NABIRE - Pola pembuangan samapah kota nabire di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wadio harus diubah. Dengan membuang produksi sampah kota yang diperkirakan 50 ton per hari dapat mempengaruhi lingkungan sekitar. Pemerintah Kabupaten Nabire seharusnya berfikir masalah sampah sebab sampah mempunyai dampak buruk terhadap lingkungan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah kota di Kabupaten Nabire sudah sangat tidak efektif lagi. Dengan pola Open Dumping yang diterapkan oleh pemerintah daerah sudah saatnya ditinggalkan (diubah). Sudah saatnya Pemerintah daerah beralih sistem pembuangan sampah yang sementara diterapkan yaitu Open Dumping ke pola penampungan/pembuanga dengan Teknik Sanitary Landfill. Karena proses pembuangan sampah kota yang sementara dilakukan adalah pola open dumping, yang mempunyai pengertian bahwa sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia akan dibuang ke suatu tempat yang jauh dari pemukiman dengan cara menumpuk bagitu saja (secara terbuka). Walaupun demikian penerapan TPA Kabupaten Nabire lama-kelamaan air tanah pun akan tetap tercemar dan yang menjadi korban adalah warga sekitar TPA atau boleh dibilang warga di kampung wadio. Kalau penerapannya dibiarkan seperti begitu, apakah lingkungan tidak akan tercemar ? Ini menjadi catatan atau PR buat kita bersama. Sebab Kabupaten Nabire adalah milik semua orang yang tinggal dikabupaten nabire. Untuk itu dalam proses pembuangan sampah kota sudah saatnya menggunakan Teknik Sanitary Landfill. Sanitary Landfill adalah sampah dimasukkan kedalam lahan yang sudah dilengkapi fundamen yang kedap air dan saluran lindi dan gas, dipadatkan, ditutup dengan tanah penutup, dipadatkan lagi, diatasnya ditempatkan sampah lagi, dan demikian seterusnya.; Karena Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang ada dan sementara dipakai tersebut sebenarnya sudah tidak layak. Apalagi untuk mengakhiri pembuangan sampah ke lokasi TPA dilakukan dipinggir jalan umum yang menghubungkan antara Distrik Uwapa dengan Ibukota Kabupaten. Oleh karena itu pemerintah daerah harus berfikir untuk memajukan daerahnya (Nabire) kearah yang lebih baik (Modern) dan berani bersaing dengan daerah lain di indonesia (harus memiliki rasa gengsi). Yang boleh dibilang dalam proses pengolahan sampah di TPA pada kota lain kira-kira mencapai 75 % telah sukses dalam menangani masalah sampah kota dan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang telah tertata dengan baik sesuai perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).