PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepanjang hidupnya, manusia akan selalu berada pada kondisi di mana keinginannya
tidak terbatas sementara besarnya alat pemuas kebutuhan terbatas. Dalam menyikapi
kondisi ini manusia selalu dihadapkan oleh pilihan. Sebagai makhluk yang realistis,
manusia akan selalu ingin untuk mengambil pilihan yang memberikan expected gain
tertinggi. Untuk itu, dalam mengambil keputusan, diperlukan adanya analisis yang baik
agar keputusan yang diambil mampu memberikan manfaat yang tinggi bagi manusia.
Salah satu metode dalam analisa pengambilan keputusan adalah Analytical Hierarchy
Process (AHP). AHP adalah sebuah metode terstruktur yang dikembangkan oleh Thomas
Saaty pada tahun 1970an; berfungsi untuk memilih opsi terbaik dari berbagai pilihan dan
kriteria yang ada.
Salah satu contoh pilihan yang seringkali dihadapi dialami oleh sebagian besar
manusia adalah pilihan untuk membeli alat elektronik, salah satunya smartphone.
Dewasa ini teknologi informasi dan komunikasi mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Berbagai jenis teknologi dikembangkan untuk memudahkan pekerjaan manusia.
Salah satu alat komunikasi yang tidak pernah berhenti mengalami perkembangan adalah
handphone. Dahulu, handphone hanya berfungsi sebagai alat komunikasi dua arah yang
meliputi sms dan telefon. Namun kini, fungsi handphone sudah mengalami banyak
perkembangan. Kini handphone tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi namun juga
digunakan untuk mengakses informasi, multimedia, hingga sarana penunjang pekerjaan.
Akibat fungsinya yang beragam dan pintar, handphone masa kini seringkali disebut
sebagai smartphone.
Perkembangan smartphone bisa dikatakan sangat pesat. Berbagai perusahaan
komunikasi di dunia berlomba-lomba untuk menghadirkan smartphone yang canggih dan
pintar. Akibatnya banyak sekali smartphone yang beredar di pasaran dan kerap kali
membingunkan calon konsumen. Konsumen kerap kali dibingungkan ketika harus
memilih smartphone mana yang sesuai dengan kebutuhannya dan bisa memberikan
manfaat tertinggi.
Melihat adanya perkembangan smartphone yang tinggi dan keharusan dalam
menentukan pilihan, dalam makalah ini, penulis akan mencoba untuk melakukan analisa
dalam pengambilan keputusan untuk memilih smartphone terkini dengan menggunakan
metode AHP. Adapun dalam makalah ini penulis membuat sebuah ilustrasi masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Singkat
Analytical Hierarchy
dikembangkan oleh Thomas Saaty pada tahun 1970an; berfungsi untuk memilih opsi
terbaik dari berbagai pilihan yang ada. Secara spesifik, AHP menyusun dan menganalisa
berbagai alternatif yang kompleks menggunakan model matematis - melalui kriteriakriteria tertentu. Pengambil keputusan kemudian mengembangkan data numerik untuk
membandingkan setiap pilihan yang ada. Besarnya nilai pada tiap kategori disesuaikan
dengan seberapa penting kriteria-kriteria tersebut memenuhi kebutuhan ataupun
preferensi dari seorang pengambil keputusan. Langkah-langkah dalam perhitungan AHP
adalah :
1. Secara matematis, tentukan preferensi dengan membandingkan setiap kategori dalam
setiap alternatif
2. Secara matematis, tentukan preferensi untuk setiap kriteria sesuai dengan tingkat
kepentingan
3. Kombinasikan kedua tingkat preferensi yang telah kita lakukan di tahap pertama dan
kedua
Dalam menentukan bobot nilai, pengambil keputusan umumnya menentukan seberapa
penting suatu pilihan atau kategori didasarkan pada Preference Scale for Pairwise
Comparisons.
Preference Level
Equally Preferred
Equally to moderately preferred
Moderately preferred
Moderately to strongly preferred
Strongly preferred
Strongly to very strongly preferred
Very strongly preferred
Very strongly to extremely strongly preferred
Extremely preferred
(Tabel yang menunjukkan skala standar preferensi)
Numeric Value
1
2
3
4
5
6
7
8
9
handphone yang paling banyak digunakan di Indonesia; Nokia Lumia 920, Blackberry
z10, Samsung Galaxy S4, Sony Xperia Z, dan Iphone 5. Untuk membantu perhitungan,
kami juga mendasari penelitian ini dengan 6 kriteria, yaitu harga, model, OS, kamera,
berat, dan daya tahan baterai.
MODEL
Nokia
920
Tinggi
130,3mm
Lebar 70,8 mm
Tebal 10,7 mm
Tinggi 130 mm
Lebar 65,6 mm
Tebal 9 mm
Samsung
Galaxy
SIV
Tinggi 136,6 mm
Lebar 69,8 mm
Tebal 7,9mm
Sony Xperia Z
Tinggi 139 mm
Lebar 71 mm
Tebal 7,9 mm
Iphone 5
Tinggi
123,8mm
Lebar 58,6 mm
Tebal 7,6 mm
Dari hasil Row Average terlihat bahwa dalam kriteria model, Blackberry Z10 menduduki
peringkat pertama sedangkan Iphone 5 menduduki peringkat terakhir dengan model yang
tidak inovatif.
Dari hasil Row Average terlihat bahwa dalam kriteria kamera, Samsung Galaxy S4 dan Sony
Xperia Z menduduki peringkat teratas, sedangkan Iphone 5 menduduki peringkat terakhir.
Dari hasil Row Average terlihat bahwa dalam kriteria daya tahan baterai, Samsung Galaxy S4
menduduki peringkat pertama sedangkan Iphone 5 menduduki peringkat terakhir dengan
daya tahan baterai paling rendah
Dari hasil Row Average terlihat bahwa dalam kriteria berat smartphone, Iphone 5 menduduki
peringkat pertama dengan berat paling ringan, sedangkan Nokia Lumia 920 menduduki
peringkat terakhir.
Dari hasil Row Average terlihat bahwa dalam kriteria harga, Nokia Lumia 920 menduduki
peringkat pertama dengan harga yang paling murah di antara pesaing-pesaingnya, sedangkan
Iphone 5 menduduki peringkat terakhir.
2.3.2 Pairwise Comparison Kriteria
Selain alternative, dilakukan pula pairwise comparison untuk keempat kriteria, dan diperoleh
hasil sebagai berikut :
Dari hasil Row Average terlihat bahwa OS ditempatkan sebagai prioritas pertama. Hal ini
disebabkan preferensi subjektif pengambil keputusan yang lebih menyukai OS tertentu.
9
Selain itu OS yang berbeda akan membuat banyak sekali perbedaan dalam pengoperasian
smartphone. Setiap OS juga memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki OS lain.
Kriteria harga ditempatkan sebagai prioritas kedua karena keuangan pengambil keputusan,
yang masih berperan sebagai mahasiswa, terbatas. Prioritas selanjutnya adalah daya tahan
baterai, karena daya tahan baterai yang tidak baik akan menyebabkan tidak nyamannya dan
terbatasnya lamanya penggunaan smartphone. Prioritas keempat adalah kamera smartphone,
karena mahasiswi ini hanya menginginkan kamera dengan MP yang baik, tapi tidak
membutuhkan kamera untuk keperluan foto yang sifatnya professional. Prioritas selanjutnya
adalah model smartphone, diikuti dengan prioritas terakhir, yaitu berat dari smartphone itu
sendiri. Pengambil keputusan tidak menginginkan smartphone yang berat karena tidak efisien
dalam mobilisasi.
2.3.3 Peringkat Alternatif
Setelah mendapatkan prioritas dari alternatif dan kriteria, kami membuat matrix
menggunakan Row Average (RA). Row Average dari masing-masing kriteria dimasukkan ke
dalam matrix 5x6 dan row average dari 5 alterbatif dimasukkan ke dalam matriks 6x1 di
bawah ini:
Matriks 1
Matriks 2
10
Dengan mengalikan Matriks 1 dengan Matriks 2, ranking AHP untuk setiap alternatif dapat
ditemukan.
Dari tabel terlihat bahwa Nokia Lumia 920 menduduki peringkat pertama dalam
pertimbangan enam kriteria yang ada, yaitu OS, harga, daya tahan baterai, kamera, model,
dan berat. Akan tetapi, sebelum mengambil keputusan, tes konsistensi harus dijalankan.
2.3.4 Menguji Konsistensi AHP
A. Konsistesi perbandingan kriteria
Perkalian kedua matriks menghasilkan nilai untuk lima kriteria yang ada.
Score untuk masing-masing kriteria kemudian dibagi dengan berat dari masingmasing kriteria.
11
Karena setiap rasio bernilai 6 (jumlah kriteria yang dibandingkan), maka terbukti
pembuat keputusan bersifat konsisten.
37.922/6= 6.3203
Consistency Index (CI) = 6.3203-6 = 0.06406
5
CI = 0.06406 = 0.05166
RI
1.24
Karena CI/RI < 0.1, tingkat konsistensi dari pembuatan keputusan yang telah
dilakukan sebelumnya bersifat memuaskan.
B. Konsistensi Perbandingan Smartphone
Perkalian kedua matriks menghasilkan nilai untuk lima kriteria yang ada.
12
Karena CI/RI < 0.1, tingkat konsistensi dari pembuatan keputusan yang telah
dilakukan sebelumnya bersifat memuaskan.
Perkalian kedua matriks menghasilkan nilai untuk lima kriteria yang ada.
13
Karena CI/RI < 0.1, tingkat konsistensi dari pembuatan keputusan yang telah
dilakukan sebelumnya bersifat memuaskan.
Perkalian kedua matriks menghasilkan nilai untuk lima kriteria yang ada.
14
Karena CI/RI < 0.1, tingkat konsistensi dari pembuatan keputusan yang telah
dilakukan sebelumnya bersifat memuaskan
Perkalian kedua matriks menghasilkan nilai untuk lima kriteria yang ada.
Karena CI/RI < 0.1, tingkat konsistensi dari pembuatan keputusan yang telah
dilakukan sebelumnya bersifat memuaskan.
15
Perkalian kedua matriks menghasilkan nilai untuk lima kriteria yang ada.
Karena CI/RI < 0.1, tingkat konsistensi dari pembuatan keputusan yang telah
dilakukan sebelumnya bersifat memuaskan.
Perkalian kedua matriks menghasilkan nilai untuk lima kriteria yang ada.
16
Karena CI/RI < 0.1, tingkat konsistensi dari pembuatan keputusan yang telah
dilakukan sebelumnya bersifat memuaskan.
2.3.5 Pengambilan Keputusan
Berdasarkan perhitungan di atas, tingkat konsistensi dari pembuat keputusan untuk
alternatif dan setiap kriteria yang ada bersifat memuaskan, maka pengambilan
keputusan dapat dilakukan. Berdasarkan AHP, kami menyarankan mahasiswi A untuk
memilih Nokia Lumia 920 sesuai dengan enam kriteria yang telah diberikan, yaitu
OS, harga, daya tahan baterai, kualitas kamera, model, dan berat.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Alternatif-alternatif yang digunakan adalah 5 merek smartphone terbaru dari
perusahaan handphone yang paling banyak digunakan di Indonesia; Nokia Lumia
920, Blackberry z10, Samsung Galaxy S4, Sony Xperia Z, dan Iphone 5. Sedangkan
kriteria penilaian yang digunakan adalah harga, model, OS, kamera, berat, dan daya
tahan baterai.
2. Tahapan yang dilakukan dalam Analytical Hierarchy Process adalah pairwise
comparison alternatif, pairwise comparison kriteria, pemeringkatan alternatif,
pengujian konsistensi Analytical Hierarchy Process, dan yang terakhir adalah
pengambilan keputusan.
3. Melalui Analytical Hierarchy Process dapat diketahui bahwa smartphone yang paling
memenuhi kriteria pengambil keputusan adalah Nokia Lumia 920
4. Tingkat konsistensi dalam Analytical Hierarchy Process yang dilakukan oleh penulis
bisa dikatakan cukup bagus, terlihat dari nilai CI (consistency index) yang masih
berada dibawah CI/RI (perbandingan consistency index terhadap random index)
3.2 Saran
Untuk bisa menjadi konsumen yang cerdas dalam mengambil keputusan, diperlukan
adanya penggalian informasi yang lengkap, pengambilan kriteria pemilihan yang jelas,
dan analisis pilihan yang matang. Sehingga, keputusan yang diambil mampu
memberikan tingkat kepuasan yang tinggi.
18
DAFTAR PUSTAKA
19