Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Perkembangan global yang semakin lama semakin kuat menyebabkan
pembangunan semakin lama semakin cepat. Dulu gedung bertingkat sangat
jarang ditemui, namun seiring dengan perkembangan global, gedung-gedung
tinggi sudah menjadi pemandangan yang sangat umum. Apalagi di daerah seperti
kota-kota besar di dunia, gedung-gedung bertingkat sudah tidak menjadi hal yang
mengherankan. Bahkan orang-orang berlomba membuat gedung setinggi
mungkin agar mendapat predikat menjadi salah satu gedung tertinggi di dunia. Di
Indonesia, apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya
pemandangan gedung-gedung tinggi terlihat hampir diseluruh wilayahnya.
Terutama Jakarta yang merupakan ibu kota Indonesia, gedung-gedung tinggi
yang berupa kantor, apartement, bank, mal, dsb menghiasi disetiap wilayah di
Jakarta. Bukan hanya gedung-gedung tinggi, namun juga pabrik-pabrik besar
yang sudah tak terhitung lagi banyaknya. Setiap tahunnya di Jakarta terus
bermunculan gedung tinggi dan pabrik baru. Pembangunan di Jakarta tidak
pernah berhenti, malah bertambah cepat setiap tahunnya. Pembangunan di
Jakarta tidak hanya pada gedung-gedung tinggi namun juga pada perumahan
warga. Setiap tahunnya penduduk Jakarta bertambah, maka pembangunan untuk
perumahan warga sangat cepat dan terus bertumbuh setiap tahunnya. Kendarankendaran bermotor di Jakarta setiap tahunnya bertambah banyak sampai
kemacetan di wilayah Jakarta sudah menjadi hal yang wajar. Gedung-gedung

tinggi, mal, apartement, pabrik, rumah warga sampai kendaran bermotor semua
memerlukan cat.
Apa jadinya bila di dunia ini tidak ada cat? Bila didunia ini tidak ada cat
maka tidak ada warna-warni di gedung-gedung, mal, apartement, perumahan,
sampai kendaran bermotor. Semakin berkembangnya pembangunan kantor, mal,
apartement, perumahan, dan kendaran bermotor maka perkembangan industri cat
juga semakin maju. Begitu pula industri cat di Indonesia. Menurut data dari Frost
& Sullivan nilai industri cat nasional pada tahun 2009 diperkirakan mencapai
US$ 992 juta dengan volume 637.750 metrik ton. Pada tahun 2010 sudah
bergerak naik menjadi US$ 1,1 miliar (volume 688.770 metrik ton). Pada tahun
2011, nilainya meningkat lagi menjadi US$ 1,197 miliar dengan volume 748.004
metrik ton. Dan pada tahun 2012 diperkirakan bisnis cat secara nasional akan
tumbuh sebesar 8%-10%. Begitu cepatnya pertumbuhan industri cat di Indonesia,
membuat para produsen tergiur dengan keuntungan di industri cat dan mencoba
memasuki pertempuran di industri cat.
Beberapa pemain di industri cat di Indonesia antara lain PT IPI (Dulux dan
Catylac), PT Nipsea Paint and Chemicals (Nippon, Vinilex, dan Q-Lux,
Maziora), PT Propan Raya ICC (Propan dan Ultran), PT Kansai Paint Indonesia
(Alesco), PT Kansai Prakarsa Coatings, PT Mowilex Indonesia (Mowilex), PT
Jotun Indonesia (Jotun), PT Avia Avian, PT Indaco Coatings Industri, PT
Mikatasa Agung, PT Akzo Nobel, dan lain sebagainya. Banyaknya pemain di
industri cat membuat persaingan makin ketat. Karena industri cat sangat
menguntungkan dan pertumbuhannya sangat cepat, maka para pemain di industri
cat berusaha saling membuat produk catnya menjadi paling unggul. Kansai Paint
contohnya, lisensi produk cat yang berasal dari Jepang yang diproduksi di
Indonesia dibawah PT Kansai Prakarsa Coatings ini memproduksi cat untuk

dekoratif, autorefinished, wood and rattan finish, plastic coating, industrial metal
finish, marine/kapal, peralatan berat. Nippon paint dibawah PT Nipsea Paint and
Chemicals memproduksi cat untuk dekoratif, industrial, kapal, dan peralatan
berat. Sedangkan PT Jotun Indonesia memproduksi cat untuk dekoratif, kapal,
protective, dan powder. Hasil kategori produk cat yang dihasilkan diantara
pemain sangat mirip. Maka, persaingan antara para pemain industri cat sangat
terlihat. Para produsen berlomba-lomba mempromosikan produknya misalnya
melalui iklan, menawarkan ke distributor-distributor cat, menawarkan kerjasama
dengan developer perumahan dan apartement, dan lain sebagainya. Pesaing baru
berdatangan setelah adanya ASEAN-China Free Trade Agreement pada tahun
2010, pesaing baru tersebut seperti PT TOA dari Thailand, PT Daves dari
Filipina, dan berbagai merk cat yang berasal dari China. Pesaing-pesaing baru
tersebut membuat pemain di industri cat Indonesia semakin banyak dan membuat
persaingan semakin ketat.
PT Kansai Prakarsa Coatings, merupakan salah satu perusahaan yang
memproduksi berbagai macam jenis cat seperti cat dekoratif, autorefinished,
wood and rattan finish, plastic coating, industrial metal finish, marine/kapal,
peralatan berat. Saat ini PT Kansai Prakarsa Coatings menerapkan strategi
integrasi horizontal yaitu dengan membeli lisensi cat dari Kansai Paint Jepang.
Menurut Fred R.David integrasi horizontal adalah strategi yang mengupayakan
kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan. PT Kansai
Prakarsa Coatings menyalurkan produk-produknya melalui distributor, agen, dan
swalayan. Dengan banyaknya pesaing di industri cat indonesia, PT Kansai
Prakarsa Coatings juga merasakan persaingan yang sangat ketat di dalam industri
cat IndonesiaMenurut berita bisnis.com ICI paints Indonesia dan PT Nipsea Paint
and Chemicals menguasai pangsa pasar cat dekoratif lebih dari 30%, PT Propan

Raya menguasai pangsa pasar cat kayu lebih dari 50%. Sedangkan PT Nipsea
Paint and Chemicals menguasai pangsa pasar cat otomotif lebih dari 80%. PT
Kansai Prakarsa Coatings harus bersaing dengan para penguasa pasar cat
dekoratif dan cat kayu serta bersaing dengan pesaing lain dikategori cat lainnya.
Dan untuk mendapatkan pasar yang sudah dikuasai oleh para pesaingnya tentu
saja tidak mudah. PT Kansai Prakarsa Coatings juga belum menerapkan strategi
bisnis yang seharusnya diterapkan oleh setiap perusahaan untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif dalam industri tersebut.
PT Kansai Prakarsa Coatings harus mencari cara untuk menghadapai
persaingan diantara para pemain di dalam industri cat dan dapat unggul diantara
para pesaingnya. Strategi bisnis yang tepat diperlukan oleh PT Kansai Prakarsa
Coatings untuk diterapkan. Menurut Meredith E. David, Forest R. David, dan
Fred R. David, dalam jurnalnya yang berjudul The Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM) Apllied to a Retail Computer Store, proses manajemen
strategis adalah an objective, logical, systematic approach for making major
decisions in an organization (1, 2). It attempts to organize qualitative and
quantitative information in a way that allows effective decisions to be made
under conditions of uncertainty. Although strategic management is not a pure
science that lends itself to a nice, neat, one-two-three approach, the process is
widely viewed to consist of three distinct stages: strategy formulation, strategy
implementation, and strategy evaluation. The QSPM fits into the first stage,
strategy formulation, and is an excellent tool for deciding among feasible
alternative strategies (The Coastal Business Journal Spring 2009: Volume 8,
Number 1).

Untuk merumuskan strategi bisnis yang tepat dan efektif, PT Kansai


Prakarsa Coatings harus melakukan 3 langkah perumusan strategi, yaitu dimulai
dari tahap masukan (Input Stage) yang terdiri dari Matriks EFE (External Factor
Evaluation), Matriks Matriks CPM (Competitive Profile Matrix), dan Matriks
IFE (Internal Factor Evaluation). Tahap kedua adalah tahap pencocokan
(Matching Stage) yang terdiri dari Matriks SWOT (Strenght-WeaknessOpportunities-Threats), Matriks SPACE (Strategic Position and Action
Evaluation), Matriks IE (Internal-External) dan Matriks Strategi Besar (Grand
Stratgey). Tahap ketiga adalah tahap keputusan (Decision Stage) yaitu
merumuskan strategi alternatif yang terbaik dengan menggunakan Matriks
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
Strategi bisnis yang tepat sangat diperlukan oleh PT Kansai Prakarsa
Coatings agar perusahaan dapat mencapai tujuan jangka panjang perusahaan
dengan menggunakan kekuatan, memanfaatkan peluang untuk mengatasi
kelemahan serta menghindari ancaman dalam menghadapai persaingan. Bila PT
Kansai Prakarsa Coatings tidak menerapkan strategi bisnis yang tepat, maka
tujuan yang ingin dicapai perusahaan akan sulit bahkan tidak dapat tercapai. Bila
hal itu terjadi, perusahaan akan mengalami kerugian hingga kebangkrutan.
Dengan pertimbangan di atas maka penulis membuat penelitian dengan
judul Analisis Strategi Bisnis Pada PT Kansai Prakarsa Coatings (Kansai Paint)
Untuk Menghadapi Persaingan Bisnis di Indonesia.

1.2 Identifikasi masalah


1) Bagaimana mengevaluasi faktor internal dan eksternal PT Kansai Prakarsa
Coatings?

2) Bagaimana merumuskan alternatif strategi bisnis PT Kansai Prakarsa


Coatings?
3) Apakah rekomendasi strategi bisnis yang tepat bagi PT Kansai Prakarsa
Coatings dalam menghadapi persaingan bisnis di Indonesia?
1.3 Tujuan penelitian
1) Untuk mengevaluasi faktor internal dan eksternal PT Kansai Prakarsa
Coatings
2) Untuk merumuskan alternatif strategi bisnis PT Kansai Prakarsa Coatings
3) Untuk memberikan rekomendasi strategi bisnis yang tepat bagi PT Kansai
Prakarsa Coatings dalam menghadapi persaingan bisnis di Indonesia
1.4 Manfaat penelitian
1) Bagi penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang persaingan industri
cat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang strategi bisnis
2) Bagi perusahaan
Untuk memberikan evaluasi lingkungan ekternal dan internal perusahaan
Untuk memberikan perusahaan ide tentang penerapan strategi bisnis yang
sebaiknya dilakukan perusahaan
3) Bagi pembaca
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang strategi bisnis
Untuk bahan referensi penelitian selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai