Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS RANCANGAN KERJA YANG ERGONOMIS UNTUK

MENGURANGI KELELAHAN OTOT DENGAN MENGGUNAKAN


METODE REBA PADA CV. SINAR PERSADA KARYATAMA
Asrul Harun Ismail, Hery Fauzi
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila
ismael.aaron3@gmail.com

ABSTRAK
Manusia merupakan titik sentral dari ilmu ergonomi. Keterbatasan manusia
menjadi pedoman dalam merancang suatu sistem kerja yang ergonomis. Fokus
ergonomi melibatkan tiga komponen utama yaitu manusia, mesin/peralatan dan
lingkungan yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan
interaksi tersebut menghasilkan suatu sistem kerja yang tidak bisa dipisahkan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengurangi kelelahan dalam bekerja di CV. SINAR
PERSADA KARYATAMA di stasiun pembuatan pola sepatu kulit. Pekerja
tersebut bekerja secara membungkuk dan berjongkok dalam jangka waktu yang
lama sehingga dapat menyebabkan kelelahan. Para pekerja pada umumnya
kurang memperhatikan posisi tubuh dalam bekerja. Metode yang digunakan
untuk menganalisis posisi tubuh adalah Rapid Entire Body Assesment (REBA).
Penelitian ini dilakukan dengan wawancara kepada pihak terkait dan mengukur
antropometri pekerja di stasiun pembuatan pola sepatu kulit untuk mendesain
alat bantu kerja yang dibutuhkan. Nilai skor Rapid Entire Body Assesment
(REBA) sebelum dianalisis pada stasiun pembuatan pola menghasilkan skor 12,
berarti level risiko sangat tinggi dan membutuhkan perbaikan sekarang juga.
Kemudian membuat alat bantu kerja berupa meja kerja dan kursi kerja serta
merancang posisi pekerja yang ergonomis di stasiun pembuatan pola sepatu
kulit, setelah itu menghitung menggunakan Rapid Entire Body Assesment
(REBA) menghasilkan skor 3, berarti level resiko rendah dan tidak perlu
perbaikan.
Kata Kunci : Ergonomi, Antropometri, Rapid Entire Body Assesment (REBA)
.
ABSTRACT
Humans are the central point of the science of ergonomics. Humans limitations
are guidance in designing an ergonomics work system. The focus of ergonomics
involves three main components of humans, machinery / equipment and the
environment interact with each other and these interactions generate a working
system that cannot beseperated.This research was done to reduce fatigue in
working at CV. SINAR PERSADA KARYATAMA pattern making leather shoes
station. Workers are working in bending and crouching in long periods of time so

that it can cause fatigue. The workers are generally paying less attention to body
position at work.The Rapid Entire Body Assesment (REBA) method is used to
analyze body position. The research was conducted by interviewing the parties
concerned and measure workers at the station anthropometric for designing the
working tools required. Rapid Entire Body Assesment (REBA) score was 12
before the improvement process at the station, it means a very high level risk and
in need to improvement as soon as possible. The next step are making desk and
chair as ergonomics working tools for the station. The Rapid Entire Body
Assesment (REBA) score points of 3, it means a low level of risk and
unnecessary repairs after the improvement process.
Keywords : Ergonomics, Anthropometry, Rapid Entire Body Assesment (REBA)
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan survei awal yang
dilakukan pada industri alas kaki dan
kulit pada
CV. SINAR PERSADA
KARYATAMA dapat diketahui bahwa
karyawan yang bekerja pada stasiun
pembuatan pola dengan posisi
membungkuk
dan
berjongkok
mengeluh mengalami nyeri pada
bagian tubuh bagian atas antara lain
mata
lelah,
kepala
pusing,
punggung, leher, dan tangan sering
mengalami pegal-pegal. Sedangkan
pada
tubuh
bagian
bawah
keluhannya antara lain lutut, betis,
pegelangan kaki, tungkai kaki sering
mengalami pegal-pegal, sedangkan
pada
telapak
kaki
sering
kesemutan. Hal tersebut di atas
diperparah
lagi
dengan
alat
pendukung
kerja
yang
belum
memenuhi standar ergonomi. Maka
penelitian
tentang
bagaimana
menganalisa posisi kerja dalam
melakukan aktivitas pembuatan pola
sepatu serta besar tingkat risiko pada
aktivitas tersebut perlu dilakukan.
Dalam observasi yang dilakukan
diketahui bahwa para pekerja pada
umumnya kurang memperhatikan
sikap badan (posisi tubuh) dalam
melakukan pekerjaannya.

2. METODOLOGI PENELITIAN
Mulai

STUDI PENDAHULUAN
Studi Lapangan
Studi Pustaka
IDENTIFIKASI MASALAH

TUJUAN PENELITIAN
1.
2.
3.

Mengusulkan perancangan alat pendukung kerja


pada stasiun pembuatan pola sepatu
Mengusulkan posisi kerja yang ergonomis untuk
mengurangi kelelahan kerja
Mengurangi tingkat level risiko kerja pada stasiun
pembuatan pola sepatu di CV. SINAR PERSADA
KARYATAMA

PENGUMPULAN DATA
1.
2.
3.
4.

Data kelelahan pekerja


Data penyebab keluhan pekerja
Data antropometri/dimensi tubuh
Data posisi pekerja

PENGOLAHAN DATA
1.
2.

Perhitungan persentil
Perhitungan REBA

ANALISA
1.
2.
3.

Perancangan alat pendukung kerja


Rancangan posisi kerja usulan
Menghitung level resiko posisi kerja
usulan berdasarkan REBA

KESIMPULAN DAN SARAN

Selesai

3. PENGUMPULAN DATA
Proses pembuatan sepatu terdiri dari
beberapa aktivitas yaitu
1.Stasiun Pembuatan Pola
2.Stasiun Pemotongan
3.Stasiun Penjahitan
4.Stasiun Shoeslas
5.Stasiun Pernis
6.Stasiun Quality Control
7.Stasiun Packing.
Informasi yang didapatkan bahwa
karyawan yang bekerja pada stasiun
pembuatan pola dengan posisi
membungkuk
dan
berjongkok
mengeluh mengalami kelelahan.
Maka penulis meneliti dengan
menggunakan metode REBA (Rapid
Entire Body Assesment).Berikut
adalah
posisi
kerja
operator
pembuat pola.

Perhitungan Reba:
Langkah-langkah dalam memasukan
data sebagai berikut :
1. Group A + beban yang diangkat
= score A
2. Group B + score coupling =
score B
3. Score A dan score B dimasukan
dalam tabel C = score C
4. Score C + activity score = REBA
score.
Posisi pekerja pada skor A:
1. Penilaian
pada
punggung
o
(pembelokan > 60 ) maka skor
4, dan +1 jika punggung miring
atau memutar. skor adalah 5.

2. Penilaian pada leher (perluasan >


o
20 ) maka skor 2 dan+1 jika leher
miring/memutarskor adalah 3
3. Penilaian pada kaki : posisi
tumpuan kaki tidak seimbang
skor 2 dan +2 jika (pembelokan
o
lutut >60 ).skor adalah 4
4. Langkah
berikutnya
yaitu
menghitung pada skor reba
dengan memasukkan angka hasil
skor leher : 3, kaki : 4, dan
punggung : 5.
5. Berdasarkan
penilaian
pada
punggung, leher, kaki maka
dapat diketahui nilai keterangan
skor adalah 9.
Penilaian pada skor B
1. Penilaian lengan tangan atas :
o
o
(pembelokan 45 90 ) skor 3
dan
(+1 jika posisi bahu
mengangkat). skor adalah 4.
2. Penilaian lengan tangan bawah:
o
(pembelokan > 100 ) skor 2. skor
adalah 2.
3. Penilaian pergelangan tangan:
o
(pembelokan > 15 ) skor 2 dan
+1 (Pergelangan tangan memutar
kanan/kiri)skor adalah 3.
4. Penilaian score coupling: 0
karena pegangan tangan mudah
digenggam.
5. Penilaian
keterangan
score
Berdasarkan
penilaian
pada
lengan atas, lengan bawah, dan
pergelangan tangan maka dapat
diketahui nilai keterangan score
adalah 7.
Hasil pada score A dan score B
dihitung
dengan
memasukan
kedalam
score
C
kemudian
menambahkan score beban untuk
score A adalah 0 dengan nilai 9
(9+0) dan score coupling untuk
score B adalah 0 dengan nilai
7.Dapat ditentukan yaitu nilai score
C adalah 10 dan +2 untuk Activity

score = 12. Jadi mempunyai level


resiko sangat tinggi, perlu perbaikan
sekarang juga.

2.

4. PENGOLAHAN DAN ANALISIS


DATA

3.

Perancangan alat pendukung kerja


membutuhkan data antropometri
pekerja di stasiun pembuatan pola.
Mengunakan persentil 95, agar
semua yang menggunakan alat
pendukung kerja dapat terasa
nyaman. berikut antopometri yang
dibutuhkan untuk merancang meja
dan kursi kerja :
1. Tinggi Bahu Duduk(tbd)=63.78cm
2. Tinggi Siku Duduk (tsd)=23.2 cm
3. Tinggi Polipteal (tpo)=42.72 cm
4. Panjang Polipteal (pp)=44.1 cm

5. Lebar Pinggul (lp)=33.4 cm


6.
7.
8.
9.

Lebar Bahu (lb)=39.2 cm


Tebal Badan (tb)= 17.5 cm
Jangkauan Tangan (jt)= 82.17 cm
Rentangan Tangan(rt)=160.77 cm

4.1. Perancangan
Meja
Kerja
Usulan
Perancangan suatu meja kerja yang
mewakili dimensi dari ukuran semua
pekerja.yang diperoleh dari data
antropometri para operator:
a.Tinggi meja kerja= tsd + tpo
= 23.4cm+42.72cm
= 66.12 cm
b.Lebar meja kerja = (jt) (tb)
=82.17cm -17.5 cm
= 64.67 cm
c.Panjang meja kerja= (rt)160.77 cm

4.

5.
6.

4.3. Rancangan
Usulan

a.

b.
4.2. Perancangan
Kursi
Kerja
Usulan
Untuk merancangan kursi kerja yang
ergonomis
dibutuhkan
ukuran
sebagai berikut :
1. Tinggi kursi dirancang dengan
menambahkan
tinggi
bahu
duduk (tbd) dan tinggi polipteal

(tpo) yaitu 63.78 cm + 42.72 cm


= 106.5 cm
Lebar alas duduk dirancang dari
besarnya lebar pinggul (lp) yaitu
33.4 cm
Panjang alas duduk dirancang
dari besarnya pantat polipteal
(pp) yaitu
44.1 cm
Tinggi sandaran dari alas duduk
dirancang
sesuai
dengan
besarnya tinggi bahu duduk
(tbd) yaitu 63.78 cm
Lebar
sandaran
dirancang
sesuai dengan besarnya lebar
bahu (lb) yaitu 39.2 cm
Tinggi kursi dari alas duduk
dirancang
sesuai
dengan
besarnya tinggi polipteal (tpo)
yaitu 42.72 cm.
Posisi

Kerja

Posisi Leher Usulan berada


o
o,
pada perluasan 0 - 20 dengan
posisi
ini
pekerja
tidak
menundukkan
kepala
saat
bekerja. Jika operator bekerja
dengan posisi menunduk maka
leher akan terasa pegal.
Posisi Kaki Usulan membentuk
0
sudut siku-siku 90
dan rilex
saat bekerja. Kursi
kerja
dirancang
sesuai
dengan
dimensi tubuh para pekerja
sehingga
pekerja
tidak
menggantung kakinya saat
duduk di kursi yang dapat
menyebabkan kelelahan karena

c.

d.

e.

f.

tidak
ada
pijakan
yang
menopang berat tubuh.
Posisi
Punggung
Usulan
pekerja
yaitu secara tegak,
pekerja dapat bersandar pada
kursi kerja untuk mengurangi
kelelahan disaat bekerja.
Posisi Pergelangan Tangan
yaitu pada sudut kemiringan
o
o
15 15 ,pekerja
tidak
perlu
memiringkan tangannya hingga
posisi ekstrem yang dapat
membuat
kelelahan
pada
pergelangan tangan. Tinggi
meja
kerja
yang
telah
disesuaikan dengan dimensi
tubuh
pekerja
dapat
memudahkan
pekerja dalam
melakukan aktivitasnya agar
merasa aman dan nyaman.
Posisi Lengan Bawah Usulan
Dalam pembuatan pola sepatu
bagian lengan bawah memiliki
gerakan yang aktif, yaitu saat
pencetakan pola sepatu ke kulit.
Usulan untuk lengan bawah
o
yaitu pada posisi siku-siku 90 .
Dengan posisi ini lengan bawah
pekerja menyesuaikan dengan
tinggi meja.
Posisi Lengan Atas Usulan yaitu
o
membentuk sudut 45 . pekerja
dapat merasa nyaman, karena
posisi
tersebut
merupakan
posisi normal dan pekerja tidak
perlu
mengangkat
lengan
tangan
atas
yang
tinggi
sehingga
kelelahan
dapat
diminimalisasi.

4.4. Menghitung Level Resiko


Posisi
Kerja
Usulan
Berdasarkan REBA
Tahapan
berikutnya
adalah
mengitung posisi kerja usulan
berdasarkan metode REBA. Apakah
posisi kerja usulan berada pada level
yang lebih baik dari pada level

sebelumnya. Berikut
perhitungannya yaitu :

ini

adalah

Langkah-langkah dalam memasukan


data sebagai berikut :
1. Group A + beban yang diangkat
= score A
2. Group B + score coupling =
score B
3. Score A dan score B dimasukan
dalam tabel C = score C
4. Score C + activity score = REBA
score.
Posisi kerja dapat dinilai yaitu pada
score
A
dan
beban
cara
penilaiannya adalah :
1. Penilaian pada punggung
o
Posisi punggung ( 0 )
maka
masuk dalam penilaian skor 1
Jadi penilaian punggung untuk
skor adalah 1
2. Penilaian pada leher
Posisi
leher
menujukan
o
o
(perluasan 0 - 20 ) maka masuk
dalam penilaian skor 1 dan +1
jika leher miring/memutar.
Jadi penilaian leher untuk skor
adalah 2
3. Penilaian pada kaki
Posisi tumpuan kaki seimbang
maka masuk dalam penilaian
skor 1 dan +2 jika (pembelokan
o
lutut >60 ).
Jadi penilaian kaki untuk skor
adalah 3
4. Penilaian pada skor beban
Beban yang dipakai 0 kg maka
nilai skor beban adalah 0. Jadi
penilaian beban untuk score A
adalah 0.
5. Penilaian pada keterangan skor
Berdasarkan
penilaian
pada
punggung, leher, kaki maka
dapat diketahui nilai keterangan
skor adalah 3.

Penilaian pada skor B


1. Penilaian lengan tangan atas
lengan tangan atas menunjukan
o
o
(pembelokan 20 45 ) maka
masuk dalam skor penilaian 2.
Jadi penilaian lengan tangan atas
untuk skor adalah 2.
2. Penilaian lengan tangan bawah
lengan
tangan
bawah
o
menunjukan (pembelokan 60 >
o
100 ) maka masuk dalam skor
penilaian 1.
Jadi penilaian lengan tangan
bawah untuk skor adalah 1.
3. Penilaian pergelangan tangan
pergelangan tangan menunjukan
o
o
(pembelokan 0 - 15 ) maka
masuk dalam skor penilaian 1
dan +1 (Pergelangan tangan
memutar kanan/kiri,atau menekuk
kanan/kiri)
Jadi
penilaian
pergelangan
tangan untuk skor adalah 2.
4. Penilaian pada score coupling
Nilai score coupling adalah 0
karena pegangan tangan mudah
digenggam dan bisa diterima.
5. Penilaian keterangan score
Berdasarkan
penilaian
pada
lengan atas, lengan bawah, dan
pergelangan tangan maka dapat
diketahui nilai keterangan score
adalah 2. Berdasarkan hasil
penelitian pada score A dan score
B maka posisi kerja dapat
dihitung dengan memasukan
kedalam score C kemudian
menambahkan score beban untuk
score A adalah 0 dengan nilai 2
(2+0) dan score coupling untuk
score B adalah 0 dengan nilai 2.
dari nilai tersebut nilai score C
dapat ditentukan yaitu nilai score
C adalah 2.
Dari REBA score 3 maka akan
ditentukan katagori tindakan 2 - 3
yang
mempunyai
level
resiko

rendah, maka tidak perlu ada


tindakan. Maka dapat dikatakan
bahwa posisi kerja usulan aman bagi
karyawan
berdasarkan
metode
REBA.
4.5. Perhitungan
Reba
Posisi
Pembuatan
Pola
Sepatu
Sebelum Perancangan
Nilai total posisi leher,punggung dan
kaki = 9.Nilai total lengan tangan
atas,lengan
tangan
bawah
pergelangan
tangan
dan
ditambahkan skor coupling = 7.Nilai
akhir=10 ditambahkan activity skor
2, jadi didapat nilai REBA 12.Hasil :
Sangat tinggi dan perlu tindakan
Sekarang juga.
4.6. Perhitungan REBA Posisi
Pembuatan
Pola
Sepatu
Setelah Perancangan
Nilai total posisi leher,punggung dan
kaki=3.Nilai total lengan tangan
atas,lengan
tangan
bawah
pergelangan
tangan
dan
ditambahkan skor coupling= 2
Nilai akhir=2 ditambahkan activity
skor 1, jadi didapat nilai REBA 3
Hasil : rendah dan tidak perlu
tindakan
Setelah dilakukan perubahan posisi
tpekerja di stasiun pembuatan pola
sepatu, nilai akhir skor REBA dari 12
menjadi 3. Hasil perhitungan ini
mengindikasikan rendah dan tidak
perlu tindakan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan
pembahasan yang telah dilakukan,
maka kesimpulan adalah sebagai
berikut :
1. Mengusulkan membuat alat
pendukung kerja berupa meja
kerja dan kursi kerja untuk
mengurangi kelelahan yang

dialami pada pekerja di stasiun


pembuatan pola sepatu kulit.
2. Perancangan
posisi
kerja
operator berada pada posisi yang
ergonomis karena mengikuti alat
bantu kerja yaitu kursi kerja dan
meja kerja dengan ukuran yang
didesain khusus berdasarkan
antropometri pekerja di stasiun
pembuatan pola sepatu kulit.
3. Setelah dilakukan perubahan
posisi
kerja,
dilakukan
perhitungan terhadap nilai REBA.
Maka didapatkan hasil perubahan
nilai
dari
REBA
sebelum
perancangan dari 12 menjadi 3,
hal ini dalam kategori level risiko
rendah dan tidak perlu tindakan.
5.2. SARAN
Berikut ini adalah beberapa
saran yang dapat penulis sampaikan
pada tugas akhir ini, yaitu:
1. Perusahaan harus melakukan
perubahan posisi pekerja dan
memberikan alat bantu kerja
berupa meja kerja dan kursi kerja.
2. Apabila perusahaan tidak mampu
menyediakan meja dan kursi
kerja
dengan ukuran yang di
usulkan, maka dapat memberikan
alat bantu lain yang tidak jauh
berbeda.
3. Sebaiknya operator pada saat
bekerja harus dengan tubuh yang
tegak, dan tidak membungkuk.
Serta istirahat secara berkala.
4. Sebaiknya perusahaan memiliki
pedoman kerja dan metode kerja
agar
para
pekerja
dapat
melakukan pekerjaannya dengan
baik dan benar serta tidak
memiliki resiko tinggi dalam
melakukan aktivitas bekerja.

5. Sebaiknya
perusahaan
membatasi jam kerja karyawan
agar karyawan tidak merasa
kelelahan.
DAFTAR PUSTAKA
Eko,
Nurmianto,2003, Ergonomi :
Konsep Dasar dan Aplikasinya,
Edisi Kedua, PT. Guna Widya,
Surabaya.
Hendrik,
P.
Simbolon,
2009,
Perancangan
Fasilitas
Berdasarkan
Prinsip-prinsip
Ergonomi Pada Bagian Sortasi
Udang Di PT. CENTRAL WINDU
SEJATI, skripsi TI Universitas
Sumatra Utara, Medan.
Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Tata
Cara Kerja. Institut Teknologi
Bandung, Bandung.
Khatulistiwantoro, 2010, Analisa
Perancangan
Kerja
Menggunakan Metode REBA
dengan Pendekatan Ergonomi
Untuk Mengurangi Kecelakaan,
skripsi TI Universitas Pancasila,
Jakarta.
Mc. Atamney, L, and Hignet, S,
(2000). REBA : Rapid Entire
Body
Assessment,
Applied
Ergonomiscs
Samamur, P.K., 1998, Ergonomi
Untuk
Produktivitas
Kerja,
Cetakan Pertama, Penerbit Haji
Masagung, Jakarta.
Sritomo, Wignjosoebroto, Ergonomi
Studi Gerak dan Waktu, Institute
Teknologi Bandung, Bandung
Sue, Hignet, and, Lyn, Mc,
Atammney, Rapid Entire Body
Assessment (REBA) and Rapid
Upper Limb Assessment (RULA)
Applied Ergonomi.

Anda mungkin juga menyukai