Dr. Gudman merupakan seorang dokter praktek umum yang bertugas di sebuah kecamatan yang
penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan Dr. Gudman
juga telah melakukan kontrak dengan BPJS.
Hari ini ia kembali dikunjungi oleh Pak Kasti yang sudah lama menjadi langganannya. Dulu
setiap 1 bulan sekali Pak Kasti datang berobat ke Dokter Gudman. Kalau bukan karena darah
tingginya yang kumat maka penyakit gastritisnya yang kambuh. Tapi akhir-akhir ini Pak Kasti
makin sering datang dan penyakitnya cenderung lebih berat. Namun Dr. Gudman selalu
menerima Pak Kasti dengan ramah dan meresepkan obat-obatan yang biasa diberikannya.
Tapi kali ini Pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep tersebut. Ia menanyakan
kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering mengalami sakit kepala. Setiap kali
minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut sembuh, tapi tidak beberapa lama kemudian sakit
kepalanya terasa kembali. Sekarang ia juga sering merasa sakit diperut seperti saya. Tapi karena
tidak separah yang saya alami ia tidak mau diajak berobat kesini. Bagaimana menurut Dokter?
Mendengar itu Dr. Gudman menasihatkan kepada Pak Kasti agar kalau ada waktu membawa
istrinya untuk datang berobat.
Sebagai salah seorang dokter praktek umum yang telah mendapat pelatihan tentang prisnsipprinsip dokter keluarga dan dokter layanan primer yang telah dikontrak oleh BPJS, anda diminta
untuk mengevaluasi dan mengkritisi penatalaksanaan pasien yang telah dilakukan Dr. Gudman
dalam menangani pasien tersebut dengan menerapkan secara lengkap dan benar semua prinsipprinsip kedokteran keluarga dan dokter layanan primer tersebut.
I.
Klarifikasi Istilah
a. Dokter praktek umum: dokter yang praktek di layanan primer (puskesmas, klinik
medic)
b. BPJS: badan usaha milik negara yang ditugaskan untuk menyelenggarakan
jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Kontrak BPJS: jaminan kerja sama antara BPJS kesehatan dengan fasilitas
kesehatan berupa perjanjian tulis antara BPJS kesehatan dengan fasilitas
kesehatan yang bersangkutan
d. Gastritis: proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung
komprehensif,
continue,
koordinatif,
mempertimbangkan
keluarga,
Identifikasi Masalah
1. Dr. Gudman merupakan seorang dokter praktek umum yang bertugas di sebuah
kecamatan yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh kerja
di perkebunan Dr. Gudman juga telah melakukan kontrak dengan BPJS.
2. Hari ini ia kembali dikunjungi oleh Pak Kasti yang sudah lama menjadi
langganannya. Dulu setiap 1 bulan sekali Pak Kasti datang berobat ke Dokter
Gudman. Kalau bukan karena darah tingginya yang kumat maka penyakit
gastritisnya yang kambuh. Tapi akhir-akhir ini Pak Kasti makin sering datang dan
penyakitnya cenderung lebih berat. Namun Dr. Gudman selalu menerima Pak
Kasti dengan ramah dan meresepkan obat-obatan yang biasa diberikannya.
3. Tapi kali ini Pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep tersebut. Ia
menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering mengalami
sakit kepala. Setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut sembuh,
tapi tidak beberapa lama kemudian sakit kepalanya terasa kembali. Sekarang ia
juga sering merasa sakit diperut seperti saya. Tapi karena tidak separah yang saya
alami ia tidak mau diajak berobat kesini. Bagaimana menurut Dokter?
Mendengar itu Dr. Gudman menasihatkan kepada Pak Kasti agar kalau ada waktu
membawa istrinya untuk datang berobat.
4. Sebagai salah seorang dokter praktek umum yang telah mendapat pelatihan
tentang prisnsip-prinsip dokter keluarga dan dokter layanan primer yang telah
dikontrak oleh BPJS, anda diminta untuk mengevaluasi dan mengkritisi
penatalaksanaan pasien yang telah dilakukan Dr. Gudman dalam menangani
pasien tersebut dengan menerapkan secara lengkap dan benar semua prinsipprinsip kedokteran keluarga dan dokter layanan primer tersebut.
III.
Analisis Masalah
1. Apa perbedaan dari dokter keluarga, dokter praktek umum dan dokter layanan
primer?
Batasan dan Ruang Lingkup
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan
primer yang komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif,
mempertimbangkan
keluarga,
komunitas
dan
lingkungannya
dilandasi
dilakukan
pemeriksaan
penunjang
untuk
memastikan
diagnosis
sekalipun pasien ybs tidak memintanya. Selain itu, ancangan holistik harus
dilakukan
juga
agar
terasa
lebih
manusiawi.
Dokter
keluarga
lebih
8. Sadar biaya
Yang tidak kalah pentingnya adalah sadar biaya yang juga sebenarnya
menyangkut perilaku DK dalam pertimbangkan cost effectiveness dari biaya
yang dikeluarkan oleh pasien. Dengan kata lain biaya harus menjadi
pertimbangan akan tetapi tidak boleh menurunkan mutu pelayanan.
9.
Menyelenggarakan
pelayanan
yang
dapat
diaudit
dan
dipertanggungjawabkan.
Sebenanrya yang diaudit mencakup selurut strata pelayanan kesehatan bukan
hanya layanan DK. Kenyataannya sampai sekarang audit medis masih jauh dari
harapan terutamna di Indonesia. Namun demikian praktik DK harus memulai
mempersiapkan diri untuk sewaktu-waktu dapat diaudit oleh pihak yang
berwenang. Audit medis ini merupakan upaya peningkaan kualitas pelayanan dan
sama sekali bukan upaya untuk memata-matai praktik dokter.
3. Apakah tindakan dr. Gudman sudah benar? Jika tidak bagaimana tindakan yang
seharusnya dilakukan dr. Gudman?
4. Apakah fungsi kedokteran keluarga sudah dijalankan dengan benar oleh dr.
Gudman?
5. Bagaimana cara seorang dokter agar dapat berkerja sama dengan BPJS?
(syarat)
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2013
TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BAB II
PENYELENGGARA PELAYANAN KESEHATAN
Pasal 2
(1) Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan yang bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan berupa Fasilitas Kesehatan tingkat pertama dan Fasilitas
Kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
(2) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. puskesmas atau yang setara;
b. praktik dokter;
c. praktik dokter gigi;
d. Klinik pratama atau yang setara; dan
e. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara
Pasal 3
(1) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus
menyelenggarakan pelayanan kesehatan komprehensif.
(2) Pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan kebidanan, dan
Pelayanan Kesehatan Darurat Medis, termasuk pelayanan penunjang yang meliputi
pemeriksaan laboratorium sederhana dan pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), bagi Fasilitas Kesehatan yang tidak memiliki sarana penunjang wajib
membangun jejaring dengan sarana penunjang.
(4) Dalam hal diperlukan pelayanan penunjang selain pelayanan penunjang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dapat diperoleh melalui rujukan ke fasilitas penunjang lain.
BAB III
KERJA SAMA FASILITAS KESEHATAN DENGAN BPJS KESEHATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mengadakan kerja sama
dengan BPJS Kesehatan.
(2) Kerja sama Fasilitas Kesehatan dengan BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui perjanjian kerja sama.
(3) Perjanjian kerja sama Fasilitas Kesehatan dengan BPJS Kesehatan dilakukan antara
pimpinan atau pemilik Fasilitas Kesehatan yang berwenang dengan BPJS Kesehatan.
(4) Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku sekurang-kurangnya
1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang kembali atas kesepakatan bersama.
Pasal 5
(1) Untuk dapat melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan, Fasilitas Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus memenuhi persyaratan.
(2) Selain ketentuan harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
BPJS Kesehatan dalam melakukan kerja sama dengan Fasilitas Kesehatan juga harus
mempertimbangkan kecukupan antara jumlah Fasilitas Kesehatan dengan jumlah Peserta
yang harus dilayani.
Bagian Kedua
Persyaratan, Seleksi dan Kredensialing
Pasal 6
(1) Persyaratan yang harus dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), bagi Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama terdiri atas:
a. untuk praktik dokter atau dokter gigi harus memiliki:
1. Surat Ijin Praktik;
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
3. perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring lainnya; dan
4. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.
b. untuk Puskesmas atau yang setara harus memiliki:
1. Surat Ijin Operasional;
2. Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi, Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi
Apoteker, dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain;
j. Kedokteran Komunitas
3. Ketrampilan Klinis Layanan Primer Lanjut
a. Ketrampilan melakukan health screening
b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
c. Membaca hasil EKG
d. Membaca hasil USG
e. BTLS, BCLS, dan BPLS
4. Ketrampilan Pendukung
a. Riset
b. Mengajar kedokteran keluarga
5. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap
a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternative
6. Ilmu dan Ketrampilan Manajemen Klinik
a. Manajemen klinik dokter keluarga
http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf
10. Kapan dr. Gudman harus merujuk Pak Kasti ke layanan sekunder?
Apabila memerlukan pelayanan lanjutan oleh dokter spesialis, maka dapat dirujuk ke fasilitas
kesehatan tingkat kedua atau fasilitas kesehatan sekunder. Pelayanan kesehatan di tingkat ini
hanya bisa diberikan jika pasien mendapat rujukan dari fasilitas primer.
Rujukan ini hanya diberikan jika pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik dan
fasilitas kesehatan primer yang ditunjuk untuk melayani pasien, tidak dapat memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, pelayanan,
dan atau ketenagaan.
Jika penyakit pasien masih belum dapat tertangani di fasilitas kesehatan sekunder, maka pasien
dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tersier. Di sini, pasien akan mendapatkan penanganan dari
dokter sub-spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub-spesialistik.
Catatan Penting:
Pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan primer dapat dirujuk langsung ke fasilitas kesehatan
tersier, namun HANYA UNTUK kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana terapinya,
merupakan pelayanan berulang, dan hanya tersedia di fasilitas kesehatan tersier.
Penjelasan tentang Sistem Rujukan Berjenjang Horizontal dan Vertikal
Pelayanan rujukan BISA dilakukan secara horizontal maupun vertikal. Rujukan horizontal adalah
rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan jika perujuk
(fasilitas kesehatan) tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan, dan atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau
menetap.
Sedangkan rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang
berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat
pelayanan yang lebih tinggi, atau sebaliknya.
11. Bagaimana cara merujuk yang baik?
12. Apa peran dokter keluarga setelah Pak Kasti sudah dirujuk?
Konsultasi dan rujukan
V.
Learning Issue
1. BPJS
2. Kedokteran Keluarga
3. Dokter Layanan Primer
4. Dokter Praktek Umum
Hipotesis
dr. Gudman seorang dokter praktek umum belum sepenuhnya menjalankan tugas
kedokteran keluarga dan dokter layanan primer dengan baik.
dr. gudman seorang dokter praktek umum belum menjalankan promosi dan
preventif dengan baik.
Pembagian analisis dan LI
1. SUCI
:1,11,8,5,L2
2. MAYA:2,12,9,6,L3
3. ANNA
:3,13,10,7,L4
4. TEGUH
:4,1,11,8,L1
5. FERIN
:5,2,12,9,L2
6. NANO
7. SRI
8. AIMAN
9. AMBI
10. EBA
:6,3,13,10,L3
:7,4,1,11,L4
:8,5,2,12,L1
:9,6,3,13,L2
:10,7,4,L1,L3
NOTE !!!!!
Format Times New Roman, Font 12, Spasi 1,5
Kumpul analisis dan LI WAJIB
Jika TIDAK DIKIRIM nama tidak ditulis dilaporan
Ditunggu paling lambat hari kamis
TERIMAKASIH