Oleh
Hendri Zand F lahagu
26020113140118
LEMBAR PENILAIAN
(INTERFACE PENGENALAN ER MAPPER 7.0)
NO.
KETERANGAN
1.
Pendahuluan
2.
Tinjauan Pustaka
3.
4.
5.
Kesimpulan
6.
Daftar Pustaka
NIM: 26020113140118
Ttd: ................
NILAI
TOTAL
Mengetahui,
Koordinator Asisten
Tegar Ramadhan
26020212130039
Asisten,
I. PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Penginderaan jauh adalah suatu ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan cara menganalisis data
yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap
objek, daerah atau gejala yang dikaji. Pemanfaatan satelit penginderaan
jauh merupakan pilihan yang paling tepat untuk memperoleh data tentang
sumber daya alam tersebut yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
yang cukup luas
Penginderaan jauh sangat bermanfaat dalam membantu proses
pengukuran, penelitian dan pengelolaan suatu sumber daya bumi dengan
menggunakan konsep interpretasi foto udara, fotogrametri, interpretasi citra
dari sensor non-fotografi baik secara visual maupun menggunakan teknik
pemrosesan citra digital. Hal ini dapat mempermudah dalam pengumpulan
data dari jarak jauh yang dapat dianalisis untuk mendapatkan informasi
tentang objek, daerah maupun fenomena yang diinginkan atau dikaji.
Dalam praktikum ini, software/perangkat lunak yang digunakan adalah ER
Mapper. ER Mapper adalah salah satu software/ perangkat lunak yang
digunakan untuk mengolah data citra atau satelit. Perangkat lunak yang
dilengkapi dengan user-interface yang user-frendly, yaitu memiliki hampir
semua fungsionalitas pengolahan citra digital ini sangat mudah dan praktis
untuk digunakan oleh setiap pengguna.
1.2 Tujuan
Penginderaan
jauh
menemutunjukkan
merupakan
upaya
(mengidentifikasi)
dan
untuk
memperoleh,
menganalisis
objek
merekam
gambar
lingkungan
bumi
yang
dapat
Sensor menangkap objek dari bumi, dimana suatu objek itu bisa
sampai ke sensor membutuhkan energi dari sinar matahari sebagai sumber
energi. Agar energi tersebut dapat sampai ke objek, harus melewati
pembatas atau hambatan yang dinamakan atmosfer. Namun tidak
semuanya sinar yang datang dari matahari mengenai objek karena adanya
hambatan atmosfer tersebut. Setelah itu, energi yang sampai ke objek
diterima dan dipantulkan ke sensor sebagai inti dari sistem tersebut.
Kemudian dari sensor mengeluarkan data didgital dan visual yang
kemudian samapai ke pengguna yang ada di permukaan bumi (Susanto,
1986).
2.2.
Citra
Dalam penginderaan jauh didapat masukan data atau hasil
observasi yang disebut citra. Citra menurut Hornby merupakan gambaran
yang terekam oleh kamera atau oleh sensor lainnya. Sedangkan menurut
Simonett et al (1983), citra merupakan gambaran rekaman suatu obyek
yang dibuahkan dengan cara optic, elektro optic, optic mekanik, atau
elektronik. Pada umumnya digunakan bila radiasi elektronik yang
dipancarkan atau dipantulkan dari suatu obyek tidak langsung direkam
pada film (Sutanto, 1986).
kualitatif
maupun
kuantitatif
yang
memperhatikan
Data Acuan
Data acuan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dan
kecermatan seorang penafsir, data ini bisa berupa laporan
penelitian, monografi daerah, peta, dan yang terpenting disini
data diatas dapat meningkatkan local knowledge pemahaman
mengenai lokasi penelitian.
dalam
analisis
memecahkan
masalah
yang
Rona / warna
Bentuk
Ukuran
Tekstur
Pola
Bayangan
Situs
Asosiasi
(Purwadhi & Sri Hardiyanti, 2001)
elektromagnetik
yang
digunakan
dalam
T
a
b
e
l
remote
sensing
dan
digital
image
processing
(Sutanto,1986).
Keunggulan menggunakan ER Mapper 7.0 :
swastanisasi Landsat. Ini terjadi tahun 1985 ketika EOSAT, rekan Hughes
Aircraft dan RCA, dipilih oleh NOAA untuk mengoperasikan sistem
Landsat dalam kontrak 10 tahun. EOSAT mengoperasikan Landsat 4 and
5, memiliki hak ekslusif untuk memasarkan data Landsat, serta
mengembangkan Landsat 6 dan 7 (Sutanto, 1986)
Landsat 1-2 dan dua sensor, yaitu RBV (memiliki 3 saluran dengan
resolusi spasial 79 m) dan MSS (memiliki 4 saluraan). Landsat 3 masih
memiliki 2 sensor itu, tapi sensor RBV hanya memiliki 1 saluran dengan
resolusi spasial 40 m. Landsat 4-5 memiliki dua sensor; TM (dengan 7
saluran, dimana saluraan TM5 dan TM7-nya beresolusi spasial 30 m) dan
MSS (Spasiatama, 2004).
Landsat 5, diluncurkan pada 1 Maret 1984, sekarang ini masih
beroperasi pada orbit polar, membawa sensor TM (Thematic Mapper),
yang mempunyai resolusi spasial 30 x 30 m pada band 1, 2, 3, 4, 5 dan 7.
Sensor Thematic Mapper mengamati obyek-obyek di permukaan bumi
dalam 7 band spektral, yaitu band 1, 2 dan 3 adalah sinar tampak (visible),
band 4, 5 dan 7 adalah inframerah dekat, infra merah menengah, dan band
6 adalah infra merah termal yang mempunyai resolusi spasial 120 x 120 m.
Luas liputan satuan citra adalah 175 x 185 km pada permukaan bumi.
Landsat 5 mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada
permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada ketinggian orbit 705 km
(Sitanggang, 1999 dalam Ratnasari, 2000).
Tahun 1992, berbagai upaya dilakukan untuk mengucurkan dana
untuk operasi lanjutan Landsat, namun pada akhir tahun EOSAT
menghentikan pengolahan data Landsat. Landsat 6 diluncurkan pada
tanggal 5 Oktober 1993, namun mengalami kegagalan peluncuran. NASA
akhirnya meluncurkan Landsat 7 pada tanggal 15 April 1999.
2.6.
Bentuk luar/umum.
Lokasi geografis
(Purwadhi & Sri Hardiyanti, 2001).
2.7.
Satelit Ikonos
Satelit Ikonos adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh
GeoEye. Kemampuannya yang terliput adalah mencitrakan dengan
resolusi multispektral 3,2 meter dan inframerah dekat (0,82mm)
pankromatik. Aplikasinya untuk pemetaan sumberdaya alam daerah
pedalaman dan perkotaan, analisis bencana alam, kehutanan, pertanian,
pertambangan, teknik konstruksi, pemetaan perpajakan, dan deteksi
perubahan. Mampu menyediakan data yang relefan untuk studi
lingkungan. Ikonos menyediakan pandangan udara dan foto satelit untuk
banyak tempat di seluruh dunia (www.geocities.com)
Karaktreristik Satelit IKONOS No. Karakteristik Diskripsi.
1. Tanggal Peluncuran 24 September 1999 at Vandenberg Air
Force Base, California, USA.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Cakupan Citra 11.3 kilometer pada nadir; 13.8 kilometer pada
26 off-nadir.
11. Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM solar time.
12. Waktu Lintas Ulang 3 days at 40 latitude.
13. Saluran Citra Panchromatic, blue, green, red, near IR
(Sutanto, 1986)
2.8.
Geolink
Geolink adalah menghubungkan dua atau lebih window image
dalam ruang koordinat geografik. Hal ini berguna untuk visualisasi dari
area geografik yang sama dengan tipe image yang berbeda. Apabila image
sudah diregistrasi, maka image tersebut bisa dihubungkan secara geografik
dengan window image yang lain. Dengan demikian kita dapat dengan
mudah membandingkan atau melakukan tindakan terhadap dua objek
sekaligus.
Pengertian Geopositioning adalah menyebutkan secara spesifik
posisi dan cakupan dari sebuah image dalam ruang koordinat geografis.
Hal ini bisa berguna untuk membuat peta yang mencakup suatu area
tertentu (Lillesand dan Kiefer, 1990)
Sedangkan geolinking adalah menghubungkan dua atau lebih
window image dalam ruang koordinat geografik. Hal ini bisa sangat
berguna untuk visualisasi dari area geografik yang sama dengan tipe image
yang berbeda atau algorithm pemrosesan yang berbeda, dan banyak
aplikasi lain. Apabila image sudah diregistrasi, maka image tersebut bisa
dihubungkan secara geografik dengan window image lain (Lillesand dan
Kiefer, 1990).
3.1.
Tempat
3.2.
Materi
1.
Penggabungan Citra
2.
Cropping Data
3.
Penajaman Citra
4.
5.
Geolink
3.3 Metode
3.3.1 Penggabungkan Citra
1. Jalankan Program ER Mapper 7.0
5. Save
file
dengan
type
raster
dataset.
Nama
file
3.3.2
1. Pilih
Cropping Citra
edit
algorithm
load
dataset
Gabung_HendriZandLahagu_26020113140118.ers
cari
5. Klik Zoom Box Tool untuk mencrop daerah yang akan di crop.
6. Save
as
dalam
type
raster
dataset
dengan
nama
file
edit
algorithm
load
dataset
Crop_HendriZandLahagu_26020113140118.ers.
Pada
cari
file
bagian
untuk menajamkan
3. Untuk mengetahui panjang atau luas dalam citra, pilih edit, annote
vector layer.
lalu
lalu
3.3.4
1. Pilih
edit
algorithm
load
dataset
Crop_HendriZandLahagu_26020113140118.ers
cari
file
4. Setelah warna muncul , hapus pseudo layer yang memiliki tanda silang.
5. Perbesar gambar dengan
kotak-kotak.
6. Pilih view, cell values profile untuk melihat nilai pixel pada citra.
7. Klik pada pointer
9. Klik pada pointer, kemudian klik pada salah satu pixel dalam citra. Akan
terlihat koordinat pada window cell coordinates
3.3.5 Geolink
1. Buka algorithm
4. Copy window
7. Untuk membuat empat frame menjadi satu dengan cara memilih set
geolink to screen
1.1.4. Geolink
4.1 Pembahasan
4.2.1.
Penggabungan Citra
Penggabungan
citra
dapat
didefinisikan
sebagai
penggabungan dua atau lebih citra yang berbeda dari segi resolusi
(terutama spasial, spectral, temporal) ataupun dari segi sistem
untuk menghasilkan citra baru yang menggabungkan kelebihan dari
citra asal. Pada penggabungan citra, data citra yang digunakan
yaitu foto citra di Provinsi Jawa Tengah. Ada 7 jenis data yang
digunakan dalam penggabungan citra, yaitu 2000_0204_B1.tif
yang dimasukkan pada Pseudo Layer yang diganti namanya
menjadi BAND 1. Lalu 2000_0204_B2.tif yang dimasukkan pada
BAND 2, 2000_0204_B3.tif pada BAND 3, 2000_0204_B4.tif
pada
BAND
4,
2000_0204_B5.tif
pada
BAND
5,
Dari tabel dan gambar diatas, dapat dilihat bahwa area yang
ditinjau memiliki keliling sepanjang Pada hasil diatas dapat
dilihat jarak yang ditinjau memiliki ukuran sebesar 35,31 km
atau 35311,4 m atau 21,94 miles atau 115855 kaki.
d. Cell Coordinates
Berfungsi untuk melihat koordinat atau posisi dari daerah yang
telah ditentukan.
4.2.5. Geolink
Geolink adalah menghubungkan dua atau lebih window
image dalam ruang geografik. Hal ini berguna untuk visualisasi
dari area geografik yang sama dengan tipe image yang berbeda.
Dengan demikian kita dapat dengan mudah membandingkan atau
membedakan dua objek sekaligus atau lebih.
a. Geolink to Window
Memiliki fungsi menghubungkan 2 citra kemudian dapat
digerakkan
bersama-sama.
Pada
materi
ini
praktikan
V. KESIMPULAN
5.1.
Kesimpulan
1. Aplikasi
dasar
penggunaan
software
ER
Mapper
dalam
gelombang
elektromagnetik
dengan
panjang
5.2.
Saran
1.
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Avery, T. Eugene, 1985. Penafsiran Potret Udara. PT. Mailton Putra. Jakarta.
Colwell, R. N. 1984. The Visible Portion of The Spectrum, In ; Remote
Sensing of Environment, J. Lintz Jr and D.S Simonett, Addison-Wesly
Publishing of Company, Inc. London
Curran, pj, 1985, Principles of Remote Sensing, Longman, New York, 282p.
Dulbahri, 1985. Interpretasi Citra Untuk survey Vegetasi. Puspics Bakorsurtanal
UGM, Yogyakarta
Lillesand and Kiefer, 1993. Remote Sensing And Image Interpretation, Jhon
Villey and Sons, New York.
Lillesand dan Kiefer, 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Lillesand, T.M. and R.W. Kiefer. 1979. Remote Sensing and Image Interpretation.
Third Edition. John Wiley & Sons, Inc. New York, Singapore.
Meurah, Cut, 2004. Modul Penginderaan Jauh. Jakarta: Erlangga.
Ningrum, A.D. 2012. http://ocean076.blogspot.com/2012/05/teknik-visual-teknikinterpretasivisual.html ; diunduh Senin, 13 April 2015 : 23.00 WIB.
Purwadhi, Sri Hardiyanti. 2001. Interpretasi Citra Digital. PT. Grasindo, Jakarta.
Ratnasari, E. 2000. Pemantauan Kebakaran Hutan dengan Menggunakan Data
Citra NOAA-AVHRR dan Citra Landsat-TM. Skripsi Mahasiswa Jurusan
Manajemen
Hutan,
Fakultas
Kehutanan
IPB.
Bogor.
Tidak
Dipublikasikan.
Spasiatama, Geomedia. 2004. Modul Pelatihan Er Mapper. GoeMedia Sp.
Yogyakarta
Sutanto, Prof, Dr, 1986. Penginderaan Jauh Jilid I. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Sutanto, Prof, Dr, 1999. Penginderaan Jauh Jilid II. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.