Teguh Kurniawan
Lektor Kepala
Ketua Prodi S1 Administrasi Publik DIA
FISIP UI
Outline
Waktu
Sesi
Materi
09.45 - 10.30
WIB
Sesi 1
10.30 - 11.15
WIB
Sesi 2
Perumusan Kebijakan
11.15 - 12.00
WIB
Sesi 3
Process
Activity
Participants
Problem Identification
Agenda Setting
Policy Formulation
Policy legitimation
Policy implementation
Policy evaluation
Policymaking as a process
Dye, 2005: 32
Terminologi
Kebijakan
Tahap 1:
Agenda
Kebijakan
Tahap 2:
Perumusan
Kebijakan
Tahap 3:
Adopsi
Kebijakan
Tahap 4:
Implementa
si
Kebijakan
Tahap 5:
Evaluasi
Kebijakan
Definisi
Sejumlah
permasalaha
n
diantara
banyak
permasalaha
n
lainnya yang
mendapat
perhatian
serius
dari pejabat
publik
Pengembang
an
usulan akan
tindakan
yang
terkait dan
dapat
diterima
untuk
menangani
permasalaha
n
publik
Pengembang
an
dukungan
terhadap
sebuah
proposal
tertentu
sehingga
sebuah
kebijakan
dapat
dilegitimasi
atau
disahkan
Aplikasi
kebijakan
oleh mesin
administrasi
pemerintah
Upaya
pemerintah
untuk
menentukan
apakah
kebijakan
efektif, serta
mengapa
efektif atau
tidak efektif
Common
sense
Membuat
Apa yang
Membuat
Aplikasi
Apakah
pemerintah
diusulkan
pemerintah
kebijakan
kebijakan
untuk
untuk
untuk
pemerintah
bekerja baik?
mempertimb dilakukan
menerima
terhadap
angkan
terhadap
solusi
masalah
tindakan
masalah
tertentu
terhadap
terhadap
Anderson,
2006,
4
(diadaptasi
dari Anderson, Brady dan
masalah
masalah
Sumber:
Bullock III, 1984)
Langkah Pembuatan
Kebijakan
5 langkah pembuatan kebijakan
Definisikan/tentukan sasaran
Kumpulkan informasi yang relevan
Buat pilihan kebijakan yang mungkin
untuk dilakukan
Pembuatan kebijakan Resiko dan
konsekuensi harus dipertimbangkan
Implementasi dan Evaluasi
Adair, 2007,25-38
Proses Kebijakan
Pembuatan Kebijakan:
1.Agenda Setting
2.Policy formulation
3.Policy adoption
Pelaksanaan Kebijakan:
1.Implementers
2.Situasi kondisi
3.Mindset implementers
Evaluasi Kebijakan:
1.Cara
2.Alat ukur
3.Pihak yang terlibat
Mengapa Knwoledge-Based
Policy
knowledge as the key to future
growth, jobs and social cohesion
we need policies that reinforce this
knowledge base
Education and training are a
prerequisite for a fully functioning
"knowledge triangle (education
research innovation)
Commission of the European Communities, 2007
Knowledge,
Knowledge,
research,
research,
technology,
technology,
innovations,
innovations,
entrepreneurship
entrepreneurship
are
are the
the key
key words
words in
in different
different strategies
strategies
and
and policies
policies all
all over
over the
the world.
world.
Mengapa Networking?
More knowledge and ideas
Knowledge from different fields, skills,
cultures
More human and financial resources
Learn from others
Possibilities for better products, services
With network larger possibilities to
business also internationally
Positive human contacts also for the future
Sources of Evidence
Such information can be obtained from the
following sources:
research findings;
statistics (both national and
international);
evaluation reports;
stakeholder consultation;
expert knowledge (e.g. provided by thinktanks or professional associations);
economic or demographic modelling.
Weiss, 1992
EU 2007
identification
implementation
Formulation/adoption
Adapted from
Levin, 2004
It Doesnt Happen by
Chance
WHAT and HOW have same value
Cost of evidence and cost of no
evidence or misused evidence
Brokers and broker insitutions
PERUMUSAN KEBIJAKAN
Prosedur Perumusan
Kebijakan - 1
Tahapan perumusan kebijakan merupakan
tahap kritis dari sebuah proses kebijakan
terkait dengan proses pemilihan alternatif
kebijakan oleh pembuat kebijakan yang
biasanya mempertimbangkan besaran
pengaruh langsung yang dapat dihasilkan dari
pilihan alternatif utama tersebut
Proses ini biasanya akan mengekspresikan dan
mengalokasikan kekuatan dan tarik menarik
diantara berbagai kepentingan sosial, politik
dan ekonomi
Sidney, 2007, 79 (dalam Fischer, Miller and Sidney,
2007)
Prosedur Perumusan
Kebijakan - 2
Prosedur Perumusan
Kebijakan - 3
perumusan seperangkat alternatif akan melibatkan
proses identifikasi terhadap berbagai pendekatan
untuk menyelesaikan masalah; serta kemudian
mengidentifikasi dan mendesain seperangkat
perangkat kebijakan spesifik yang dapat mewakili
setiap pendekatan
Tahap perumusan juga melibatkan proses penyusunan
draft peraturan untuk setiap alternatifyang isinya
mendeskripsikan diantaranya mengenai sanksi, hibah,
larangan, hak, dan lain sebagainyaserta
mengartikulasikan kepada siapa atau kepada apa
ketentuan tersebut akan berlaku dan memiliki dampak
Sidney, 2007, 79 (dalam Fischer, Miller and Sidney,
2007)
Prosedur Perumusan
Kebijakan - 4
didalam tahap perumusan kebijakan,
permasalahan kebijakan, usulan proposal
dan tuntutan masyarakat ditransformasikan
kedalam sejumlah program pemerintah
Perumusan kebijakan dan juga adopsi
kebijakan akan meliputi definisi sasaran
yakni apa yang akan dicapai melalui
kebijakanserta pertimbanganpertimbangan terhadap sejumlah alternatif
yang berbeda
Jann dan Wegrich, 2007, 48 (dalam Fischer, Miller and Sidney,
2007)
Prosedur Perumusan
Kebijakan - 5
Permasalahan Implementasi
Kebijakan
Perbedaan mindset dan pemahaman
Perbedaan kepentingan
Integritas
Mengubah Mindset
program (konten),
konteks (iklim dan budaya
organisasi),
proses (bagaimana akan dilakukan -Bagaimana meminimalisir resistensi
-- terkait informasi, tidak mampu,
ketidakmauan),
manusia (trust)
Empat StrategiPerubahan
1. Strategi komunikasi
2. Strategi penyediaan sumberdaya
3. Strategi Pembenahan Struktur
Organisasi
4. Strategi reward pegawai
Levine, 2007
Strategi Komunikasi
Mengkomunikasikan dengan jelas mengapa
perubahan itu penting.
Pesan mengenai perubahan itu perlu konsisten
disampaikan secara terus menerus.
Komunikasi bukan hanya ke pegawai, tetapi
juga ke anggota Dewan, kelompok-kelompok
terkait, dan komunitas masyarakat secara
luas.
cara penyampaian pesan perubahan dikemas
secara radikal
Strategi Penyediaan
Sumberdaya
Menyediakan sumberdaya yang diperlukan
untuk implementasi program
kerjasama dengan berbagai lembaga :
transfer knowledge melalui pelatihan
menyediakan biaya keikutsertaan pegawai
untuk peningkatan kapasitas
membentuk dan mendukung dua unit baru :
1. Operations Improvement and Development
2. Information Technology
membentuk kelompok peningkatan pegawai
Strategi Pembenahan
Struktur
Struktur organisasi yang
memungkinkan inovasi pegawai
Fokus pada perubahan pola
komunikasi dan pola kerja.
Memahami dan menempatkan
pegawai sesuai dengan kapasitas
masing-masing
Evaluasi Kebijakan
Dilakukan guna menguji kemampuan suatu kebijakan dalam
mengatasi masalah
Dapat memberikan informasi tentang keberhasilan dan
kegagalan sebuah kebijakan
Kegiatan untuk menilai sejauhmana kefektifan sebuah
kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan pada
konstituennya dan sejauhmana tujuan tercapai
Kegiatan yang bertujuan menilai manfaat suatu kebijakan
(Jones,1984)
Kegiatan yang ditujukan untuk melihat sebab-sebab
kegagalan suatu kebijakan atau untuk mengetahui apakah
kebijakan publik yang telah dilaksanakan meraih dampak yg
diinginkan
Akan menentukan kelanjutan dari sebuah kebijakan
Manfaat Evaluasi
Memperoleh informasi tentang kinerja
kebijakan
Mendorong seseorang untuk lebih
memahami maksud, kualitas dan dampak
kebijakan
Umpan balik bagi manajemen dalam
rangka perbaikan/ penyempurnaan
implementasi
Memberikan rekomendasi pada pembuat
kebijakan
Aspek Evaluasi
Jenis Evaluasi
Effort evaluation: Mengevaluasi input program
Performance evaluation: Mengkaji output
dibandingkan dengan input program
Effectiveness evaluation: Mengkaji apakah
pelaksanaanya sesuai dengan sasaran dan
tujuan
Efficiency evaluation: Membandingkan biaya
dengan output yang dicapai
Process evaluation: Mengkaji metode
pelaksanaan, aturan dan prosedur dalam
pelaksanaan
Kegiatan Evaluasi
Specification : menyangkut obyek
yang dinilai
Measurement : memilih tehnik
pengukuran yang tepat untuk menilai
Analysis : Melakukan analisa
informasi yang disajikan
Kriteria Evaluasi
Relevansi: mampu memberikan informasi yang tepat pada
pembuat dan pelaku kebijakan, menjawab secara benar
pertanyaan dalam waktu yangg tepat
Signifikansi: mampu memberikan informasi yang baru dan
penting melebihi yang sudah ada
Validitas: mampu memberikan pertimbangan yang
persuasif dan seimbang tentang hasil nyata kebijakan
Reliabilitas: dapat membuktikan bahwa hasilnya diperoleh
dengan penelitian yang teliti
Obyektif: tidak memihak /bias
Tepat waktu
Daya guna: bisa dimengerti dan dimanfaatkan oleh pelaku
dan pembuat kebijakan
Evaluasi Dampak
Menentukan apakah program telah membawa
dampak yang diinginkan terhadap individu, rumah
tangga dan lembaga
Menilai apakah dampak tersebut berkaitan dengan
intervensi program
Mengeksplore akibat yang tidak diperkirakan baik
positif maupun negatifnya
Permasalahan yang disoroti pada bagaimana
program mempengaruhi peserta program dan
apakah perbaikan kondisi peserta program betulbetul disebabkan oleh program ataukah faktor lain
Pengertian RIA
alat evaluasi kebijakan, sebuah metode yang
bertujuan menilai secara sistematis pengaruh
negatif dan positif regulasi yang sedang
diusulkan ataupun yang sedang berjalan
digunakan untuk menilai suatu regulasi dalam
hal: a) relevansi antara kebutuhan masyarakat
dan sasaran kebijakan, b) kebutuhan terhadap
intervensi pemerintah, c) efisiensi antara output
dan input, d) efektifitas antara sasaran kebijakan
dan hasil, e) keberlanjutan antara kebutuhan
masyarakat dan hasil sebelum diterapkannya
atau dirubahnya suatu regulasi
Tujuan RIA
menyediakan secara terperinci dan
sistematis penilaian potensi dampak dari
peraturan baru sehingga dapat
memberikan penilaian mengenai apakah
mungkin sebuah peraturan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan
untuk memastikan bahwa peraturan akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dari sudut pandang keuntungan akan
melebihi biaya yang harus dikeluarkan
Regulator harus memilih tingkat yang paling tepat dari struktur pemerintah
dan merancang sistem yang efektif dalam hal koordinasi diantara tingkat
pemerintahan.
Perkiraan total biaya dan manfaat yang diharapkan dari setiap usulan dan
alternatif peraturan.
Regulator harus memastikan bahwa struktur teks dan aturan dibuat sejelas
mungkin.
perumusan masalah
identifikasi tujuan
alternatif penyelesaian masalah
analisis manfaat dan biaya setiap
alternatif
5. konsultasi publik
6. penentuan alternatif terbaik dalam
menyelesaikan masalah
7. perumusan strategi implementasi
14%
43%
43%
Manfaat RIA
1. RIA menghasilkan kebijakan lebih akuntabel, transparan,
konsisten, serta dapat membantu dalam pencapaian
kesejahteraan ekonomi dan sosial.
Dalam prakteknya dapat dilihat bahwa regulasi umumnya memiliki banyak
dampak dan dampak ini seringkali sulit untuk diramalkan tanpa studi yang rinci
serta konsultasi dengan pihak-pihak yang terkena dampak seperti penyusunan
kebijakan mengenai kakao dan rotan oleh Kementerian Perdagangan RI.
Manfaat RIA
3. RIA dapat menilai secara sistematis pengaruh negatif dan positif
kebijakan yang sedang diusulkan ataupun yang sedang berjalan
dengan memperhatikan pada analisis biaya dan manfaat atas opsi
yang ada.
4. Keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses yang
berlangsung akan lebih mendekatkan relevansi antara
permasalahan yang dihadapi dan kebutuhan masyarakat dengan
sasaran kebijakan yang akan dihasilkan.
5. Penggunaan RIA dapat meningkatkan kualitas kebijakan yang
dihasilkan. Hal ini didasarkan tersedianya informasi atas potensi
dampak dari kebijakan sehingga dapat memberikan penilaian
mengenai mungkin tidaknya sebuah kebijakan dapat mencapai
tujuan yang diinginkan.
Keterlibatan Aktor - 1
pembuat kebijakan resmi (official policy-makers)
mereka yang memiliki kewenangan legal untuk
terlibat dalam perumusan kebijakan publik
legislatif; eksekutif; badan administratif; serta
pengadilan
peserta non pemerintahan (nongovernmental
participants) penting atau dominannya peran
mereka dalam sejumlah situasi kebijakan tetapi
mereka tidak memiliki kewenangan legal untuk
membuat kebijakan yang mengikat
menyediakan informasi; memberikan tekanan;
mencoba untuk mempengaruhi; menawarkan
proposal kebijakan kelompok
kepentingan;
Anderson, 2006, 46-67
partai politik; organisasi penelitian; media
Keterlibatan Aktor - 2
tahap perumusan kebijakan diharapkan melibatkan peserta
yang lebih sedikit dibandingkan dalam tahapan penetapan
agenda
yang lebih banyak diharapkan adalah kerja dalam
merumusakan alternatif kebijakan yang mengambil tempat
diluar mata/perhatian publik
Dalam sejumlah teks standar kebijakan, tahap perumusan
disebut sebagai sebuah fungsi ruang belakang
Detail dari kebijakan biasanya dirumuskan oleh staff dari
birokrasi pemerintah, komite legislatif, serta komisi khusus
Proses perumusan ini biasanya dilakukan di ruang kerja
dari para aktor perumus tersebut
(Sidney, 2007, 79 dalam Fischer, Miller and
Sidney, 2007)
Pro
Memungkinkan
digunakan/
dipertimbangkanny
a berbagai
pandangan
diskresi
administrasi
tidak sejalan
dengan demokrasi
dan pluralisme.
Maksud/tujuan keterlibatan
masyarakat
dua tujuan (purpose) melibatkan publik :
(1) upaya mendapatkan informasi (2)
mencapai penerimaan (acceptance) oleh
publik.
Thomas (1995):
> Tinggi bila penerimaan thd
kebijakan penting,
Tujuan dari mengikutsertakan publik analisis
>
Rendah
bila kualitas
kebijakan
adalah:
keputusan/kebijakan penting
Policy
Development
Stages
1. Define the
Problem
2. Identify
criteria
Participation Purposes
1. Discover Aid in the search of
definitions
1. Discover Aid in the search of criteria
Dimensi Partisipasi
Masyarakat
masyarakat harus diyakinkan akan kebutuhan
untuk melaksanakan hak dan kewajibannya
secara seimbang bagaimana
membangunkan kesadaran masyarakat
mengenai hal-hal yang dapat dilakukannya
untuk kebaikan bersama (OConnel, 1999)
diperlukan peletakan masyarakat pada posisi
baik secara konsepsual maupun operasional
bisa berperan untuk memberdayakan dirinya
(Thoha, 2004)
Dimensi Partisipasi
Masyarakat
diperlukannya rasa saling percaya antara
administrator publik dengan warga masyarakat
guna meningkatkan keterlibatan masyarakat
dalam penyelenggaraan Administrasi Publik
kepercayaan memiliki 4 (empat) dimensi, yakni
(offe, 1999):
kepercayaan
masyarakat
kepercayaan
kepercayaan
kepercayaan
Dimensi Partisipasi
Masyarakat
visi bersama dan sejumlah atribut lainnya guna
terwujudnya kemitraan yang efektif antara
pemerintah dan masyarakat
kompatibilitas antar peserta berdasarkan kepercayaan
dan penghargaan yang saling menguntungkan
keuntungan bagi semua mitra
kesetaraan kekuatan dengan mitra
saluran komunikasi
kemampuan beradaptasi
keberadaan integritas, kesabaran dan kemauan untuk
menyelesaikan permasalahan
Mitchell, 2005
Dimensi Partisipasi
Masyarakat
menyelesaikan permasalahan dilematis yang
dihadapi oleh masyarakat ketika akan
berpartisipasi
dilema terkait besaran dari masyarakat
dilema terkait kelompok-kelompok masyarakat yang
termarjinalkan
dilema terkait resiko
dilema terkait teknologi dan keahlian
dilema terkait waktu
dilema terkait barang-barang bersama (common good)
Dimensi Partisipasi
Masyarakat
penguatan kapasitas terhadap masyarakatnya
sendiri sehingga pada akhirnya masyarakat dapat
terberdaya serta mampu dan mau untuk
berpartisipasi secara aktif dan efektif
Mendorong Partisipasi
Faktor yang mempengaruhi
partisipasi
Cara bekerjanya
Enabled to (mungkin
melakukan)
Dimensi Partisipasi
Masyarakat
pemberdayaan masyarakat yang efektif
memerlukan dukungan dari 4 (empat) elemen
utama yaitu (Narayan, 2002):
KERJA PENDUKUNG
(Supporting units)
Dana, logistik, informasi,
data, akses
KERJA BASIS
(Ground works)
dapur gerakan advokasi :
Membangun basis masa,
Pend. Politik kader, mbtk lingkar inti
Mobilisasi aksi, kampanye
PROSES PROSES
LEGISLASI & JURISDIKSI
(pengajuan usul, konsep
tanding,
Dan pembelaan)
PROSES-PROSES
POLITIK BIROKRASI
(Mempengaruhi pembuat
& pelaksana putusan
PROSES-PROSES
SOSIALISASI &
MOBILISASI
(Membentuk
pendapat
umum
Dan tekanan politik)
- legal drafting
- Counter draft
- Judicial review
- litigasi
Lobby
negosiasi
mediasi
kolaborasi
ISI/NASKAH
HUKUM
TATA
PEMBENTUKAN/
LAKSANA PERUBAHAN
HUKUM
KEBIJAKAN
PUBLIK
BUDAYA
HUKUK