Anda di halaman 1dari 8

TEORI METODOLOGI PERANCANGAN

Claudia Kosada

21131002

Rery Andreas

21131011

Moh. Ridhar Adi G.

21131023

Souluhung Achmad T.

21131064

DosenPengampu:
KuntumKhoiroUmmatin, S.T., M.T.

UniversitasInternasional Semen Indonesia


Gresik
2015

Jurnal Optimasi Proses Injeksi dengan Metode Taguchi


Abstrak
Pada saat ini sekitar 3% produk yang dihasilkan oleh perusahaan plastik X tidak
memenuhi standar. Perusahaan mengalami kesulitan untuk menurunkan tingkat kecacatan
produk tersebut. Hal inilah yang mendasari penelitian dengan metode Taguchi yang bertujuan
untuk menurunkan tingkat kecacatan produk.
Dari survey lapangan didapatkan faktor-faktor yang dicurigai dan ditampilkan dalam
bentuk diagram tulang ikan. Dari faktor-faktor yang dicurigai berpengaruh, perusahaan
memilih faktor-faktor yang diijinkan untuk dieksperimentasikan. Empat faktor yang akan
dieksperimentasikan adalah persentase bahan pelet, temperatur (217C, 225C, 233C),
tekanan injeksi (92 Bar, 93 Bar, 94 Bar), screw speed (81%, 83%, 85%). Metode Taguchi
dipergunakan untuk menentukan kombinasi dan jumlah dari eksperimen.
Dari tingkat kecacatan tiap kondisi dilakukan analisa sehingga didapatkan variabel yang
berpengaruh. Dari hasil analisa didapat bahwa kombinasi persentase bahan pelet (80%),
temperatur (225C), tekanan injeksi (93 Bar) serta srew speed (83%) dapat menurunkan
tingkat kecacatan hinga 0,3%.
Analisa Jurnal
Perumusan masalah :
Pokok permasalahan yang akan diselesaikan dengan metode Taguchi adalah faktor-faktor apa saja

yang berpengaruh pada terjadinya cacat produk, dalam jurnal ini produk adalah tempat nasi
yang diproduksi dengan cara injection molding. Cacat produk berupa bagian tepi produk
tidak terisi plastik, bagian tepi produk tidak terdapat kelebihan plastik, ram tidak terisi
kelebihan plastik dan tidak lengket pada dies. Untuk itu dilakukan penelitian untuk
mendapatkan faktor yang berpengaruh dan mengetahui besar pengaruh dari masing-masing
faktor tersebut kemudian mengetahui level yang tepat bagi tiap faktor sehingga proses
produksi mencapai tingkat kecacatan minimum.
Tujuan Eksperimen:
1. Mengetahui faktor yang berpengaruh pada terjadinya cacat produk
2. Mengetahui level yang tepat bagi tiap faktor sehingga proses produksi mencapai tingkat
kecacatan minimum.
Penentuan variabel respon :

Pada penelitian ini yang merupakan variabel tak bebas atau variabel responnya adalah tingkat
kecacatan.
Identifikasi variabel bebas (faktor) :
1. Presentase bahan pelet
2. Temperatur
3. Tekanan ijeksi
4. Screw speed
Dari identifikasi didapatkan data seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Kode Level Nilai Variabel/ faktor
Faktor
A
B

Presentase bahan pelet (%)


Temperatur (C)

1
60
217

Level
2
70
225

3
80
233

C
D

Tekanan ijeksi (bar)


Screw speed (%)

92
81

93
83

94
83

Perhitungan untuk orthogonal array :


1. Perhitungan derajat kebebasan/ degree of freedom (DOF)
Degrees of freedom: DOF = 1 + (# variables)*(# of levels 1)
DOF = 1 + 4 x ( 3-1) = 1+ 8 = 9
Jadi akan ada sembilan eksperimen yang harus dilakukan sesuai dengan DOF.
2. Perhitungan design of eksperiment (DOE) :
Design of eksperiment: DOE = Lx(ny)
L= rancangan bujur sangkar
x = jumlah eksperimen (9)
n = level (3)
y = faktor (4)
DOE = L9 (34)
Dalam eksperimen ini digunakan 4 faktor dengan rancangan 3 level. Dari jumlah level dan
faktor yang ada dapat ditentukan jumlah baris untuk matriks orthogonal yaitu L 9 = 9, yang
menunjukkan jumlah percobaan sebanyak 9 run. Run ini direplikasi sebanyak 3 kali sehingga
total eksperimen sejumlah 34 = 27 eksperimen.
Tahap pelaksanaan eksperimen :
Peneliti melakukan percobaan untuk mengetahui berapa jumlah cacat per seratus produk yang
diperoleh dari tiap eksperimen sebanyak tiga kali sehingga didapatkan data eksperimen
seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Data hasil eksperimen
Ord
er
1
2
3
4
5
6
7
8
9

FAKTOR
A
1
1
1
2
2
2
3
3
3

B
1
2
3
1
2
3
1
2
3

C
1
2
3
2
3
1
3
1
2

D
1
2
3
3
1
2
2
3
1

Jumlah Cacat / 100


1
2
3
0.14
0.17
0.15
0.04
0.03
0.01
0.61
0.60
0.56
0.08
0.07
0.05
0.14
0.16
0.17
0.27
0.19
0.22
0.00
0.01
0.00
0.00
0.01
0.01
0.09
0.07
0.06

Analisa eksperimen :
Dari hasil eksperimen peneliti dapat menghitung rata-rata (Y bar), standard deviasi (), serta
SNR sehingga didapatkan hasil seperti pada tabel 3. Untuk SNR peneliti memilih smaller the
better karena jenis karakteristik mutu untuk cacat adalah semakin kecil semakin baik.
Rumus SNR smaller the better:
=10 log 10 ( y 2 + 2)

Tabel 3. Tabel Y bar, dan SNR


Ord
er

Jumlah Cacat /
100

FAKTOR

SNR (
Y bar

0.14

0.17

0.15

0.1533

0.04

0.03

0.01

0.0267

0.61

0.60

0.56

0.5900

0.08

0.07

0.05

0.0667

0.14

0.16

0.17

0.1567

0.27

0.19

0.22

0.2267

0.00

0.01

0.00

0.0033

0.00

0.01

0.01

0.0067

0.09

0.07

0.06

0.0733

0.01527
53
0.01527
53
0.02645
75
0.01527
53
0.01527
53
0.04041
45
0.00577
35
0.00577
35
0.01527
53

16.2444
30.2482
4.5742
23.2996
16.0594
12.7563
43.5218
41.0914
22.5095

Perhitungan pengaruh/ efek :


1. Efek untuk Mean
Dari tabel 3 kemudian dilakukan perhitungan efek atau pengaruh untuk mean yang hasilnya
dituliskan pada tabel 4. Adapun contoh perhitungan tabel efek adalah sebagai berikut :
Rata-rata respon untuk A1 :
A1 bar = (0.1533+0.0267+0.5900)/3 = 0.25667
Efek untuk faktor A :
Efek faktor A = rata-rata respon terbesar ratarata respon terkecil
= 0.25667-0.02778 = 0.22889
Dari efek tiap-tiap faktor dapat dilihat uruturutan pengaruh dari tiap-tiap faktor faktor mulai
yang berpengaruh besar sampai yang berpengaruh kecil. Dari rata-rata respon tiap faktor
dipilih yang paling kecil sebagai rancangan usulan karena karakteristik mutu untuk cacat
adalah smaller the better. Hasil perhitungan rata-rata respon dan efek pada tiap faktor dapat
dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Tabel Efek untuk Mean
Level 1
Level 2
Level 3
Efek
Rank
optimum

A
0.25667
0.15
0.02778
0.22889
2
A3

2. Efek untuk SNR

B
0.07444
0.06333
0.29667
0.23333
1
B2

C
0.12889
0.05556
0.25000
0.19444
3
C2

D
0.12778
0.08556
0.22111
0.13556
4
D2

Selain efek untuk mean, dapat juga dihitung efek untuk SNR. Hasil perhitungan efek untuk
SNR dapat dilihat pada tabel 5. Adapun contoh perhitungannya adalah sebagai berikut :
Rata-rata respon untuk A1 :
A1 bar = (16.2444+30.2482+4.5742)/3 = 17.02228
Efek untuk faktor A :
Efek faktor A = rata-rata respon terbesar ratarata respon terkecil
= 35.70759-17.02228 = 18.68531

Tabel 5. Tabel Efek untuk SNR


A
Level 1
Level 2
Level 3
Efek
Rank
optimum

17.02228
17.37177
35.70759
18.68531
1
A3

B
27.6886
0
29.1330
2
13.2800
3
15.8529
9
2
B2

C
23.3640
5
25.3524
5
21.3851
5
3.96730
4
C2

D
18.2710
9
28.8421
3
22.9884
3
10.5710
4
3
D2

Dari tabel 4 dan tabel 5 kita dapat mengetahui rancangan usulan adalah A3, B2, C2, D2 :
1. level 3 untuk faktor A : Presentase bahan pelet 80 %
2. level 2 untuk faktor B : Temperatur
225 C
3. level 2 untuk faktor C : Tekanan ijeksi
93 bar
4. level 2 untuk faktor D : Screw speed
83 %
ANOVA :
Dengan ANOVA dapat diketahui apakahvariabel/ faktor yang telah dipilih berpengaruh
signifikan pada terjadinya cacat produk. Hasil ANOVA dapat dilihat pada tabel 6 pada jurnal.
Dari ANOVA didapatkan bahwa (F-ratio > Ftabel), dimana F-tabel = F0.05,2,18 = 3.35
dengan a=5%. Yang artinya variabel/faktor yang dipilih secara signifikan mempengaruhi
cacat pada produk.
Uji verifikasi :
Setelah rancangan optimal telah ditentukan maka harus diketahui pula prediksi respon dari
rancangan optimal tersebut. Kemudian dilakukan eksperimen verifikasi untuk dibandingkan
dengan hasil prediksi respon. Jika prediksi respon dan eksperine verifikasi cukup dekat satu
sama lain maka dapat disimpulkan bahwa rancangan cukup memadai.
Dengan melihat hasil uji hipotesa hasil eksperimen verifikasi baik dengan prediksi maupun
kondisi awal perusahaan dari jurnal.
H0 : = 0
H1 : 0
dimana
= verifikasi
0 = prediksi
syarat penolakan H0 adalah |t0| > ta/2, v
Tabel 8 |t0|< t0.025,2 terima H0
H0 : 1 = 2
H1 : 1 < 2
Dimana
s12 s22
1 = verifikasi
2 = kondisi-awal

syarat penolakan H0 adalah t0 < -t, v

Tabel 9 |t0|< -t0.05,5 tolak H0


Dari hasil yang didapat dapat dikatakan bahwa rancangan usulan memadai. Yaitu dari yang
awalnya kecacatan produk mencapai 3% dengan rancangan usulan dari metode taguchi
kecacatan hanya 0.3%.
Kesimpulan :
Kecacatan produk dapat di minimasi secara optimum dengan metode taguchi. Kecacatan
hanya berkisar 0.3%. Hal ini dapat terwujud dengan menggunakan rancangan usulan dari
metode taguchi yaitu A3, B2, C2, D2 :
1. level 3 untuk faktor A : Presentase bahan pelet 80 %
2. level 2 untuk faktor B : Temperatur
225 C
3. level 2 untuk faktor C : Tekanan ijeksi
93 bar
4. level 2 untuk faktor D : Screw speed
83 %
Dengan menggunakan rancangan ini kecacatan produk tempat nasi hanya berkisar 0.3%.

Anda mungkin juga menyukai