digunakan untuk


bertindak sebagai.Nama"Emulsi Polimerisasi", Polimerisasi berlangsung dalam
bentuk partikel lateks spontan bahwa dalam beberapa menit pertama dari
proses.Partikel lateks ini biasanya 100 nm dalam ukuran,dan terbuat dari banyak
rantai polimer secara individual.
Partikel berhenti dari coagulating dengan setiap lain karena setiap partikel
dikelilingi oleh surfaktan (sabun);muatan surfaktan repels partikel lainnya
elektrostatis.Ketika polimer yang larut dalam air digunakan sebagai stabilisator
bukan sabun,tolakan berkembang antara partikel yang larut dalam air karena
polimer ini membentuk lapisan berbulu di sekitar partikel repels partikel lain itu,
karena mendorong partikel bersama-sama akan Libatkan mengompresi Chains ini.
Emulsi polimerisasi digunakan untuk memproduksi beberapa polimer
komersial penting.Banyak polimer ini digunakan sebagai bahan padat dan harus
diisolasi dari berair dispersi polimerisasi setelah.Dalam kasus lain dispersi sendiri
adalah produk akhir.Sebuah dispersi akibat emulsi polimerisasi yang sering
disebut lateks (terutama jika berasal dari karet sintetis) atau emulsi
(meskipun"emulsi"ketat berbicara mengacu pada dispersi cairan bercampur dalam
air).Emulsi ini menemukan aplikasi dalam perekat,cat,pelapis kertas dan pelapis
tekstil.Mereka sering lebih dipilih daripada produk berbasis pelarut dalam aplikasi
ini karena tidak adanya VOC (Volatile Organic Compounds). Definisi IUPAC

Emulsi Polimerisasi
Polimerisasi dimana monomer(s), inisiator, dispersi menengah, dan mungkin
koloid

stabilizer

awalnya

merupakan

sistem

homogen

sehingga partikel koloid dimensi Dibentuk kontainer yang berisi polimer.

Catatan : Dengan pengecualian dari mini - emulsi polimerisasi, istilah


"Emulsi Polimerisasi" Itu tidak berarti terjadi di polimerisasi dari tetesan

monomer emulsi.
Batch Emulsi Polimerisasi
Polimerisasi Emulsi di mana semua bahan yang ditempatkan dalam reaktor

sebelum reaksi. Keuntungan Emulsi Polimerisasi meliputi :


1. polimer berat molekul tinggi dapat dibuat pada tingkat yang cepat
polimerisasi. Sebaliknya, dalam jumlah besar dan solusi gratis
Polimerisasi radikal, ada tradeoff antara berat molekul dan tingkat
Polimerisasi .
2. Fase air yang kontinu merupakan pembalap yang sangat baik dari
panas,mengaktifkan tingkat polimerisasi cepat tanpa kehilangan kontrol
suhu .
3. Karena molekul polimer yang terkandung dalam partikel, viskositas
media reaksi dari That Remains dekat dengan air dan tidak tergantung
4.

pada berat molekul.


Produk akhir dapat digunakan sebagai adalah dan tidak perlu umumnya
diubah atau diproses.
Kekurangan Emulsi Polimerisasi meliputi:
a. Surfaktan dan adjuvant lainnya polimerisasi tetap dalam
polimer atau sulit untuk menghapus
b. Untuk
kering (terisolasi) polimer,penghapusan

air

merupakan proses yang intensif energi


Biasanya emulsi polimerisasi yang dirancang untuk beroperasi pada
konversi yang tinggi dari monomer ke polimer. Hal ini dapat mengakibatkan
pemindah rantai yang signifikan untuk polimer, tidak bisa digunakan untuk
kondensasi, ionik atau Ziegler - Natta Polimerisasi, meskipun beberapa
pengecualian dikenal.

Bahan baku pembuatan latex


1. Air

Fungsi air yan digunakan adalah sebagai medium pendispersi yang dapat
menyerap dan menimbulkan panas yang diakibatkan oleh reaksi
eksotermis.penggunaan air dalam proses polimerisasi emulsi ini biasanya
berkisar antara 35% - 65%.air yang digunakan harus memiliki kualitas
yang baik agar tidak mengganggu proses polimerisasi. Oleh karena
itu,perlu digunakan air demineral.
2. Monomer
Monomer Polimerisasi radikal,cair atau gas pada kondisi reaksi, dan
kurang larut dalam air.Monomer padat sulit untuk membubarkan dalam
air.Jika kelarutan monomer terlalu tinggi,pembentukan partikel tidak
terjadi dan ketika reaksi solusi mengurangi ke Polimerisasi itu.
Ethylene dan olefin lain harus hanya dipolimerisasi pada tekanan yang
sangat tinggi ( sampai 800 bar ).
3. Inisiator
Kedua generasi termal dan redoks radikal bebas telah digunakan dalam
emulsi polimerisasi.Garam persulfat yang umum digunakan dalam inisiasi
kedua mode.Ion persulfat mudah memecah menjadi sulfat radikal ion
acerca di atas 50C,menyediakan sumber inisiasi termal.Redox inisiasi
berlangsung ketika oksidan, seperti garam persulfat, bahan pereduksi:
seperti glukosa, rongalite, atau sulfit, dan katalis redoks: seperti senyawa
besi semua termasuk dalam resep Polimerisasi. Resep redoks tidak dibatasi
oleh suhu dan digunakan untuk Polimerisasi itu terjadi di bawah 50C.
Meskipun peroksida organik dan hidroperoksida digunakan dalam Emulsi
Polimerisasi, pemrakarsa yang larut air dan biasanya partisi ke dalam fase
air.Dalam inisiasi redoks, apakah oksidan atau zat pereduksi (atau
keduanya) harus larut dalam air, tetapi salah satu komponen dapat larut
dalam air.
4. Surfaktan
Pemilihan surfaktan yang benar sangat penting untuk pengembangan
proses emulsi polimerisasi.Surfaktan harus mengaktifkan tingkat cepat
Polimerisasi,meminimalkan koagulum atau fouling dalam reaktor dan
peralatan proses lainnya,mencegah viskositas sangat tinggi selama
polimerisasi (yang mengarah ke perpindahan panas yang buruk),

meningkatkan dan mempertahankan atau bahkan properti dalam produk


akhir:seperti kekuatan tarik, gloss dan penyerapan air. Anionic, nonionik,
kationik dan surfaktan telah digunakan, meskipun surfaktan anionik yang
jauh paling lazim. Surfaktan dengan konsentrasi misel kritis rendah
(CMC) yang disukai; tingkat polimerisasi menunjukkan peningkatan
dramatis ketika tingkat surfaktan berada di atas CMC, dan minimalisasi
surfaktan lebih disukai untuk alasan ekonomi dan (biasanya) dampak
buruk dari surfaktan pada sifat fisik polimer hasil. Campuran surfaktan
yang sering digunakan, termasuk Campuran surfaktan anionik dengan
nonionik. Campuran kationik dan surfaktan anionik membentuk garam
larut dan tidak berguna. Contoh surfaktan umum digunakan dalam mmulsi
polimerisasi termasuk asam lemak, natrium lauril sulfat, dan alpha olefin
sulfonat.
5. Stabilisator Non surfaktan
Beberapa nilai polivinil alkohol, dan polimer larut air lainnya dapat
promosikan emulsi polimerisasi meskipun tidak membentuk misel
biasanya dan tidak bertindak sebagai surfaktan (misalnya,tegangan
permukaan tidak lebih rendah). Hal ini diyakini Itu tumbuh rantai polimer
graft ke polimer larut dalam air untuk menstabilkan partikel. Dispersi
tersebut siap dengan stabilisator menunjukkan stabilitas koloid sangat baik
(misalnya, bubuk kering bisa dicampur ke dalam dispersi tanpa
menyebabkan koagulasi). Namun, sering menghasilkan produk sangat
sensitif air karena kehadiran polimer larut dalam air.
Bahan-bahan lain yang digunakan dalam emulsi polimerisasi termasuk agen
pemindah rantai,agen buffering,dan garam inert. Pengawet yang ditambahkan ke
produk yang dijual sebagai dispersi cair untuk menghambat pertumbuhan bakteri.Ini
ditambahkan setelah proses polimerisasi.

II.

PT. EJIP
Sistem utilitas (air dan steam)
PT. EJIP (East Jakarta Industrial Park) adalah pabrik yang mengatur water
treatment di kawasan industri Jakarta timur. PT. EJIP sendiri berdiri pada tahun

1982. Pada PT. EJIP ini, mereka menjadi pihak yang mengawasi, mengatur, dan
mengolah air hasil limbah industri di kawasan industri ini. Untuk sistem utilitas
dari pabrik ini menggunakan sumber dari PLN Cikarang Industrindo. Pengolahan
air di water treatment plant disini menggunakan pengolahan biologi dengan
menggunakan lumpur aktif. Untuk steam mereka tidak memerlukan steam di
dalamnya karena tidak ada proses yang memerlukan panas di dalamnya. Air yang
mereka olah ada yang dibuang langsung ke sungai terdekat dan ada juga yang
disalurkan ke pabrik-pabrik di kawasan industri itu.
Sebagai pengelola kawasan industri, EJIP menyediakan sarana dan
prasarana seperti: saluran limbah, fasilitas umum (pemadam kebakaran, tepat
ibadah, kantor pos, kemananan) dan utilities umum (penanganan limbah industri
dan ketersediaan air). PT EJIP memiliki dua unit instalasi pengelolaan air yaitu:
Instalasi Pengelolaan Air Industri (Industrial Water Treatment Plant/IWTP) dan
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (Waste Water Treatment Plant/WWTP). Instalasi
Pengolahan Air Industri/IWTP mengolah air dari Sungai Cikarang menjadi air
industri untuk keperluan kegiatan perusahaan-perusahaan yang ada di kawasan
EJIP.
Instalasi Pengolahan Air Limbah/WWTP mengolah limbah cair menjadi
dari kawasan EJIP untuk selanjutnya dibuang ke sungai Ciledokan. Pengolahan
diizinkan oleh para operator proses. Monitoring proses pengolahan limbah,
dilakukan dengan analisa air limbah laboratorium. Hasil analisa merupakan
masukan bagi para operator dalam menjalankan proses. Dalam menjalankan
proses analisa, PT EJIP menggunakan dua sarana laboratorium, yaitu:
1. Laboratorium Kimia Basah (Wet Chemistry)
Untuk menganalisis parameter kimia da fisika, preparasi sample, tempat
penyimpanan dan pengawetan sampel.
2. Laboratorium Kimia Kering (Dry Chemistry
Untuk menganalisi parameter kimia, preparasi analisis instrument,
pengukuran dengan instrument dan penyimpanan alat-alat instrument.

Jasa laboratorium yang dilakukan untuk perusahaan didalam kawasan


berupa pemeriksaan air limbah tiap perusahaan di dalam kawasan berupa
pemeriksaan air limbah tiap perusahaan, mulai dari sampling sampai mengirim
data ke tiap perusahaan setiap bulan sekali. PT EJIP memiliki fasilitas Instalasi
Pengolahan Air untuk kebutuhan akan air bersih dengan luas bahan 3.5 Ha.
Instalasi Pengolahan Air (IPA) ini dibangun pada tahun 1992 guna memenuhi
kapasitas sebesar 9000 m3/hari. Namun dengan semakin meningkatnya
penggunaan air bersih tersebut maka akan dilakukan ekspansi pada tahun 1996
dengan pembangunan tahap I, yang mana pembangunan tahap II ini dibuat unit
guna memenuhi kapasitas menjadi 18.000m3/hari.
III.

TRIPPERNATURE
Alat-alat Proses
TRIPPERNATURE adalah perusahan yang bergerak di bidang rasa atau
flavor dengan basis yang sangat alami tanpa campuran bahan kimia lainnya. Pusat
dari pabrik ini terdapat di United States of America. Trippernature yang berada di
Indonesia berlokasi di Jakarta dan Bali. Trippernature yang berlokasi di Bali
memproduksi produk dengan bahan utama:
1) Vanila: terdapat di Sulawesi dan impor dari Madagaskar
2) Cengkeh: Bali
3) Nilam
Alat-alat proses yang digunakan:
1)Extractor (kapasitas bahan baku 1.2 ton)
2)Evaporator: single effect
3)Tanki (4 set): ekstraksi-evaporasi
4)Separator: digunakan untuk memisahkan liquid
5)Boiler
6)Conveyer
7)Grinding
8)Tanki spray dry: ekstrak bubuk
Susu cair bubuk

Anda mungkin juga menyukai