TUGAS AKHIR
SIMULASI 2-DIMENSI TRANSPOR SEDIMEN
DI SUNGAI MESUJI PROVINSI LAMPUNG
Disusun oleh :
SIGIT NURHADY
04/176561/TK/29421
1.
Pendahuluan
Pelaksanaan Pemodelan
a) Persiapan Simulasi
Persiapan simulasi dilakukan dengan memahami teori yang diperlukan
dalam paket modul SMS untuk menghindari kesalahan pemodelan yang akan
dilakukan. Setelah itu dilakukan pengumpulan data input model, dapat berupa
data primer maupun data sekunder. Data yang terkumpul kemudian dipisahkan
menurut modul yang akan digunakan. Beberapa data terlebih dulu harus diolah
sebelum menjadi data input pemodelan.
b) Pembuatan Domain Hitungan
1. Pembuatan Mesh
Pembuatan mesh pada SMS, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah
satunya melalui Map Module. Dalam studi ini penulis membuat mesh dari Map
Module dengan alasan mesh yang dibuat dapat lebih cepat dan rapih, mengingat
panjangnya daerah pemodelan ( 25 km). Adapun langkah-langkahnya yaitu:
1. Memasukkan daerah batas studi
2. Membuat feature arc
3. Pembuatan poligon
4. Convert Map menjadi Mesh
5. Interpolasi Nodal Elevasi
2. Penyimpanan File
Mesh yang sudah dibuat disimpan dengan format *.GEO. Pada SMS
versi8.0, SMS secara otomatis menyimpan file dengan format *.GEO.
*.sol untuk RMA2 dan file *._dbed untuk SED2D. Apabila file yang dibuka
mempunyai geometri mesh yang tidak sama persis dengan mesh yang sedang aktif,
SMS memberikan peringatan bahwa file data tersebut tidak bisa dibuka karena
tidak sesuai dengan mesh yang ada.
Hasil simulasi juga dapat ditampilkan dengan menggunakan fasilitas film
loop. Film loop dapat menampilkan hasil simulasi pada mesh tertentu pada
interval waktu yang sesuai dengan interval waktu data hasil simulasi yang dibaca.
Hasil simulasi ditampilkan oleh film loop dalam bentuk animasi. Film loop hanya
akan menampilkan data hitungan pada mesh yang ditampilkan di layar saja. Film
loop hanya bisa dibuat setelah data hasil hitungan dibaca dan diimpor pada data
set browser.
3.
3. fluktuasi elevasi muka air 100% dari fluktuasi elevasi pasang surut.
Dari hasil simulasi dapat dibuat grafik hubungan antara debit aliran Sungai
Mesuji dengan jarak pengaruh pasang surut (Gambar 4). Tampak bahwa jarak
pengaruh pasang surut ke hulu dipengaruhi oleh debit aliran. Semakin besar debit
aliran maka jarak pengaruh pasang surut ke hulu semakin kecil. Sebagai contoh,
dengan debit 5000 m3/s, jarak pengaruh pasang surut ke hulu untuk keadaan
pertama (besarnya fluktuasi elevasi muka air 80% dari fluktuasi elevasi pasang
surut) sejauh 2 km, untuk debit 1000 m3/s jarak pengaruh pasang surut ke hulu
sejauh 25 km.
6000
80%
90%
5000
100%
Debit (m 3/s)
4000
3000
2000
1000
0
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
Jarak (m)
1.20
Kecepatan (m/s)
1.10
1.00
0.90
Titik 1
0.80
Titik 2
Titik 3
0.70
0
10
15
20
25
Waktu (jam)
Titik 3
95
90
85
80
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Dari hasil simulasi yang tersaji dalam Gambar 6 dapat diambil kesimpulan
bahwa perubahan koefisien Manning relatif tidak banyak berpengaruh terhadap
perubahan kecepatan aliran., yaitu dengan perubahan koefisien Manning sampai
100%, perubahan kecepatan aliran hanya sekitar 15%. Dengan kata lain kesalahan
hasil simulasi akibat ketidaksesuaian input koefisien Manning dapat ditolerir.
4. Pengaruh Koefisien Difusi Turbulen Terhadap Kecepatan
Selain koefisien Manning, parameter lainnya yang berpengaruh terhadap
hasil simulasi, yaitu koefisien difusi turbulen. Untuk itu perlu diketahui pengaruh
koefisien turbulensi terhadap hasil simulasi arus. Sama dengan koefisien Manning,
koefisien difusi turbulen dikatakan berpengaruh jika pada titik-titik kontrol terjadi
perubahan kecepatan aliran.
103
Titik 1
102
Titik 2
Titik 3
101
100
99
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
0.0350
Titik 1
Titik 2
Titik 3
0.0300
Konsentrasi Sedimen (ppm)
rata-rata
0.0250
0.0200
0.0150
0.0100
0.0050
0.0000
0
10
15
20
25
Waktu (jam)
2.5
2.4
2.3
2.2
2.1
2
1.9
1.8
1.7
1.6
1.5
0
10
15
20
25
Waktu (jam)
10
Sedimentasi Maksimum(m)
0.3
0.2
0.1
0
0
12
15
Bulan ke-
11
Kesimpulan
Dari hasil simulasi, penyusun menarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Pengaruh pasang surut Sungai Mesuji, masuk jauh ke hulu, untuk debit
aliran 500 m3/s, pengaruh pasang surut bisa masuk sejauh 25 km dari
mulut sungai ke arah darat.
2. Pola distribusi kecepatan aliran Sungai Mesuji pada belokan bagian
luar mempunyai kecepatan lebih tinggi daripada belokan bagian dalam.
3. Kesalahan hasil simulasi yang diakibatkan karena kesalahan input
koefisien Manning masih dapat ditolerir, karena dengan perubahan
100 % koefisien Manning, kecepatan aliran hanya berubah 15 %,
demikian halnya juga dengan koefisien difusi turbulen, karena antara
input koefisien difusi turbulen 2000 s.d. 10000 Ns/m2, perubahan
kecepatan tidak sampai 5 %.
4. Saat muka air laut pasang, konsentrasi sedimen pada hilir Sungai
Mesuji menurun, sedangkan saat air laut surut, konsentrasi meningkat.
Hal ini terjadi karena pada saat air laut pasang terjadi pengenceran
terhadap konsentrasi sedimen yang terkandung dalam aliran Sungai
Mesuji.
5. Konsentrasi sedimen dari hulu ke hilir mengalami peningkatan, karena
semakin ke hilir konsentrasi sedimen semakin terakumulasi.
12
Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
BOSS International Inc., 2002, SMS Tutorials Version 8.0, Brigham Young
University, New York.
Chow, V. T., 1959, Open-Channel Hydraulics, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.,
Tokyo.
Encona Inti Industri, PT., 2008, Laporan Studi Kelayakan Perencanaan
Pelabuhan Eksport (Tahap 1) PT. Aruna Wijaya Sakti (AWS) & PT.
Wachyuni Mandira (WM) di Sungai Mesuji, PT. Encona Inti Industri,
Jakarta.
Istiarto, 2007, Geometri dan Tampang Sungai, Jurusan Teknik Sipil dan
Lingkungan FT UGM, Yogyakarta.
Kironoto, B.A., 2001, Diktat Kuliah Transpor Sedimen, Jurusan Teknik Sipil FT
UGM, Yogyakarta.
14