Anda di halaman 1dari 10

Otitis Eksterna Maligna: Gejala Klinis dan Penanganan

Muhamad Azhan Ramli


NIM: 102012504 Kelompok: F8
Mahasiswa FK Universitas Kristen Krida Wacana
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email: azhanramli@yahoo.com
Pendahuluan
Otitis eksterna merupakan radang atau inflamasi pada bagian telinga luar; di daerah aurikular
atau pada kanalis auditori eksternal. Otitis eksterna dapat bersifat akut dan kronis. Penyakit ini
merupakan penyakit telinga bagian luar yang paling sering dijumpai di daerah topical dan
mengenai semua jenis lapisan usia. Umumnya, otitis eksterna adalah radang akibat dari infeksi
bakteri akut pada permukaan kulit dalam kanalis telinga yg biasanya disebabkan oleh bakteri
Pseudomonas aeruginosa atau Staphylococcus aureus. Namun bisa saja disebabkan oleh infeksi
dari bakteri yang lainnya, virus atau infeksi fungal. Faktor pencetus timbulnya infeksi dapat
saluran telinga luar sehingga terjadi otitis eksterna adalah dikarenakan keadaan yang panas dan
lembab yang cocok bagi pertumbuhan bakteri dan fungal. Faktor lain yang bisa menyebabkan
terjadinya otitis eksterna adalah (1) berkurangnya serumen sebagai media proteksi liang telinga,
(2) bertambahnya maserasi kulit liang telinga akibat berenang atau mandi, (3) dan trauma pada
liang telinga akibat dari gorekan atau membersih telinga menggunakan cotton bud.1,2
Otitis eksterna merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina,
periaurikular atau ke tulang temporal. Walaupon jarang otitis eksterna menyebabkan komplikasi
yang serius, namun jika tidak di rawat dengan benar bisa menyebabkan otitis eksterna nekrosis
(malignant), yang berpotensi mengancam nyawa. Otitis eksterna maligna (OEM) adalah infeksi
difus liang telinga luar yang merupakan peradangan meluas secara progresif ke lapisan subkutis,
tulang rawan dan ke tulang sekitarnya sehingga menimbulkan osteomielitis pada tulang temporal
dan juga dapat menginfeksi basis kranii sehingga dapat terjadi paralisis fasial jika terkena saraf
fasialis.1

Gambar 1: OEM Dengan Pus Dari Jaringan Nekrotik Liang Telinga.3


Pembahasan
2.1 Anamnesis
Kasus tentang seorang pasien laki laki usia 53 tahun dengan keluhan telinga kanan sakit, nyeri
sekali, mulut mencong dan terdapat sekret kental yang keluar dari telinganya. Pasien juga
memberitahu bahwa dia sering mengorek telinga..
2.2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan melihat keadaan radang pada liang telinga luar serta
jaringan lunak pada daerah periaurikular. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menilai keadaan
telinga seperti;a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Bentuk daun telinga jika terdapat sebarang deformitas


Jika terdapat kelainan congenital
Melihat dan meraba massa di sekitar telinga
Nyeri tekan tragus
Penarikan daun telinga; menimbulkan nyeri ata tidak
Valsava test
Toyinbee test
Kelain di regio mastoid
Pemeriksaan liang telinga; melihat sempit/lapang, bernanah, keadaan serumen, terdapat

sekret, hiperemis atau oedem.


j. Memeriksa membran timpani; menilai bentuknya intak atau tidak, jika terdapat
hiperemis, oedem dan menilai arah reflek cahaya.

Pemeriksaan liang telinga dapat dilakukan langsung dibawah cahaya dengan meluruskan kanalis
telinga dengan menarik ke atas dan ke belakang (superior- posterior). 4 Kemudian perhatikan
tanda tanda radang pada liang telinga dan membran timpani. Dilakukan juga tes kepekakan
dengan menggunakan garpu penala untuk melihat jika kelainan penyebabkan masalah
pendengaran pada si pasien. Antara tes yang dapat dilakukan adalah;
a. Tes Rinne
b. Tes Waber
c. Tes Swabach
Perhatikan juga jika terdapat rasa lunak di jaringan daerah antara ramus mandibular dan
prosessus mastoideus. Dilihat juga pada lantai osseocartilaginous junction jika terdapat jaringan
granulasi kerna gejala ini merupakan patognomonik otitis eksternal malignant. Pemeriksaan
otoskopik dapat dilakukan untuk melihat keadaan tulang pada liang telinga. Dilakukan
pemeriksaan saraf kranial V hingga VII untuk melihat jika infeksi sudah mengenai saraf kranial.
Pemeriksaan status mental juga harus dilakukan untuk melihat jika komplikasinya sudah ke
jaringan intrakranial. Keadaan membran timpani pada kasus OEM kebiasaan nya intak. Demam
jarang ditemukan.1,5
2.3 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan endoskopi telinga:
Merupakan alat yang digunakan untuk memeriksa keadaan liang telinga dan membran timpani
dengan lebih jelas dan hal yang diperhatikan adalah;
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.

Adakah terdapat penyempitan pada liang telinga luar


Terdapat nanah atau sekret
Keadaan serumen telinga
Radang, kemerahan pada dinding kulit liang telinga
Ada pembengkakan atau oedem
Terlihat partikel jamur
Melihat membrane timpani dengan menilai reflek cahaya dan adakah terdapat jaringan
granulasi pada membran tersebut.

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan swab sekret liang telinga untuk
pemeriksaan mikroskopik bakteri penyebab infeksi kepada saluran. Dilakukan juga pemeriksaan
darah lengkap.2
2.4 Diagnosis Kerja
Otitis Eksterna Maligna Aurikular Dekstra
Merupakan infeksi difus di liang telinga luar dan struktur lain yang ada disekitarnya. Sering
terjadi pada orang tua dengan penyakit diabetes mellitus atau immunocompromised atau OE
unilateral yang persisten yang tidak mempan dengan pengobatan. Pada OEM peradangan dapat
meluas secara progresif ke lapisan subkutis dan organ sekitarnya sehingga dapat menimbulkan
kelainan berupa kondritis, osteitis dan osteomielitis yang mengakibatkan kehancuran temporal.1,4
Gejalanya berupa rasa gatal kemudiannya disertai dengan cepat rasa nyeri dengan sekret yang
banyak dan pembengkakan liang telinga. Kemudiannya rasa nyeri tersebut menjadi semakin
hebat, dan liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi. Paralisis fasial dapat terjadi jika terkena
saraf fasial. Dikarenakan itu disaran untuk melakukan pemeriksaan saraf kranial V VII
disebabkan kelainan patologik terpenting OEM adalah adanya osteomielitis oleh kuman
Pseudomonas aeroginosa.1,5
2.5 Manifestasi Klinis
Gejalanya berupa rasa gatal kemudiannya disertai dengan cepat rasa nyeri dengan sekret yang
banyak dan pembengkakan liang telinga. Kemudiannya rasa nyeri tersebut menjadi semakin
hebat, dan liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi, dan boleh menyebabkan pekak
konduktif. Paralisis fasial dapat terjadi jika terkena saraf fasial, dapat timbul vertigo dan tanda
rangsang meningeal. Merupakan komplikasi dari infeksi lanjutan dari otitis eksterna akut
maupun kronik pada pasien lansia yang mengidap diabetes mellitus dan immunocompromized.1,4,5

2.6 Epidemiologi
Secara statistic, di US sebanyak 4 dari 1000 orang per tahun mengidap otitis eksterna akut
manakala 3 hingga 5 persen dari populasi adalah mengidap otitis eksterna kronik. Umum otitis

eksterna akut adalah disebabkan oleh infeksi dan 90% darinya merupakan infeksi bakteri
manakala selebihnya adalah infeksi fungal yang tumbuh baik di dalam liang telinga disebabkan
kelembapan yang tinggi di dalam telingan dan akibat dari trauma terlokalisir. Jika dibiarkan
tanpa pengobatan atau pada keadaan tertentu, otitis eksterna akut dapat berkembang menjadi
otitis eksterna maligna yang bersifat ganas menginfeksi jauh ke tulang sekitar telinga. Otitis
eksterna maligna bisa mengenai semua lapisan usia namun paling sering pada lansia yang
mengidapi diabetes mellitus sebanyak 90% dari total kasus. Serta dapat juga mengenai seseorang
dengan immunocompromised seperti AIDS.3,4
2.7 Etiologi
Organisme yang paling sering ditemukan pada pasien dengan infeksi otitis eksterna adalah
Psedomonas aeroginosa dan Staphylococcus aureus. Selain itu, dapat terinfeksi oleh jamur
seperti Candida albicans dan Aspergillus niger. Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya
otitis eksterna adalah;1,2,5

Derajat keasamam (pH)


pH pada liang telinga biasanya neutral atau asam. pH asam berfungsi sebagai protector
terhadap bakteri dan jamur. Peningkatan pH menjadi basa akan mempermudah terjadinya

infeksi dikarenakan proteksi terhadap infeksi bakteri menurun.


Udara
Udara yang hangat dan lembap lebih memudahkan bakteri dan jamur untuk tumbuh biak
ditambah dengan struktur liang telinga yang tidak lurus menyulit ventilasi udara di dalam

telinga sehingga kelembapan telinga menjadi tinggi.


Trauma
Kebiasaannya trauma terjadi dampak dari korekan telinga hasil tindakan mencuci telinga
sehingga terjadi luka pada liang telinga. Serta memakai alat bantu dengar.
Berenang dapat menyebabkan maserasi kulit dan merupakan sumber kontaminasi yang
tersering dari bakteri.

Pada otitis eksterna maligna, 90% kasus terjadi pada penderita diabetes karena terdapat
vaskulopati pembuluh darah kecil dan disfungsi imun yang terkait diabetes merupakan faktor
primer sebagai predisposisi OEM. Pada pasien diabetes mempunyai pH yang tinggi dan
berkurangnya konsentrasi lisosom, merusak aktivitas antibakteri lokal. Tiada perbedaan
predisposisi pada penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2.2
5

Pada penderita immunodeficiency seperti AIDS, patofisiologi OEM mungkin berbeda dengan
klasik OEM. Manifestasi gejala adalah sama namun pada dewasa muda dan bukan pasien
diabetes. Tidak terdapat jaringan granulasi pada meatus aurikularis external dan penyebabnya
tidak semestinya oleh Pseudomonas. Prognosis pada penderita AIDS lebih buruk berbanding
dengan pasien diabetes.2
2.8 Patofisiologi
Infeksi terhasil adalah diakibatkan adanya faktor predisposisi seperti penimbunan sel sel kulit
yang mati dan serumen akibat tindakan mencucui telinga menyebabkan obstruksi yang
meningkatkan retensi kelembapan di dalam telinga sehingga terciptalah kondisi yang cocok buat
pertumbuhan bakteri. Selain meningkatnya maserasi kulit liang telinga akibat berenang dan
mandi secara berlebihan. Dan ini akan menimbulkan rasa gatal, menambah kemungkinan trauma
karena garukan. Seterusnya, infeksi akan menimbulkan reaksi radang yang akan bergejala seperti
bengkak, hiperemis, terhasilnya secret encer atau purulen dan nyeri.2,5

Gambar 2: Algorithma Patofisiologi Otitis Eksterna


(http://nurserahma.blogspot.com/2014_07_01_archive.html)
6

2.9 Penatalaksanaan
Terapi harus cepat diberikan sesuai hasil kultur dan resistensi. Diperlukan dosis tinggi antibiotik
terhadap Pseudomonas aeroginosa. Sementera menunggu hasil kultur dan resistensi diberikan
golongan flouroquinolone (ciprofloksasin) dengan dosis yang tinggi. Pada keadaan yang lebih
berat diberikan antibiotik golongan aminoglikosida selama 6-8 minggu.1,5
Antibiotika yang sering digunakan adalah ciprofloksasin, ticarcillin-clavunat, piperacilin
dikombinasi dengan aminoglikosida, ceftriason, ceftazidime, cefepime, tobramicin dikombinasi
dengan aminoglikosida, gentamisin dikombinasi dengan penicillin.
Selain itu diperlukan juga untuk dilakukan tindakan membersih luka (debridemen) secara
radikal. Tindakan pembersihan luka yang kurang bersih akan menyulit penyakit. Bisa diberikan
terapi simptomatik jika untuk mengurangi gejala seperti demam, nyeri dan radang.1,5
2.10 Pencegahan
Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan terjadi kekambuhan pada pasien terutamanya
ketika setelah beranang. Untuk menghindarinya pasien harus memastikan untuk menjaga
telinganya untuk sentiasa kering dengan cara menggunakan alkohol encer secara rutin tiga kali
seminggu. Pasien juga diingatkan agar tidak menggaruk dan membersihkan telinga dengan
cotton bud terlalu sering.
2.11 Komplikasi

Bisa terjadi paralisis pada saraf kranial yang mensyarafi bagian temporal wajah seperti

saraf fasialis.
Jika infeksi sudah masuk kedalam jaringan intrakranial, kondisi mungkin bertambah
parah.

2.12 Prognosis
Otitis eksterna maligna merupakan kondisi yang progresif dari otitis eksterna difusa yang
menginfeksi jauh ke tulang sekitarnya terutamanya menyebabkan osteomielitis pada tulang
temporal. Walaupon otitis eksterna maligna jarang namun kadar mortaliti disebabkan oleh OEM

adalah tinggi tergantung kondisi pasien. Pasien dengan immunocompromised jauh prognosisnya
lebih buruk dibandingkan dengan pasien diabetes.2
2.13 Diagnosis Banding
Otitis eksterna difusa
Merupakan radang meatus auditori eksterna 2/3 medial. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan
edema yang tidak jelas batasnya. Disebabkan oleh golongan Pseudomonas dan dapat juga terjadi
sekunder pada otitis media supuratif kronis. Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telingan
sangat sempit, kadang kelenjar getah bening regional membesar dan terdapat secret berbau.
Terapi dilakukan dengan membersihkan liang telinga, memasukkan tampon yang mengandung
antibiotika ke liang telingan supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang
meradang. Kadang diperlukan antobiotik sistemik.1

Otitis eksterna Sirkumskripta


Merupakan radang pada 1/3 lateral meatus auditori eksterna yang terinfeksi pada pilosebaaseus
sehingga membentuk furunkel. Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus. Gejala adalah rasa nyeri
yang hebat, nyeri saat aurikular digerakkan, nyeri saat membuka mulut dan tidak sesuai dengan
besar bisul/furunkel, karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar di bawahnya
sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Dapat terjadi penurunan pendengaran
oleh karena penyumbatan furunkel yang membesar. Terapi tergantung pada keadaan furunkel.
Bila abses, diaspirasi untuk mengeluarkan pusnya. Diberikan antibiotik topical berbentuk salep.1
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telingan yang tersering disebabkan oleh Pityrosporum, Aspergilus, dan
dapat juga ditemukan Candida albicans. Pityrosporummenyebabkab terbentuknya sisik yang
menyerupai ketombe dan merupakan predisposisi otitis eksterna bakterialis. Gejalanya bisa
berupa rasa gatal dan rasa penuh di telingan tengah tetapi sering pula tanpa keluhan. Terapinya
adalah dengan membersihkan telinga dengan lartan asam asetat dalam alkohol, larutan iodine
povidon diteteskan ke liang telinga. Kadang diperlukan obat anti jamur diberikan secara topical
yang mengandung nistatin dan klotrimazol.1
8

Kesimpulan
Otitis eksterna maligna adalah bentuk ganas dari otitis eksterna yang menyebar ke jaringan
subkutis, perikondrium dan ke tulang sekitarnya pada keadaan yang lebih parah dapat
menyebabkan osteomielitis pada tulang temporal dan berakibat pada komplikasi lainnya seperti
dapat mengenai saraf kranial di bagian temporal kepala. Gejala yang sering ditemukan adalah
rasa gatal dengan nyeri yang sangat serta mengeluarkan sekret. Dapat menyebabkan paralisis
saraf fasialis, vertigo dan timbul tanda-tanda rangsang meningeal. Lebih 90% OEM ini terjadi
pada penderita diabetes dan bisa juga terkena pada pengidap immunocompromised. Prognosis
buruk dengan kadar mortaliti tinggi diakibatkan komplikasi ke jaringan otak. Namun, prognosis
penderita immunocompromised adalah lebih buruk berbanding dengan penderita diabetes.

Daftar Pustaka

1. Sosialisman, Alfian, Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan; Telinga
Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke 6. Soepardi, E.A., Iskandar, Restuti. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. Hal 58-63.
2. Nussenbaum B, Meyers AD. Malignant otitis externa clinical presentation. Apr 2014. Diunduh
dari http://emedicine.medscape.com/article/845525-clinical#showall, pada 21 Maret 2015.
3. Osguthorpee JD, Nielsen DR. Otitis externa: Review and clinical update. Am Fam Physician.
Nov 1 2006;74(9):1510-6.
4. Collier J, Longmore M, Amarakone K. Oxford Handbook of Clinical Specialties. In: ENT. 9 th
Edition. Oxford: Oxford University Press; 2013. Hal. 542-3.
5. Corbridge RJ. Essential ENT. In: The Ear. 2nd Edition. London: Hodder Arnold; 2011. Hal 93100.

10

Anda mungkin juga menyukai