KUALITATIF
GOLONGAN ALKALOID, ANESTETIK LOKAL DAN
HORMON
I.
II.
Dasar teori :
Golongan alkaloid adalah golongan senyawa yang mempunyai
struktur heterosiklik dan mengandung atom N di dalam intinya. Sifat umum
yang dimiliki oleh golongan senyawa ini adalah basa, rasa pahit, umumnya
berasal dari tumbuhan dan berkhasiat secara farmakologis. Struktur golongan
alkaloid amat beragam, dari yang sederhana sampai yang rumit. nikotin
adalah contoh yang sederhana (Lexicons, 1896).
Alkaloid telah dikenal karena pengaruh fisiologinya terhadap mamalia
dan pemakaiannya di bidang farmasi, tetapi fungsinya dalam tumbuhan
hampir sama sekali kabur. Sifat alkaloid :
1. Mengandung atom N dan bersifat basa
2. Bereaksi dengan logam dan mengendap
3. Alkaloid yang mengandung atom O bersifat padat dan dapat dkristalkan
pada suhu kamar, kecuali poliketida dan arekolin
4. Alkaloid yang tidak mengandung atom O bersifat cairan dan mudah
menguap serta menimbulkan bau yang sangat kuat
5. Banyak terdapat di tumbuhan daripada di hewan
6. Disintesis dari asam amino
7. Larut membentuk garam, yang bersifat lebih larut dalam air pelarut
organik, sebaliknya. alkaloid sendiri lebih larut dalam pelarut organik
daripada air.
Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian besar
bersifat basa, dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan
kesetimbangan ion dalam tumbuhan (Padmawinata, 1995).
autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai produk onkogen yang
bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan
meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan (Indah,2004).
Anestetik (Anasthesi) Kata anasthesi berasal dari bahasa yunani yang
berarti keadaan tanpa rasa sakit, atau dengan kata lain yaitu zat -zat yang
dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan menghilangkan
kesadaran. Penggolongan Obat. Anasthesi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
Anasthesi Lokal dan Anasthesi Umum.
Anesthesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang
cara kerjanya hanya menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukan
tindakan. Anesthesi lokal menghasilkan blokade konduksi pada dinding saraf
yang bersifat sementara. Setelah kerja obat habis maka obat akan keluar dari
sel saraf tanpa menimbulkan kerusakan pada struktur sel saraf tersebut.
Contoh obatnya adalah Aethylischloridum atau Chloraethyl yaitu suatu
cairan yang disemprotkan pada tempat lokal. Sering digunakan untuk
memotong preputium atau sunat, pencabutan gigi susu atau atau gigi anak
yang goyang.
Penggolongan Anasthesi Lokal Berdasarkan jenis ikatan yang terdapat
di dalam struktur kimia anestetik lokal, maka digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu : 1. Senyawa ester (terdapatnya ikatan ester). Contohnya :
Kokain, Prokain, tetrakain dan Benzokain 2. Senyawa amida (terdapatnya
ikatan amida). Contohnya : Lidokain, procain HCl.
III.
g. Corong
B. Bahan :
a. Sampel no 2 dan no 68
b. CuSO4
c. FeCl3
d. Hcl
e. AgNO3
f. NH4OH
g. H2S04
h. Cu asetat
KMnO4
i.
j. Pereaksi mayer
k. Pereaksi marquis
CH3COOH
l.
m. DHB-HCl
n. NaOH
IV.
Prosedur kerja :
A. Alkaloid :
B. anestetik local :
No
Pereaksi
Anastetin
Procain HCl
Lidocain
DAB-HCl
Kuning jingga
Larutan
HCl
-
jingga
2
3
Korek api
jingga
Reduksi
calomel -
kemerahan
jingga
Abu-abu
Abu-abu
zat +
hitam
hitam
Ungu
calomel +
HCl e
Carletti
as.oksalat
zat
+ +
merah
resorcin + H2SO4
coklat
dipanaskan
Zat dalam
asetat
asam merah
Endapan
taburkan
PbO
keatas
larutannya
NaOH + sol iodii
kuning
H2SO4 panaskan di Bau etilasetat
kuning
-
8
9
WB Encerkan
CuSO4 + NaOH
marquis
kuning
Agak
10
11
12
Biru terang
ungu
jingga
kuning
13
14
H2SO4
KMnO4 + NaOH
Reaksi wasickky
Kuning
Endapan
jingga
Biru
-
jingga
C. Hormon :
No
pereaksi
predniso prednisol
deksametas
Cortiso
hidrocor
on
on
ne
tison
H2SO4
Kuning
Lama-
Merah
pekat
coklat
lama
pink
merah
asetat
/ Lama-
Coklat
lama
hitam
kuning
kuning
jingga
Kuning
Kuning
pucat
-
coklatkuning2
HNO3
pekat
Hcl pekat
jingga
-
king
Kuning
Kuning
(lama)
Merah
Kuning
kenari
fanta
muda
Merah
Biru
Coklat
darah
merah
hijau
-
Coklat
merah
jingga
5
6
7
8
frohde
(lama)
Kuning
sanches
hijau
Kuning
marquis
coklat
Coklat
wasicky
muda
Kuning
Merah
tua
jingga
coklat
-
Coklat
tua
V.
tua
Hasil pengamatan
dugaan
kesimpulan
No 2 : putih
No 68 : putih
No 2: khas
No 68 : khas
No 2 : TL dalam air
No 68 : L dalam air
No 2 : serbuk
No 68 : serbuk
Uji golongan :
sampel
+ No 2 ada endapan
No
2
No 68 tidak ada
pereaksi mayer
alkaloid
endapan
No
68
hormone
(+)
+ FeCl3
No 2 kuning
(+)
(+)
atau
anestetik
lokal
(+) alkaloid lain
Sampel
+ No 68 kuning (+)
marquis
Identifikasi :
Sampel + feCl3
Sampel + CuSO4
(+)
anastetik
lokal
No 2 (+) kuning
(+) efedrin Hcl
No 68 kuning terang (+) procain Hcl
No 2 ungu / violet
+ NaOH
tua
Sampel + aq.iod No 2 coklat hitam
Sampel + H2SO4 No 68 merah jingga
+ korek api
Kesimpulan :
VI.
papaverin HCl. Efedrin (EPH) adalah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan
efedra yang biasa tumbuh di daerah Asia tengah. Tanaman ini biasanya hijau
sepanjang tahun dan biji keringnya digunakan sebagai obat. Efedrin biasanya
digunakan sebagai obat asma dan penurun berat badan.
sampel no 68 adalah golongan anestetik lokal yaitu procain HCl
seharusnya cafein yang merupakan alkaloid golongan opium. Dimana,
Senyawa yang mengandung alkaloid lainnya adalah opium. Opium adalah
getah mentah dari polong biji tumbuhan opium. Jika getah ini dimurnikan,
diperoleh dua alkaloid penting, morfina dan kodeina yang dapat dipisahkan
dalam bentuk murni., dugaan ini ternyata salah hal ini karena pada saat uji
golongan sampel no 68 ditambah pereaksi mayer tidak mengahasilkan
endapan putih, lalu ditambah pereaksi marquis untuk memisahkan antara
golongan hormone dan anestetik local.
Adapun ketidaksesuaian hasil yang diperoleh dengan literature yang ada
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Alat yang digunakan kurang steril / terkontaminasi
2. Kurangnya ketelitian dalam melakukan percobaan
3. Kurangnya peraksi dalam uji penegasan.
VII. Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Sampel no 2 adalah alkaloid golongan opium yaitu papaverin HCl
b. Sampel no 68 adalah alkaloid golongan xantin yaitu caffeine
VIII.
Daftar pustaka :
a. Amarudin dkk. (1990). Kamus kimia organic. Jakarta : departemen
pendidikan dan kebudayaan
b. Vogel. (1985). Analisis anorganik kualitatif bag 1. Jakarta : kalman media
pustaka
c. Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia
Organik. Bina Aksara. Jakarta.
d. Underwood, A. L, 2002. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta :Erlangga
e. Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur.jilid 1.
Binarupa.