Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK:

KONSEPSI SISTEM ADMINISTRASI


NEGARA

Oleh :

DYAN JUNIARSI
IQBAL ABDUL AZIZ
KAISAR JAFAR
MUHAMMAD APRIZAL NURELSAN
DWI KARTIKA FEBRIANTI

ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012

P u j i s yu k u r k a mi p a n j a t k a n k e p a d a AL L A H S W T, k a r e n a b e r k a t
r a h m a t hidayah-Nyalah

kami

bisa

menyelesaikan

makalah

yang

berjudul

Konsepsi Sistem Administrasi Negara ini tepat pada waktunya dan dengan

sebaik-baiknya. Berikutnya shalawat beriring salam juga pantasnya kita ucapkan untuk Nabi
besarkita, Nabi Muhammad SAW. Karena oleh adanya dakwah beliau kita dapat terlepas dari
alam jahiliah ke alam penuh ilmu pengetahuan. Terlaksananya penulisan makalah ini
adalah berkat kerja sama yang baik. Namun, penulis tetap ingin mengucapkan terima
kasih yang ditujukan kepada seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
A k h i r k a t a , k a m i h a n ya m a n u s i a ya n g me m i l i k i s a l a h d a n k h i l a f .
S e d a n g kebenaran adalah hak mutlah ALLAH. Maka dari itu sekiranya ada kritik dan saran
yang membangun, akan kami terima dengan senang hati. Demikian semoga makalah ini dapat
membawa manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca umumnya.

Makassar,

September

2012

Kelompok 3

A. Pengertian Sistem
Beberapa pengertian sistem menurut para ahli :
- Menurut Prajudi: sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur yang
berhubungan satau sama lain menurut skema atau pola yang bulat untuk
menggerakkan suatu fungsi yang utama dari suatu usaha atau urusan.
- Menurut Poerwadarminta: sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja
bersama-sama untuk melakukan suatu maksud.
- Menurut Sumantri: sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersamasama untuk melakukan suatu maksud, apabila salah satu bagian rusak atau tidak dapat

menjalankan tugasnya maka maksud yang hendak dicapai tidak akan terpenuhi atau
setidak-tidaknya sistem yang sudah terwujud akan mendapat gangguan.
Analisa kami mengenai pengertian suatu sistem :
Sistem adalah suatu kesatuan prosedur atau komponen yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya bekerja bersama-sama sesuai dengan aturan yang diterapkan
sehingga membentuk suatu tujuan yang sama, dimana dalam sebuah sistem bila terjadi
satu bagian saja yang tidak bekerja atau rusak maka suatu tujuan bisa terjadi kesalahan
pada hasilnya atau outputnya.
Sebagai contoh bila anda mengamati satu perangkat elektronik Televisi, bila satu
komponen elektronik ada yang tidak berfungsi maka hasil dari keluaran siaran dan
gambar yang dihasilkan tv pun akan berbeda dan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
B. Pengertian Administrasi
Istilah administrasi berasal dari bahasa latin yaitu Ad dan ministrate yang artinya
pemberian jasa atau bantuan, yang dalam bahasa Inggris disebut Administration artinya
To Serve, yaitu melayani dengan sebaik-baiknya.
Pengertian administrasi dapat dibedakan menjadi 2 pengertian yaitu :
1. Administrasi dalam arti sempit. Menurut Soewarno Handayaningrat mengatakan
Administrasi secara sempit berasal dari kata Administratie (bahasa Belanda) yaitu
meliputi kegiatan cata-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, keti-mengetik,
agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan(1988:2). Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan administrasi dalam arti sempit merupakan kegiatan
ketatausahaan yang mliputi kegiatan cata-mencatat, surat-menyurat, pembukuan dan
pengarsipan surat serta hal-hal lainnya yang dimaksudkan untuk menyediakan
informasi serta mempermudah memperoleh informasi kembali jika dibutuhkan.
2. Administrasi dalam arti luas. Menurut The Liang Gie mengatakan Administrasi
secara luas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang
dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu(1980:9). Administrasi secara
luas dapat disimpulkan pada dasarnya semua mengandung unsur pokok yang sama
yaitu adanya kegiatan tertentu, adanya manusia yang melakukan kerjasama serta
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Pendapat lain mengenai administrasi dikemukan oleh Sondang P. Siagian
mengemukakan Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara 2 orang
atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya (1994:3). Berdasarkan uraian dan definisi tersebut
maka dapat diambil kesimpulan bahwa administrasi adalah seluruh kegiatan yang
dilakukan melalui kerjasama dalam suatu organisasi berdasarkan rencana yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan.
Analisis kami mengenai suatu administrasi :
Pengertian Administrasi yang kita kenal sekarang di Indonesia berasal dari Eropa
Barat/Eropa Kontinental, melalui periode penjajahan Belanda, dimana Belanda
merupakan salah satu bangsa yang terdapat dalam wilayah Eropa Barat.
Dasar peradaban (sivilisasi) dan kebudayaan (kultur) dari bangsa-bangsa Eropa Barat
adalah kebudayaan dan peradaban Romawi, yang mengalami kemajuan pesat setelah
dipengaruhi oleh Kebudayaan Yunani Klasik.
Pada awalnya, Bangsa Romawi menerjemahkan istilah-istilah Yunani ke dalam bahasa
Romawi, yakni Bahasa Latin, dengan cara mengadopsi ide-ide dan pengertian Yunani

klasik secara apa adanya. Lambat laun bangsa Rumawi mengembangkan sendiri Filosofi,
Ilmu Pengetahuan, Hukum, Sistem Politik, dll, yang akhirnya menjadi dasar dari
peradaban dan kebudayaan bangsa-bangsa Eropa Barat selama 15 abad dan sampai
sekarang masih nampak pengaruhnya, misal:
1) Hukum-kodifikasi hukum yg kita kenal sekarang;
2) Sistem Pemerintahan Republik; dan
3) Sistem Legislatif- DPR .
Adapun sistem sosial, sistem kenegaraan, sistem perekonomian dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan unit-unit organisasi (administratio) yang masing-masing dipimpin oleh
administrator. Administrator sebagai yang memimpin suatu administratio atau unit
organisasi, bertanggung jawab kepada Pemilik/Majikan/Atasan(Maestro), yang
memberikan tugas, kewajiban, dan pengarahan-pengarahan kepadanya.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya kepada Maestro,maka Administrator
harus melakukan administer ( melayani, mentaati) terhadap majikan dan melakukan
segala sesuatu sesuai kebijaksanaan majikan tersebut sambil menjalankan administrare
(yaitu menyelenggarakan Tata usaha: registrasi, inventarisasi, pembukuan, dokumentasi,
korespondensi, kearsipan) untuk mempertanggung-jawabkan segala sesuatunya yang
telah dilakukan menurut prosedur dan formalitas tertentu (mis: membuat berita acara,
laporan). Untuk menggerakkan personil dalam rangka melakukan kegiatan-kegiatan
organisasi yang dipimpin maka Administrator melakukan administro yang berarti
memimpin, mengatur, mengemudikan. Istilah yang digunakan bagi administrator pada
umumnya adalah: direktur, direksi.
Di Inggris perkembangannya berbeda sekali dari Eropa Kontinental. Di Inggris seorang
administrator atau direktur disebut Manager. Jika pangkatnya tinggi sehingga ikut
bertanggung jawab langsung kepada pihak pemilik organisasi/perusahaan, disebut
Managing Director. Sedangkan director dalam bahasa Inggris/Amerika, oleh kita dan juga
Belanda disebut Komisaris (Commissaris).
Pengertian Direktur yang sering dengar dan gunakan, dalam bahasa Inggrisnya disebut
manager. Personnel Management (bhs.Ingg/Am), dalam bahasa Indonesia disebut
Administrasi Personil, yang mencakup organisasi urusan personil, tata-usaha personil,
dan pengelolaan personil. Pengelolaan sendiri dalam bhs.Inggris disebut management,
akan tetapi management yang berbeda tingkat serta sifat dari ketatalaksanaan dan
administrasi. Administrasi adalah manajemen yang paling tinggi. Financial management,
diterjemahkan dengan Administrasi Keuangan, yang terdiri atas organisasi urusan
keuangan, tatausaha keuangan, dan pengelolaan keuangan. Company management adalah
Direksi Perusahaan, Company Manager adalah Direktur Perusahaan. Business
Management adalah Pimpinan Perusahaan/Bisnis, sedangkan Business Administration
adalah Administrasi Bisnis/Niaga.
Adminster : melayani, mentaati terhadap majikan dan melakukan segala sesuatu sesuai
kebijaksanaan majikan
Administrare :menyelenggarakan Tata Usaha: registrasi, inventarisasi, pembukuan,
dokumentasi, korespondensi, kearsipan
Administratio : kegiatan-kegiatan unit-unit organisasi
Administro : memimpin, mengatur, mengemudikan. (leadership, management)
Dalam istilah Administrasi tercakup adanya pesan, tugas, tanggung jawab dan
kepercayaan yang diberikan oleh para pemilik organisasi.
C. Pengertian Negara
Pengertian Negara menurut para ahli :

a. George Gelinek : Negara adalah organisasi kekuasaan dari kelompok manusia


yang telah berkediaman dalam wilayah tertentu.
b. Roelof Krannenburg : Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena
kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
c. Prof. R. Djokosoetono : Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan
manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
d. Prof. Mr. Soenarko : Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai daerah
tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah
kedaulatan.
e. Aristoteles : Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa
desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan
kesenangan dan kehormatan bersama.
D. Syarat Negara
Suatu negara dinyatakan sah berdiri sebagai suatu negara yang berdaulat, jika
memenuhi minimal 4 unsur, yaitu:
a. Rakyat
Dalam suatu negara mutlak harus ada rakyatnya. Rakyat yaitu sekumpulan manusia
yang dipersatukan oleh suatu perasaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah
tertentu.Rakyat merupakan unsur yang utama berdirinya suatu negara, karena
rakyatlah yang pertama memiliki kehendak untuk mendirikan negara, melindunginya
serta mempertahankan kelangsungan berdirinya negara.
b. Wilayah
Wilayah dalam suatu negara adalah tempat bagi rakyat untuk menjalani
kehidupannya. Bagi pemerintah merupakan tempat untuk mengatur dan menjalankan
pemerintahan. Wilayah suatu negara terdiri dari wilayah darat, laut, udara dan dasar
laut dan tanah dibawahnya.
c. Pemerintahan yang berdaulat
Pemerintahan dalam arti luas yaitu seluruh lembaga negara yang terdiri dari lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Pemerintahan dalam arti sempit yaitu kekuasaan
eksekutif yang terdiri dari presiden, wakil presiden dan menteri-menteri. Pemerintah
yang berdaulat yaitu pemerintah yang syah yang diberi wewenang oleh rakyat sebagai
pemegang kedaulatan berdasarkan undang-undang.
d. Pengakuan dari negara lain
Suatu negara syah berdiri manakala ada pengakuan dari negara lain, baik secara de
facto maupun secara de yure. Pengakuan secara nyata (de facto) memang telah
berdiri, mendapat banyak dukungan dari negara internasional. Pengakuan secara de
yure maknanya secara hukum international telah memenuhi syarat untuk berdiri
sebuah negara.
Misalnya Negara Republik Indonesia secara defacto telah berdiri sejak tanggal 17
Agustus 1945, sedangkan secara de yure berdiri sejak taggal 18 Agustus 1945.
E. Kedaulatan Negara
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi atau kekuasaan yang tidak terletak dibawah
kekuasaan lain.Di mana letak kekuasaan tertinggi pada suatu Negara bermacam-macam
pada berbagai Negara, terkadang hanya sebagai slogan, tetapi terkadang memang diikuti
secara konsekuen. Ada Negara yang menganggap bahwa kedaulatan ditangan rakyat,
artinya suara rakyat banyak benarbenar didengar keluhannya dan penderitaannya.
Menurut mereka inilah contoh Negara demokrasi, oleh rakyat dan untuk rakyat. Tetapi hal
ini tampaknya hanya sekedar menutupi perilaku pemerintah yang berkuasa. Negara-

negara komunis sering mengatakan sebagai Negara demokrasi, tetapi memaksakan


kehendaknya demi partai tunggal dan sosialisme. Negara liberal sering mengucapkan
demokrasi, tetapi mereka menyebarluaskannya melalui pemaksaan. Padahal mereka
sendiri dulunya adalah Negara penjajah. Oleh karena itu, bila ada yang mengatakan
bahwa kedaulatan di tangan rakyat maka yang membuktikannya adalah sejauh mana
pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyatnya, baik langsung maupun melalui
perwakilan pada badan legislatif.
Adapula Negara yang mengatakan bahwa kedaulatan berada ditangan hukum, artinya
supremasi hukum dinomorsatukan, peraturan dijunjung tinggi. Tetapi bukankah tidak
sedikit Negara yang mengaku Negara hukum? Tetapi hukum yang dibuat oleh manusia.
Oleh karena itu, kalau ada Negara yang kedaulatannya berdasarkan hukum, alat
pengujinya adalah sejauhmana hukum itu dibuat oleh wakil rakyat untuk mengatur dan
mengurus hubungan rakyat dengan pemerintahnya secara baik dan benar. Kalau perlu
dengan mencari kaitannya dengan moral agama.
Adapula Negara yang mengatakan bahwa kedaulatannya berada ditangan Tuhan. Jadi,
Tuhan Yang Maha Kuasa yang menentukan jalannya roda pemerintahan. Apabila diatur
oleh Sang Pencipta, maka yang melanggarnya akan berdosa. Hanya saja kemudian yang
perlu diperhatikan adalah siapa orang yang menjadi pelaksana jalannya roda
pemerintahan itu sendiri. Dan sebagai alat uji untuk mengukur sejauh mana pengakuan
kedaulatan ini adalah kontribusi untuk perubahan bagi negaranya melalui penafsiran
agama, praktek, dengan agama yang bersangkutan adalah agama yang diakui,baik dan
benar.
Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa kedaulatan Negara berada di tangan
raja/penguasa. Dan kedaulatan ini lah bentuk yang paling mengkultuskan manusia di
muka bumi. Lain halnya dengan prinsip Negara yang mengatakan bahwa kedaulatan
berada pada Negara itu sendiri.
F. Timbulnya Negara
Banyak teori yang mengemukaan timbulnya suatu negara, diantaranya adalah sebagai
berikut :
- Teori Kenyataan
Timbulnya suatu negara merupakan soal kenyataan. Apabila pada suatu ketika unsur-unsur negara
(wilayah, rakyat, pemerintah yang berdaulat) terpenuhi, maka pada saatitu pula negara
itu menjadi suatu kenyataan.
- Teori Ketuhanan
Timbulnya negara itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu tidak akan terjadi
tanpa kehendak-Nya. Friederich Julius Stahl (1802-1861) menyatakan bahwa negara tumbuh
secara berangsur-angsur melalui proses evolusi, mulai dari keluarga,menjadi bangsa
dan kemudian menjadi negara. Negara bukan tumbuh disebabkan berkumpulnya
kekuatan dari luar, melainkan karena perkembangan dari dalam. Ia tidak tumbuh
disebabkan kehendak manusia, melainkan kehendak Tuhan.
Demikian pada umumnya negara mengakui bahwa selain merupakan hasil perjuangan
atau revolusi, terbentuknya negara adalah karunia atau kehendak Tuhan.
- Teori Perjanjian
Dalam teori ini tampi tiga tokoh yang paling terkenal, yaitu Thomas Hobbes, John Locke dan
J.J. Rousseau. Menurut teori ini negara itu timbul karena perjanjian yang dibuat antara orangorang yang tadinya hidup bebas merdeka, terlepas satu sama lain tanpa ikatan kenegaraan.
Perjanjian ini diadakan agar kepentingan bersama dapat terpelihara dan terjamin, supaya
orang yang satu tidak merupakan binatang buas bagi orang lain (homo homini lupus,
menurut Hobbes). Perjanjian itu disebut perjanjian masyarakat (contract social menurut ajaran

Rousseau). Dapat pula terjadi suatu perjanjian antara daerah jajahan, misalnya : Kemerdekaan
Filipina pada tahun 1946 dan India pada tahun 1947.

Teori Kekuasaan/Kekuatan
Menurut teori kekuasaan/kekuatan, terbentuknya negara didasarkan atas kekuasaan/kekuatan,
misalnya melalui pendudukan dan penaklukan. Ditinjau dari teori kekuatan, munculnya
negara yang pertama kali, atau bermula dari adanya beberapa kelompok dalam suatu suku
yang masing-masing dipimpin oleh kepala suku (datuk). Kemudian berbagai kelompok
tersebut hidup dalam suatu persaingan untuk memperebutkan lahan/wilayah, sumber tempat
mereka mendapatkan makanan. Akibat lebih jauh mereka kemudian berusaha untuk bisa
mengalahkan kelompok saingannya. Adagium thomas Hobbes yang menyatakan Bellum
Omnium Contra Omnes semua berperang melawan semua, kiranya tepat sekali untuk
memotret kondisi mereka dalam persaingan untuk memperebutkan sesuatu. Kelompok yang
terkalahkan kemudian harus tunduk serta wilayah yang dimilikinya diduduki dan dikuasai
oleh sang penakluk, dan demikian seterusnya.

Teori Penaklukan
Teori yang menganggap bahwa negara itu timbul karena serombongan manusia
menundukkan serombongan yang lain sehingga negara berdiri atas dasar
pemberontakan, proklamasi, peleburan maupun penguasaan.
Teori Filosofis
Teori yang menganggap bahwa negara terbentuk berdasarkan renungan akan arti
sebuah pemerintahan negara, lalu diperhitungkan untuk selayaknya ada. Dengan
begitu, keberadaan negara berdasarkan pencarian kebenaran, kebaikan, dan keindahan
suatu pemerintahan yang tidak lepas dari hakikat negara itu yang sesungguhnya.
Teori Historis
Teori yang menganggap bahwa negara itu memiliki lembaga sosial yang tidak dibuat
dengan sengaja, tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan situasi dan
kondisi ruang dan waktu manusia sehingga secara kesejarahan berkembanglah negara
itu seperti apa yang kita lihat selanjutnya.

G. Bentuk Negara
Banyak yang berpendapat negara republik adalah lebih demokratik dari negara
monarki. Namun itu semuanya sebenarnya bergantung kepada siapa yang memegang
kuasa eksekutif. Pada hampir setengah negara-negara monarki, raja hanyalah sekedar
lambang kedaulatan negara, dan perdana menteri lebih berkuasa dari raja. Monarki
biasanya bertakhta seumur hidup dan kuasanya akan diberi kepada saudara atau anak,
atau dipilih mengikut peraturan yang ditetapkan. Banyak negara monarki adalah
demokratik.
Dari segi mana yang lebih demokratik, memang tak ada perbedaan yang jelas antara
republik dan monarki. Di negara monarki, sering Perdana Menteri mempunyai kuasa
eksekutif lebih besar dibanding rajanya, yang berkuasa dari segi adat istiadat saja. Dan
ada juga kasus di beberapa republik dimana Presidennya memerintah secara totaliter.
Misalnya, negara di bawah pimpinan Bokassa di Republik Afrika Tengah. Walau begitu,
biasanya republik sering disamakan dengan demokrasi. Amerika Serikat misalnya
dianggap sebagai simbol demokrasi.
a) Republik
Dalam pengertian dasar, sebuah republik adalah sebuah negara di mana
tampuk pemerintahan akhirnya bercabang dari rakyat, bukan dari prinsip keturunan
bangsawan. Istilah ini berasal dari bahasa Latin res publica, atau "urusan awam",
yanng artinya kerajaan dimilik serta dikawal oleh rakyat. Namun republik berbeda
dengan konsep demokrasi. Terdapat kasus dimana negara republik diperintah secara
totaliter. Misalnya, Afrika Selatan yang telah menjadi republik sejak 1961, tetapi

disebabkan dasar apartheid sekitar 80% penduduk kulit hitamnya dilarang untuk
mengikuti pemilu. Tentu saja terdapat juga negara republik yang melakukan
perwakilan secara demokrasi.
Konsep republik telah digunakan sejak berabad lamanya dengan republik yang paling
terkenal yaitu Republik Roma, yang bertahan dari 509 SM hingga 44 SM. Di dalam
Republik tersebut, prinsip-prinsip seperti anualiti (memegang pemerintah selama satu
tahun saja) dan "collegiality" (dua orang memegang jabatan ketua negara) telah
dipraktekkan. Dalam zaman modern ini, kepala negara suatu republik biasanya
seorang saja, yaitu Presiden tetapi ada juga beberapa pengecualian misalnya di Swiss,
terdapat majelis tujuh pemimpin yang merangkap sebagai ketua negara, dipanggil
Bundesrat, dan di San Marino, jabatan ketua negara dipegang oleh dua orang.
Republikanisme adalah pandangan bahwa sebuah republik merupakan bentuk
pemerintahan terbaik. Republikanisme juga dapat mengarah pada ideologi dari
banyak partai politik yang menamakan diri mereka Partai Republikan. Beberapa dari
antaranya adalah, atau mempunyai akarnya dari anti-monarkisme. Untuk kebanyakan
partai republikan hanyalah sebuah nama dan partai-partai ini, serta pihak yang
berhubungan dengan mereka, mempunyai sedikit keserupaan selain dari nama
mereka.

b) Monarki
Monarki, berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti satu, dan archein
yang berarti pemerintah. Monarki merupakan sejenis pemerintahan yang dipimpin
oleh seorang penguasa monarki. Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan
adalah sistem tertua di dunia. Pada awal kurun ke-19, terdapat lebih 900 buah tahta
kerajaan di dunia, tetapi menurun menjadi 240 buah dalam abad ke-20. Sedangkan
pada dekade kelapan abad ke-20, hanya 40 tahta saja yang masih ada. Dari jumlah
tersebut, hanya empat negara mempunyai penguasa monarki yang mutlak dan
selebihnya terbatas kepada sistem konstitusi.
Perbedaan di antara penguasa monarki dengan presiden sebagai kepala negara
adalah penguasa monarki menjadi kepala negara sepanjang hayatnya, sedangkan
presiden biasanya memegang jabatan ini untuk jangka waktu tertentu. Namun dalam
negara-negara federasi seperti Malaysia, penguasa monarki atau Yang dipertuan
Agung hanya berkuasa selama 5 tahun dan akan digantikan dengan penguasa monarki
dari negeri lain dalam persekutuan. Pada zaman sekarang, konsep monarki mutlak
hampir tidak ada lagi dan kebanyakannya adalah monarki konstitusional, yaitu
penguasa monarki yang dibatasi kekuasaannya oleh konstitusi.
Monarki demokratis berbeda dengan konsep penguasa monarki yang sebenarnya.
Pada kebiasaannya penguasa monarki itu akan mewarisi tahtanya. Tetapi dalam sistem
monarki demokratis, tahta penguasa monarki akan bergilir-gilir di kalangan beberapa
sultan. Malaysia misalnya, mengamalkan kedua sistem yaitu kerajaan konstitusional
serta monarki demokratis.
Bagi kebanyakan negara, penguasa monarki merupakan simbol kesinambungan serta
kedaulatan negara tersebut. Selain itu, penguasa monarki biasanya ketua agama serta
panglima besar angkatan bersenjata sebuah negara. Contohnya di Malaysia, Yang
dipertuan Agung merupakan ketua agama Islam, sedangkan di Britania Raya dan
negara di bawah naungannya, Ratu Elizabeth II adalah ketua agama Kristen
Anglikan. Meskipun demikian, pada masa sekarang ini biasanya peran sebagai ketua
agama tersebut adalah bersifat simbolis saja. Selain penguasa monarki, terdapat
beberapa jenis kepala pemerintahan yang mempunyai bidang kekuasaan yang lebih
luas seperti Maharaja dan Khalifah.
ANALISIS :
Karena pengertian suatu negara syarat negara, kedaulatan negara, timbulnya negara dan
bentuk negara itu saling berhubungan erat satu sama lain maka disini kami akan
merangkai analisis kami secara bersamaan dimana analisis kami berupa atau akan
mengangkat suatu contoh yaitu Negara Republik Indonesia yang merupakan suatu negara
hukum dan demokrasi, berikut analisa kami mengenai Negara kesatuan republik
Indonesia :
Demokrasi dan Negara Hukum
Negara hukum menurut Nukhtoh Arfawie Kurde, adalah negara yang seluruh aksinya
didasarkan dan diatur oleh undang-undang yang telah ditetapkan semula dengan bantuan
dari badan pemberi suara rakyat (dewan Perwakilan Rakyat). Menurut Aristoteles, suatu
negara yang baik adalah negara yang diperintah dengan konstitusi dan berdasrkan hukum.

Menurutnya, yang memerintah dalam negara bukanlah manusia melainkan pikiran yang
adil, dan kesusilaanlah yang menentukan baik buruknya suatu hukum.
Negara demokrasi menurut Mohd. Mahfud MD, dalam bukunya Hukum dan Pilar-Pilar
Demokrasi menyatakan bahwa negara hukum adalah negara yang diselenggarakan
berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia
berarti suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas
persetujuan rakyat karena kedaulatan berada di tangan rakyat.
Immanuel Kant menggambarkan negara hukum sebagai penjaga malam, artinya tugastugas negara hanya menjaga hak-hak rakyat jangan diganggu atau dilanggar, mengenai
kemakmuran rakyat negara tidak boleh ikut campur tangan. Teori pemikiran Immanuel
Kant ini dapat dikatakan sebagai teori pemikiran negara hokum liberal.
Internasional Commision of Juris yang merupakan suatu organisasi hokum internasional,
dala konferensinya di Bangkok pada tahun 1965, mengadakan perumusan kembali
terhadap perumusan negara hokum yang telah berkembang sebelumnya, terutama konsep
the rule of law, dengan memperbaiki aspek dinamika dalam kehidupan masyarakat.
Dalam konteks itu dirumuskan tentang pengertian dan syarat bagi suatu negara
hokum/pemerintahan yang demokratis di bawah rule of law sebagai berikut :
1. adanya proteksi konstitusional
2. pengadilan yang bebas dan tidak memihak
3. pemilihan umum yang bebas dan tidak memihak
4. kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. kebebasan berserikat/beroranisasi dan beroposisi
6. pendidikan kewarganegaraan.
Membahas tentang negara hokum juga tidak terlepas dari apa yang disebut dengan
demokrasi. Adapun hubungan negara hokum dan demokrasi menurut Mohd. Mahfud MD,
pada hakikatnya seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain,
bahwa kualitas demokrasi suatu negara akan menentukan kualitas hukumnya. Negaranegara yang demokratis akan melahirkan pula hokum-hukum yang berwatak dan
berkarakter deokratis, sedangkan di negara-negara yang otoriter atau non demokratis akan
lahir hokum-hukum non demokratis.
Peran Negara
Negara berdasarka teori kemunculannya adalah merupakan alat kekuasaan yang
mempunyai kekuatan memaksa untuk menjalankan kewajibanya terhadap masyarakat.
Negara dalam melaksanakan tugas dan perannya tentunya tidak terlepas dari interaksi
dengan masyarakat. Peraturan-peraturan yang dibuat oleh negara mempunyai kekuatan
untuk memaksa bagi siapa saja. Negara tidak akan berjalan bila tidak ada aparatur
pemerintahannya. Dengan kata lain negara berada dalam keadaan mati atau diam.
Dalam realitasnya peran negara dipengaruhi oleh kepentingannya dalam usaha
pengembangan ekonomi. Negara dapat melakukan kekerasan dalam mewujudkan
kepentingannya. Teori negara hokum sendiri dipengaruhi oleh langkah gerak laju negara
dalam mewujudkan kepentingan ekonominya. Dalam negara huum liberal, menyatakan
bahwa negara haruslah pasif, artinya bahwa peran negara hanya sebagai penjaga malam.
Sedangkan dalam usaha kesejahteraa masyarakat negara tidak perlu untuk ikut campur di
dalamnya.
Adam Smith melalui teori ekonominya mengatakan bahwa negara tidak boleh
mengintervensi dalam kepentingan masyarakat dalam usahanya untuk melakukan aktifitas
eknomi, menurutnya pengatura ekonomi akan diatur dengan sendiri oleh tangan-tangan
yang tidak tampak (the invisible hands) artinya menurut teori ini, biarkan sendiri pasar
yang akan mengatur tentang ekonomi masyarakat.

Lain halnya dengan teori negara hokum materiil, teori ini dipengaruhi oleh pemikranpemikiran sosialis. Menurut teori ini negara berkewajiban dalam hal kesejahteraan
masyarakat, atau dengan kata lain bahwa negara mempunyai peran dalam hal untuk
mencampuri perekonomian masyarakat untuk mencapai tujuannya demi kesejahteraan
rakyat. Karena paham sosialis menyatakan bahwa masyarakat yang memiliki kekuasaan
dan kekuatan, akan menindas masyarakat yang tidak berdaya. Oleh karena itu diperlukan
campur tangan dari negara untuk mencegah terjadinya kesewenangan yang akan terjadi
pada masyarakat lemah. Pemikiran sosialis ini muncul manakala berkembangnya paham
kapitalis yang dianggap dapat menindas bagi mereka yang lemah dan tidak memiliki
kekuatan (kekuasaan). Untuk menjalankan kepentingannya negara dapat menggunakan
instrumen-instrumen hukumnya, yang dapat dipaksakan bagi masyarakat.
Kekerasan dapat saja dilakukan oleh negara untuk mencapai kepentingannya tersebut.
Pengaruh yang cukup besar dalam arah kebijakan negara adalah adanya keberpihakan
negara pada kelompok-kelompok tertentu.
Masuknya Kapitalisme ke Indonesia
Kapitalisme yang berwatak dengan adanya akumulasi kapita, telah membuat negara ini
mengaami krisis akan lahan ekonomi. Akhirnya ekspansi pasar pun dilaukan utuk terus
bertahan. Kapitalisme dapat menggunakan peran negara dan hokum untuk untuk
melegitimasi kekuasaannya. Selain itu, metamorfosa yang diakukannya teah menjadikan
kontradiksi yang semakin tumpul alam realita social dan politik. Ekspansi yang
dilakukannya, telah memaksa untuk melakukan usaha-usaha kolonialisasi di negaranegara lain, khususnya negara-negara berkembang. Dampak dari ekspansi yang dilakukan
sampai kepada bentuk kekerasan yang nyata.
Masuknya Belanda ke Indonesia, adalah seagai betuk ekspansi kekuasaan yang dilakukan
oleh negara kapitalis untuk mencapai keinginannya tersebut. Perang secara ideology
bermunculan ketika abad ke 17. penjajahan adalah merupakan bentuk dari kekerasan yang
sangat nyata dilakukan demi mencapai kepentingannya.
Sejak abad ke-19, institusi-institusi negara didirikan untuk kekerasan, dan karenanya,
ekspansi kolonialisme ke Indonesia pun sarata dengan penggunaan kekerasan. Menurut
Norholt, ada dua gelombang besar kekerasan Belanda yang diinstitusionalkan ke
Indonesia, yakni; (1) akhir abad ke-17 ketika VOC memonopoli perdagangan dengan
menaklukkan kawasan-kawasan strategis seperti Malaka, Makassar dan Banten.
Dibandingkan dengan Portugis, misalnya VOC lebih banyak menggunakan kekerasan
destruktif untuk menancapkan hegemoninya.
Kedua, gelombang kekerasan kedua terjadi antara tahun 1871 dan 1910, Indonesia
mengalami ekspansi imperialisme dari peraturan kolonial. Pada periode ini, perlawanan
rakyat sangat besar atas kekerasan yang dilakukan oleh kolonial Belanda karena
kepentingan untuk melanggengkan kekuasaan kapitalismenya. Pasca Belanda keluar dari
Kolonial karena di usir oleh Jepang, Belanda terus mempertahankan ideologinya dengan
mendapatkan bantuan dari negara yang sama-sama memiliki ideology yang sama, yakni
sekutu. Munculnya tentara NICA yang memboncengi kembali Belanda ke Indonesia
adalah bukti bahwa semangat kapitalisme untuk menguasai negara dunia ke tiga (3)
sangatlah besar.
Soeharto dengan regulasinya, mempertahankan adanya investasi asing demi kepentingan
untuk pembangunan. Melalui undang-undang Penanaman Modal Asing (UUPMA),
adalah salah satu bentuk bahwa kapitalisme terus mencoba mempertahankan
kekuasaannya di Indonesia. Akibat eksploitasi alam yang cukup besar, menyebabkan
terjadinya ketimangan secara social yang terjadi pada daerah-daerah yang didirikan
investasi asing tersebut.
Munculnya Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh serta Organisasi Papua Merdeka

(OPM) adalah merupakan bukti keburukan dari kebijakan kapitalisme. Soeharto terus
mempertahankan investasi asing dengan menggunakan unsure aparatur negaranya.
Sehingga pemerintahannya dikatakan sebagai pemerintahan yang otoriter. Tidak adanya
kompromi terhadap para pihak yang dapat mengganggu kepentingan kekuasaannya.
Pendekatan secara militeristik kerap dilakukan apabila ada pihak-pihak yang dapat
mengancam kekuasaannya.
Peran Kontrol Media
Media massa adalah merupakan produk yang dibuat untuk kepentingan publik. Media
berfungsi sebagai alt kontrol kekuasaan. Pada masa Orde Baru, media tidak bebas dalam
perannya untuk menyuarakan kepentingan publik. Pada masa Orde Baru media diarahkan
untuk tidak bisa bebas. Media yang dapat mengancam kekuasaan negara, mengalami
baying-bayang akan adanya pembredelan.
Pada masa Orde Baru, media terus dikontrol oleh Departemen Penerangan. Bagi mediamedia yang tidak patuh, ancaman akan menyertai mereka. Tempo, Detik dan beberapa
media massa lainnya yang pernah dicabut izinnya adalah merupakan wujud dari
kekerasan negara yang dilakukan terhadap media. Terkekangnya peran media menjadikan
mereka terpaksa harus mau bekerjasama dengan pemerintahan yang berkuasa.
Namun, pada masa Orde Baru tumbang, Pers semakin bebas dalam melakukan
aktifitasnya. Kebebasan Pers yang seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik ini, malah
dalam realitanya tidak ada perkembangan yang signifikan. Bahkan, menurut, pemerintah
Pers ketika masa reformasi sangat bebas, bahan menurut yang diutarakan oleh ketua
Aliansi Jurnalis Independen, Bambang NBK, mengatakan bahwa dengan adanya
undang-undang pers sekarang ini sebetulnya terlalu memberikan kebebasan kepada pers,
sehingga selalu ada saja suara-suara dari pemerintah untuk melakukan amndemen itu.
Dulu semasa Megawati berkuasa, dia berkali-kali mengatakan bahwa pers sudah
kebablasan, nah ini adalah indikasi bahwa sebetulnya pemerintah juga agak gerah ketika
setiap hari mereka mendapat kritikan dari media massa ujarnya kepada keadilan.
Masduki menyakan bahwa idealnya pers itu menjadi Watch dog atau anjing penjaga,
artinya bahwa ia menjadi pengontrol setiap kebijakan dari pemerintah. media harus bisa
menjadi watch dog untuk mengkritisi kebijakan negara, ujar Masduki yang sekaligus
sebagai Dosen Komunikasi UII ini. Menurut Masduki media harus berpihak kepada nilainilai yang ada pada masyarakat.
Kebebasan yang ada pada media, namun tidak diikuti dengan upaya untuk membangun
kapsitas demokrasi yang semakin membaik. Di satu sisi, peran media masih terus
dipertahankan kebebasannya. Adanya kebebasan ini justru peran media larut dengan
tayangan-tayangan yang justru menguntungkan medianya secara ekonomi. Media,
seharusnya berpihak pada kepentingan umum (publik), idealnya seperti itu. jadi dia
(media) ada utuk memberikan informasi kepada masyarakat, supaya masyarakat itu dapat
membuat kebijakan untuk mengatur dirinya sendiri, inti daripada jurnalisme itu
sebenarnya ungkap Bambang yang sekaligus sebagai ketua AJI ini.
Dengan adanya kebebasan pers, semakin banyak realitas yang kita lihat justru tidak
memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dengan
munculnya acara-acara yang justru tidak untuk kepentingan publik, tetapi lebih kepada
privasi dan sensasional semata. Misalnya adanya tayangan-tayangan infotainmen yang
semakin membuat masyarakat larut dalam konstruksi pemikiran media. Selain karena
menguntungkan bagi perusahaan, juga media terlarut dengan adanya kebebasn pers
tersebut. Aliansi Jurnalis Indepenen (AJI) menilai bahwa infotainment adalah bukan
produk Jurnalistik. kalau kami AJI sepakat bahwa infotainment itu bukan produk
jurnalistik, karena infotainment itu tidak menggali apa yang menjadi kepentingan publik
Ujar Bambang saat ditemui di kantornya. Jadi jurnalisme itu sebenarnya hanya

memberitakan persoalan-persoalan yang menjadi kepentingan publik tambahnya lagi.


Adanya kepemilikan modal pada media juga telah menjadikan media hanya
mementingkan persoalan yang menguntungkan terhadap perusahaannya. Secara kasus,
kita melihat media-media yang tidak mau memberitakan yang terkait dengan
perusahaannya. Letak independensinya kemudian dipertanyakan dalam hal ini. Terkait
dengan independensi dari media, AJI menilai bahwa independesi harus dilihat per kasus,
karena menurutnya, independensi itu ibarat ruangan yang besar yang banyak ruangruangnya. Bambang mencontohkan, di Bali ada sebuah Koran yang termasuk dalam
keluarganya Bakrie Group, Koran itu tidak pernah menulis tentang persoalan Lapindo. Itu
kasus, tetapi di ruang yang lain misalnya untuk mengkritisi bagaimana kebijakan
pemerintah di Bali, mungkin ia independen. Jadi independen tidak dapat dilihat secara
umum tapi kasus per kasus ujarnya.
PERWUJUDAN NEGARA HUKUM DI INDONESIA
Di dalam negara hukum, setiap aspek tindakan pemerintahan baik dalam lapangan pengaturan
maupun dalam lapangan pelayanan harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan
atau berdasarkan pada legalitas. Artinya pemerintah tidak dapat melakukan tindakan
pemerintahan tanapa dasar kewenangan.

Unsur-unsur yang berlaku umum bagi setiap negara hukum, yakni sebagai berikut :
Adanya suatu sistem pemerintahan negara yang didasarkan atas kedaulatan rakyat.Bahwa
pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus berdasar atas hukum atau
peraturan perundang-undangan.
Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (warga negara).
Adanya pembagian kekuasaan dalam negara.
Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijke controle) yang bebas dan
mandiri, dalam arti lembaga peradilan tersebut benar-benar tidak memihak dan tidak
berada di bawah pengaruh eksekutif.
Adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atau warga negara untuk turut
serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan yang dilakukan oleh
pemerintah.
Adanya sistem perekonomian yang dapat menjamin pembagian yang merata sumberdaya
yang diperlukan bagi kemakmuran warga negara.
Unsur-unsur negara hukum ini biasanya terdapat dalam konstitusi. Oleh karena itu,
keberadaan konstitusi dalam suatu negara hukum merupakan kemestian. Menurut Sri
Soemantri, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak mempunyai konstitusi atau
undang-undang dasar. Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain.Apabila kita meneliti UUD 1945 (sebelum amademen), kita
akan menemukan unsur-unsur negara hukum tersebut di dalamnya, yaitu sebagai berikut;
pertama, prinsip kedaulatan rakyat (pasal 1 ayat 2), kedua, pemerintahan berdasarkan
konstitusi (penjelasan UUD 1945), ketiga, jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (pasal 27,
28, 29, 31), keempat, pembagian kekuasaan (pasal 2, 4, 16, 19), kelima, pengawasan
peradilan (pasal 24), keenam, partisipasi warga negara (pasal 28), ketujuh, sistem
perekonomian (pasal 33).
Eksistensi Indonesia sebagai negara hukum secara tegas disebutkan dalam Penjelasan UUD

1945 (setelah amandemen) yaitu pasal 1 ayat (3); Indonesia ialah negara yang berdasar atas
hukum (rechtsstaat). Indikasi bahwa Indonesia menganut konsepsi welfare state terdapat
pada kewajiban pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan negara, sebagaimana yang
termuat dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu; Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia. Tujuan-tujuan ini
diupayakan perwujudannya melalui pembangunan yang dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan dalam program jangka pendek, menengah, dan panjang.
Idealitas negara berdasarkan hukum ini pada dataran implementasi memiliki karakteristik
yang beragam, sesuai dengan muatan lokal, falsafah bangsa, ideologi negara, dan latar
belakang historis masing-masing negara. Oleh karena itu, secara historis dan praktis, konsep
negara hukum muncul dalam berbagai model seperti negara hukum menurut Quran dan
Sunnah atau nomokrasi Islam, negara hukum menurut konsep Eropa Kontinental yang
dinamakan rechtsstaat, negara hukum menurut konsep Anglo-Saxon (rule of law), konsep
socialist legality, dan konsep negara hukum Pancasila.
Menurut Philipus M. Hadjon, karakteristik negara hukum Pancasila tampak pada unsur-unsur
yang ada dalam negara Indonesia, yaitu sebagai berikut :
Keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat berdasarkan asas kerukunan;
Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan negara;
Prinsip penyelesaian sengketa secara musyawarah dan peradilan merupakan sarana terakhir;
Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Berdasarkan penelitian Tahir Azhary, negara hukum Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai
berkut :
Ada hubungan yang erat antara agama dan negara;
Bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa;
Kebebasan beragama dalam arti positip;
Ateisme tidak dibenarkan dan komunisme dilarang;
Asas kekeluargaan dan kerukunan.
Meskipun antara hasil penelitian Hadjon dan Tahir Azhary terdapat perbedaan, karena
terdapat titik pandang yang berbeda. Tahir Azhary melihatnya dari titik pandang hubungan
antara agama dengan negara, sedangkan Philipus memandangnya dari aspek perlindungan
hukum bagi rakyat. Namun sesungguhnya unsur-unsur yang dikemukakan oleh kedua pakar
hukum ini terdapat dalam negara hukum Indonesia. Artinya unsur-unsur yang dikemukakan
ini saling melengkapi.
Sekian analisis tentang negara hukum dan demokrasi seperti yang ada di Indonesia saat ini
mohon dan kurangnya harap dimaklumi dan semoga analisis kami ini dapat memberikan
sedikit gambaran mengenai contoh dari konsep suatu Negara dan administrasinya.

Syafiie, Inu Kencana.2003. Sistem Administrasi Negara Republic Indonesia


(SANRI). Bandung: Bumi Aksara.
Nuraeni Eni. 2011. Administrasi.
http://nuraenieni29.blogspot.com/2011/11/administrasi.html. Diakses pada tanggal
17 September 2012
Budhi. 2012. Makalah Negara. http://oeebudhi.blogspot.com/2012/01/makalahnegara.html. Diakses pada tanggal 17 September 2012
Shvoong. 2011. Syarat Berdirinya Suatu Negara. http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2160638-syarat-berdiri-suatu-negara/. Diakses pada tanggal 17
September 2012
Atom. 2011. Kedaulatan Negara.
http://thedarkancokullujaba.blogspot.com/2011/11/kedaulatan-negara.html.
Diakses pada tanggal 17 September 2012
Alfa Ryan. 2011. Teori terbentuknya Suatu Negara.
http://alfadevota.blogspot.com/2011/05/teori-terbentuknya-negara.html. Diakses
pada tanggal 17 September 2012
Amay. 2012. Bentuk Negara. http://abduntoamay.blogspot.com/2012/03/bentuknegara_19.html. Diakses pada tanggal 17 September 2012
Megaesa. 2012. Teori Terbentuknya Negara. http://megaesabloggerceria.blogspot.com/2012/05/teori-terbentuknya-negara-teori.html. Diakses
pada tanggal 18 September 2012

Ronggo. 2011. Bentuk Negara Republik Dan Monarki.


http://ronggo27warsito.blogspot.com/2011/08/bentuk-negara-republik-danmonarki.html. Diakses pada tanggal 18 September 2012

Anda mungkin juga menyukai