Anda di halaman 1dari 58

Pengendalian Daya Rusak Air

Dasar
Pengendalian Daya Rusak Air

UU No. 7 Thn. 2004 Pasal 1


Ayat 7
Pengelolaan

sumber
daya air adalah upaya
merencanakan,
melaksanakan,
memantau, dan
mengevaluasi
penyelenggaraan
konservasi sumber daya
air, pendayagunaan
sumber daya air, dan
pengendalian daya
rusak air.

UU No. 7 Thn. 2004 Pasal 1


Ayat 20
Pengendalian

daya
rusak air adalah
upaya untuk
mencegah,
menanggulangi,
dan memulihkan
kerusakan kualitas
lingkungan yang
disebabkan oleh
daya rusak air.

Dasar
Pengendalian Daya Rusak Air

Dilakukan secara menyeluruh


yang mencakup upaya
PENCEGAHAN,
PENANGGULANGAN, dan
PEMULIHAN. (pasal 51 ayat 1)
Menjadi tanggung jawab
Pemerintah, pemerintah daerah,
serta pengelola sumber daya air
wilayah sungai dan masyarakat.
(pasal 51 ayat 3)
Mengutamakan upaya
PENCEGAHAN melalui
perencanaan pengendalian daya
rusak air yang disusun secara
terpadu dan menyeluruh dalam
POLA pengelolaan sumber daya
air. (pasal 51 ayat 2)

Upaya PENCEGAHAN lebih


diutamakan pada KEGIATAN
NONFISIK. (pasal 53 ayat 2)

Kegiatan NONFISIK adalah kegiatan


penyusunan dan/atau penerapan
piranti lunak yang meliputi antara
lain pengaturan, pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian.
(penjelasan pasal 53 ayat 2)

Pengendalian Daya Rusak


Air

Mencakup
3 hal
yaitu :

1. Pencegahan (UU No.7 Thn. 2004


Pasal 53)

2. Penanggulangan (UU No.7 Thn.


2004 Pasal 54)

3. Pemulihan (UU No.7 Thn. 2004


Pasal 57)

Pengendalian Daya Rusak Air


Daya rusak air adalah daya air yang dapat merugikan
kehidupan.
Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk
mencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakan
kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.

Pencegahan

3
Sumber: UU

Penanggulangan Kerusakan
& Bencana
Pemulihan

Pengendalian Daya Rusak Air


ASPEK
Pencegahan

TUJUAN
diutamakan pada upaya pencegahan melalui
perencanaan pengendalian daya rusak air yang
disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam
pola pengelolaan sumber daya air

Penanggulangan
Kerusakan
& Bencana

dilakukan dengan mitigasi bencana


dilakukan secara terpadu oleh instansi terkait dan
masyarakat melalui suatu badan koordinasi
penanggulangan bencana pada tingkat nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota

Pemulihan

dilakukan dengan memulihkan kembali fungsi


lingkungan hidup dan sistem prasarana sumber
daya air
menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah
daerah, pengelola sumber daya air, dan
masyarakat

Sumber: UU

Disaster Life
Cycle

ttp://www.fema.gov/about/what.shtm

The disaster life cycle


describes the process
through which emergency
managers prepare for
emergencies and disasters,
respond to them when they
occur, help people and
institutions recover from
them, mitigate their
effects, reduce the risk of
loss, and prevent disasters
from occurring.

Glossary

Mitigation Taking sustained actions to reduce or eliminate


long-term risk to people and property from hazards and
their effects;
Preparedness Building the emergency management
profession to prepare effectively for, mitigate against,
respond to, and recover from any hazard by planning,
training, and exercising;
Response Conducting emergency operations to save lives
and property by positioning emergency equipment and
supplies, evacuating potential victims, providing food,
water, shelter, and medical care to those in need, and
restoring critical public services; and
Recovery Rebuilding communities so individuals,
businesses, and governments can function on their own,
return to normal life, and protect against future hazards.

ttp://www.fema.gov/about/what.shtm

Natural (?) Disasters


Earthquakes

Tsunamis

Extreme

Volcanoes

Heat
Fire Safety During or
After a Disaster
Floods

and Flash Fl

oods
Hurricanes
Landslides

and Mud

flows
http
://www.fema.gov/about/what.sht

Tornadoes

Wildland

Fires
Winter Driving
Winter Storms
Winter Preparedness S
afety Tips
Thunderstorms

htning
Biosphere

and Lig

Technological Disasters

Hazardous Materials
House and Building Fires
Nuclear Power Plant Emergency

Source: http://www.fema.gov/about/what.shtm;
http://www.geowissenschaften.de/

Social Disasters

terrorism (ideology)
famine (poverty)
amok (social gap)

Source: ..

pyright (c) 1998 - 2001 g-o.de geoscience online


nger Verlag, Heidelberg - MMCD GmbH, Dsseldorf

World
Natural
Disasters
Map

Mega Cities in the Year


2000
Natural Disasters 1990
1998*
Dangerous Boundaries of
*presentation
of floods, earthquakes and
Earthplates
storms only

Flood Disasters Map*

Source: PU-net, RI-net, http://www.pu.go.id/public/

*After 1996
Floods

Peta Jumlah Kejadian Banjir di Jawa


Tahun 2002-2007

Peta Jumlah Kejadian Banjir di Jawa


Tahun 2002-2007
Banten

DKI Jakarta

West Java

Central Java

East Java

Pandeglang

14

Jakarta Timur

14

Bandung

27

Cilacap

27

Pasuruan

14

Lebak

10

Jakarta
Selatan

11

Ciamis

15

Kebumen

16

Kediri

10

Serang

10

Majalengka

12

Brebes

12

Malang

Indramayu

12

Klaten

11

Gresik

Bekasi

12

Grobogan

10

Subang

11

Pekalongan

10

Cianjur

10

Demak

Sumedang

10

Jepara

Karawang

10

Kudus

Tegal

Pati

Tangerang

Cirebon

Banten

43

DKI Jakarta

25

West
Java

128

Central
Java

131

East
Java

42

Source: BNPB, SC-DRR, BAPPENAS, UNDP

Source: Oh . Jakarta

Sumber: Harian Republika, 2002

GAMBARAN UMUM
DAERAH KHUSUS IBUKOTA
JAKARTA

Peta Genangan Banjir Jakarta


1985

Source: Harian
Kompas, 1985

Peta Genangan Banjir Jakarta


1996

Sumber: PU-net, RI-net, http://www.pu.go.id/public/

Banjir Tahun 1996

6 dan 7 Januari 1996

Hujan deras dan lama terutama di


Puncak

Kali Ciliwung meluap:


Q (debit): 500 m3/det
Kapasitas: < 37m3/det

Kerusakan:
Tanggul Jebol: 30 m
Tanggul Limpas: 2450 m
Jembatan Rusak: 1 buah
Rumah Hanyut: 529 buah
Rumah Rusak: 398 buah
Sampah: 11.000 m3

Bukit
Duri
TL Dukuh
Atas
10, 11 dan 12 Februari 1996
Hujan deras dan lama, terutama di Jakarta dan sekitarnya, Puncak dan
pasang laut
Curah hujan:
Sta. Tg. Priok: 231 mm
Sta. Kwitang: 216 mm (normal: 50 mm/hr)
Saluran/Kali di Jakarta meluap a.l: Sunter, Cipinang, Ciliwung, Kali Baru
Barat, Cideng, Krukut, Mampang, Ciragil, Grogol, Sekretaris,
Pesanggrahan, Angke
Tergenangnya daerah rendah sepanjang aliran kali dan daerah rendah
(0.5 s/d 2.0 m)
Kemacetan lalu-lintas karena jalan-jalan arteri tergenang air a.l:
Latumeten, Jembatan I & III, S. Parman, Tanah Kusir, Tendean, Yos
Sudarso, Perintis Kemerdekaan, Ciledug, RE. Martadinata, MH. Thamrin,
dll.

Apt.
Kuninga
n

Landmark Underpass

HI
Sumber: Oh . Jakarta, 2002

Kebon Kacang

Pondok Indah

Peta Genangan Banjir Jakarta

78 Wilayah Rawan
Banjir
3

66

1
68

4041 50
4243

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

70

4 4 13
44
71
2830 36
6 5 65
31
51
14 26
9
37 4546 52 72
2729
15
69
7 8 78
38
61 16
48 47 53
39
73
49
18
17
62
67
55
19 25
63
54
75 74
34
20
57 56
75
22 77
10
23
35
58
11
24
21
12
59

60

Sumber:
Penanganan Masalah Banjir di Wilayah DKI Jakarta, DPU Propinsi DKI
Jakarta, Seminar Sehari Air Jakarta 2005, 30 Maret 2005

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.

KAPUK KAMAL MUARA


KAPUK KAMAL
TEGAL ALUR
KAPUK MUARA TL. GONG
KAPUK KEDAUNG
CENGKARENG
RAWA BUAYA
KEMBANGAN; GREEN
GARDEN
PESING
KOMP. IKPN BINTARO
POMDOK PINANG
CIRENDAU
PLUIT
KERENDANG DURI UTARA
TOMANG RAWA KEPA
JATI PULO
JATI PINGGIR
TELUK BETUNG; KB
KACANG; BUND HI
PEJOMPONGAN
KEBALEN MAMP, PRAPATAN
PETOGOGAN
PONDOK KARYA
DARMA JAYA
PULO RAYA
SETIA BUDI BARAT
PINANGSIA
MANGGA BESAR
MANGGA DUA
KARANG ANYAR
PADEMANGAN BARAT
PADEMANAGN TIMUR
KALI PASIR, KWITANG
MATRAMAN DALAM
BUKIT DURI; KEBON BARU;
BIDARA CINA; KP MELAYU
PENGADEGAN, GG ARUS,
RW JATI, KALIBATA
SUNTER AAGUNG
SUNTER JAYA
SERDANG
CEMPAKA PUTIH
LAGOA
KEBON BAWANG
WARAKAS
SUNGAI BAMBU
PAPANGGO
YOS SUDARSO
SUNTER TIMUR
AMI, ASMI, PERINTIS

48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.

PULO MAS
PULO NANGKA
RAWA BADAK, TUGU,
LAGOA
TUGU UTARA
PERUM WALIKOTA JAKUT
KELAPA GADING
RAWA BUNGA
CIPINANG JAYA
CIPINANG INDAH;
CIPINANG MUARA
CIPINANG MELAYU
KEBON NANAS
HALIM PK
KRAMAT JATI
KP RAMBUTAN, CIRACAS,
CIBUBUR
TANJUNG DUREN
SUKA BUMI UTARA
KELAPA DUA
GROGOL
JELAMBAR
DURI KOSAMBI
MERUYA
KAPUK KAMAL
SEDIYATMO
G. SAHARI
DEWA RUCI, DEWA
KEMBAR
YON ANG MOR / SEMPER
ROROTAN, BABEK ABRI
UJUNG MENTENG
MALAKA SELATAN, PD
KELAPA
BULUH PERINDUH,
TEGAL AMBA
CIPULIR, CILEDUK RAYA
TEGAL PARANG
DURI KEPA

Penyebab
banjir/genangan
1. Pembangunan di sekitar
Jabodetabek yang sangat
pesat (perubahan Tata Guna
Lahan)
2. Di Jakarta terjadi penurunan
permukaan tanah (Land
Subsidence) akibat dari
pengambilan air tanah
berlebihan
3. Disiplin sebagian
masyarakat rendah.

Kali menjadi tempat


pembuangan sampah

Bantaran kali digunakan


hunian liar sehingga kali
menjadi sempit

KONDISI
KONDISI ALAM

1. 40% dari luas DKI


Jakarta ( 24.000
Ha) adalah daerah
rendah.
2. Ada 13 kali yang
masuk ke Jakarta
dari Jawa Barat dan
Banten kondisinya
buruk, sempit dan
dangkal

3. Curah Hujan Cukup


Tinggi dan
dipengaruhi Pasang
FAKTOR
Laut.
FAKTOR MANUSIA
MANUSIA

Source:
Penanganan Masalah Banjir di Wilayah DKI Jakarta, DPU Propinsi DKI
Jakarta, Seminar Sehari Air Jakarta 2005, 30 Maret 2005

!
970

!
980

Proses Urbanisasi
di Jakarta

!
990

Tanaman Campuran/Kebun
Lahan Basah
Ruang Terbuka
Sawah
Kawasan Urban

Sumber: PEMDA DKI-Jakarta

Pengaruh Urbanisasi
pada Kondisi Hidrologi

Sumber: Center for Watershed Protection, 1999

AMBLESAN TANAH
Hasil Evaluasi (1978-1989)

Daerah Cengkareng : -40 s/d -50 Cm

Daerah Tambora-Tomang : -50 s/d -80


Cm
Daerah Gambir/Thamrin : -40 Cm
Daerah Priok-Sunter : -40 s/d -60 Cm
Contoh : ( Hasil Studi )
Jl. Gunung sahari (depan AL) penurunan
tanah 66Cm (1978-1988)

Sumber:
Situs Pemerintah Daerah DKI Jakarta

Penyebab :
Pengambilan air tanah berlebihan
Pembangunan pesat
Tanah di Utara lunak (bukan rock)

DISIPLIN MASYARAKAT YANG


RENDAH

Kalibata
Bridge

Manggarai
Weir
Sumber:
Penanganan Masalah Banjir di Wilayah DKI Jakarta, DPU Propinsi DKI
Jakarta, Seminar Sehari Air Jakarta 2005, 30 Maret 2005

Angke Estuary,
North Jakarta

Pedongkelan
swamp, North
Jakarta

Kasus Daya Rusak Air di BBWS Pemali


Juana

Kasus Daya Rusak Air di BBWS Pemali


Juana (1)

Kasus Daya Rusak Air di BBWS Pemali


Juana (2)

Pemanfaatan Bantaran yang Tidak Sesuai


dengan Peruntukannya

Bantaran Sungai Wulan yg ditanami pisang

Bantaran Sungai Jragungn yang ditanami


pisang

Bangunan didirikan di tanggul Kiri Sungai


Wulan
Ds Kedung Waru, Kec Karang Anyar

Bangunan didirikan di bantaran


Wulan
Ds Tugu Lor, Kec Karang Anyar

Bangunan didirikan di tanggul Kiri Sungai


Wulan
Ds Kedung Waru, Kec Karang Anyar

Sungai Bangunan Kios didirikan di tanggul Kiri Sungai


Wulan
Ds Tugu Lor, Kec Karang Anyar

Tanggul S.Jragung yang ditanami


tembakau

Tanggul S.Cabean yang ditanami


pohon pisang dan jagung

Tanggul S.KB.1 yang ditanami


pohon jagung

Tanggul S.KB.15 yang ditanami


pohon pisang

KEJADIAN BANJIR KALI BERINGIN


TANGGAL 09 November 2010

an Semarang Kendal terjadi penyumbatan akibat pohon bambu yang tersangkut di jembat

Bekas genangan dirumah penduduk setinggi 1.5 m


banjir

Kondisi rumah yang diterjang

DAERAH PENGUASAAN SUNGAI

GS

GS
KONDISI
KONDISI11

> 5M

Bantara
n

GS

Bantara
n
sungai

> 5M
GS

KONDISI
KONDISI22

PERMUKIMAN/PERKOTAAN
PERMUKIMAN/PERKOTAAN

> 3M

DPS
DPS>>500
500KM2,
KM2,LL>>100
100MM
DPS
DPS<<500
500KM2,
KM2,LL>> 50
50M
M

GS

GS > 3M

Palung sungai

L
GS

HH<<33M,
M,LL>>10
10MM
33MM<<HH<<20
20M,
M,LL>>15
15MM
HH>>20
M,
L
>
30
M
20 M, L > 30 M

KONDISI
KONDISI33

KONDISI
KONDISI44

GS

PERMUKIMAN/PERKOTAAN
PERMUKIMAN/PERKOTAAN

SEMPADAN
SEMPADANSUNGAI
SUNGAIMENURUT
MENURUTPERMEN
PERMENPU
PUNO:
NO:63/1993
63/1993
dan PERDA PROV. JATENG No. 11 TAHUN 2004

Upaya
Upaya Pencegahan
Pencegahan Daya
Daya Rusak
Rusak Air
Air di
di BBWS
BBWS Pemali
Pemali
Juana
Juana
UPAYA
UPAYA
UPAYA STRUKTUR
STRUKTUR
UPAYA NONSTRUKTUR,
NONSTRUKTUR,
(conventional)
a.l:
(conventional)*)
*)
a.l:
**MENCEGAH
MENCEGAHMELUAPNYA
MELUAPNYA

**PRAKIRAAN
PRAKIRAANBANJIR
BANJIRDAN
DAN
BANJIR
SAMPAI
KETINGGIAN
PERINGATAN
BANJIR SAMPAI KETINGGIAN
PERINGATANDINI
DINI
TERTENTU,
DENGAN
TANGGUL
TERTENTU, DENGAN TANGGUL
**PENANGGULANGAN
PENANGGULANGANBANJIR
BANJIR
(FLOOD
**MERENDAHKAN
(FLOODFIGHTING),
FIGHTING),EVAKUASI
EVAKUASI
MERENDAHKANELEVASI
ELEVASI
**PEMINDAHAN/RELOKASI
MUKA
MUKAAIR
AIRBANJIR
BANJIRDENGAN:
DENGAN:
PEMINDAHAN/RELOKASI
NORMALISASI,
SUDETAN,
**PENGELOLAAN
NORMALISASI, SUDETAN,
PENGELOLAANDATARAN
DATARAN
BANJIR
KANAL,
INTERKONEKSI
BANJIR
BANJIR KANAL, INTERKONEKSI
BANJIR
(FLOOD
**MEMPERKECIL
(FLOODPLAIN
PLAIN//RISK
RISK
MEMPERKECILDEBIT
DEBITBANJIR
BANJIR
MNAGEMENT),
DENGAN:
MNAGEMENT),
DENGAN:WADUK,
WADUK,WADUK
WADUK
**FLOOD
RETENSI
FLOODPROOFING
PROOFING
RETENSIBANJIR,
BANJIR,BANJIR
BANJIR
KANAL
THD.BANGUNAN
KANAL
THD.BANGUNAN
INTERKONEKSI,
**TATA
INTERKONEKSI,
TATARUANG,
RUANG,PENGHIJAUAN,
PENGHIJAUAN,
REBOISASI
**MENGURANGI
REBOISASIDAN
DANDAL.
DAL.EROSI
EROSI
MENGURANGIGENANGAN
GENANGAN
DAS
DENGAN:
DAS
DENGAN:POLDER,
POLDER,POMPA
POMPA
**RETENTION
DAN
RETENTION&&DETENTION
DETENTION
DANSISTEM
SISTEM DRAINASE,
DRAINASE,
*)
PONDS
*)berdasarkan
berdasarkandebit
debitbanjir
banjir
PONDS
rencana
PENETAPAN
rencana
MENGURANGI
BESARNYA
AKIBAT
PENETAPANSEMPADAN
SEMPADAN
MENGURANGI
BESARNYA**KERUGIAN
KERUGIAN
AKIBAT
(design
flood)
(design
flood)
SUNGAI
BANJIR
SUNGAI
BANJIR
**INFORMASI
PUBLIK
INFORMASI
PUBLIK&&
(FLOOD DAMAGE
MITIGATION)

Penanggulangan Daya Rusak Air di


BBWS Pemali Juana
PENANGGULANGAN BANJIR SECARA DARURAT
A. Penanggulangan limpasan
Dengan upaya mempertinggi mercu tanggul secara darurat, dpt
dilakukan dng cara sbb :
a. pohon2 pisang ditempatkan memanjang di atas mercu tanggul yg
mulai limpas dan kemudian dipaku dng bambu, dibelakangnya
diberi timbunan dari tanah liat.
pohon pisang
timbunan tanah
liat

paku bambu

b. Karung2 plastik diisi dng pasir/tanah secukupnya (60% dari isi penuh),
kemudian ditumpuk beberapa lapis memanjang di atas mercu tanggul.
Utk meningkatkan stabilitas dan mengurangi rembesan/bocoran,
dibelakang tumpukan karung2 ditimbun tanah liat.
timbunan karung berisi
pasir/tanah
timbunan tanah
liat

gede
g tanah timbunan

patok-patok
bambu

c. Memasang gedeg (bambu anyaman) sbg dinding penahan yg diperkuat dng patok2 bambu, yg kemudian diisi tanah timbunan
cara ini jarang digunakan krn biasanya memerlukan persiapan yg
agak lama

B. Penanggulangan rembesan/bocoran
a. Cara langsung yaitu dng menutup lubang2 peresapan (bocoran) yg terdpt di depan tanggul, baik pada permukaan bantaran maupun lereng
depan tanggul dng sumbat2 yg dibuat dari karung goni atau kain2
bekas. Biasanya lokasi peresapannya terlihat dng jelas krn membentuk
pusaran2.
b. Cara tdk langsung, apabila cara langsung sdh tdk mungkin dilakukan,
maka dilakukan penanggulangan rembesan/bocoran secara tdk
langsung di belakang tanggul, yg terdiri dari 5 (lima) cara yaitu :
1.

Apabila munculnya mata air kecil2 di belakang tanggul baik


di lereng belakang maupun pada permukaan tanah di
belakang tanggul) terkumpul pada satu tempat (tdk
menyebar), maka bocoran semacam ini dpt ditangani dng
mengurung mata air tsb dng drum bekas aspal yg
ditanamkan pada tanah dengan kedalaman tertentu.
Kemudian di drum tsb ditempatkantan liat yg dipadatkan.

Dng naiknya permukaan air di dlm drum tsb, maka perbedaan


muka air di
dlm sungai dan di dlm drum menjadi berkurang, shg kec. aliran
filtrasi berkurang dan kekuatan aliran tdk lagi dpt menghanyutkan butiran2
halus
pada lapisan tanah yg dilalui aliran filtrasi tsb. Dng demikian gejala
piping
dpt dicegah.

bocoran/rembesan di satu
tempat
drum
tanah
liat

2.

Apabila cara di atas blm dpt menghentikan terjadinya gejala


piping maka penanganan selanjutnya dpt ditingkatkan dng
memasang pipa kecil vertikal di dlm drum, drum diisi dng
pemberat berupa pecahan batu dan tanah liat, kemudian dibebani
karung2 berisi pasir.
Dng cara ini, air yg mengalir keluar pipa kecil biasanya menjadi
jernih yg
menandakan bahwa gejala piping telah dpt diatasi.
pipa kecil
karung2 berisi
pasir
pecahan batu
drum

3.

Apabila munculnya mata air keruh yg berasal dari


rembesan/bocoran pada tanggul tersebar memanjang tumit
tanggul, maka pencegahan gejala piping
dpt dilakukan dng memasang tumpukan beberapa lapis
karung berisi pasir mengelilingi mata air tsb, membtk busur2
yg kedua ujungnya ditempelkan pada lereng tanggul.

Air mengalir melalui pipa-pipa yg dipasang di atas tumpukan


karung tsb.
karung diisi
pasir

Ijuk/alang2/daun padi
penahan butiran2 pasir

Akan tetapi jika munculnya mata air keruh yg berasal dari


rembesan/bocoran
muncul pada permukaan tanah yg tergenang air, maka
penutupan rembesan/
bocoran tst dpt dilakukan dng jerami, ijuk yg dianyam dan diberi
pemberat
dng karung berisi pasir atau pemberat lainnya. Diharapkan air
rembesan/
bocoran tsb tdk lagi membawa butiran2 tanah halus.
4.

Apabila rembesan/bocoran mengalir keluar melalui lereng


belakang tanggul yg curam (1 : 1.5 s/d 1 : 2.5), kemungkinan
besar akan segera disusul dng terjadinya longsor pada lereng

gedeg/bambu
anyaman
patok bambu

Sbg pagar tsb di atas dpt pula dipergunakan tumpukan


karung berisi pasir.
5.

Apabila tersedia batu pecah dan ijuk, maka utk mencegah


gejala piping dan longsor, dpt ditangani dng pemasangan
konstruksi drainage tumit (toe drain), yaitu dng
menggunakan hamparan ijuk sbg filter yg diberi pemberat
diatasnya dng timbunan batu pecah.
batu pecah

ijuk

retak-retak

karung berisi pasir


longso
r
tiang pancang
bambu

C. Cara penanggulangan akibat longsor


a. Longsor bagian belakang
Utk mencegah gejala longsor yg lebih parah, biasanya diatasi dng memasang counterweight dng cara memancang beberapa baris patok
bambu di atas permukaan tanah di belakang tumit tanggul yg kemudian
diisi dng karung2 plastik yg sudah terisi tanah/pasir.

bongkotan bambu
dipertebal dng tanah
timbunan

bambu lonjoran

b. Longsor pada lereng depan tanggul, diatasi dng mempertebal bagian belakang
tangkis, sedang utk menghindari gerusan2 dan gelombang dari aliran air, maka
pada dinding tangkis sebelah depan dipasang batang / pohon termasuk dahan,
ranting dan daunnya yg diikat pada bongkotan bambu yg dipancang. Atau pada
dinding depan tsb dipasang sesek yang dipasak pada badan tangkis.

c. Cara lain utk menanggulangi longsor bagian depan ialah dng membuat
tangkis darurat dari karung berisi pasir/tanah setinggi tanggulnya sendiri.
dipertebal dng tanah timbunan

longsor
bagian ini diisi dng
tanah
karung diisi pasir /
tanah

C. Cara penanggulangan akibat penurunan tanggul


Gejala penurunan tanggul dpt terjadi dlm 3 (tiga) keadaan yaitu :
a. Penurunan tanggul pada seluruh tubuh.
Cara penanggulangan :
tanggul ditimbun
kembali dikembalikan
pada kondisi
dimensi
semula.

b. Penurunan pada lereng depan tanggul dan pada saat banjir sukar
diketahui karena terendam air.
c. Penurunan pada lereng belakang tanggul mudah terlihat.

D. Cara menutup tanggul yg bobol


tumpukan karung
berisi tanah/pasir
bantaran

tanggul
lama

A
bobolan

dolken

dolken

tampang melintang
A-A

Usaha penutupan bobolan biasanya dilakukan


setelah aliran melalui bobolan sdh mengecil,
dng menggunakan konstruksi darurat guna
mencegah masuknya air yg kedua kalinya apabila
terjadi kenaikan muka air di sungai.

DATA INVENTARISASI PERALATAN DAN BAHAN


BANJIRAN
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA
No.

Uraian

Kapasitas

Jumlah

Karung Plastik

50 Kg

10.950 lbr

Kawat Bronjong

2 x 1 x 0.5 M

Excavator

0.90 M3
0.45 M3

1 Unit
1 Unit

Dump Truck

4 M3

2 Unit

Mobile Pump Type


Submmersible

200 ltr / dtk

2 Unit

Mobile Pump Type


Submmersible

225 ltr / dtk

1 Unit

Mobile Pump Type


Submmersible

415 ltr / dtk

2 Unit

Truck Crane

2 Unit

Perahu Karet

6 Org

5 Unit

10

Perahu Aluminium

8 Unit

857 Unit

Keterangan
Peralatan dan
Bahan Banjiran
tersebut
standby di
kantor BBWS
Pemali Juana
( cq. S & P II )

Mitigasi Bencana di BBWS Pemali Juana

Mitigasi Bencana di BBWS Pemali Juana


(1)
Komponen A :
Perbaikan dan Peningkatan Funsi Banjir Kanal
Barat / Kali Garang
- Memperlebar Channel
- Revertment
- Meninggikan Floodwall
-Pengerukan - Mormalisasi kali Garang / BKB (9,8 km)
- Rehabilitasi Bendung Simongan
Komponen B
Pembangunan Bendungan Jatibarang Jatibarang
multipurpose dam rencananya akan dibangun pada
Sungai Kreo kira-kira 13 km di hulu pertemuan dengan
Kali Garang,
Manfaat pokoknya adalah:
- Pengendali banjir Q 50 th
- Air minum 1005 l/det - Tenaga listrik kapasitas 1500 Kw
- Tempat / objek Pariwisata
- Meningkatkan perekonomian - Meningkatkan kualitas lingkungan

Mitigasi Bencana di BBWS Pemali Juana


(2)
Komponen C:
1. Perbaikan Sistem Drainase Kali
Semarang
-. Pembangunan Pompa Drainase
-. Pemasangan Revertment
-. Pengerukan Dasar Kali Semarang
-. Membuat Box Culvert
-. Membuat Groundsil
-. Membuat Jalan Inspeksi
2. Perbaikan Sistem Drainase Kali
Asin
-. Pemasangan Revertment
-. Pengerukan Dasar Kali Asin
-. Membuat Box Culvert
-. Membuat Jalan Inspeksi
-. Membuat Groundsil

3. Perbaikan Sistem
Drainase Kali Baru
-. Pengerukan Dasar Kali
Baru
-. Pembangunan Fasilitas
Pengendali Banjir

Pemulihan di BBWS Pemali


Juana
Tindakan pemulihan yang dilakukan:
1.Restorasi (perbaikan, pemugaran, penyembuhan)
2.Rehabilitasi (perbaikan, pemulihan)
3.Rekonstruksi (pembangunan kembali)
Macam Aktivitas Pemulihan :
- Restorasi pelayanan umum
- Restorasi rumah yang dapat diperbaiki dan
bangunan/instalasi lainnya
- Penyediaan rumah/tempat tinggal sementara
- Tindakan untuk membantu rehabilitasi fisik dan psikologis
(trauma) penduduk yang menderita akibat dampak bencana
- Tindakan (bisa pendek, menengah ataupun jangka panjang)
rekonstruksi, termasuk mengganti bangunan dan
infrastruktur yang rusak akibat bencana.

Pemulihan di BBWS Pemali


Juana
Pemulihan akibat bencana pun mencakup:
-Peninjauan ulang mengenai mitigasi bencana
-Evaluasi terhadap bencana yang terjadi
-Pembuatan rencana kerja baru untuk pengendalian sumber
daya air
-Perencaan konservasi, rehabilitasi, dan rekonstruksi untuk
antisipasi dan menanggulangi bencana

Selamat Belajar
.

Anda mungkin juga menyukai