Anda di halaman 1dari 10

MODUL BAHASA INDONESIA

MENULIS
Modul Standar untuk
digunakan dalam
Perkuliahan di Universitas
Mercu Buana
Fakultas

Program
Studi

MODUL

05

Kode MK

Disusun Oleh

MK90008

Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.

Abstract

Kompetensi

Menulis adalah menuangkan


gagasan atau ide melalui
media bahasa. Yang dimaksud
menulis dalam modul ini
adalah menulis karya ilmiah
dan ilmiah popular.

Mahasiswa diharapkan mampu


menulis berbagai jenis tulisan
dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

MENULIS

Pengertian
Menulis adalah kegiatan untuk menciptakan catatan atau informasi dengan bahasa
sebagai medianya. Terampil menulis adalah tuntutan setiap orang, terutama mereka yang
bergerak di dunia akademik. Kegiatan menulis adalah kegiatan aktif dan produktif. Dengan
menulis, seseorang akan aktif dan kreatif menyusun pikirannya dengan teratur agar
tulisannya dipahami orang lain. Menulis dikatakan produktif karena penulis menghasilkan
sesuatu, yaitu hasil pikiran yang telah ditulisnya dengan system logis sehingga menjadi
karya tulis yang dapat diterima oleh pembaca.
Manfaat Menulis
Menulis menjernihkan pikiran. Saat memulai tugas yang rumit, cobalah
menuliskan pikiran dan perasaan Anda. Para ahli hipnotis professional sering menggunakan
teknik ini untuk mempercepat prose hipnotis. Pada dasarnya, mereka meminta klien mereka
untuk menuliskan pikiran dan perasaan mereka pada saat itu. Saat klien mereka selesai
menulis, ahli hipnotis ini meminta klien untuk merobek kertas yang mereka pakai dan
membuangnya. Hal ini merupakan sebuah tindakan simbolis bagi penjernihan pikiran.
Menulis mengatasi trauma yang menghalangi penyelesaian tugas-tugas
penting. Sesudah terjadinya sebuah kemelut yang besar, orang-orang cenderung dihantui
kejadian itu. Dalam memikirkan trauma itu, dan bahkan dalam upaya untuk tidak
memikirkannya, orang-orang akan menggunakan kapasitasnya yang terbesar. Oleh sebab
itu, mereka akan menjadi pelupa dan tidak bias memusatkan perhatian mereka pada
pekerjaan-pekerjaan baru mereka yang besar. Menulis tentang trauma akan membantu
dalam mengelola trauma dan dengan demikian membebaskan pikiran untuk menangani
tugas-tugas lainnya.
Menulis membantu dalam mendapatkan dan mengingat informasi baru. Seperti
yang telah ditunjukkan oleh penelitian tentang kegiatan mencatat, menulis catatan yang
penuh pemikiran, atau dalam kasus-kasus anak-anak kecil, coretan-coretan, membantu
orang-orang untuk mendapatkan dan mengingat kembali gagasan-gagasan yang baru.
Menulis dapat membantu memberikan suatu kerangka yang bias dipakai untuk memahami
perspektif baru dan unik dari orang lain. Bahkan, menulis tentang hal tersebut akan
membuat gagasan-gagasan semakin jelas dan mudah untuk diingat.

201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Menulis membantu memecahkan masalah. Karena menulis mendorong proses


integrasi informasi, menulis bisa membantu memecahkan masalah-masalah yang rumit. Jika
seseorang menulis dengan bebas tentang sebuah masalah yang rumit yang sedang ia
hadapi, ia akan ebih mudah untuk mendapatkan pemecahannya. Ada beberapa alas an
untuk hal ini. Salah satunya adalah bahwa menulis memaksa orang untuk memusatkan
perhatian mereka lebih panjang pada satu topik tertentu daripada kalau mereka hanya
memikirkannya. Karena menulis lebih lambat daripada berpikir, setiap gagasan harus
dipikirkan dengan lebih terperinci.
Menulis-bebas membantu kita ketika kita terpaksa harus menulis. Kebanyakan
orang kadang-kadang terpaksa menulis tentang sesuatu, baik itu sebuah laporan hukum,
pandangan medis, atau surat keluhan kepada pemerintah daerah. Menulis secara formal
dapat menjadi sebuah hambatan yang serius. Setiap kalimat bisa tampak kaku , setiap kata
bisa tidak kena. Menulis dengan bebas pikiran dan perasaan Anda sebelum menulis secara
formal bisa membebaskan kemampuan menulis Anda. Bahkan, penulis bebas bisa berguna
sebagai landasan bagi sebuah rancangan kasar sebuah tulisan formal.
Hakikatnya, menulis bisa menjadi sebuah kemampuan yang sangat berharga dalam
mempelajari dan menghadapi dunia. Pada kesempatan yang tepat, menulis dapat
meningkatkan kesehatan fisil fisik dan mental. Meskipun bukan bukan suatu obat yang
serba manjur, penggunaan kegiatan menulis secara bijaksana dapat memperbaiki kualitas
kehidupan bagi sebagian besar diri kita. Perintah Menulis
Membaca dan menulis ibarat dua sisi mata uang. Satu dan lainnya saling menunjang
peran dan fungsi masing-masing. Jika ada pendapat orang yang menyatakan bahwa
membaca dan menulis hanyalah membuang-buang waktu, hal itu merupakan kekeliruan
yang sangat besar. Membaca dan menulis merupakan pekerjaan besar bagi orang-orang
berperadaban.
Bagi seorang penulis pemula, memulai untuk menulis merupakan hal yang sangat
sulit. Namun, kalau menulis surat atauo chating dengan pacar, suami, istri, atau sahabat,
mengapa bisa kita lakukan dengan lancar. Bahkan, hasilnya bisa sampai berlembar-lembar.
Artinya, sebenarnya semua orang memiliki bakat menulis, hanya perlu berlatih dan
meningkatkan keterampilan menulis untuk berbagai kebutuhan.
Kegiatan menulis ibarat menciptakan suatu kebiasaan baru. Bagi Anda yang tidak
mempunyai kebiasan merokok, apabila Anda setiap hari mengisap satu batang rokok, dapat
dipastikan dalam tempo satu bulan Anda sudah menjadi perokok. Demikian juga menulis.
Anda akan bisa menulis apabila Anda sudah bisa membiasakan diri atau memaksakan diri
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

untuk menulis. Bakat menulis telah diberikan oleh Tuhan. Hal yang perlu kita lakukan adalah
menemukan dan mengembangkan bakat tersebut sepanjang kisah hidup manusia. Bakat
hanya merupakan syarat perlu, tetapi belum mencukupi untuk dapat menulis. Adanya bakat
akan membuat seorang calon penulis lebih mudah dalam menyerap teori-teori penulisan.
Ada beberapa hal yang yang dapat memupuk motivasi dalam menulis. Pertama,
memosisikan bahwa penulis merupakan bagian dari ibadah. Jika motivasi menulis atau
menjadi penulis adalah ibadah, insyaallah kegiatan menulis akan berlangsung terus.
Dengan meosisikan kegiatan menlis sebagai ibadah, ketika kegiatan menulis tersebut tiak
dijalankan, sama artinya dengan tidak beribadah kepada-Nya. Kedua, menulis adalah
bagian dari perjuangan. Perjuangan tidak selalu identik dengan mengangkat senjata.
Dengan menyadari kegiatan menulis sebagai bagian dari perjuangan akan diberikan tenaga
bagi Anda untuk menulis dan tetap menulis. Banyak kezaliman dan kerusakan yang terjadi
di tengah kehidupan kita dapat dilawan dengan tulisan.
Hambatan dalam Menulis
Pertama, karena dalam otak kita belum terbentuk sistem menulis . Otak kita belum
terpusat pada kegiatan menulis. Oleh karena itu, kita harus melatih otak kita untuk berpusat
pada sistem menulis. Caranya adalah jadikan menulis sebagai pilihan hidup.
Kedua, menumbuhkan kebiasaan menulis . Kebiasaan menulis bias ditumbuhkan
dengan cara 1) membaca. Dengan semakin sering membeca juga dapat semakin
meningkatkan pengetahuan, menemukan inspiras, dan rasa percaya diri untuk menulis. 2)
berdiskusi dengan teman atau orang lain untuk mendapatkan masukan atau kritik sehingga
semakin terasah pula kemampuan berpikir dan kesanggupan untuk memahami pendapat
lain. 3) mengikuti seminar untuk menambah wawasan menulis kita. 4) mengamati peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan kita setiap harinya. Dengan sedikit focus, konsentrasi, dan
merenung , semua yang kita alami atau kita lihat sendiri dapat kita dokumentasikan dalam
bentuk tulisan dengan cara yang pasti lebih mudah.
Ketiga, keingingan yang kuat untuk menulis membutuhkan motivasi yang tinggi untuk
menulis. Motivasi dari dalam diri tersebut harus dibangkitkan. Membangkitkan motivasi diri
akan menjadi mudah apabila bisa dikaitkan dengan kehidupan spiritual seseorang.
Bagi seseorang, untuk memulai menulis tentu akan mengalami beberapa hambatan.
Hambatan yang dialami seseorang untuk menulis tersebut berbeda-beda. Ada dua
penyebab utama yang menjadi factor penghambat kegiatan menulis. Pertama, factor

201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

internal, yaitu factor penghambat yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Kedua, eksternal,
yaitu factor penghambat yang berasal dari luar pribadi tiap-tiap individu.
Factor internal yang pertama adalah seorang individu tersebut belum memiliki
kebiasaan membaca buku. Kebiasaan membaca akan berdampak pada kemajuan suatu
bangsa. Kebiasaan membaca buku seharusnya dimulai sejak usia dini atau paling tidak
sejak duduk di bangku SMA. Kegiatan membaca buku mempunyai hubungan yang erat
dengan kemampuan menulis karya ilmiah. Dengan banyak membaca buku, ilmu
pengetahuan dan referensi untuk menulis akan semakin banyak. Kedua, belum memiliki
bahasa yang baik. Kemampuan berbahasa yang baik sangat diperlukan untuk dapat
membuat sebuah karya tulis karena menulis adalah kegiatan berbahasa secara tidak
langsung. Ketiga, belum adanya minat dan keinginan untuk menulis. Factor inilah yang
harus segera diatasi karena bila minat saja tidak ada, bagaimana seseorang akan mulai
menulis? Tidak adanya waktu untuk menulis seringkali disebabkan oleh alasan-alasan,
seperti tidak ada waktu, terlalu sibuk dengan urusan lain, dll..
Factor eksternal yang menghambat seseorang untuk menulis adalah pertama,
sulitnya mendapatkan bahan acuan dan referensi untuk menulis. Alasan ini tidak selalu
benar karena buku acuan dapat ditemkan dengan mudah di perpustakaan. Apalagi saat ini
jaringan internet rata-rata sudah banyak menjangkau tiap-tiap kota sehingga hal tersebut
akan memudahkan mencari bahan untuk acuan. Kedua, sulit mencari topic atau tema untuk
bahan tulisan. Orang yang sulit mendapatkan tema adalah orang yang malas membaca.
Kebiasaan membaca sangat penting artinya bagi kemudahan mendapatkan topic atau tema.
Pada umumnya, orang yang banyak membaca akan lebih banyak memiliki gagasan yang
dapat dituangkan menjadi suatu tema. Ketiga, kesulitan dalam menyusun kalimat baku.
Membuat kalimat baku atau kalimat efektif memiliki arti yang sangat penting karena dengan
kalimat efektif penyampaian suatu gagasan atau opini secara tertulis akan lebih mudah
dipahami. Kalimat efektif cukup dengan kalimat tunggal, bukan kalimat kompleks.
Jenis tulisan
Hasil kegiatan menulis adalah suatu tulisan atau karya tulis. Tulisan terdiri atas
bentuk dan isi. Bentuk adalah paparan atau uraian, penyampaian gagasan melalui susunan
kata dan kalimat. Isi adalah gagasan, pendapat, usul, saran yang kita kemukakan melalui
tulisan tadi.
Dilihat dari bentuk dan isinya, tulisan terdiri atas dua jenis. Pertama fiksi, yaitu tulisan
berdasarkan imajinasi atau khayalan, namun tetap berpijak pada gagasan nyata. Tulisan
fiksi disampaikan dalam rangkaian kata dan kalimat yang penuh bunga , gaya bahasa,
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

metafora, personifikasi, hiperbola dsb.. Tulisan fiksi meliputi prosa (cerita pendek, roman,
novel) dan puisi (sajak, lirik, dan nyanyian). Kedua, nonfiksi, yaitu tulisan berdasarkan data
dan fakta. Tulisan disampaikan dengan bahasa yang lugas, tidak menggunakan bahasa
sastra walaupun ada sebagian yang menampilkan kesan sastra, terutama pada tulisan
berbentuk esai. Tulisan yang termasuk nonfiksi adalah esai, artikel, resensi buku, proposal,
dan laporan.
Esai
Esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis
tentang subjek tertentu. Esai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu a) pendahuluan yang
berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subjek bahasan dan pengantar tentang
subjek; b) tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subjek; c) konklusi yang
memberikan simpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan tubuh esai, atau
menambahkan beberapa observasi tentang subjek. Isi esai dapat berupa analisis,
penafsiran, dan uraian.
Artikel
Artikel adalah tulisan lepas yang berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu
masalah tertentu yang sifatnya actual. Tujuannya adalah untuk member tahu, memengaruhi,
dan meyakinkan atau bisa juga menghibur pembacanya. Artikel berbeda dengan berita.
Berita berlandaskan pada fakta, sedangkan artikel merupakan ide, gagasan, dan pendapat
penulis. Banyak hal yang bisa dijadikan tulisan artikel, mulai dari masalah social, politik,
sampai kebudayaan.
Resensi Buku
Resensi buku acap kali kita temukan dalam berbagai media cetak. Menulis resensi
sebenarnya mudah. Namun, sebelum meresensi, semestinya seseorang memahami dasardasar menulis resensi, yakni 1) memahami atau menangkap tujuan (maksud ) pengarang
atas buku yang ditulisnya. Berhasil atau tidaknya kita menangkap tujuan penulis buku akan
menentukan bagus tidaknya resensi kita; 2) memiliki tujuan dalam membuat resensi buku.
Tujuan itu bisa berupa ajakan kepada masyarakat agar membaca buku itu atau dapat pula
sebagai kritik dan masukan bagi sang penulis; 3) harus mengenal atau mengetahui selera
dan tingkat pemahaman para pembaca; 4) mempunyai pengetahuan dan menguasai
berbagai disiplin ilmu pengetahuan sebagai tolok ukur ketika mengemukakan keunggulan
dan kelamahan buku. Seorang penulis resensi dituntut menguasai berbagai pengetahuan;

201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

5) memberikan perbandingan dengan buku lain akan mempermudah pembaca dalam


menentukan tolok ukur kadar kualitas buku yang diresensi.
Seputar Feature
Secara umum, feature digunakan pada penulisan berita (jurnlistik). Ada dua jenis berita yang
dikenal selama ini, yaitu:
1. Straight news
2. Feature news
Straight news biasanya dipakai oleh koran-koran yang terbit harian. Seperti telah kita
ketahui, jarang orang yang tahan berlama-lama membaca koran. Mereka hanya membaca
alinea pertama atau bahkan judulnya saja. Setelah itu, korannya diringgal dan mereka pun
melakukan aktivitas lainnya. Oleh karena itu, berita di koran memiliki ciri khas sebagai
berikut.
a. Gaya bahasanya lugas
b. Inti berita yaitu masalah terpenting di dalam berita, tertulis pada alinea pertama.
Makin ke bawah, isi berita makin tidak penting. Jadi, dengan membaca alinea
pertama saja atau membaca judulnya saja, kita langsung dapat mengetahui apa isi
berita tersebut.
c. Jenis tulisan ini mempunyai kecenderungan manaati asas5W + 1 H.
Contoh berita jenis straight news adalah sebagai berikut.
Satu Lagi Napi Tewas dibunuh sesama penghuni LP
SOLO (Media): Pembunuhan antarnarapidana kembali terjadi. Kemarin, Agus Budianto,
terpidana delapan tahun dalam kasus perkosaan yang tengah menjalani hukuman di
Lembaga Pemasyarakatan (LP) Sragen. Jawa Tengah, diduga dibunuh oleh narapidana
(napi) lainnya, Mukti Wibowo ,29.
Korban ditemukan oleh para sipir di atas pembaringan dalam ruang tahanannya dalam
keadaan tewas dengan kepala luka parah. Gara-garanya, korban yang warga Kampung
Duwet RT 03/IX, Wonosari, Klaten, itu mencuri celana milik tersangka.....(Media Indonesia, 7
Mei 2005).
Tulisan di atas tampak lugas. Bahasanya sederhana (to the point). Pembaca dapat
memahaminya dengan mudah.
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Feature News
Ada banyak definisi feature news. Namun, secara garis besar dapat dikatakan bahwa tulisan
jenis inimemiliki ciri khas dalam gaya penuturan dan kedalaman informasi. Ada yang
mengartikan feature news sebagai berita dengan gaya bahasa yang menyastra. Ada pula
yang menyatakan bila pembaca bisa mengangkat informasi yang bisa menjadi berita yang
luar biasa. Itulah feture news.
Jenis berita feature news biasanya dipakai pada majalah atau tabloid yang terbit berkala
(mingguan, bulanan) atau pada halaman-halaman tertentu di koran (misalnya halaman
hiburan, termasuk edisi hari Minggu). Orang biasanya memiliki waktu lebih luang untuk
membaca majalah atau tabloid, atau membaca koran di hari Minggu. Oleh karena itu, gaya
bahasa untuk media ini dapat dibuat lebih nyastra dan bergaya. Ini membuat pembaca
merasa betah dalam menikmati tulisan dari awal sampai akhir.
Ciri-ciri tulisan feature news adalah sebagai berikut.
1. Gaya penulisannya merupakan gabungan antara artikel dan bahasa sastra sehingga
cenderung enak dibaca.
2. Inti berita tersebar di seluruh tulisan. Oleh karena itu, untuk mengetahui isi tulisan,
pembaca harus membaca dari kalimat pertama hingga kalimat terakhir.
3. Judul berita pun sering menggunakan bahasa yang konotatif atau berbunga-bunga.
4. Asas 5W + 1 H masih digunakan walau tidak terlalu penting.
Feature memiliki kriteria sebagai berikut.
1. Kreatif, penulis bisa menyampaikan informasi dengan teknik bercerita, seperti pada
novel atau cerpen. Akan tetapi, jenis tulisannya bukan fiksi karena isi tulisan masih
faktual.
2. Subjektif, penulisan dengan sudut pandang aku memungkinkan si penulis
memasukkan unsur-unsur emosional dan pemikirannya.
3. Informatif, tulisan feature lebih berfokus dalam menyampaikan informasi seputar
aspek-aspek kehidupan daripada menyampaikan berita.
4. Menghibur, pemilihan bahasa yang menarik atau nyastra terkadang diselipi humor,
dan analisis topik yang mendalam, akan mampu menghibur hati dan pikiran
pembaca.

201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

5. Tetap aktual, feature tidak bergantung pada aktualitas sehingga tetap menarik dibaca
kapan saja.
Jenis-jenis tulisan feature adalah sebagai berikut.
1. Berita, tulisan feature yang lebih banyak mengandung unsur-unsur berita aktual.
2. Opini, tulisan yang berisi pendapat penulis tentang tema tertentu.
3. Human interest, tulisan yang isinya mampu menggugah sisi-sisi kemanusiaan
pembacanya.
4. Profil tokoh, tulisan yang berisi profil atau biografi tokoh-tokoh tertentu
5. Sejarah, tulisan yang berisi laporan perjalanan atau wisata si penulis.
6. Tips, dikenal juga sebagai feature How to, yakni tulisan yang berisi panduan untuk
mengerjakan sesuatu, misalnya tata cara merakit komputer, panduan menjahit
pakaian, dan sebagainya.
Kiat Penulisan Feature
Secara teknis penulisan, feature pada prinsipnya sama dengan berita langsung. Untuk
menulis feature, pola tulisan menjadi fleksibel. Ada empat hal penting dalam penulisan
feature, yakni:
A. Fokus
Ini adalah langkah penentu, baik dalam penentuan cerita maupun dalam
penulisannya. Fokus juga berarti penyusunan kata-kata tidak menjalar ke manamana atau tidak melebar ke sana- kemari.
B. Deskipsi
Ini ada kaitannya dengan teknik menulis bercerita. Media cetak memang kalah
dengan televisi yang memiliki kemampuan audio visual sehingga bisa menyajikan
informasi apa adanya. Namun, tulisan juga bisa menggambarkan suatu suasana
atau peristiwa secara hidup. Bahkan, mungkin bisa lebih imajinatif daripada televisi.
C. Anekdot
Ini berkenaan dengan hal-hal menarik atau lucu yang berhasil dihimpun dari data
penulisan. Dengan menyisipkan anekdot, tulisan akan lebih menghibur.

201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

D. Kutipan
Kutipan-kutipan langsung akan membuat tulisan menjadi variatif, tidak monoton,
lebih hidup, dan ekspresif.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Gramedia.


Keraf, Gorys.1982. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Gramedia.
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
Kusmayadi, Ismail. 2011. Guru juga Bisa Menulis. Bandung: Tinta Emas.

201
2

10

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai