Anda di halaman 1dari 16

THE REGULATION OF

CYBERSPACE
Chapter 6 :

Competition And
Indirect Controls

Nama Kelompok

1. Alfin Remon Refra


145302210
2. Meiko Pris H
145302230

Pada tahun 1983 Frank

Easterbrook terpilih untuk


American Law Institute dan American Academy of Arts
dan Sciences pada tahun 1992. Antara tahun 1982 dan
1991, ia merupakan editor dari Jurnal Hukum dan
Ekonomi. Ia telah menulis Struktur Ekonomi Hukum
Perusahaan (1991) dan dia juga telah menerbitkan
banyak artikel ilmiah bersama dengan, Daniel R. Fischel.
Professor Easterbrooks terkenal dengan analisis hukum
ekonomi, pendekatan legal untuk interpretasi hukum, dan
juga karena salah satu hakim paling produktif di
generasinya. Pekerjaan utama Professor Easterbrook
adalah claim. Claim ini berkaitan dengan beberapa
bidang studi yang beragam: seperti menggunakan
kebijaksanaan kejaksaan, tawar-menawar pembelaan dan
hukuman dalam proses pidana. Beliau mencatat bahwa
'kejaksaan kebijaksanaan, tawar-menawar pembelaan
dan hukuman dapat dipahami sebagai elemen dari
sistem pasar yang berfungsi dengan baik.
Easterbrook mengusulkan resolusi tersebut paling
Effesien bila dibandingkan dengan peraturan external

Identifying The Relevant (Cyber) Market


Tidak dapat diragukan lagi bahwa digitalisasi dan
jaringan
memiliki
effect
mendalam
pada
perekonomian dunia dan pasar. Erik Brynjolfsson
dari Pusat eBusiness di MIT, telah memilih untuk
fokus pada bagian digitalisasi yang telah
membebaskan pasar dari kendala lingkungan dari
dunia
nyata.
Pendekatan
tersebut
telah
menyebabkan teori gesekan ekonomi tempat di
mana biaya transaksi, ketidak pastian informasi dan
produksi berkurang sejauh mungkin, sehingga
menyebabkan keadaan persaingan.
Beberapa pengembangan ekonomi dibangun di atas
transaksi informasi. Komentator tersebut, dipimpin
oleh Danny Quah dari London School of Economics
(LSE). Dany menulis tentang teori Ekonomi Ringan',
yang artinya perekonomian dibangun sepenuhnya

Baru-baru

ini
sekelompok
pengacara
terkemuka dan ilmuwan komputer telah
datang bersama-sama untuk secara spesifik
meneliti peran pasar dalam mendorong
kreativitas manusia dan produksi produk
intelektual
dalam
lingkungan
digital.
Kelompok tersebut terdiri dari Lawrence
Lessig, James Boyle, Hal Abelson dan Eric
Eldred.
Mereka
membentuk
Creative
Commons (CC) organisasi nirlaba yang
mempromosikan kreatifitas, penggunaan
kembali karya-karya intelektual dan artistik,
baik yang dimiliki atau domain publik,
dengan
melibatkan
penulis
maupun
audiences.

Net
John Perry Barlow mencatat bahwa dengan munculnya digitalisasi,

memungkin untuk menggantikan semua bentuk penyimpanan


informasi sebelumnya dengan pola yang lebih kompleks.
Tanggapan awal dari industri distribusi media adalah upaya untuk
memberikan effek kontrol eksklusif mereka atas konten kreatif
dengan menciptakan kondisi pasar yang dapat ditemukan di dunia
nyata. Ini melibatkan dua berbedaan : Pertama, untuk mencoba
kembali menyelesaikan konten kreatifitas melalui penggunaan
teknik desain / hirarki hybrid yang disebut dengan Digital Rights
Management (DRM); dan yang Kedua, untuk membangun kembali
hak-hak hukum eksklusif mereka atas konten tersebut melalui
perpanjangan undang-undang hak cipta.
Jadi Tahap pertama dari proses tersebut melibatkan penerapan
kode yang bertujuan untuk memperbaiki kembali konten-konten
kreatif untuk pembawaan media dan sistem tersebut. Inti dari
sistem DRM adalah penggunaan lisensi. konsumen membeli lisensi
kepada hak-hak tertentu dari akses penggunaanya. Lisensi adalah
data digital atau file yang spesifik kaitannya dengan transfer
konten. Aturan penggunaan dapat didefinisikan oleh berbagai
kriteria, seperti frekuensi akses, tanggal kedaluwarsa, pembatasan
transfer ke perangkat lain dan perizinan. Aturan-aturan ini dapat
dikombinasikan untuk menegakkan model bisnis tertentu, seperti

Kondisi lisensi digunakan melalui kontrol desain, secara spesifik melalui teknik

enkripsi data. Konten itu sendiri terkandung dalam modul terpisah, yang
disebut logically the content module, dan terkunci menggunakan sistem
enkripsi digital. Sistem enkripsi yang digunakan dalam modul DRM sebenarnya
cukup kompleks dan melibatkan proses enkripsi dua tahap, yang dijelaskan
secara rinci oleh Paul Ganley dalam Makalah Digital Rights Management
Systems and the Intersection of Informational and Decisional Privacy Interests.
Secure Socket Layer (SSL) teknologi, yang digunakan oleh browser internet
untuk melindungi data sensitif seperti catatan keuangan dalam lingkungan
online. Sistem ini menggunakan dua protokol enkripsi terpisah, satu protokol
tunggal untuk menggunci enkripsi, dan yang kedua protokol kunci publik,
karena alasan biaya, kenyamanan dan ketahanan.
Kelemahan enkripsi tunggal adalah bahwa kunci dekripsi harus ditransfer dari
pemasok ke pengguna akhir. Hal ini membuat kunci rentan terhadap intersepsi,
merusak ketahanan protokol. Tidak ada cara yang efektif untuk mencegah
penyalinan analog , tetapi untungnya bagi produsen produk yang mempunyai
kreatifitas, telah memberikan semacam perlindungan analog melalui 'drop-off.
Jadi dalam dunia analog gencatan senjata sering kali muncul antara pemasok
dan konsumen barang. Pemasok tahu bahwa konsumen akan membuat copian
buku dan teks, sehingga mereka akan membuat rekaman rekaman ilegal dan
CD atau dari siaran radio dengan menggunakan kaset video untuk merekam
film, drama dari televisi untuk mempertahankanya secara permanen. Hasil ini
merupakan respon pasar dimana orang-orang yang membeli bahan asli
membayar harga yang lebih tinggi (semacam pajak bajak laut informal) untuk
mensubsidi kerugian yang disebabkan oleh home recording.

(Un)fair competition in the market


for digital product
Digitalisasi membuat segala informasi

menjadi free
Tradisional
:
penjualan
fisik, store

Penjualan
online :
distribusi
central

Naspter
protocol

File
sharing:
peer to
peer
????????

Naspter
protocol

Peer 2 Peer
Napster

Gnutella

Napster lebih mudah dilacak karena central

server
Muncul kasus KassaA saat maraknya P2P.
Kassaa memiliki central server di Australia.
KaSSaA kalah dalam pengadilan dan
membayar denda dan menulis pesan di web.
Perusahaan P2P mengajukan permohonan
kerjasama dengan industri musik, namun
beberapa perusahaan tidak setuju.
Hukum hanya mengatasi masalah sesaat,
selama permintaan masih ada, akan selalu

Fixing digital product in indelible


ink: encryption and control
Industri media harus mengambil langkah

efektif untuk menanggapi kejahatan digital


dan membuat strategi mengenai harga
download legal beserta nilai tambahan.
Menghadapi masalah ilegal dengan enkripsi.
Kelemahan pada cracker.
Bagaimana industri creative product
menanggapinya?

Cracker, berawal dari perusahaan DecSS.


Produk CSS : enkripsi disc
Masalah : tidak berjalan pada OS Linux. John

Johansen melakukan cracking pada disc.


Johansen dibebaskan karena menang di
pengadilan.
DeCSS dituntut industri film atas beberapa
oknum penyebaran kode enkripsi.

DCMA disahkan sebagai pelengkap dari WIPO

Copyright Tradely pasal 11 dan 12


WTC pasal 11
WTC pasal 12
DeCSS kalah dalam pengadilan.
DCMA tidak hanya mengatasi masalah pada
copyright tetapi pada enkripsi kode disc.

The market functions but only


so far!
Tahap pertama : Menguasai teknologi
Tahap kedua : Berusaha menetapkan legal

control pada status quo product


Tahap ketiga : Berusaha adaptasi dengan
teknologi dan membuatnya berakomodasi
pada model bisnis mereka.

WTC 11
Contracting Parties shall provide adequate

legal protection and effectivelegal remedies


against the circumvention of effective
technological measures that are used by
authors in connection with the exercise of
their rights under this Treaty or the Berne
Convention and that restrict acts, in respect of
their works, which are not authorized by the
authors concerned or permitted by law

WTC 12
Contracting Parties shall provide adequate and effective legal

remedies against any person knowingly performing any of the


following acts knowing, or with respect to civil remedies having
reasonable grounds to know, that it will induce, enable, facilitate or
conceal an infringement of any right covered by this Treaty or the
Berne Convention:
i) to remove or alter any electronic rights management information
without authority;
ii) to distribute, import for distribution, broadcast or communicate
to
the public, without authority, works or copies of works knowing
that
electronic rights management information has been removed or
altered without authority.

Anda mungkin juga menyukai