Anda di halaman 1dari 10

28

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil dan Pembahasan Penelitian


Dari rekapitulasi data rekam medik pasien preeklampsia berat dan
eklampsia di Bagian Rekam Medik RSMH ada data sebanyak 652 dari 3224
ibu yang melahirkan (20,22%), namun yang memenuhi kriteria inklusi
sebanyak 334 kasus preeklampsia berat dan eklampsia. Subjek penelitian ini
adalah data rekam medik pasien yang terdiagnosis preeklampsia berat dan
eklampsia. Karena penelitian ini bersifat deskriptif maka semua data yang
memenuhi kriteria inklusi dijadikan sampel penelitian.

4.1.1 Distribusi Preeklampsia Berat berdasarkan Usia ibu


Usia dari ibu yang melahirkan dikelompokkan menjadi tiga kelompok
yaitu usia < 20 tahun, 20-35 tahun dan > 35 tahun. Dari total 316 pasien
preeklampsia berat didapati sebanyak 112 pasien yang memiliki usia beresiko
yaitu 13 orang (4,1%) dibawah 20 tahun dan 99 orang (31,3%) diatas 35
tahun. Sebanyak 204 orang (64,6%) ibu dengan preeklampsia berat berusia
diantara 20 sampai 35 tahun. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 dibawah
ini.

29

Tabel 1. Distribusi preeklampsia berat berdasarkan usia ibu


Usia Ibu (Tahun)

Frekuensi (N)

Persentase (%)

<20 tahun

13

4,1

20-35 tahun

204

64,6

>35 tahun

99

31,3

Total

316

100,0

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa lebih banyak ibu yang
menderita preeklampsia berat pada rentang usia antara 20 sampai 35 tahun
yaitu usia ideal untuk melahirkan. Hasil dari penelitian ini tidak mendukung
teori yang menyatakan bahwa ibu yang menderita preeklampsia lebih sering
ditemukan pada usia ekstrim yaitu dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.
Umur reproduksi optimal bagi seorang ibu antara usia 20-35 tahun, di
bawah atau di atas usia tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan
persalinannya. Pada wanita usia muda organ-organ reproduksi belum
sempurna secara keseluruhan dan kondisi kejiwaanya belum bersedia menjadi
ibu, sehingga kehamilan sering berakhir dengan komplikasi obstetrik salah
satunya adalah preeklampsia (Royston, 1994).
Peningkatan kejadian preeklampsia pada usia lebih dari 35 tahun dapat
disebabkan karena adanya hipertensi kronik yang tidak terdiagnosa dengan
superimposed PIH (Amber et al, 2011).

30

4.1.2 Distribusi Eklampsia berdasarkan Usia ibu


Usia dari ibu yang melahirkan dikelompokkan menjadi tiga kelompok
yaitu usia < 20 tahun, 20-35 tahun dan > 35 tahun. Dari total 18 pasien
eklampsia didapati sebanyak 6 pasien yang memiliki usia beresiko yaitu 3
orang (16,7%) dibawah 20 tahun dan 3 orang (16,7%) diatas 35 tahun.
Sebanyak 12 orang (66,7%) ibu dengan eklampsia berusia diantara 20 sampai
35 tahun. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Distribusi eklampsia berdasarkan usia ibu
Usia ibu (tahun)

Frekuensi (N)

Persentase (%)

< 20 tahun

16,7

20-35 tahun

12

66,7

>35 tahun

16,7

Total

18

100,0

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa lebih banyak ibu yang
menderita preeklampsia berat pada rentang usia antara 20 sampai 35 tahun
yaitu usia ideal untuk melahirkan. Hasil dari penelitian ini tidak mendukung
teori yang menyatakan bahwa bertambahnya umur wanita berkaitan dengan
perubahan pada sistem kardiovaskularnya dan secara teoritis preeklampsia
-eklampsia dihubungkan dengan patologi pada endotel yang merupakan
bagian dari pembuluh darah. Wanita umur > 35 tahun mempunyai risiko 3-4
kali lipat mendapatkan preeklampsia-eklampsia. Risiko Preeklampsiaeklampsia juga meningkat pada usia ibu yang terlalu muda dan hal itu
dikaitkan dengan faktor sosioekonomi yang buruk, kehamilan yang

31

disembunyikan, kurang mendapatkan ANC serta nutrisi yang buruk (Muh.


Diman Angsar, 2005).

4.1.3 Distribusi Preeklampsia berat berdasarkan Paritas


Dalam pengkategorian variabel paritas, kelompok penderita dibagi
menjadi tiga kategori yaitu nullipara apabila belum pernah melahirkan sama
sekali, primipara yaitu sudah pernah melahirkan satu kali, multipara apabila
pernah melahirkan lebih dari dua kali, dan grandemultipara yaitu apabila
pernah melahirkan enam kali atau lebih. Dari total 316 pasien, didapatkan
pasien nullipara 110 orang (34,8%), pasien primipara 118 orang (37,3%),
pasien multipara 67 orang (21,2%), pasien grandemultipara 21 orang (6,6%).
Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3. Distribusi Preeklampsia berat berdasarkan Paritas
paritas

Frekuensi (N)

Persentasi (%)

Nullipara

110

34,8

Primipara

118

37,3

Multipara

67

21,2

Grandemultipara

21

6,6

Total

316

100,0

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa lebih banyak pasien


yang menderita preeklampsia berat merupakan primipara yaitu sebanyak 118
orang (37,3%). Hasil dari penelitian ini mendukung teori yang menyatakan
bahwa pasien primipara memiliki risiko yang lebih tinggi menderita
preeklampsia berat. Kasus preeklampsia paling banyak terjadi pada ibu yang
melahirkan anak pertama dimana pada nulli dan primiparitas pembentukan
antibodi penghambat (Blocking Antibodies) belum sempurna sehingga

32

meningkatkan terjadinya risiko preeklampsia. Hal ini cenderung menurun


pada paritas ke 2 dan ke 3 (Berzerra et al, 2010).

4.1.3 Distribusi Eklampsia berdasarkan Paritas


Dalam pengkategorian variabel paritas, kelompok penderita dibagi
menjadi tiga kategori yaitu nullipara apabila belum pernah melahirkan sama
sekali, primipara yaitu sudah pernah melahirkan satu kali, multipara apabila
pernah melahirkan lebih dari dua kali, dan grandemultipara yaitu apabila
pernah melahirkan enam kali atau lebih. Dari total 18 pasien eklampsia,
didapatkan pasien nulliparitas 12 orang (66,7%), primiparitas 4 orang
(22,2%), dan multiparitas 2 orang (11,1%). Secara rinci dapat dilihat pada
tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4. Distribusi eklampsia berasarkan paritas
paritas

Frekuensi (N)

Persentasi (%)

Nullipara

12

66,7

Primipara

22,2

multipara

11,1

Total

18

100,0

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa lebih banyak pasien


yang menderita eklampsia merupakan nullipara yaitu sebanyak 12 orang
(66,7%). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori faktor penyebab
preeklampsia-eklampsia. Kehamilan dengan preeklampsia-eklampsia lebih
sering terjadi pada primigravida, keadaan ini disebabkan oleh keadaan
imunologik, Pada wanita hamil normalnya terbentuk HLA-G (antigen yang
berperan penting dalam modulasi respons imun, sehingga ibu tidak menolak

33

plasenta) namun pada beberapa wanita hamil pertama kali diduga kekurangan
produksi antigen ini. (Cunningham, 2010).

4.1.4 Distribusi

Preeklampsia

berat

berdasarkan

tindakan

persalinan
Tindakan persalinan dibagi menjadi tiga kategori yaitu spontan, sectio
caesarea, dan dengan alat. Dari total 316 pasien, didapatkan persalinan
spontan sebanyak 150 orang (47,5%), sectio caesarea 122 orang (38,6%),
dengan alat 44 orang (13,9%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5 dibawah
ini.
Tabel 5. Distribusi Preeklampsia berat berdasarkan tindakan persalinan
Tindakan persalinan

Frekuensi (N)

Persentasi (%)

Spontan

150

47,5

Sectio caesarea

122

38,6

Dengan alat

44

13,9

Total

316

100,0

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa lebih banyak pasien


yang menderita preeklampsia berat melakukan persalinan spontan yaitu
sebanyak 150 orang (47,5%). Hasil dari penelitian ini mendukung teori
yang menyatakan bahwa persalinan spontan merupakan prioritas terminasi
yang utama pada pasien preeklampsia berat. Bila penderita ada dalam
persalinan atau persalinan spontan memenuhi syarat, maka persalinan
spontan merupakan cara terbaik untuk penderita preeklampsia-eklampsia
(Muh. Diman Angsar, 2005).

34

4.1.4 Distribusi eklampsia berdasarkan tindakan persalinan


Tindakan persalinan dibagi menjadi tiga kategori yaitu spontan,
sectio caesarea, dan dengan alat. Dari total 18 pasien, didapatkan
persalinan spontan sebanyak 150 orang (47,5%), sectio caesarea 122 orang
(38,6%), dengan alat 44 orang (13,9%). Secara rinci dapat dilihat pada
tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6. Distribusi eklampsia berdasarkan tindakan persalinan
Tindakan persalinan

Frekuensi (N)

Persentasi (%)

Spontan

5,6

Sectio caesarea

14

77,8

Dengan alat

16,7

Total

18

100,0

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa lebih banyak pasien


yang menderita eklampsia melakukan sectio caesarea yaitu sebanyak 14
orang (77,8%). Hasil dari penelitian ini tidak mendukung teori yang
menyatakan bahwa persalinan spontan tetap menjadi pilihan utama
terminasi pada kasus eklampsia. Persalinan melalui cara apapun tidak
segera diikuti dengan pemulihan total yang cepat, namun bagi wanita yang
melahirkan bayinya spontan lebih jarang ditemukan morbiditas yang serius.
Karena alasan ini, pilihan persalinan tetap persalinan spontan, dan cukup
sering usaha ini berhasil dengan baik (Cunningham, 2010)

4.1.4 Distribusi Preeklampsia berat berdasarkan Berat Bayi Lahir

35

Berat bayi lahir dibagi menjadi empat kategori yaitu berat bayi lahir
sangat rendah, berat bayi lahir rendah, berat bayi lahir normal, dan berat bayi
lahir lebih. Dari total 316 pasien, didapatkan berat bayi lahir sangat rendah
sebanyak 2 orang (0,6%), berat bayi lahir rendah 37 orang (11,7%), berat bayi
lahir normal 259 orang (82%), berat bayi lahir lebih 18 orang (57,8%). Secara
rinci dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini.
Tabel 7. Distribusi preeklampsia berat berdasarkan berat bayi lahir
Berat badan bayi

Frekuensi (N)

Persentasi (%)

Sangat rendah (<1500

0,6

37

11,7

259

82

Lebih (>4000 gram)

18

57,8

Total

316

100,0

gram)
Rendah (1500-2500
gram)
Normal (2500-4000
gram)

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa lebih banyak pasien


yang menderita preeklampsia berat melahirkan bayi dengan berat badan bayi
normal yaitu 259 orang (82%). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa pasien preeklampsia berat beresiko untuk melahirkan bayi
dengan berat badan yang rendah karena penurunan aliran darah ke plasenta
pada preeklampsia mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Hal ini
mengakibatkan hipovolemia, vasospasme, penurunan perfusi uteroplasenta
dan kerusakan sel endotel pembuluh darah sehingga berdampak pada berat
bayi lahir yang rendah (Sarwono, 2012)

36

4.1.5 Distribusi eklampsia berdasarkan Berat Bayi Lahir


Berat bayi lahir dibagi menjadi empat kategori yaitu berat bayi lahir
sangat rendah, berat bayi lahir rendah, berat bayi lahir normal, dan berat bayi
lahir lebih. Dari total 316 pasien hanya didapatkan tiga kategori, yaitu berat
bayi lahir rendah 2 orang (11,1%), berat bayi lahir normal 15 orang (83,3%),
berat bayi lahir lebih 1 orang (5,6%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 8
dibawah ini.
Tabel 8. Distribusi eklampsia berdasarkan berat bayi lahir
Berat badan bayi

Frekuensi (N)

Persentasi (%)

Rendah (1500-2500

11,1

15

83,3

Lebih (4000 gram)

5,6

Total

28

100,0

gram)
Normal (2500-4000
gram)

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa lebih banyak pasien


yang menderita eklampsia melahirkan bayi dengan berat badan bayi normal
yaitu 15 orang (83,3%). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa pasien eklampsia beresiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan
yang rendah karena penurunan aliran darah ke plasenta pada preeklampsia dan
eklampsia mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Hal ini mengakibatkan
hipovolemia, vasospasme, penurunan perfusi uteroplasenta dan kerusakan sel
endotel pembuluh darah sehingga berdampak pada berat bayi lahir yang
rendah (Sarwono, 2012).

37

4.2

Kendala Penelitian
1. Waktu penelitian yang terbatas sehingga rangkaian kegiatan penelitian
tidak berjalan efektif.
2. Masih ada variabel penelitian yang tidak bisa ditemukan pada rekam medik
sehingga hasil penelitian kurang maksimal.
3. Masih banyak data pasien yang tidak bisa ditemukan sehingga hasil dari
penelitian kurang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai