Anda di halaman 1dari 111

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

downloaded by Prof. jj
For graduate class discussion
Nov. 2011

Hery@File.Com

FILSAFAT LMU
CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
YANG MEMENUHI KEBENARAN LMIAH

Hery@File.Com

FILSAFAT
RENUNGAN MENGENAI SEGALA
SESUATU, SEBAGAI UPAYA UNTUK
PEMAHAMAN DAN MEMPEROLEH
MAKNA YANG PENTING BAGI
LANDASAN PERTIMBANGAN
KELAYAKAN TINDAKAN, SESUAI
DENGAN NORMA YANG BERLAKU
Hery@File.Com

CIRI-CIRI BERPIKIR
BERFILSAFAT
1.
2.
3.
4.

Radikal; sampai ke akar persoalan


Kritis; tanggap thd persoalan yang terjadi
Rasional; sejauh dpt dijangkau akal mns
Reflektif; mencerminkan pengalaman
pribadi.
5. Konseptual; hasil konstruksi pemikiran
6. Koheren; runtut, berurutan.
7. Konsisten; berpikir lurus/tdk berlawanan.
8. Sistematis; saling berkaitan.
9. Metodis; ada cara utk memperoleh
kebenaran.
10. Komprehensif; menyeluruh
11. Bebas & bertanggungjawab
Hery@File.Com

Definisi Filsafat berdasar


Watak & Fungsi

Informal: Sikap dan kepercayaan yang


diterima secara tdk kritis.
Formal: Sikap kritis atas kepercayaan yg
dijunjung tinggi.
Spekulatif: Hasil berbagai sains dan
teknologi yg ditinjau dari pengalaman
kemanusiaan.
Logosentris: analisis kata dan konsep.
Aktual: problem yg berkembang di
masyarakat dan dicarikan jawabannya oleh
para ahli filsafat.
Hery@File.Com

Manfaat Filsafat Bagi


Mhs
Membiasakan diri utk bersikap kritis.
Membiasakan diri utk bersikap logisrasional-Opini & argumentasi.
Mengembangkan semangat toleransi
dlm perbedaan pandangan (pluralitas).
Mengajarkan cara berpikir yg cermat dan
tdk kenal lelah.
Hery@File.Com

Manfaat Filsafat bagi


Agama
1. Mengajarkan cara berpikir kritis, shg tdk
terjebak ke dlm sifat taqlid.
2. Akal terdiri atas 3 bag: marifatullah,
thaatullah, shobru an-masiyatullah.
3. Dinamika terus berkembang, sehingga perlu
penggunaan akal yg proporsional.
4. Membuka wawasan berpikir menuju ke arah
verstehen (penghayatan).
5. Akal merupakan salah satu sarana utk
memahami kekuasaan Allah (Ulil albaab) AliImron: 190-191.
Hery@File.Com

Definition:
LEARNING and TEACHING
WHAT IS LEARNING ???
Learning is an active process by which learners
construct their own meaning based on prior
knowledge and experience.
Learning is to find the meaning (mencari makna)
Knowledge cannot be transferred
knowledge should be constructed (dibangun
sendiri)

Hery@File.Com

WHAT IS PHILOSOPHY
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Usaha secara spekulatif untuk menyajikan pandangan


yang sistematis dan lengkap tentang kenyataan
Usaha mendeskripsikan sifat dasar yang terdalam
dan sesungguhnya dari kenyataan
Usaha untuk menentukan batas-batas dan lingkup
pengetahuan
Penyelidikan secara kritis terhadap hipotesis
Ilmu untuk membantu seseorang untuk memaknai
(purposeful meaning) apa yang dikatakan dan apa
yang dilihat dan apa yang dilakukan.
Filsafat bukan menjawab pertanyaan, tetapi
mempertanyakanjawaban
Hery@File.Com

BERPIKIR FILOSOFIS
(Louis O. Kattsoff)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

BERPIKIR SECARA RADIKAL


BERPIKIR SECARA UNIVERSAL
KONSEPTUAL (bukan fakta/operasional)
KOHEREN dan LOGIS
KONSISTEN
SISTEMATIS
KOMPREHENSIF
BEBAS TANPA PRASANGKA (BEBAS
NILAI)
Hery@File.Com
9. BERTANGGUNG JAWAB

SPIRITUAL SKILL
INTELLECTUAL SKILL (20%)
1. TECHNOLOGY
2. SCIENCES

SOFT SKILL (80%)


1.
2.
3.
4.

SOCIAL SKILL
EMOTIONAL SKILL
COMMUNICATION SKILL
LEADERSHIP SKILL
Hery@File.Com

PENGETAHUAN
PRA-ILMIAH
SEGALA SESUATU YANG DICATAT DALAM
OTAK, HASIL SERAPAN INDERAWI
(EMPIRIK) ATAU YANG DIPEROLEH SECARA
INTUITIF
. EMPIRIK : SECARA SADAR DIKETAHUI
PROSESNYA
. INTUITIF : SECARA TAK SADAR TAK
DIKETAHUI
PROSESNYA
Hery@File.Com

ILMU
HIMPUNAN PENGETAHUAN YANG TELAH :
1. DISISTEMATISASI
2. DIORGANISASI

3. MEMILIKI:

- METODE TERTENTU
- SIFAT INTERSUBYEKTIF (DAPAT
DIPELAJARI OLEH SIAPA SAJA YANG
MEMENUHI PERSYARATAN DAN METODENYA
- SIFAT REPRODUKTIF (DPT DIULANG UTK DIUJI
KEBENARANN DGN METODE DAN KONDISI YG
SAMA
Hery@File.Com

ILMU YANG MANDIRI


1. DIAKUI SEBAGAI DISIPLIN LMU
2. MEMILIKI METODE ILMIAH YG KHAS
3. CIRI KHAS UNSUR-UNSUR STRUKTUR
ILMU:
- FAKTA
- DEFINISI
- PROPOSISI
- KONSEP
- TEORI
- HUKUM
- DALIL
Hery@File.Com

STRUKTUR ILMU
1. FAKTA :
KONSEP AWAL YG PALING
SEDERHANA, BERUPA ABSTRAKSI
DARI HASIL PENYERAPAN INDERAWI
(DICATAT DALAM OTAK, DIINGAT DALAM PIKIRAN)
(1) DIBERI LAMBANG/NAMA DIAMBIL DARI KATA
SEHARI-HARI
(2) SEHINGGA DPT DIKOMUNIKASIKAN SECARA
ABSTRAK (TANPA MELIHAT WUJUD YBS)
Hery@File.Com

ISTILAH : SETIAP KATA ATAU DIKSI YG


MEMPUNYAI MAKNA ARTI SPESIFIK, DLM
BAHASA YBS, DAN DALAM LMU YBS
DEFINISI : PERNYATAAN ATAU PENJELASAN
TENTANG APA MAKNA ARTI SESUATU KATA,
AGAR DITAFSIRKAN SAMA
FAKTOR : FAKTA YG SATU YG
MEMPENGARUHI YG LAIN
DATA : ANGKA ATAU TOLOK UKUR
MENGENAI FAKTA/KONSEP YBS
Hery@File.Com

KONSEP : MENYATAKAN SUATU ABSTRAKSI YG

DIBENTUK MELALUI GENERALISASI DARI HAL-HAL


YG KHUSUS, MISALNYA PAJAK, SIKAP DLL

KONSTRUK: KONSEP YG LEBIH ABSTRAK: KEBJAKSANAAN


- INTELEGENTIA
. PROPOSISI: MENYATAKAN SUATU
HUBUNGAN ANTAR FAKTA (EMBRIO TEORI)
. TEORI: PERANGKAT SALING HUBUNGAN
ANTAR-KONSEP, ANTAR-DEFINISI. ANTARPROPOSISI, YG DICANANGKAN UNTUK
MENGGANTISIPASI, MERAMALKAN GEJALAGEJALA
Hery@File.Com

HUKUM: TEORI YG SUDAH BERULANG


KALI TERBUKTI TAHAN UJI & PASTI
DALIL : PROPOSISI TANPA BUKTI DIRI,
TETAPI DAPAT DIBUKTIKAN DARI
PREMIS-PREMIS YG DITERIMA,
SEHINGGA DIJADIKAN HUKUM ATAU
ASAS YG PASTI
POSTULAT; YANG DIANGGAP BENAR,
AKSIOMATIK, BUKTI DIRI
ASUMSI: TITIK TOLAK ATAU ASAS YG
DAPAT DITERIMA (SECARA LOGIKA)
Hery@File.Com

BEDA :
HIPOTESIS : JAWABAN TENTATIF
THDP MASALAH
TEORI : PUNYA LANDASAN KUAT
UNTUK PREDIKSI GEJALA
HUKUM: PUNYA KEPASTIAN
BERLAKUKNYA KERUNTUNAN ASAS

Hery@File.Com

DEFINISI

Pengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas


obyek (riil dan gaib) atau fakta.
Ilmu Pengetahuan : Kumpulan pengetahuan
yang benar disusun dengan sistem dan metode
untuk mencapai tujuan yang berlaku universal
dan dapat diuji/diverifikasi kebenarannya

Ilmu Pengetahuan :
bukan satu, melainkan banyak (plural)
bersifat terbuka (dapat dikritik)
berkaitan dalam memecahkan masalah
Hery@File.Com

Lanjutan . . .

Jadi, Filsafat Ilmu Pengetahuan mempelajari


esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu
secara rasional

Filsafat Ilmu Pengetahuan :


Cabang filsafat yang mempelajari teori
pembagian ilmu, metode yang digunakan
dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan
jenis keterangan yang berkaitan dengan
kebenaran ilmu tertentu.
Filsafat Ilmu Pengetahuan disebut juga Kritik Ilmu,
karena historis kelahirannya disebabkan oleh
rasionalisasi dan otonomisasi dalam mengeritik
dogma-dogma dan tahayul
Hery@File.Com

MEMBANGUN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN


TERTENTU
Jika Ilmu Pengetahuan Tertentu dikaji dari ketiga
aspek (ontologi, epistemologi dan aksiologi), maka
perlu mempelajari esensi atau hakikat yaitu inti
atau hal yang pokok atau intisari atau dasar atau
kenyataan yang benar dari ilmu tersebut.
Contohnya :
Membangun Filsafat Ilmu Teknik perlu menelusuri dari
aspek :
Ontologi

eksistensi (keberadaan) dan


essensi (keberartian) ilmu-ilmu
keteknikan.
Epistemologi

metode yang digunakan untuk


membuktikan kebenaran ilmu-ilmu
keteknikanHery@File.Com

ASPEK ONTOLOGI
Aspek ontologi dari ilmu pengetahuan tertentu hendaknya
diuraikan secara :
a. Metodis; Menggunakan cara ilmiah
b. Sistematis; Saling berkaitan satu sama lain secara
teratur dalam suatu keseluruhan
c. Koheren; Unsur-unsurnya tidak boleh mengandung
uraian yang bertentangan
d. Rasional; Harus berdasar pada kaidah berfikir yang
benar (logis)
e. Komprehensif; Melihat obyek tidak hanya dari satu
sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional
atau secara keseluruhan (holistik)
f. Radikal; Diuraikan sampai akar persoalannya, atau
esensinya
g. Universal; Muatan kebenarannya sampai tingkat umum
yang berlaku di mana saja.Hery@File.Com

ASPEK EPISTEMOLOGI
Epistemologi juga disebut teori pengetahuan atau kajian
tentang justifikasi kebenaran pengetahuan atau
kepercayaan.
Untuk menemukan kebenaran dilakukan sebagai berikut
[AR Lacey] :
1. Menemukan kebenaran dari masalah
2. Pengamatan dan teori untuk menemukan kebenaran
3. Pengamatan dan eksperimen untuk menemukan
kebenaran
4. Falsification atau operasionalism (experimental
opetarion, operation research)
5. Konfirmasi kemungkinan untuk menemukan kebenaran
6. Metode hipotetico deduktif
7. Induksi dan presupposisi/teori untuk menemukan
kebenaran fakta
Hery@File.Com

Lanjutan . . .
Untuk memperoleh kebenaran, perlu dipelajari teori-teori
kebenaran. Beberapa alat/tools untuk memperoleh atau
mengukur kebenaran ilmu pengetahuan adalah sbb. :
Rationalism; Penalaran manusia yang merupakan alat
utama untuk mencari kebenaran
Empirism; alat untuk mencari kebenaran dengan
mengandalkan pengalaman indera sebagai pemegang
peranan utama
Logical Positivism; Menggunakan logika untuk
menumbuhkan kesimpulan yang positif benar
Pragmatism; Nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran
yang disepakati adalah kegunaannya untuk
menyelesaikan masalah-masalah praktis.

Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang dinamis,


tersusun sebagai teori-teori yang saling mengeritik,
mendukung dan bertumpu untuk
mendekati kebenaran
Hery@File.Com

Teori
Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup
penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari suatu
disiplin ilmu, dan dianggap benar
Teori biasanya terdiri dari hukum-hukum, yaitu :
pernyataan (statement) yang menjelaskan hubungan
kausal antara dua variabel atau lebih
Teori memerlukan tingkat keumuman yang tinggi, yaitu
bersifat universal supaya lebih berfungsi sebagai teori
ilmiah

Tiga syarat utama teori ilmiah :


1. Harus konsisten dengan teori sebelumnya
2. Harus cocok dengan fakta-fakta empiris
3. Dapat mengganti teori lama yang tidak cocok
dengan pengujian empiris
dan fakta
Hery@File.Com

Beberapa istilah yang biasa digunakan dalam komunikasi


ilmu pengetahuan :
Axioma
pernyataan yang diterima tanpa pembuktian karena
telah terlihat kebenarannya
Postulat
suatu pernyataan yang diterima benar semata-mata
untuk keperluan berkomunikasi
Presumsi
suatu pernyataan yang disokong oleh bukti atau
percobaan-percobaan, meskipun tidak konklusif
dianggap sebagai benar walaupun kemungkinannya
tinggi bahwa pernyataan itu benar
Asumsi
suatu pernyataan yang tidak terlihat kebenarannya
maupun kemungkinan benar tidak tinggi
Hery@File.Com

Filsafat Ilmu Pengetahuan selalu memperhatikan :


dinamika ilmu, metode ilmiah, dan ciri ilmu pengetahuan.
1. Dinamis :
dengan aktivitas/perkembangan
pengetahuan sistematik dan rasional yang benar sesuai
fakta
dengan prediksi dan hasil
ada aplikasi ilmu dan teknologi, dinamika
perkembangan karena ilmu pengetahuan
bersimbiose dengan teknologi
2. Metode Ilmiah : dengan berbagai ukuran riset yang
disesuaikan.
3. Ciri Ilmu :

perlu memperhatikan dua aspek, yaitu :


sifat ilmu dan klasifikasi ilmu
Hery@File.Com

Lanjutan . . .

Sifat ilmu

Sistematik
Konsisten (antara teori satu dengan
yang lain tak bertentangan)
Eksplisit (disepakati dapat secara
universal, bukan hanya
dikalangan kecil)
Ilmiah, benar (pembuktian dengan
metode ilmiah

Salah satu Klasifikasi Ilmu :


Ilmu
Pengetahuan

Ilmu Alam (Natural Wissenschaft)


Ilmu Alam / Eksakta
Ilmu Moral

Ilmu Sosial
Ilmu Humaniora

Hery@File.Com

ASPEK AKSIOLOGI
Tujuan dasarnya : menemukan kebenaran atas
fakta yang ada atau sedapat mungkin ada
kepastian kebenaran ilmiah
Contohnya :
Pada Ilmu Mekanika Tanah dikatakan bahwa kadar air
tanah mempengaruhi tingkat kepadatan tanah tersebut.
Setelah dilakukan pengujian laboratorium dengan simulasi
berbagai variasi kadar air ternyata terbukti bahwa teori
tersebut benar.
Hery@File.Com

PENGENALAN FILSAFAT
I.

ASPEK ONTOLOGI

II.
ASPEK AKSIOLOG
III. ASPEK EPISTEMOLOGI

Hery@File.Com

I. ASPEK ONTOLOGI (BEING, WHAT,


WHO)

Filsafat dipelajari karena ketakjuban manusia atas fakta (Plato + Aristoteles, 381-322 SM).

Philosophi = The Greek Miracle (Keajaiban Yunani).


Philein = Philos = Cinta
Sophia = Kebijaksanaan
Filsafat :
Ilmu tentang Kebijaksanaan atau Ilmu mencari kebijaksanaan
Ilmu pengetahuan umum tentang kebijaksanaan / kebenaran
Filsuf = Pencinta / Pencari Kebenaran atau kebijaksanaan (K)
= Pencari kebijaksanaan (relatif) akal budi untuk tindakan.
Kebijaksanaan Absolut : - ada pada Tuhan
- Adimanusiawi
Pythagoras (582-496 SM) -> Seorang Filsuf = Filosofos -> mendapatkan Rumus Pythagoras, namun tidak
merasa hebat.
Philosophos = Kawan kebijaksanaan, bukan orang bijaksana
= Pencari / Pencinta Kebijaksanaan
Bukan Sofis yang merasa hebat tahu segalanya.
Mitos = kepercayaan akan kebenaran (mis. Hantu) merupakan warisan turun temurun, tabu ditanyakan,
dan menghindari ratio (logos, akal budi)
Setiap fakta dari aspek ontologi dapat dinyatakan kebenaran definisinya dan dapat dipandang dari dua
obyek, yaitu obyek materi dan obyek formal.
Filsafat (Ontologi) : Ilmu tentang kebijaksanaan atau kebenaran
Yang dipelajari adalah obyek sebenarnya
Obyek sebenarnya :
Obyek materi : Seluruh fakta kenyataan, misalnya : manusia, alam, dll
Obyek formal : bidang kajian semua pengetahuan, mis : biologi, faal, kedokteran, dll
Menurut Witgenstein, Titus :
Filsafat : Usaha untuk menyatakan kebenaran fakta secara menyeluruh, mendalam dan sejelas mungkin.

Hery@File.Com

II. ASPEK AKSIOLOGI


For What (Untuk Apa, Apa Nilainya)
A. Filsafat = Ilmu tanpa batas dan universal untuk
menemukan pengetahuan secara
menyeluruh dan dapat diungkapkan
dengan jelas
B. Filsafat = Ilmu yang mencari kebenaran paling dalam tentang seluruh
kenyataan.
Usaha menjawab secara metodis, sistematis koheren
tentang seluruh fakta / kenyataan
C. Filsafat = Ilmu pengetahuan umum untuk mencari kebenaran seluruh
fakta / kenyataan
Filsafat (Aksiologi) : Adalah untuk mencari kebenaran tentang
seluruh fakta / kenyataan.
Kegunaannya : 1. Menemukan kebenaran
2. Menimbulkan keyakinan
3. Menemukan ide
Hery@File.Com

III. ASPEK EPISTEMOLOGI (WHY,


HOW)
WHY :
karena keinginan berfilsafat untuk menemukan kebenaran dengan :
memakai ratio-logos-akal budi. Seterusnya ditanyakan mengapa
benar karena didiskusikan, dianalisis dengan ratio untuk
menemukan kebenaran.
mengapa ditanyakan oleh karena :
1. Ketakjuban akan dirinya yang ada (Plato & Aristoteles 350
SM), dan ketakjuban akan moral hukum dan langit dengan
bintang. Imanuel Kant ( 1750) memikirkan untuk ditemukan
bagaimana kebenarannya.
2. Kesangsian kemampuan panca indra (Agustinus 400,
Descartes 1600) karena indrawi seringkali menipu ->
bagaimana kebenarannya
3. Kesadaran eksistensi dirinya yang kecil dibanding alam
semesta -> bagaimana kebenaran fakta / kenyataan tersebut.
Hery@File.Com

HOW
1. Bagaimana pendekatannya berdasarkan
gejala atau phenomenologi?
2. Bagaimana klasifikasinya?
3. Bagaimana model atau metodenya?

Hery@File.Com

1. Pendekatan Fenomenologi /
Gejala

Gejala hubungan kesatuan asasi subyek (manusia)obyek (pengetahuan, benda untuk menemukan hasil
bersifat sementara dan terbuka) yang dapat dikritik.
Gejala jasmani-inderawi yang merupakan hasil
pengalaman kongkrit (hasil tergantung tempat +
waktu)
Gejala umum, pengalaman abstrak (hasil tak
tergantung tempat + waktu)
Cara/metode pendalaman gejala tersebut terus
dilakukan dan filsafat mencari kebenaran sesuai
klasifikasi filsafat dan model pendalamannya.
Hery@File.Com

2. Klasifikasi Filsafat Menuju


Filsafat Pengetahuan
1.
2.
3.
4.
5.

Filsafat Manusia
Filsafat Alam
Filsafat KeTuhanan
Filsafat Etika
Filsafat Pengetahuan
Filsafat Pengetahuan Umum
Filsafat Ilmu Pengetahuan
diperlukan ilmu alam
ilmu pasti
ilmu kemanusiaan
Hery@File.Com

3. Model/Metode (Cara Mencari


Kebenaran
)
Apriori (Plato) : universal partikuler
Aposteriori (Aristoteles) : partikuler universal
Kebenaran pengetahuan (Epitesmi)
Episteme : pengetahuan yang sejati berdasar :
- obyektifitas (empiri+rasio)
- untuk menemukan kebenaran
- kepastian
- abstraksi
- intuisi
Epistemologi : pengetahuan sejati tentang :
- Apa : fakta
- Mengapa : causa
- Bagaimana : metode
Hery@File.Com
- Benar : Verifikasi

Bila Kumpulan pengetahuan yang


benar/episteme/diklasifikasi, disusun sitematis
dengan metode yang benar dapat menjadi

epistemologi

Aspek epistemologi adalah kebenaran fakta / kenyataan dari sudut pandang


mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang dapat diverifikasi atau dibuktikan
kembali kebenarannya.

Hery@File.Com

Filsafat : Kebenaran yang dibuktikan secara : Radikal


(individu)
Rasional (obyektif)
Sistemik (ilmiah)
Semesta (universal)
Pembuktian Filsafat lebih luas daripada pembuktian Ilmu, oleh karena
mempertimbangkan :
Ratio
Agama
Ilmu sendiri + Ilmu lain Seni
Moral
Kebahagiaan
Nilai
Kesemestaan

Hery@File.Com

Menurut Witgenstein, Titus :


Filsafat : Usaha untuk menyatakan
kebenaran ilmiah secara menyeluruh
sejelas mungkin.
Menurut KattSoff (1963) :
Filsafat : Berpikir secara kritis, sistematis,
rasional, dan komprehensif hingga menghasilkan
suatu yang runtut dan benar
Jadi Filsafat adalah berpikir dengan cara yang
benar (teoritis) untuk menemukan keputusan
pengetahuan yang benar (praktis)
Hery@File.Com

Klasifikasi Lain dari Filsafat


Logika

Deskriptif (Apa adanya)


Etika
Normatif (seharusnya)
F. Kategori
Metaetik (Analisis)
Metafisika = Ontologi = Filsafat
Pertama
Epistemologi = Filsafat Pengetahuan
Filsafat
Umum
Matematika
Filsafat Ilmu Pengetahuan
Agama
Dan lain-lain

Hukum
Hery@File.Com

RINGKASAN SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT

1. Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM Akhir Abad


3 SM)
2. Masa Abad Pertengahan (Akhir Abad 3 SM
Awal Abad 15)
3. Masa Modern (Akhir Abad 15 Abad 19)
4. Masa Kontemporer (Abad 20)
Hery@File.Com

Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM- Akhir Abad


3 SM)
1. Filsafat = pengetahuan tahyul, dongeng, mitos
= mitologi : Mitos -> Logos (mitos mengurang, ratio tumbuh)
Thales / air
Pythagoras / bilangan
Demokritos / atom
2. Filsafat = Logos
Sokrates : (469-399 SM) Dialektika
Salah
Sokratik -> kesimpulan
Benar
Plato : (427-347 SM) penyair, inspirasi tinggi
(Aristokles) Melawan sofis -> Mencari kebenaran Sokrates dengan tulisan Filsafat : Apologia
(pembelaan Sokrates).
- Model abstrak dan matematik = apriori dengan ratio menemukan episteme (ingatan yang benar
atau ide abadi)
Kebenaran adalah : relatif, subyektif, ide dalam diri
obyektif : kenyataan / fakta diluar yang benar
Tulisannya :
1. Apologia, Kriton, Politea : negara
2. Simposium : diskusi tentang cinta
3. Phaedo : diskusi tentang jiwa yang tak mati
4. Phaidros : diskusi tentang ide
5. Parmenides : kritik terhadap ide ajarannya
6. Timaios : susunan alam semesta
7. Nomoi : Hukum-hukum
Mendirikan Akademi yang menjadi dasar Perguruan Tinggi jaman Pertengahan
Ajarannya = Platonisme yaitu kebenaran jasmani yang tak kekal dan kebenaran rohani / ide yang kekal.
Lima abad kemudian = Neo Platonisme yang menggabungkan
Platonisme dengan ajaran Gereja
Hery@File.Com
Kristen

3. Aristoteles (384 322 SM)


Murid terpandai Akademi, guru Alexander Agung
Mendirikan Lyceum dengan ajaran model kongkrit
Ajaran Aristotelesanisme yaitu pengenalan inderawi atau empiris-aposteriori
(terikat pada waktu dan tempat) ; lalu pengenalan rasional yaitu episteme =
pengetahuan benar yang diperoleh dari sebab musabab.
Tujuh karya : Logika / organon (analisis apriori- aposteriori), Ilmu eksakta,
Biologi, Psikologi, Metafisika, Etika & Politik, Sastra/Retorika
Ia membagi 3 ilmu pengetahuan (IP) :
I.P. Produktif = Pedomen bidang kesenian
I.P. Praktis = Etika & Moral atau pedoman tingkahlaku
I.P. Teoritis = Tak memihak
Fisika, Matematika, Filsafat Pertama
(metafisika = ontologi)

Hery@File.Com

Masa Abad Pertengahan (akhir abad 3 SM awal abad 15)

1.
2.
3.
4.

5.

Filsafat Yunani Kuno diambil alih Mesir (Cleopatra 69-30 SM)


Filsafat dilarang -> kembali ke Dogma Gereja = Theologi (Kaisar
Justianus 529 M)
Filsuf Islam Bagdad -> Cordoba Ibnu Sina (980 -1037)
Filsafat : kembali ke mitos = mistik
Plotinus -> Neo Platonisme ( abad ke 13) yaitu Platonisme manunggal
dengan Dogma Gereja.
Thomas Aquines (1225 1274)
Filsafat Yunani kuno tak dilarang malah untuk justifikasi Dogma Gereja.

Hery@File.Com

Masa Modern (Akhir abad 15 19)


1.
2.
3.

Gerakan Renaissance (kelahiran kembali)


mentalitas individual kebebasan, persamaan, emansipasi, otonomi diri.
Revolusi Copernicus (1473 1543)
Matahari : pusat alam semesta
Metode induktif experimental
Zaman Aufklarung (pencerahan / abad 18)
Menggunakan akal budi dengan inti :
a. Ajaran Rasionalisme (Descartes, 1596-1650)
b. Ajaran Empirisme (Francis Bacon, 1561-1626) Pengetahuan inderawi
c. Ajaran Kritisisme (Immanuel Kant, 1724-1804)gabungan a + b
d. Filsafat Pragmatisme (William James, 1842-1910)
Kebenaran konsep/ide harus dilihat konsekuensi praktisnya
/ kegunaannya.
e. Filsafat Fenomenologi (Edmund Husserl, 1839-1939)
kebenaran = kenyataan benda itu sendiri
Tiga tahap dalam metode fenomenologis yaitu :
Reduksi Fenomenologis
Reduksi Eidetis
Reduksi Transendental
Hery@File.Com
f. Filsafat Eksistensialisme (S. Kierkegaard,
1813-1855)

Masa Kontemporer (abad 20)


1.

Filsafat Analitik (Ludwig Wittgenstein, 1889-1951).

2.

Filsafat Ekstensialisme (lanjutan Jean Paul Sarte, 1905 1980)


Ia menganggap manusia bebas memilih moralitas yang diinginkan hingga menciptakan eksistensi
dirinya. Manusia melakukan kebaikan, pendidikan bagi keturunannya dan hidup bermasyarakat.
Menganggap Tuhan tidak ada dan manusia dapat memerankan peranan Tuhan (Vincent Martin)
Ada 2 kelompok : anti agama & kelompok agama (percaya pada Tuhan)

3.

Ethics and Limits of Philosophy (Bernard Williams)

Hery@File.Com

Perangkat Ilmu
Istilah Ilmiah
Istilah Ilmiah

Ilmu memerlukan sejumlah pengertian yang dituangkan ke dalam istilah ilmiah


Meliputi bidang
Besaran atau dimensi
Aturan
Penjelasan aturan

Besaran atau Dimensi


Mencakup

Konstanta dan variabel


Faktor
Definisi
Fakta
Konsep
Konstruk
Data
Sekor
Dan sejenisnya

Hery@File.Com

Aturan Ilmu
Mencakup

Masalah
Hipotesis
Proposisi
Aksioma dan Asumsi
Postulat
Dalil dan Hukum
Prinsip
Dan sejenisnya

Penjelasan Aturan
Mencakup
Teori
Model dan Paradigma
Dan sejenisnya
Hery@File.Com

Besaran atau Dimensi

1. Konstanta dan Variabel


Konstanta memiliki nilai yang tetap;
Variabel memiliki nilai yang dapat berubah
Berubah tak acak (matematik)
Berubah acak (probabilitas, statistik)

Variabel
Berkenaan dengan
apa
dari
atribut

siapa
obyek
makhluk
benda
peristiwa

Hery@File.Com

Contoh Variabel
Atribut
Kepemimpinan
Hasil belajar
Kebuasan
Kekuatan
Kesuburan
Nilai
Titik didih
Keterjualan
Kecepatan
Temperatur
Kelancaran

Obyek
manajer
(orang)
mahasiswa (orang)
buaya
(hewan)
gajah
(hewan)
pohon mangga (tumbuhan)
saham
(benda)
air
(benda)
rumah
(benda)
olah data
(peristiwa)
kebakaran (peristiwa)
penjualan
(peristiwa )
Hery@File.Com

Simbol Variabel

Variabel sering dinyatakan dalam bentuk simbol


Simbol variabel dapat berbentuk:
Gambar

. . .

Abjad Latin
A

c . . .

. . .

Abjad Yunani

Sering ditambahkan dengan lambang indeks atau pangkat


Hery@File.Com

Abjad Yunani
Nama Kapital kecil Nama Kapital
alpha

nu

beta

xi

gamma

omicron
delta

pi

epsilon

rho

zeta

sigma

eta

tau

theta

upsilon
iota

phi

kappa

khi

lambda

psi

mu

omega

kecil

Hery@File.Com

2. Faktor

Sering dimaksudkan sebagai variabel penyebab


Sebab
(faktor)

----- akibat

Ada kalanya diartikan sebagai kumpulan variabel


sejenis
Faktor 1

Faktor 2

A = Membaca
D = Tambah
B = Menulis
E = Kurang
C = Mengisi rumpang
F = Kali
Faktor 1 = verbal Faktor 2 = numerik
Hery@File.Com

3. Definisi
Definisi adalah batasan secara singkat tentang pengertian dan
lingkup suatu besaran
Definisi Substansi
Batasan tentang pengertian substansinya

Definisi Operasional
Batasan pengertian berkenaan dengan cara pengukurannya

Biasanya rumusan definisi berupa satu kalimat saja sedangkan


pengertian luas atau pengertian lengkapnya dijelaskan di dalam
konsep atau konstruk
Hery@File.Com

4. Fakta
Merupakan kenyataan konkrit yang teralami
Biasanya dinyatakan di dalam bentuk sekor atau data
Contoh:

Umur di dalam tahun


Tingkat pendidikan
Tempat lahir
Jumlah mahasiswa
Luas kampus
Gaji karyawan

Sering dicatat melalui inventori (misalnya melalui


kuesioner).

Hery@File.Com

5. Konsep

Berkenaan dengan pengertian secara lengkap tentang sesuatu

Misalnya: Arti dari

Mahasiswa
Karyawan
Manajer
Komputer
Jurusan teknik elektro
Bayi
Remaja

Sesuatu yang sama bisa saja memiliki uraian konsep yang berbeda
karena perbedaan bidang ilmu, aliran, atau pakar
Dicari dari literatur; memerlukan diskusi
Hery@File.Com

6. Konstruk

Berkenaan dengan besaran abstrak yang dikonstruksi oleh para pakar; uraian
tentang pengertiannya secara lengkap
Misalnya:
Sikap
Minat
Inteligensi
Kepemimpinan
Agresivitas
Status sosial ekonomi
Dapat berbeda pengertiannya karena perbedaan
Bidang ilmu
Aliran/paham
Pakar
Dicari melalui literatur; memerlukan analisis dan sintesis
Hery@File.Com

Analisis dan sintesis pada konstruk


Variabel (konstruk)
Literatur
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

literatur
literatur
.
.
.
.
Analisis (urai)
.
.
.
.
.
Diskusi (bahas)
.
.
.
.
.
Sintesis (gabung) .
.
.
.
.
konstruk
(sesuai dengan konteks kita)

Hery@File.Com

7. Data dan Sekor


Data
Catatan hasil pengamatan atau pengukuran yang obyektif, berbentuk

Deskripsi
Numerik
Memerlukan alat ukur yang valid dan dapat dipercaya hasil ukurnya

Sekor
Angka atau bilangan pada atribut dari subyek yang diperoleh melalui
aturan tertentu (pengukuran)

Numerik
Memerlukan alat ukur yang valid dan dapat dipercaya hasil ukurnya
Hery@File.Com

Perangkat Ilmu Aturan Ilmu

1. Masalah

Masalah adalah rumusan pertanyaan ilmiah yang memerlukan


jawaban (biasanya belum terjawab atau jawaban yang ada masih
diragukan)
Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya serta diakhiri
dengan tanda tanya (?)
Berisikan variabel yang biasanya berkaitan dengan
variabel yang mengandung atribut serta responden pemilik
atribut
pertanyaan tentang perbandingan variabel, atau
pertanyaan tentang ketergantungan variabel

2. Hipotesis

Hipotesis adalah rumusan pernyataan ilmiah sebagai jawaban


terhadap masalah serta masih memerlukan pengujian empiris
Rumusan hipotesis harus sepadan dengan rumusan masalah
(supaya dicocokkan)
Biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan

Hery@File.Com

Hipotesis Induktif

Dari data diduga (dicurigai) ada keterkaitan di antara variabel


sehingga ingin dipastikan melalui pengujian hipotesis (statistika)
Data harus sangat banyak dan representatif
Setelah hipotesis teruji, barulah data digunakan untuk digeneralisasi,
sebab-akibat, ditemukan teorinya

Hipotesis Deduktif

Dari premis mayor (teori, hukum, asumsi) dan premis minor (kasus
yang dipertanyakan di dalam masalah) dengan armentasi (logika)
ilmiah dihasilkan keterkaitan variabel
Hipotesis ini diuji secara empiris (sering melalui sampel dan
diinferensi ke populasi)

Hery@File.Com

3. Proposisi

Proposisi adalah istilah umum untuk pernyataan ilmiah yang


memiliki kemungkinan benar (true) dan palsu (false)
Hipotesis adalah suatu bentuk proposisi; demikian juga dengan
hukum, teori, dan pernyataan ilmiah lainnya

4. Aksioma dan Asumsi

Aksioma adalah suatu pernyataan yang diterima tanpa


pembuktian serta dapat digunakan sebagai dasar (premis) untuk
deduksi
Asumsi sama dengan aksioma
Digunakan pada logika, matematika, atau ilmu

Hery@File.Com

Beberapa Contoh Aksioma


Benda yang sama-sama sama dengan benda yang sama adalah sama satu
terhadap lainnya
X=A
dan
maka X = Y

Y = A

Jika sama ditambahkan kepada sama, maka jumlahnya adalah sama


X = Y
+ A
A
-------------------X+A = Y+A

Hery@File.Com

Hanya ada satu garis lurus yang menghubungkan dua titik


yang diketahui
A ---------------------------- B

Jika suatu titik O bergerak dari A ke B sepanjang suatu garis


lurus AB, maka O harus melewati suatu titik yang membagi AB
ke dalam dua bagian yang sama besarnya
--A-----------------0-----------------B--

Hery@File.Com

Beberapa Contoh Asumsi


Asumsi dari Aristoteles
Benda berat jatuh lebih cepat dari benda ringan
Benda yang bergerak akan berhenti dengan sendirinya
Alam semesta terbuat dari tanah, air, udara, api, dan unsur kelima (quintessential)
Asumsi Ptolemaeus
Semua benda langit beredar mengelilingi bumi dalam bentuk lingkarran
Asumsi Determinisme
Di dalam alam ada sebab-akibat
Di dalam alam ada keteraturan
Asumsi Empirisisme
Ada pengalaman, klasifikasi, kuantifikasi, hubungan, serta pendekatan ke ke
kebenaran

Hery@File.Com

5. Postulat

Postulat adalah pernyataan yang diterima tanpa pembuktian dan dapat digunakan
sebagai premis pada deduksi
Ada yang menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat
dipertukarkan
Ada yang berpendapat bahwa ada harapan bahwa pada suatu saat postulat dapat
dibuktikan

Contoh Postulat
Postulat Geometri
Dengan mistar dan jangka,
dapat dilukis garis lurus dari suatu titik ke titik lain
dapat dihasilkan garis lurus terhingga dengan sebarang panjang
dapat dilukis lingkaran dengan sebarang titik sebagai pusat dan jari-jari
sebarang panjang
Hery@File.Com

Postulat Ekivalensi Massa


Hukum lembam Newton menggunakan massa lembam, m
G = ma
Hulum gravitasi Newton menggunakan massa gravitasi, m
dan M

Postulat: massa lembam m = massa gravitasi m


(dapat diterangkan oleh Einstein)

Hery@File.Com

Postulat Robert Koch (berupa etiologi


spesifik)
mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu (setelah
Pasteur menemukan mikroba)
dengan kata lain: setiap penyakit disebabkan oleh satu sebab
mikroba tertentu

Hery@File.Com

6. Dalil dan Hukum Ilmiah


Dalil (theorem) biasanya digunakan pada
matematika, hukum pada ilmu alam
(a) Dalil hungan tetap di antara besaran
Contoh:

Hery@File.Com

(b) Hukum Ilmiah


Aturan tentang hubungan tetap di antara
besaran yang teramati di antara benda atau
peristiwa

Ungkapan umum untuk memaparkan


Fakta umum untuk keteraturan di dalam alam
Hubungan di antara peristiwa
Hubungan di antara variabel

yang teruji atau dapat diuji kebenarannya


Hubungan invarian (matematik atau statistik) di antara konsep ilmiah (ada
kalanya dapat dituangkan ke dalam bentuk rumus)

Hery@File.Com

Bentuk hubungan pada hukum ilmiah


Ada beberapa macam bentuk
Ciri atau sifat
mis. Zat terdiri atas molekul

Ruang-waktu terdiri atas 4 dimensi

hubungan korelasi atau ketergantungan


hubungan sebab akibat
urutan tak berubah
mis. Urutan siang dan malam

Hery@File.Com

Contoh Hukum Ilmiah


Hukum Boyle
Pada gas dengan temperatur tetap
pv = konstan
Hukum Snellius
Pada pantulan cahaya
sudut pantul = sudut masuk
Hukum Avogadro
Di dalam satu gram-mol zat terdapat
6. 1023 molekul
Hukum Konversi Massa-Tenaga
E = m c2

Hery@File.Com

Jenis Hukum dilihat dari Sumber


Hukum teoretik

mengacu kepada sesuatu atau ciri yang tidak dapat


diobservasi secara langsung
mis. Hukum Avogadro tentang jumlah molekul

di dalam satu gram-mol

Hukum empirik

generalisasi yang mengacu kepada obyek atau ciri yahg


dapat diobservasi secara langsung
mis. Hukum Boyle tentang tekanan dan volume gas
ada kalanya berbentuk pendekatan (approximation)

Hery@File.Com

Jenis Hukum dilihat dari Ketepatan


Hukum universal

menunjukkan keteraturan yang berlaku tanpa perkecualian


mis. Hukum Newton
gerak komet, gerhana, dapat diprediksi dengan kecermatan
tinggi

Hukum statistik
menunjukkan keteraturan menurut suatu persentase
tertentu (berdasarkan probabilitas)
mis. Prediksi cuaca, keluruhan inti atom uranium
dapat melakukan prediksi dengan kecermatan agak rendah

Hery@File.Com

Penemuan Hukum (dan Teori)


segera diakui (penemu partikel W langsung
memperoleh hadiah Nobel)
ditolak dulu, baru kemudian diakui (temuan ion oleh
Svante Arrhenius)
baru diakui setelah penemunya meninggal (hukum
Mendel)
penemunya lebih dari seorang di tempat lain (telepon)
diterima tetapi kemudian ditolak (bumi datar)
Di beberapa cabang ilmu, penemuan yang hebat
memperoleh hadiah

Hery@File.Com

7. Prinsip atau Asas


Hukum yang mendasar pada cabang ilmu
Contoh: Asas Indeterminisme Heisenberg (1928)
Pada partikel subatomik terdapat indeterminisme; secara teoretis

kalau massa terukur tepat, maka kecepatan tak bisa terukur tepat
kalau kecepatan terukur tepat, maka masa tidak bisa terukur tetap
ada celah ketidakpastian

kecil sekali yakni dalam orde konstanta Planck seukuran


6,626. 10-34

Hery@File.Com

Perangkat Ilmu
Penjelasan Aturan
1. Pengertian Teori Ilmiah
Ada sejumlah pengertian tentang teori ilmiah,
mecakup
strutur sistematik yang luas, dihasilkan oleh imaginasi manusia,
mencakup serumpun hukum empirik (pengalaman) tentang
keteraturan yang ada pada obyek dan peristiwa, baik yang
terlihat maupun yang tidak. Teori ilmiah disusun untuk
menjelaskan hukum secara ilmiah
sajian sistematik tentang hubungan seperangkat variabel
penjelansan tentang gejala
maksud dasar ilmu melalui perolehan teori yang memberi
penjelasan ayng sah tentang gejala alamiah
dan lain-lain

Hery@File.Com

Teori Menurut Kerlinger

teori adalah seperangkat konstruk [konsep], definisi, dan proposisi


yang saling berhubungan yang menampilkan pandangan sistematik
dari gejala dengan jalan menspesifikasikan hubungan di antara
variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksti gejala itu

Teori Menurut Mouly

1. Suatu sistem teori harus memungkinkan deduksi yang dapat diuji


secara empirik
2. Teori harus cocok dengan observasi dan dengan teori yang sudah
tervalidasi
3. Teori harus dinyatakan dengan cara sederhana (parsimoni)

Hery@File.Com

Perbedaan Hukum dan Teori

Pada hukum, aturan penamatan cukup jelas, sehingga


hukum dapat langsung diuji
Pada teori, sebagian besarnya mungkin saja tidak
teramati; teori dapat menjelaskan hukum
Misal: Hukum Boyle dengan teori dinamika gas
Hukum Boyle
pv = konstan pada temperatur tetap
Teori Dinamika
gas terdiri atas molekul yang bergerak dan
membentur dinding (- -> tekanan)
volume diperkecil, benturan molekul ke
dinding makin hebat (--> tekanan naik)

Hery@File.Com

Beberapa Hukum dan Teori


hukum Archimedes
hukum Boyle
hukum Newton
hukum Snellius
hukum Mendel
hukum Bernoulli
hukum Pascal
hukum Ohm

teori gravitasi
teori relativitas
teori kinetika (dinamika) gas
teori kuantum
teori elektromagnetik
teori ion
teori Maslow

Hery@File.Com

Teori sebagai Realitas atau Instrumen


Teori dapat dianggap sebagai suatu realitas; apa yang
diteorikan memang betul-betul ada
misalnya, teori molekul, apakah molekul betul ada?
Teori dapat juga dianggap sebagai instrumen untuk
menjelaskan (instrumental)
misalnya, teori molekul, tidak menjadi soal apakah
molekul betul ada atau tidak, yang penting sebagai alat,
teori berguna untuk menjelaskan dan dibunakan sebagai
premis

Parsimoni

Teori dikontrol oleh parsimoni yakni harus yang paling


sederhana (pisau cukur Ochkam)

Hery@File.Com

2. Model atau Paradigma


Secara luas, paradigma adalah semua bentuk yang biasa kita gunakan
sehingga menjadi model dari kehidupan kita
Secara sempit, model atau paradigma adalah bentuk contoh guna
mempermudah pemahaman tentang sesuatu (konsep, hukum, atau
teori)

Wujud Paradigma

model fisik (maket bangunan, manekin)


model matematika (rumus)
simulasi (planetarium)

Hery@File.Com

Perangkat Ilmu
Pandangan terhadap Teori
Pandangan terhadap Teori
Ada kalanya teori tidak lagi cocok dengan keadaan tertentu
Ada kalanya teori baru muncul sebagai saingan terhadap teori lama
Bagaimana sikap kita terhadap teori yang dapat mengalami hal-hal seperti ini

Perkembangan Beberapa Teori

Teori bumi datar, sudah ditinggalkan orang, diganti dengan bola dunia
Teori geosentris, sudah ditinggalkan orang, diganti dengan heliosentris
Teori eter, sudah diuji, ternyata tidak ada
Teori phlogiston, sudah ditinggalkan orang
Hery@File.Com

Perangkat Ilmu
Pandangan terhadap Teori
Perkembangan Beberapa Teori
Teori Cahaya Huygens

Cahaya adalah gelombang, bagus menerangkan


pantulan, refraksi, dan sejenisnya; untuk tiba dari
matahari ke bumi, dianggap ruang tidak hampa tetapi
berisi eter (nilai teori ini tinggi)

Teori Cahaya Newton:

Cahaya adalah pancaran partikel, tidak bisa menerangkan


pantulan, refraksi, dan sejenisnya (nilai turun); kemudian
dapat menerangkan fotoelektrik yang tidak bisa diterangkan
oleh teori gelombang (nilai teori naik lagi)

Teori Cahaya Kuantum:

Cahaya adalah partikel yang bergelombang (gelombang


elektromagnetik--EM); cahaya berubah-ubah dari medan EM
ke foton dan sebaliknya

Hery@File.Com

Teori Hampa

Aristoteles dan cendekiawan Yunani Kuno beranggapan


bahwa tidak ada hampa
Torricelli dengan tabung air raksa, menunjukkan adanya
hampa
Dengan teori E = m c2, apakah ruang hampa tidak berisi E
sehingga tidak hampa

Teori Newton

Tidak cocok untuk planet Uranus


Ditemukan planet Neptunus yang mengganggu gerak
Uranus sehingga tampak tidak cocok dengan teori Newton

Teori Paritas

Dianut oleh fisikawan


Kemudian ditinggalkan karena tidak cocok

Hery@File.Com

Ilmuwan dan Teori


Ilmuwan dapat menganut suatu teori dan dapat juga meninggalkannya
Ada kalanya teori yang sudah ditinggalkan bangkit lagi dan dianut lagi oleh
ilmuwan
Di sini, dilihat pandangan dari Popper, Lakatos, dan Kuhn terhadap teori

Kebenaran Teori
Kita tidak dapat mengatakan teori itu benar atau tidak benar; yang dapat
dikatakan bahwa teori itu masih cocok untuk menerangkan gelaja yang
teramati
Teori dapat ditinggalkan orang karena orang menganut teori lain; tetapi dalam
keadaan tertentu, orang dapat kembali ke teori yang telah ditinggalkan

Hery@File.Com

Perangkat Ilmu
Falsifikasi Popper
Karl Raimund Popper (1902 Penyusunan teori berlangsung melalui imaginasi kreatif manusia, dan bukan melalui
induksi
Teori adalah spekulatif, falsifiabel (bisa palsu), sehingga perlu diuji secara ketat
Pengujian dapat terjadi berulang kali, tanpa batas

Falsifikasi

Untuk menjadi bagian dari ilmu, hipotesis, hukum, teori harus memiliki kemampuan
untuk palsu
Kepalsuan akan tampak manakala ada amatan logis yang tidak cocok dengan
hipotesis, hukum, teori
Hipotesis, hukum, teori yang tidak memiliki kemampuan untuk palsu, bukan bagian
dari ilmu
Hery@File.Com

Contoh tidak bisa falsifikasi


Psikoanalisis Freud

Ketika ada orang menenggelamkan anak ke air, hal ini


dapat diterangkan dengan alasan depresi
Ketika ada orang menempuh bahaya menolong anak itu
dari ari, hal ini diterangkan dengan alasan sublimasi
Jadi psikoanalisis ini bisa menerangkan hal yang
berlawanan, sehingga tidak pernah bisa salah
Ini bukan bagian dari ilmu

Contoh falsifikasi
Relativitas Einstein

Dengan teorinya, Einstein menghitung lenturan cahaya


karena melewati daerah dekat massa matahari
Diuji pada gerhana matahari tahun 1919, ternyata cocok
Kalau hitungan Einstein tidak cocok dengan kenyataan
maka teori Einstein keliru

Hery@File.Com

Derajat Falsifiabel
Makin umum atau makin luas cakupan suatu teori, makin mudah teori itu
mengalami kasus ketidakcocokan, sehingga derajat falsifiabel menjadi tinggi
Contoh:
(A) Planet Mars mengedari matahari menurut elips
(B) Semua planet mengedari matahari menurut elips
Derajat falisfiabel (b) lebih tinggi dari dari derajat falsifiabel (A)

Derajat falsifiabel menjadi ukuran keluasan atau keumuman suatu teori


Suatu teori makin baik jika derajat falsifiabelnya makin tinggi

Hery@File.Com

Modifikasi Ad Hoc

Kalau teori tidak cocok dengan suatu kenyataan,


maka teori itu dimodifikasi ad hoc
Modifikasi ad hoc adalah modifikasi kecil dan sering
tidak diuji lagi

Modifikasi

Dapat juga teori yang tidak cocok dengan


kenyataan dimodifikasi
Modifikasi berukuran lebih besar dan diuji lagi
Melalui modifikasi, teori yang bertahan, bisa terus
bertahan; kalau tidak bertahan, teori itu bisa
ditinggalkan orang
Contoh: Hukum Newton pada planet Uranus

Hery@File.Com

Contoh Modifikasi Ad Hoc


Nasi
Nasi menyehatkan orang
Kalau di suatu tempat orang sakit karena makan nasi, maka dibuat modifikasi ad hoc
Kecuali di tempat itu, nasi menyehatkan orang

Permukaan bulan

Menurut Aristoteles, bulan bulat sempurna


Setelah diteropong, permukaan bulan bergunung, maka dibuat modifikasi ad hoc
Permukaan bulan ditutup oleh zat yang tak tampak di teropong; bulan tetap bulat sempurna

Phlogiston

Dulu pembakaran dan karatan dianggap terjadi karena di dalam zat ada phlogiston (bakar)
Phlogiston keluar terjadi kebakaran atau karatan, sehingga zat menjadi ringan
Ada kasus karatan, zat bertambah berat; perlu dimodifikasi ad hoc
Ada phlogiston positif dan negatif

Hery@File.Com

Bertahan dan Lenyap


Hipotesis, hukum, atau teori dapat bertahan (terus dianut
orang) atau lenyap (ditinggalkan orang)
Bertahan

Karena selalu cocok dengan pengalaman; tidak ada kasus


yang tidak cocok
Karena setelah dimodifikasi, tidak ada lagi kasus yang tidak
cocok

Lenyap

Karena sering tidak cocok dengan pengalaman


Karena setelah dimodifikasi, masih saja tidak cocok dengan
kenyataan
Karena bersama ketidakcocokan, muncul teori baru yang
menjadi lawannya

Hery@File.Com

Sejumlah pertanyaan tentang teori


1.

Apa yang dimaksud dengan teori ?


Hanya ada stu macam saja teori itu, atau beberapa
macam? Adakah teori yang tidak benar, atau apakah
semua teori itu benar?
2. Apa yang diartikan dgn kebenaran teori atau kebenaran
ilmiah? Jika pasti memang ada, apa kriterianya? Apakah
kebenaran teori atau ilmiah tentang sesuatu soal, hanya
ada satu atau bisa lebih dari satu? Tetap, pasti, atau
dapat berubah?
3. Teori atau pernyataan ilmiah yang benar itu diperoleh
atau ditemukan dengan cara-cara kerja bagaimana?
Dengan metode logis deduktif, atau empirik-induktif,
atau harus reduktif, atau semuanya sekaligus?
4. Apa syaratnya bagi sesuatu pernyataan itu untuk dapat
diterima sebagi teori atau pernyataan ilmiah, atau
pernyataan kebenaran ilmiah
Hery@File.Com

5. Siapa yang punya otoritas menilai mutu dari sesuatu


teori itu? Penemu pertama, kelompok para akhli,
atau setiap orang yang mengerti dan
berkepentingan+
6. Apakah tiap pernyataan yang benar itu memuat
kebenaran ilmiyah? Apa sesungguhnya kebenaran
itu, apa bedanya antara kebenaran dengan
pemikiran logis-rasional, atau dengan ketepatan,
kesesuaiaan dengan sesuatu kaidah
7. Apakah kebenaran itu obyektif, terdapat dan
melekat pada obyek atau pada data tenang obyek,
ataukah kebenaran itu suatu interpretasi yang
paling tepat yang disimpulkan para ahli mengenai
obyek ybs? Apa pula syarat bagi interpretasi yg
demikian tu?

Hery@File.Com

8. Apakah kebenaran itu akhirnya sesuatu yang nyata (reality), yg


faktual, adakah realita yang tak faktual, yang tak dialami
langsung secara fisik? Adakah sesuatu kebenaran atau realita
lain, selain yang faktual?
9. Adakah metode lain untuk menguji suatu ketepatan hipotetikal
sebagai kebenaran sementara, selain uji statistik dan uji
signifikansinya?
10. Jika kluster dan datanya tidak (berasal dari sampel atau
populasi) normal dan homogin, jika perilaku sampel tidak tetap
melainkan berubah terus-menerus, jika perilaku populasi begitu
ompleks dan mendekati kesemrawutan (chaos), uji statistik
mana yg masih ampuh?
11. Lalu apa fungsi, kegunaan atau manfaat teori itu yang
sebenarnya, untuk epuasan mental saja, untuk menjadi dasar
sesuatu model, untuk dasar sesuatu desain untuk jadi dasar
bagi kebijakan, bagi operasi/perilaku sesuatu RLS (Real Life
System) untuk dasar kontrol dan evaluasi operasi/perilaku
RLS?
Hery@File.Com

PASCA POSITIVISME: SATU VISI TENTANG TEORI


KARL POPPER TERKENAL DENGAN METODE UJI TEORI,
MENJELASKAN SOAL FALSIFIKASI DALAM BUKUNYA The
Logic of Scientific Discovery tahun 1959
Pokok-pokok pikirannya:
1. Pengetahuan dapat dianggap bernilai
ilmiah jika obyektif dan teoritikal, yaitu dapat mengungkapkan yang
esensial dari dunia yang telah dan dat diobservasi;

Hery@File.Com

2. Ada kecocokan atau kesesuaian antara pernyataan teori


tentang dunia yang diobservasi;
3. Nilai atau mutu dari pernyataan ilmiah bersifat probable,
yaitu tentang suatu ketepatan yang mungkin, yang
sementara, bukan yang pasti dan tetap, karena ia
dianggap tepat selama belum dapat dibuktikan yang
berlainan, berbeda, atau bertentangan;
4. Nilai atau mutu dari sesuatu pernyataan ilmiah harus
terbuka untuk dikaji dan diuji dari beberapa sudut oleh
para pakar lain, berkali-kali atau terus-menerus sehingga
mencapai bukti-bukti yang menyanggahnya;
5. Cara kerja yg tepat ialah metode deduktif dengan
membuat dalil umum dalam bentuk premis atau
hipotesis yang berfungsi sebagai lampu pencari (search
light), yang dengan bantuan data faktual dapat
diturunkan ke proposisi partikularnya

Hery@File.Com

6. Menggunakan metode induktif murni tidaklah tepat.

Cara kerja induktif harus ditolak, arena aan


menghasilkan premis atau hipotesis pertikular;
7. Metode uji verifikasi juga harus ditolak, karena
dianggap tidak memadai untuk menemukan nilai ilmiah
baru;
8. Untuk memajukan nilai ilmiah, yang lebih tepat ialah
metode uji falsifikasi sebagai kriteria pengontrol dan
pengujinya

Hery@File.Com

THOMAS KUHN

The Structure of Scientific


Revolutions (1962, 19700)
Paradigma, krisis, revolusi ilmiah, pra-paradigma, ilmu
normal, dan anomali
Tahap I: Ilmu dengan teori yg pra-paradigmatik
Tahap II: Ilmu normal tatkala dari fakta dan
kesimpulannya berkembang teori-teori yg bersaingan,
maka mengemukalah suatu teori yg mendapat
Tahap III: dengan bekerja kerasnya para ilmuwan lain
itu, ditemukan ada anomali,
Tahap IV; Jika anomali dapat dipecahkan dengan teori
baru, dengan presisi lebih tinggi yg mengandung daya
prediktif lebih mapan,
Hery@File.Com

PHILOSOPHY OF SCIENCE: SIR KARL POPPER


Popper has devoted much of his career to answering the questions: What is science? How is
science performed? Although these questions may at first seem easy to you, consider such
areas as astrology and Marxism. Could these approaches be considered scientific? Why
not?
Falsificationism is the name given to Poppers description of how science is performed.
Falsificationism suggests that science should be concerned with disproving or falsifying
theories through logic based on observation. How is this accomplished? First, a scientist
must create a consistent falsifiable hypothesis. A falsifiable hypothesis is one that can be
shown to be false. For example, the hypothesis It will rain in Tuscaloosa, Arizona, on
Tuesday, December 23, 1997 is a testable hypothesis. Likewise the hypothesis All objects
regardless of weight will fall to earth at approximately the same speed is a testable
hypothesis. However, a hypothesis such as ESP (extrasensory perception) exists is an
untestable hypothesis. Even the hypothesis Gravity exists is untestable. It may be true that
both ESP and gravity exist, yet until the hypothesis is stated in a form that can be falsified,
the hypothesis is not testable. Second, once a scientist has a falsifiable hypothesis, the task
is to develop a test of the hypothesis. Third, the hypothesis is tested. Fourth, if the hypothesis
is shown to be false, a new bold hypothesis is developed.

Hery@File.Com

Perangkat Ilmu
Program Penelitian Lakatos
Imre Lakatos

Ilmu adalah program penelitian terstruktur, dan bukan trial


and error
Penganut suatu teori melindungi teorinya dengan sabuk
pengaman
Kalau ada ketidakcocokan, penganutnya akan membela
dengan berbagai alasan
Anomali, kesalahan observasi, gangguan pada observasi,
kesalahan ukur, . . .

Heuristik

Lakatos mengemukakan heuristik positif dan negatif


Heuristik positif adalah hal yang dianjurkan untuk dilakukan
Heuristik negatif adalah hal yang dianjurkan untuk tidak
dilakukan (termasuk tidak langsung menolak teori anutan
yang tidak cocok dengan kenyataan)

Hery@File.Com

Contoh Pelindung

Pada Astronomi Ptelomaeus

Gerak planet maju mundur,


Pelindung: ada gerak episiklus
Demi parsimoni, beralih ke teori Kopernikus

Pada Teori Newton

Leverrier menemukan bahwa gerak planet Uranus tidak


cocok dengan teori
Pelindung: ada benda pengganggu
Galle menemukan planet Neptunus sebagai pengganggu

Pada Gelombang Cahaya

Bagaimana gelombang cahaya melewati ruang hampa


Pelindung: ada zat eter di dalam ruang hampa
Ternyata eter tidak ada; Maxwell menunjukkan bahwa
gelombangnya adalah elektromagnet

Hery@File.Com

Sistem Geosentris dan Ptolemaeus


menyebabkan gerak planet maju
mundur. Pelindung melalui pembuatan
episiklus

Hery@File.Com

Fakta Baru

Program penelitian (teori) memiliki karakeristik sama yakni dapat


memprediksi fakta baru
Contoh:
Prediksi Halley tentang kembalinya komet 72 tahun kemudian
Prediksi Einstein tentang terlihatnya bintang di balik matahari ketika
gerhana matahari
Prediksi Mendeleyev (melalui tabel periodik) tentang sifat unsur
yang belum ditemukan

Progresif dan Degeneratif

Program penelitian (teori) progresif menghasilkan fakta baru (yang


belum diketahui); ada kalanya memerlukan waktu lama
Program penelitian (teori) degeneratif hanya menampung fakta yang
sudah diketahui; bisa ditinggalkan orang

Hery@File.Com

PHILOSOPHY OF SCIENCE: IMRE LAKATOS


Imre Lakatos suggests that the important advances in science are made through the adherence to research
programs. By saying this, Lakatos means that science is more than following trial-and-error hypotheses. A
research program is the examination of a number of major and minor hypotheses concerning a topic. Some
examples Lakatos gives of research programs are Newtons theory of gravity, Einsteins relativity theory, and
the theories of Freud.
An important point, specifies Lakatos, is whether the research program is progressive or degenerating. How
do you tell the difference? The main characteristic of a progressive research program is that it predicts novel
facts. Thus a progressive program leads to the discovery of new facts, whereas a degenerating program only
interprets known facts in light of that theory. By this he means that a degenerating research program only
explains the results of already existing experiments, whereas a progressive research program leads one into
new directions and predicts new facts. In this way, Lakatos proposes that science changes not by sudden
revolutions, as Kuhn suggested, but through the replacement of degenerating research programs with
progressive ones.

Hery@File.Com

Perangkat Ilmu
Paradigma Kuhn
Thomas S. Kuhn

Melihat teori sebagai struktur terorganisasi


Struktur teori berbentuk paradigma
Teori bisa mengalami krisis sehingga dapat saja diganti oleh
teori lawannya

Paradigma Kuhn menurut Larry Laudan


Pertama dan terutama

Paradigma memberikan kerangka konseptual untuk


mengklasifikasikan dan menjelaskan obyek alamiah

Kedua

Paradigma menspesifikasikan metoda, teknik, dan alat yang


layak di dalam inkuiri untuk mempelajari obyek pada wilayah
aplikasi yang relevan

Ketiga

Penganut paradigma berbeda akan mendukung perangkat


tujuan dan ideal yang berbeda

Hery@File.Com

Teori Normal dan Teori Revolusioner


Teori normal

Teori yang digunakan menurut paradigma serta dianut oleh


seluruh komunitas

Krisis

Jika muncul banyak anomali, maka teori normal mengalami krisis

Teori revolusioner

Paradigma tandingan yang dapat mengatasi anomali

Penggantian teori

Dalam keadaan tertentui, teori revolusioner dapat saja


menggantikan teori normal; kemudian teori revolusioner ini
menjadi teori normal (sampai krisis lagi) dan berlangsung secara
siklus

Hery@File.Com

Pergeseran Paradigma
Ilmuwan dapat saja berpindah dari paradigma (teori) ke
paradigma (teori) lain
Contoh: Teori panas
Teori phlogiston (dianut oleh Priestly)
Bergeser ke teori oksigen (Lavoisier dan Dalton)
Bergeser lagi ke teori tenaga (Joule)

Hery@File.Com

PHILOSOPHY OF SCIENCE: THOMAS KUHN


When Newton said, I stand on the shoulders of giants, he was referring to
those individuals who came before him and on whose work he was able to
build his scientific system. Many of us have similar ideas when it comes to
the progression of science. We think that each new discovery is simply
added to old discoveries with the result being a gradual accumulation of
knowledge.
In 1962, Thomas Kuhn suggested that this view is wrong. Kuhn proposed
that science actually goes through a series of revolutions. Following each
revolution, a new system or method for performing science is instituted.
The new system or world view is referred to as a paradigm or set of
assumptions, which guide scientific activity until a new revolution and
paradigm shift take place. The stable period between revolutions is referred
to as normal science. Normal science is the process of problem solving,
which most of us think of when someone uses the term science. Normal
science for Kuhn is always science performed in relation to a particular
paradigm.
As an example of the role of paradigms, assume you were a mapmaker
before the time of Columbus. You would draw your map as if the world were
flat, since that was the accepted belief. You, as a mapmaker, would never
think to question this belief; it was a given in your task of drawing maps.
Then in the Middle Ages, there was there was the mapmakers version of a
scientific revolution. The

Hery@File.Com

Anda mungkin juga menyukai