Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AUTOKLAF
Disusun Oleh :
Khurmatul Walidah T.A.
(122210101009)
Nurul Fitriah
(122210101029)
Lailatul Maghfiroh
(122210101033)
(122210101039)
(122210101041)
(122210101063)
(122210101093)
Nurul Qomariyah
(122210101095)
Muh.Agus Mauluddin
(122210101103)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
Sterilisasi
Sterilisasi yaitu proses untuk membuat keadaan menjadi steril atau dengan kata lain
membebaskan tiap benda atau substansi dari semua bentuk kehidupan dalam bentuk apapun
(Irianto,2006). Sedangkan menurut Lachman, Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk
menciptakan keadaan steril. Pendapat yang sekarang banyak diikuti adalah bahwa suatu
produk dikatakan steril apabila tidak ada mikroorganisme yang terdeteksi pada uji sterilitas.
Karena perbedaan resistensi terhadap proses sterilisasi, beberapa mikroorganisme dapat hidup
setelah proses sterilisasi dan tidak dapat dideteksi dengan metode tradisional pada saat uji
sterilitas.
Spora adalah bentuk nonvegetatif yang sangat
mematikan spora Clostridium botulinum dengan panas lembab pada suhu 100C, 110C, dan
121C dibutuhkan masing-masing 330, 90, dan 10 menit, tetapi dengan panas kering pada
suhu 120C, 140C, dan 170C dibutuhkan masing- masing 120, 60, dan 15 menit. Untuk
mematikan spora basilus tanah dengan panas lembab pada suhu 100C, 110C, dan 121C
diperlukan masing-masing 1020, 120, dan 6 menit. Resistensi setiap spora terhadap panas
bervariasi dan waktu yang diperlukan untuk mematikan spora juga tergantung pada jenis dan
temperatur sterilisasi.
Setiap proses sterilisasi mempunyai keterbatasan, tidak ada metode umum yang dapat
digunakan untuk mensterilisasi semua produk atau bahan. Metode sterilisasi yang dapat
membunuh semua jenis mikroorganisme termasuk spora yang resisten, mungkin tidak dapat
digunakan untuk mensterilkan produk atau bahan tertentu.
Faktor utama untuk menentukan metode sterilisasi adalah:
Sterilisasi Dengan Uap Air Yang Ditekan/ Sterilisasi Panas Basah (Uap)
Proses sterilisasi termal meggunakan uap jenuh di bawah tekanan berlangsung di
suatu bejana yang disebut autoclave. Metode yang paling sering digunakan. Suhu 1210C
selama 15-20 menit tergantung bahan/prosedur sterilisasi. Prinsip: Udara di dalam bejana
diganti dengan uap jenuh.
Fase Siklus Sterilisasi:
1. Pemanasan/Vakum (Conditioning)
2. Fase Pemaparan Uap (Exposure)
132C 2
121C 12
116C 30
3. Pembuangan Uap (Exhaust)
4. Fase Pengeringan (Drying)
Metode ini paling banyak digunakan karena hampir 80% alat dan bahan dapat
disterilkan dengan metode ini, seperti karet. Biaya operasional cukup rendah dibanding
metode lain. Temperatur merata pada setiap tempat selama proses. Cepat dan hasil kering
(Indan Endjang, 2003: 44). Prinsip Sterilisasi adalah terjadi koagulasi dan denaturasi protein
sehingga Ikatan disulfida dan hidrogen dari strains protein dirusak (inaktif).
Definisi Autoklaf
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi media mikrobiologi, peralatan
gelas laboratorium dan dekontaminasi atau membunuh bakteri dengan menggunakan uap
bersuhu dan bertekanan tinggi 1210C selama kurang lebih 15 menit.
Sejarah
Alat ini diciptakan oleh Charles Chamberland di 1879, meskipun prekursor yang
dikenal sebagai digester uap diciptakan oleh Denis Papin pada tahun 1679. Nama ini berasal
dari bahasa Yunani auto-, pada akhirnya berarti diri, dan Latin yang berarti Clavis kunciperangkat self-locking.
Pada mulanya autoklaf yang banyak digunakan dalam mikrobiologi, kedokteran, tato,
tindik, ilmu kedokteran hewan, mikologi, kedokteran gigi, perawatan kaki dan fabrikasi
prosthetics. Mereka bervariasi dalam ukuran dan fungsi tergantung pada media yang akan
disterilkan. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang
akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora,
yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan,
dan antibiotik.
Jenis-Jenis Autoclave
Ada tiga jenis autoclave berdasarkan perbedaan pada bagaimana udara dihilangkan
dari dalam autoclave selama proses sterilisasi.
1.
Autoclave ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari
dalam autoclave. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara. Proses ini
berlangsung selama 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke
dalam autoclave . Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh
permukaan benda, kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi
berlangsung. Autoclave ini bekerja dengan suhu 132-135 C dengan waktu 3-4 menit.
3.
Autoclave ini menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer
dengan rangkaian berulang. Waktu siklus pada autoclave ini tergantung pada benda
yang disterilisasi.
Bagian-Bagian Autoklaf :
Keterangan :
1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap (Pompa Vacum)
arus listrik.
Elemen kering
Yaitu elemen pemanas yang bekerja dengan media udara, atau dapat dikatakan
dapat bekerja tanpa media. Elemen kering bertentangan dengan elemen basah,
jadi elemen ini akan rusak jika terkena cairan/larutan.
8. Aquades (dH2O)
Sebagai tempat aquades (dH2O).
9. Sekrup pengaman
Berfungsi sebagai baut pengaman antara tutup dan badan autoklaf.
10. Batas penambahan air
Sebagai tanda atau pembatas penambahan air dalam autoklaf.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja autoklaf adalah penggunaan uap air jenuh pada tekanan di atas tekanan
atmosfer dan digunakan untuk memanaskan isi autoklaf. Pada awalnya, muatan/isi autoklaf
tersebut dalam keadaan dingin, kemudian uap air memenuhi ruang dalam autoklaf sehingga
tekanannya menghasilkan suhu tinggi. Agar autoklaf bekerja dengan tepat, perlu dipastikan
bahwa uap air telah benar-benar jenuh (udara dalam autoklaf harus dikeluarkan). Umumnya,
autoklaf telah dirancang bekerja untuk sterilisasi pada temperatur 121C dengan tekanan
103,4kPa (15 lbf in) atau pada temperatur 115C dengan tekanan 6kPa (10 lbf in). Temperatr
yang bisa dicapai akan lebih rendah jika masih terdapat sebagian udara yang bercampur
dengan uap air dalam ruangan autoklaf. Hal ini mengikuti hukum tekanan parsial Dalton,
bahwa tekanan total campuran uap air dan udara akan sama dengan jumlah tekanan
individualnya. Dengan demikian, semakin banyak terdapat udara, maka tkanan parsial uap air
akan semakin rendah sehingga akan menurunkan keseluruhan temperatur campuran.
Sterilisasi Panas Lembab : Waktu matinya organisme dengan pemanasan basah (air
mendidih) menggunakan autoclave
- virus hepatisis : 30 menit
- endospora : 70 jam
Pada tekanan 15 psi suhu 121C : seluruh organisme dan endospora dapat terbunuh
dalam waktu sekitar 15 menit-lebih sedikit.
Waktu Sterilisasi
Autoclave adalah alat pemanasan tertutup yang digunakan untuk mensterilisasikan
suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121 oC, 15 lbs) selama kurang
lebih 15 menit. Makin besar tekanan yang digunak makin tinggi temperature yang di capai
dan makin pendek waktu yang di butuhkan untuk sterilisasi. Sebagiaan besar autoklaf
dioprasikan secara rutin biasanya pada temperature 121C, yang di ukur pada saat uap air
mulai keluar dari autoklaf.
Penurunan
tekanan
pada
autoclave
tidak
dimaksudkan
untuk
membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoclave. Suhu yang tinggi inilah
yang akan membunuh mikroorganisme. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat
dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan-kekuatan yang lebih besar untuk
membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mensterilkan media digunakan
suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu
121oC atau 249,8oF karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi.
untuk tekanan 0 psi pada ketinggian dipermukaan laut air mendidih pada suhu 100oC,
sedangkan untuk autoclave yang diletakkan diketinggian sama, mengunakan tekanan 15 psi
maka air akan mendidih pada suhu 121oC. Kejadian ini hanya berlaku untuk dipermukaan
laut, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu
disetting ulang. Misalnya autoclave diletakkan pada ketinggian 2700 dari permuakaan laut,
maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121oC untuk mendidihkan air.
Autoclave ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh
bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan dan antibiotik. Pada spesies yang sama,
endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri
tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100oC, yang merupakan titik didih air pada
tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121oC, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit,
dimana sel vegetatif bakteri dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 60 oC (Stefanus,
2006).
Aplikasi dan Cara Penggunaan
Sterilisasi menggunakan autoklaf merupakan cara yang paling baik karena uap air
panas dengan tekanan tinggi menyebabkan penetrasi uap air ke dalam sel-sel mikroba menjadi
optimal sehingga langsung mematikan mikroba (Sumarsih, 2010).
Kelebihan metode ini, yaitu:
Waktu siklus sterilisasi lebih pendek dari pada panas kering atau siklus kimia (Tietjen,
2004).
Membutuhkan sumber panas yang terus menerus (bahan bakar kayu, minyak tanah
atau aliran listrik).
Membutuhkan peralatan (sterilisator uap yang harus dipelihara dengan cermat agar
tetap berfungsi dengan baik).
Sukar menghasikan paket kering kerena gangguan prosedur sering terjadi (misalnya
mengangkat bahan-bahan sebelum kering, khususnya pada iklim yang lembab dan
panas).
Meskipun autoklaf terbukti lebih ekonomis dan efektif digunakan dalam proses sterilisasi,
terdapat beberapa bahan yang tidak dapat disterilisasi menggunakan autoklaf. Berikut ini
beberapa bahan yang digolongkan dalam bahan yang dapat dan tidak disterilisasi
menggunakan autoklaf:
Bahan yang dapat disterilisasi menggunakan autoklaf:
-
Material yang mengandung zat tertentu: solvent, zat volatil, senyawa terklorinasi,
menggunakan autoklaf
Bentuk bahan yang disterilisasi (padatan atau cairan)
Volume cairan yang disterilisasi
Bentuk dan ukuran peralatan atau bahan yang disterilisiasi
Konduktor termal (panas) yang terdapat pada bahan atau alat
Viskositas dari cairan
Densitas dari cairan
Posisi kontak antara bahan atau peralatan yang disterilisasi dengan autoklaf
dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15 dimulai sejak tekanan mencapai 2
atm.
Aplikasi penggunaan autoklaf:
Sterilisasi panas basah ini terbukti mampu menghilangkan residu antibiotik pada susu
sapi, terutama pada residu antibiotik streptomisin dan antibiotik tetrasiklin. Hal ini efektif
karena pada sterilisasi panas basah menggunakan tekanan 1 atm kedap udara, sehingga terjadi
koagulasi protein bakteri (Menurut Harlia, dkk. 2011).
Sterilisasi panas basah dapat juga sering digunakan untuk mensterilkan media
pertumbuhan atau kultur bakteri sebelum digunakan untuk pengujian mikrobiologi (Iman,dkk.
2014).
Perawatan Alat
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Agar Aman Dalam Penggunaan
Autoclave merupakan instrumen penting untuk mencegah infeksi berbahaya bahan. Hal ini
baik menguntungkan dan juga berbahaya jika pengguna tidak tahu bagaimana mencegah
kerusakan yang mungkin terjadi. Instrumen ini dapat menyebabkan luka bakar yang serius
karena uap panas tidak ditoleransi oleh tubuh manusia. Untuk mencegah cedera yang dapat
disebabkan oleh autoklaf Anda harus mengikuti langkah-langkah..
1. Bersihkan autoklaf dan pastikan bahwa tidak ada item bentuk aktivitas sebelumnnya
yang tertinggal di dalam.
2. Sebelum mengaktifkan mesin, anda harus membersihkan saringan.
3. Aktifkan mesin seperti instruksi dari pabriknya karena autoclave berbeda biasanya
memiliki prosedur aktivasi yang berbeda..
4. Glassware harus ditempatkan pada plastik atau rak untuk mencegah kontak langsung
5.
6.
7.
8.
dengan bagian bawah mesin. Pastikan bahwa plastik yang digunakan tahan panas.
Sepenuhnya menutup tutup autoklaf ketika Anda siap untuk menjalankan mesin.
Kendurkan sekrup cairan sebelum Anda memulai proses autoklaf.
Pakailah pelindung tangan, mata dan wajah.
Periksa status autoklaf sebelum membukanya. Pastikan bahwa autoklaf telah
dimatikan.
9. Jangan berdiri di depan tutup autoklaf saat Anda membukanya.
10. Perlahan-lahan membuka tutup karena mungkin uap keluar dan melukai Anda.
Cara Perawatan
1. Pastikan listrik selalu stabil.
2. Gunakan Selalu minimal Aquadest
3. Selalu kuras air pada chamber autoclave, Apabila autoklaf telah selesai digunakan,
maka air aquadest yang ada di dalam autoklaf sebaiknya dibersihkan atau dikuras
bagian dalamnya menggunakan lap kering. (max 5 x Operasional)
4. Pastikan air dalam chamber selalu cukup.
5. Selalu Kalibrasi Autoclave, (Setahun sekali).
6. Simpan autoklaf pada tempat yang kering dan bersih.
Cara Kalibrasi Autoklaf
1. Heat distribution test menggunakan autotape indikator
Jika melakukan sterilisasi dengan banyak bahan sampai panci penuh, maka
menggunakan autotape indikator pada bagian bawah, tengah dan atas. Dengan
menempatkan beberapa sensor suhu kalibrator pada sejumlah titik di dalam autoclave
yang telah ditentukan berdasarkan dimensi autoclave, dikondisikan dengan suhu dan
waktu yang ditentukan dan dipantau menggunakan validator.
2. Heat penetration test
Proses sama dengan uji pemerataan tetapi ditambahkan material yang disterilkan dan
dibuktikan dengan menggunakan bioindikator. Perubahan yang bisa terlihat sesudah
proses sterilisasi, pada kontrol positif akan menunjukkan warna kuning keruh.
Menggunakan BIOINDIKATOR
Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan
mikroba penguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus
stearothermophillus.
Bio Indikator berbentuk ampul yang mengandung nutrient broth, gula, indikator
pH dan spora organisme apatogenik Geobacillus Stearothermophilus ATCC 7953
Waktu yang dibutuhkan untuk proses sterilisasi lebih singkat karena ada bantuan panas
dan uap, sehingga panas cepat tercapai/transfer panas cepat
Dapat digunakan untuk sterilisasi hampir semua alat, termasuk alat ukur, serta dapat
digunakann untuk sterilisasi sediaan cair (injeksi, tetes mata, dan lain-lain)
Tidak menyebabkan kekeringan atau gosong untuk media cair atau gel
Kekurangan :
Terdapat tetesan uap air pada alat dan bahan yang disterilkan
Sangat bergantung pada adanya kelembapan dan temperatur yang ditingkatkan
Uap air yang menetes dapat merusak media-media tertentu
Membutuhkan sumber panas yang terus menerus
Membutuhkan ketaatan waktu, suhu dan tekanan secara teliti. Tekanan harus
diperhatikan secata teliti agar tidak over pressure sehingga tidak meledak
Bahan atau alat harus dibungkus dengan kertas agar tidak basah, karena kertas yang
Bahan hasil sterilisasi harus dikeringkan lagi sebelum digunakan agar tidak basah dan mudah
terkontaminasi.
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril dimana
suatu produk dikatakan steril apabila tidak ada mikroorganisme yang terdeteksi
pada uji sterilitas.
2. Proses sterilisasi termal meggunakan uap jenuh di bawah tekanan berlangsung di
suatu bejana yang disebut autoclave.
3. Ada tiga jenis autoclave berdasarkan perbedaan pada bagaimana udara dihilangkan
dari dalam autoclave selama proses sterilisasi, diantaranya Gravity Displacement
Autoclave, Prevacuum atau High Vacuum Autoclave, Steam-Flush Pressure-Pulse
Autoclave.
4. Prinsip kerja autoklaf adalah penggunaan uap air jenuh pada tekanan di atas
tekanan atmosfer dan digunakan untuk memanaskan isi autoklaf.
5. Autoklaf banyak dipilih karena penggunaannya yang mudah dan paling efektif
untuk sterilisasi dibanding metode yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Dwi Suryanto, dkk. Department Of Biology, Faculty Of Mathematics And Natural
Sciences-North Sumatra University
Entjang,Indan. 2003 . Mikrobiologi dan Parasitologi untuk akademi keperawatan dan
sekolah tenaga kesehatan yang sederajat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti .
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi. Bandung : Yrama Widya..
Lachman, L. 2008. Teori dan Praktik Farmasi Industri 3. Jakarta : UI-Press.
Stefanus, L. 2006. Formulasi Steril. Indonesia: ANDI
Tietjen, Linda. Debora Bossemeyer. Noel Mc Intosh. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi
Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.