OLEH:
HERTI PATMAWATI
(105016200539)
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
HERTI PATMAWATI
105016200539
Mengesahkan,
Pembimbing I
Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada
Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode
Praktikum diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah
pada, 8 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.
Jakarta, 17 Maret 2011
Tanda Tangan
..
Ketua Panitia
NIP:
..
..
Penguji I
Ir.Mahmud M. Siregar, M.Si
NIP: 19540310 198803 1 001
Penguji II
Dedi Irwandi, M.Si.
NIP:19710528 200003 1 002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
DEPARTEMEN AGAMA
UIN JAKARTA
FITK
FORM (FR)
No. Dokumen
: FITK-FR-AKD-098
Tgl. Terbit
: 5 januari 2009
No. Revisi
: 00
Hal
: 1/1
NIM
: 105016200539
Jurusan/Prodi
Judul Skripsi
ELEKTROLIT
DAN
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil
karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang
saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian
Munaqasyah.
Jakarta, 08 Maret 2011
Herti Patmawati
NIM. 105016200539
ABSTRAK
Herti Patmawati. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada
Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode Praktikum,
Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis
siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui metode
praktikum. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya pada
kelas X-5 semester genap tahun ajaran 2009-2010, dengan menggunakan metode
deskriptif yang diarahkan untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan
berpikir kritis apa saja yang muncul serta melihat seberapa besar keterampilan
berpikir kritis siswa dapat berkembang melalui pembelajaran larutan elektrolit dan
nonelektrolit dengan metode praktikum. Subjek penelitian ini adalah seluruh
siswa SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya kelas X-5 yang berjumlah 44 orang yang
dibagi menjadi enam kelompok. Setiap kelompok terdiri atas siswa laki-laki dan
perempuan dari kategori tinggi, sedang, dan rendah. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa dari lima indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati melalui metode praktikum, muncul dengan persentase yang bervariasi.
Indikator yang memperoleh persentase lebih besar adalah indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak sebanyak 88,4%,
dan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi sebanyak
87,7%. Sedangkan, aspek yang jumlah persentasenya lebih kecil adalah indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal tersebut terjadi karena siswa kurang
menghubungkan materi terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Sebagian besar
siswa menyenangi pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan
metode praktikum karena melibatkan banyak siswa dan membuat siswa menjadi
lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung
sehingga dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa melalui percobaan.
Kata kunci: Keterampilan berpikir kritis, metode praktikum, larutan elektrolit,
dan nonelektrolit.
ABSTRACT
Herti Patmawati. Analysis on Students Critical Thinking Skill in Learning
Electrolyte and non Electrolyte Solution through Practicum Method, Study
Program of Chemical Education, Department of Natural Sciences Education,
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, 2011.
This study aims to determine students critical thinking skill in learning
electrolyte and non electrolyte solution through the method of practicum. This
research was conducted in SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya on X-5 class in the
second semester of 2009-2010 academic year by using descriptive method which
is directed to obtain information about there is any critical thinking skill that
emerge, and to observe how much students critical thinking skill can be
developed through learning electrolyte and non electrolyte solution with the
practicum method. The subjects of this study are all of the high school students in
X-5 class. The sum is 44 students, who are divided into six groups. Each group
consists of male and female students from the category of high, medium and
low. The result of the research shows that the five indicators of students critical
thinking skill observed through laboratory method appears in various percentages.
The indicator which has greater percentage (are an indicator to consider whether
the source can be trusted or not by 88,7 percentage), and ( the indicator of
observing and considering the results of the observation 87,7 percentage), whereas
the aspect whose smaller percentage is the indicator of asking and answering
questions. These were found because the students did not connect the material to
incident or event. Most students enjoy learning with a solution of electrolyte and
non electrolyte in the method of practicum because it involves a lot of students
and makes students more active in acquiring knowledge with direct experience so
as it is able to train students critical thinking skill through trial.
Keywords: critical thinking skills, the practicum method, electrolyte and non
electrolyte solution.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan
semesta alam tempatku bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas
bilangan. Shalawat dan salam senantiasa menyelimuti Rasulullah SAW tercinta
beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja, doa, dan
kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi
ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Si, selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam.
3.
Bapak Dedi Irwandi, M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan Kimia
4.
5.
Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, dan Bapak Tonih Feronika M.Pd selaku dosen
Pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat
bermanfaat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
6.
7.
8.
Ibu Ani Nuraisyah, S.Pd yang telah membantu penulis dalam mengurus halhal yang berkaitan dengan administrasi akademik.
iii
9.
10. Bapak Drs. Asep Nanang M.Pd selaku wakil kepala bidang Kurikulum SMA
Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
11. Bapak Entang S.Pd selaku guru bidang studi kimia SMA Negeri 3 Kota
Tasikmalaya yang telah berkenan menjadi observer dan membantu penulis
selama melaksanakan penelitian.
12. Seluruh guru dan staff tata usaha SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang telah
memberikan dukungan kepada penulis.
13. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan
pinjaman literatur yang dibutuhkan.
14. Teristimewa untuk kedua orangtuaku, dan saudaraku yang tak henti-hentinya
memberikan doa, dan dukungannya baik moril maupun materil sehingga
penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik.
15. Keluarga Bapak Asep Qohar dan Ibu Lisda Dalilah yang tak henti-hentinya
membimbing, memberikan doa dan dukungannya baik moril maupun materil.
Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya.
16. Teman-teman pendidikan kimia angkatan 2005 yang telah memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis
17. Siswa siswi kelas X SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang telah bekerjasama
dengan baik selama penelitian.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Hanya doa dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya yang dapat
penulis sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penelitian
dan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan umumnya.
Penulis
Herti Patmawati
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................
iii
DAFTAR ISI...................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................
B. Identifikasi Masalah.......................................................
C. Pembatasan Masalah......................................................
D. Perumusan Masalah.......................................................
E. Tujuan Penelitian...........................................................
1. Hakikat pembelajaran.............................................
10
3. Metode Praktikum..
12
16
a. Pegertian Berpikir...
16
b. Berpikir Kritis....
18
27
B.
Kerangka Berpikir......................................................
31
C.
Penelitian Relevan......................................................
32
33
33
34
34
BAB IV
BAB V
E. Instrumen Penelitian...........................................................
35
37
40
40
I.
41
45
1. Hasil Observasi......................................................
45
61
3. Hasil Wawancara...................................................
65
65
75
79
B. Saran...........................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA........................................................................
81
LAMPIRAN.......................................................................................
85
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
30
49
54
55
vii
56
Pertama..................................................................................
57
62
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Alur Penelitian..........................................................................
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
ix
44
65
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
85
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
BAB I
PENDAHULUAN
Mulyati Arifin. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya
menuju Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 2.
yang
mengembangkan
dilakukan.
daya
nalarnya
Hal
ini
menyebabkan
siswa
kurang
dalam
memecahkan
masalah
dan
Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah, dari http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf diakses 22 januari 2010
hal 114
Fenomena yang terjadi saat ini adalah begitu banyak peserta didik
yang pasif, mereka cenderung duduk diam mendengarkan tanpa mampu
mengembangkan informasi yang diperoleh atau berdiskusi. Situasi tersebut
harus ditanggapi serius oleh pendidik untuk mencari alternatif pembelajaran
mengenai metode pembelajaran yang sesuai dan bagaimana memotivasi peserta
didik untuk kreatif dan percaya diri serta mendorong berpikir kritis.
Pada dasarnya siswa mempunyai keterampilan berpikir kritis dalam
belajar misalnya keterampilan bertanya, hipotesis, klasifikasi, observasi
(pengamatan) dan interpretasi. Tetapi keterampilan-keterampilan ini terkadang
tidak berkembang dengan baik maka diperlukan adanya metode yang mampu
mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran kimia.
Salah satunya adalah melalui kegiatan praktikum, karena kegiatan praktikum
membantu siswa untuk memahami suatu kejadian, melihat suatu kejadian lebih
rinci dari sebelumnya dan setelah itu mengingat kejadian tersebut.
Praktikum adalah suatu metode dalam pembelajaran yang sangat erat
hubungannya dengan mata pelajaran kimia. Karena dengan melakukan
Praktikum ilmu kimia lebih mudah dipelajari jika dibandingkan hanya
mempelajari konsepnya saja. Kimia harus dipelajari melalui kegiatan
percobaan karena belajar kimia tanpa percobaan tidak sempurna dan kurang
bermakna.5
Kegiatan praktikum merupakan sarana pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Melalui metode praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu
objek, keadaan atau proses sesuatu. Metode praktikum merupakan
cara
15.
Tine Maria Kuswanti, dkk., Sains Kimia Kelas I SMA (Jakarta: Bumi Aksara.2004) hal
Hanumi Oktiyani rusdi. (2007) Analisis Keterampilan berpikir Kritis Siswa SMA kelas
XI pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum dengan menggunakan bahan
sehari-hari (Bandung : UPI Bandung) hal. 69
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan beberapa
masalah, antara lain:
1.
2.
3.
C. Pembatasan Masalah
Agar Penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah yang
diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
a.
dan
menentukan
hasil
induksi,
keterampilan
bertanya
dan
dan
menjawab
mempertimbangkan
pertanyaan,
laporan
keterampilan
observasi,
serta
definisi.
b.
c.
D. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada
pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum?
E. Tujuan Penelitian.
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
seberapa
besar
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik
bagi semua pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
1.
2.
3.
4.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK
A.
Kerangka Teoritis
1.
Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupakan istilah lain untuk proses belajar mengajar.
Belajar dan Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari
kegiatan manusia. Sebelum memahami hakekat pembelajaran, maka perlu
diperhatikan tentang pengertian belajar terlebih dahulu karena hakekat
pembelajaran tidak bisa lepas dari hakekat belajar.
Banyak pengertian belajar yang dicetuskan oleh para ahli, namun
umumnya ahli-ahli tersebut (baik ahli psikologi maupun pendidikan)
mempunyai pendapat yang sama bahwa hasil suatu aktivitas belajar adalah
perubahan. Bahwa perubahan itu terjadi akibat pengalaman. Dari kesamaan
ini lahir pengertian belajar secara umum atau popular. Pengertian umum inilah
yang banyak digunakan oleh para praktisi di lapangan khususnya guru. Secara
umum, belajar adalah terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar karena
pengalaman. Perubahan tersebut bisa dalam bentuk pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai-sikap.
Mulyati Arifin dkk berpendapat belajar merupakan proses aktif siswa
untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam
kegiatan belajar mengajar, baik individual maupun kelompok, baik mandiri
maupun dibimbing.1 Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu
bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya
perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah
ke arah yang lebih baik.
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya menuju
Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 8
yang
aktif
terhadap
lingkungannya
melalui
mengobservasi,
10
2.
dari dua suku kata, yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan
hodos yang berarti jalan atau cara. Jadi metode berarti suatu jalan yang dilalui
untuk mencapai tujuan.3. Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah
Thariqah yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan
suatu pekerjaan.4
Dalam pengertian umum metode diartikan sebagai cara mengerjakan
sesuatu. Menurut Ahmad Tafsir metode adalah semua cara yang digunakan
dalam upaya mendidik.5 Menurut Nana Sudjana, metode adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mencapai tujuan.6 Dalam kamus besar bahasa
Indonesia metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud.7 Metode mempunyai arti yang sangat luas. Karena mengajar merupakan
bentuk dari upaya untuk mendidik, maka metode yang dimaksud adalah metode
mengajar.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,
2002), cet 1, hal. 40
4
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kalam Mulia, 2004), Cet IV hal. 155.
5
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya. 1994), Cet II, hal. 131
6
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000) Cet V. Hal. 76
7
Op.cit., hal. 40
11
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain Metode adalah suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8 Menurutnya pula
metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Dalam kegiatan belajar
mengajar
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai setelah proses
belajar mengajar berakhir.
Sedangkan menurut Aminuddin Rasyid metode adalah berbagai cara yang
teratur dan sistematis yang dilakukan dan ditempuh guru dalam memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mendapat isi pelajaran yang mereka
butuhkan.9
Dari beberapa pengertian metode, didalamnya terdapat muatan-muatan
substantif yang secara implisit menyatakan suatu pengertian yang sama. Dengan
kata lain, ada muatan nilai yang sama dalam masing-masing pengertian metode.
Metode mengajar adalah jalan seorang guru untuk memberi pemahaman kepada
murid-muridnya dan merubah tingkah lakunya sesuai dengan tujuan-tujuan yang
diinginkan. Metode mengajar mempunyai arti yang lebih dari pada hanya
sekedar sebagai alat untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan kepada siswa.
Atau lebih tepat lagi untuk menolong siswa-siswa memperoleh pengetahuan
tersebut, selain itu metode mengajar bermakna juga sebagai alat untuk menolong
pelajar-pelajar memperoleh keterampilan, kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap,
minat dan nilai-nilai yang diinginkan.
Disinilah pentingnya guru mengajar dengan menggunakan metode yang
baik dan tepat. Baik dalam arti dapat menarik perhatian siswa dan tepat dalam
pengertian sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Guru menggunakan
metode dalam pengajaran tentunya tidak sekedar metode sebagai cara mengajar,
melainkan hendaknnya menguasai ruang lingkup metode itu sendiri. Suatu
proses
belajar
mengajar
dikatakan
baik,
bila
proses
tersebut
dapat
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hal. 75.
9
Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Uhamka Press, 2003),
hal. 125.
12
pentingnya posisi metode dalam pengajaran agar lebih efektif dan efisien.
Pemilihan suatu metode mengajar dipengaruhi oleh tujuan instruksional yang
mencakup (1) penerimaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, (2)
aplikasi pengetahuan atau penerimaan keterampilan dan (3) tujuan yang bersifat
efektif atau motivasional yaitu berhubungan dengan pengembangan atau
perubahan sikap atau perasaan.11 Jadi metode pengajaran adalah cara dan
teknik yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa
secara tepat dan cepat sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
Dengan demikian, berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah suatu jalan atau
cara yang tersusun secara sistematis yang digunakan oleh guru untuk
menyajikan materi pelajaran secara efektif dalam membantu siswa memperoleh
keterampilan-keterampilan, sikap, minat, dan nilai-nilai yang diinginkan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3.
Metode Praktikum
Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang perlu
10
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), hal. 47
11
Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 95.
12
op.cit., hal. 84.
13
adalah
suatu
merupakan
kegiatan
yang
berbentuk
praktik
dengan
mempergunakan alat-alat tertentu, dalam hal ini guru melatih keterampilan siswa
13
14
dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil dicapai
mereka.
Dalam proses belajar mengajar dengan metode praktikum siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu
proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses tertentu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses
yang dialaminya itu. 18
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa praktikum
merupakan suatu kegiatan pembelajaran berupa praktik yang menggunakan alatalat tertentu. Dimana kegiatan ini dapat melatih kemampuan keterampilan,
pengetahuan, dan sikap secara bersama-sama.
Praktikum merupakan latihan bagi siswa yang bertujuan untuk
mempraktekan teori yang telah dipelajari, mencoba suatu teori baru dalam
kondisi aktual, untuk memperbaiki dan menyempurnakan teori serta metode
yang digunakan. Pada metode praktikum siswa diberikan tugas percobaan
tertentu oleh guru, kemudian tugas dan percobaan tersebut dilakukan sendiri
siswa dengan praktikum dan pengamatan untuk mengetahui sampai mana
kebenaran dari ilmu yang dipelajarinya. Dengan melakukan praktikum siswa
dapat mengetahui apa yang dipelajarinya, dalam hal ini hendaknya diusahakan
agar pihak guru mengatur pengajaran sehingga terbentuk suasana yang sebaikbaiknya bagi siswa untuk belajar.
Praktikum tidak lepas dengan Laboratorium. Laboratorium idealnya
memang suatu ruangan khusus dimana orang dapat melakukan eksperimen.
Tetapi dalam pengertiannya, laboratorium dapat dikelas dan dapat di
lingkungan.19
Yunita menjelaskan kegiatan di dalam laboratorium merupakan mata
rantai untuk menghubungkan beberapa aspek, diantaranya adalah :
18
19
15
1.
2.
3.
4.
5.
praktikum
penting
dilakukan
terus-menerus
untuk
praktikum
diharapkan
tidak
hanya
sekedar
untuk
kegiatan
praktikum
diantaranya
adalah
menerapkan,
20
Yunita, Panduan Demonstrasi dan Percobaan Permainan Kimia Jilid 2 untuk SD,
SMP, SMA dan yang sederajat. (Bandung: Pudak Scientific, 2007) hal. v.
21
op.cit., hal. 122-123.
16
Pengertian berpikir
Secara garis besar, berpikir merupakan tujuan ahkir dari proses
17
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya
menuju Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal. 2.
24
Alisuf Sabri. 2001. Pengantar Pasikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya), hal. 76.
25
Joyce M.Laurens, Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam
pembelajaran di studio perancangan. Prosedding Seminar Nasional Jurnal Seminar Nasional
Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10
Februari 2008. hal. 35.
18
b.
26
19
kohesif
dan
logis.29
Semua
pendidik
semestinya
tertarik
untuk
34
29
20
rangka
memecahkan
masalah,
merumuskan
kesimpulan,
berdasarkan
data
yang
relevan,
serta
401
21
yang harus diyakini dan dilakukan.38 Jadi pengertian Berpikir kritis adalah
kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik,
membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan
mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.
Pentingnya mengajarkan berpikir kritis tidak dapat diabaikan lagi,
karena berpikir kritis dapat merupakan proses dasar dalam suartu keadaan
dinamis yang memungkinkan siswa untuk menggulangi dan mereduksi
ketidaktentuan masa datang, sehingga diharapkan siswa akan mampu
menghadapi berbagai permasalahan hidup yang makin kompleks.
Para peneliti pendidikan menjelaskan bahwa pada dasarnya
pembelajaran keterampilan berpikir dapat dengan mudah dilakukan.
Sayangnya, kondisi pembelajaran yang ada di kebanyakan sekolah di
Indonesia belum begitu mendukung untuk terlaksananya pembelajaran
keterampilan berpikir yang efektif. Beberapa kendalanya antara lain
pembelajaran di sekolah masih terfokus pada guru, belum student
centered; dan fokus pendidikan di sekolah lebih pada yang bersifat
menghafal/pengetahuan faktual.
Keterampilan berpikir sebenarnya merupakan suatu keterampilan
yang dapat dipelajari dan diajarkan, baik di sekolah maupun melalui
belajar mandiri. Keterampilan berpikir sebenarnya suatu keterampilan
yang dapat dipelajari dan diajarkan karena berpikir kritis merupakan
sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan
mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.39 Berpikir kritis
dapat diajarkan melalui kegiatan laboratorium, inkuiri, term paper,
pekerjaan rumah yang menyajikan berbagai kesempatan untuk menggugah
berpikir kritis, dan ujian yang dirancang untuk mempromosikan
keterampilan berpikir kritis. Yang perlu diperhatikan dalam pengajaran
keterampilan berpikir ini adalah bahwa keterampilan tersebut harus
38
22
mengemukakan bahwa
2.
3.
4.
5.
40
23
Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI
Pada Pembelajaran Sistem Koloid Melalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan
sehari-hari. Bandung: UPI Bandung, hal. 12-15.
24
Dasar
dapat dipercaya
atau tidak
Mempertimbangkan
kemenarikan konflik
Mempertimbangkan
kesesuaian sumber
Mempertimbangkan
reputasi
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
tepat
Mempertimbangkan resiko
untuk reputasi
Kemampuan untuk
memberikan alasan
Kebiasaan berhati-hati
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Membuat dan
menentukan hasil
25
pertimbangan
Memberikan
penjelasan
lanjut
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
suatu definisi
Mengidentifikasi
asumsi-asumsi
5.
Mengatur
Menentukan suatu
strategi
dan tindakan
taktik
Berinteraksi dengan
orang lain
26
Unsur
kemampuan
berpikir
kritis
wingkel
adalah
44
27
5.
47
Agung Nugroho Catur Saputro, Irwan Nugraha. KIMIA Seandainya Kehidupan tanpa
Kimia untuk MA/SMA Kelas X (Jakarta: Direktorat Pendidikan Isalm Depag RI, 2007) hal. 104
48
Keenan dkk. Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi keenam jilid I ( Jakarta: Erlangga)
hal. 372.
49
James E Brady. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi kelima Jilid I (Jakarta:
Binapura Aksara) hal. 168.
28
Berdasarkan
daya
hantar
arus
listrik
larutan
dapat
J.M.C Johari, Kimia untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 198.
29
Elektrolit
lemah
Non
elektrolit
Senyawa kovalen
polar yang
terhidrolis
sebagian
Senyawa kovalen
polar yang tidak
terhidrolisis
redup
tidak
menyala
Asam Cuka,CH3COOH
Amonia, NH3
Asam Karbonat, H2CO3
Sukrosa, C12H22O11
Etanol, C2H5OH
Urea, CO (NH2)2
Glukosa, C6H12O6
kovalen
dalam
bentuk
larutan
juga
dapat
Michael, Purba. Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2 (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 5
30
Senyawa ion
Senyawa
Kovalen
polar
Lelehan
Larutan dalam
pelarut air
Dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena dalam
bentuk lelehan,
ion-ionnya dapat
bergerak jauh
lebih bebas
dibandingkan ionion dalam zat
padat
Tidak dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena lelehannya
terdiri dari
molekul-molekul
netral meski
Dapat bergerak
lebih bebas
Dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena dalam
bentuk larutan,
ion-ionnya dapat
bergerak bebas
Padatan
Tidak dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena dalam
bentuk padatan,
ion-ionnya tidak
dapat bergerak
bebas.
Tidak dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena
padatannya terdiri
dari molekulmolekul netral
meskipun bersifat
polar
Dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena dalam
bentuk larutan,
ion-ionnya dapat
bergerak bebas
31
B. Kerangka Berpikir
Pada dasarnya proses belajar itu tidak hanya menekankan pada aspek
pengetahuan dan pemahaman, tetapi aspek aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi
bahkan keterampilan-keterampilan juga harus ditekankan. Hal ini sangat penting
karena siswa akan dapat mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan
permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam
kehidupan nyata. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat
meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotor.
Tujuan mata pelajaran kimia dapat dicapai oleh siswa melalui berbagai
pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah
pada tataran inkuri terbuka. Proses inkuri ilmiah bertujuan menumbuhkan
kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai
slah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran kimia
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Salah satu alternatif pembelajaran mengenai metode pembelajaran yang
sesuai adalah dengan menerapkan pembelajaran yang mampu mengkondisikan
siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran,
memupuk kerjasama diantara siswa, serta melatih keterampilan berpikir siswa
secara kritis sehingga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi salah
satunya adalah melalui kegiatan praktikum.
Melalui praktikum siswa memahami dan melihat suatu kejadian lebih
rinci, selain itu siswa diberi kesempatan untuk mengalaminya sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu sekaligus
keterampilan berpikir kritis siswa akan ikut berkembang karena metode
praktikum tidak hanya mempersoalkan hasil akhirnya tetapi bagaimana proses
berpikir tersebut dapat ikut berkembang.
32
C. Penelitian relevan
Hasil Penelitian relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah penelitian dari Hanumi Oktiyani Rusdi dengan judul penelitian Analisis
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa kelas XI pada Pembelajaran Sistem Koloid
melalui Metode Praktikum dengan menggunakan bahan sehari-hari, Hasilnya
menunjukan bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran melalui metode
praktikum, selain itu siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis
siswa pada indikator menyebutkan contoh dan indikator menarik kesimpulan
dari hasil menyelidiki.52
Hasil Penelitian Lutfia Adiningtyas yang berjudul Penerapan Metode
Eksperimen pada Pokok Bahasan Benda Padat, Cair, dan Gas untuk Melatih
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Hasilnya menunjukan bahwa metode
eksperimen/praktikum dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa pada
aspek mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan.53
Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan
metode praktikum dapat dijadikan sebagai metode yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa, oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan
penelitian yang sama yaitu dengan mengukur sejauh mana keterampilan berpikir
kritis siswa melalui metode praktikum pada konsep larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
52
Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI
Pada Pembelajaran Sistem Koloid Melalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan
sehari-hari. Bandung: UPI Bandung.
53
Lutfia Adiningtyas. 2009. Penerapan Metode Eksperimen pada Pokok Bahasan
Benda Padat, Cair, dan Gas untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Semarang: UNS
Semarang
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat Penelitian
Tempat Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya,
yang beralamat di Jalan Letkol Basyir Surya no 89 Kota Tasikmalaya,
Jawa Barat.
2.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian sesuai dengan masalah yang diambil yaitu mengenai
materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dipelajari pada semester
genap pada tanggal 29 Maret-20 April 2010.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-5 di SMA
Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang terdistribusi ke dalam satu kelas dengan
jumlah siswa sebanyak 44 orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23
siswa perempuan. Siswa kelas X-5 dianggap sesuai dijadikan sampel dalam
penelitian ini karena kelas X-5 pada semester genap mempelajari mata
pelajaran kimia larutan elektrolit dan nonelektrolit dimana konsep tersebut
dijadikan oleh peneliti sebagai materi penunjang penelitian. Siswa dalam
penelitian ini dibagi menjadi enam kelompok, dimana tiap-tiap kelompok
terdapat siswa laki-laki dan perempuan, siswa dari kategori tinggi, sedang,
dan rendah. Penempatan kategori tinggi, sedang, dan rendah ditentukan
berdasarkan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran kimia dan pertimbangan
guru mata pelajaran kimia. Pengelompokkan ini dilakukan agar tiap
kelompok memiliki kemampuan yang relatif homogen dalam hal praktikum
dan diskusi
Adapun teknik pengambilan subyek penelitian ini menggunakan
purposive sampling yaitu mengambil sampel pada populasi berdasarkan suatu
kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan
34
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
deskriptif. Metode ini berupaya untuk memecahkan atau menjawab
pemasalahan yang dihadapi dalam situasi sekarang dan tanpa harus
dibuktikan. atau metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum2.
Tujuan penelitian deskriptif menurut Moh Nazir adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.3 Tujuan umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematika fakta dan karakteristik objek/subjek yang
diteliti secara tepat tentang kemampuan berpikir kritis siswa.
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008) Cet Ke-13 hal. 29.
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) hal. 54.
hal. 76.
3
35
E. Instrumen Penelitian
1.
kemampuan berhipotesis,
Lembar Observasi
Menurut Ngalim Purwanto Observasi adalah metode atau cara-cara
menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok
secara langsung.4 Dalam evaluasi hasil belajar observasi digunakan
sebagai teknik evaluasi untuk menilai kegiatan-kegiatan belajar yang
bersifat keterampilan atau Skill.5 Observasi yang dilakukan disini adalah
observasi langsung yang mengumpulkan data berdasarkan pengamatan
yang menggunakan mata atau telinga secara langsung. Dengan demikian
melalui observasi dapat terlihat kemunculan keterampilan berpikir kritis
siswa (KBKS) dengan panca indera secara langsung. Instrumen yang
digunakan untuk
36
2.
3.
4.
5.
3.
Indikator Keterampilan
Berpikir Kritis siswa
Mengindukasi dan
mempertimbangkan hasil
induksi
Mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipercaya
atau tidak
Bertanya dan menjawab
pertanyaan
Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi
Mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu
definisi
Sub-indikator Keterampilan
berpikir Kritis siswa
1. Mengemukakan hipotesis
2. Merancang Eksperimen
3. Mengemukakan kesimpulan
4. Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang tepat
5. Memberikan penjelasan
sederhana
6. Menyebutkan contoh
7. Mempertanggungjawabkan
hasil observasi
8. Melaporkan hasil observasi
9. Strategi membuat definisi
dengan bertindak memberikan
penjelasan lanjut
37
pertanyaan-pertanyaan sudah disusun secara tertulis dalam lembaranlembaran pertanyaan.6 Penulis membagikan angket
yang berisi
Pedoman wawancara
Menurut Lexy J.Moleong dalam bukunya wawancara adalah
Percakapan dengan maksud tertentu yaitu percakapan yang oleh dua
Pihak yaitu antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu.7 Jadi, wawancara adalah proses memperoleh
katerangan untuk tujuan penelitian dengan cara menjawab, sambil
bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab
atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview
guide (panduan wawancara).8
Pedoman wawancara berisi pertanyan-pertanyan yang akan
diajukan pada beberapa siswa. Wawancara dilakukan pada beberapa
siswa dari tiap kategori kelompok atau perwakilan siswa di tiap-tiap
kelompok, untuk mendapatkan informasi mengenai penjelasan lebih
lanjut dari hasil jawaban pada LKS. Wawancara dilakukan setelah data
dari LKS diolah.
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. (Jakarta: Kizi
Brothers, 2006). Hal. 33.
7
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2006) Cet ke-22 hal.186
8
op.cit., hal. 193-194.
38
1.
Tahap Persiapan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
2.
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Penelitian.
1) Melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM)
39
b.
Pertemuan kedua
Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok siswa untuk
dipelajari
dan
didiskusikan
bersama
anggota
kelompoknya.
Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ini dilakukan kegiatan praktikum menguji
daya hantar listrik suatu larutan. Pada pertemuan ini dilakukan pula
observasi terhadap keterampilan berpikir kritis siswa selama
40
Pertemuan keempat
Pada akhir pertemuan dilakukan pengisian angket oleh seluruh
siswa kelas X-5 dan wawancara terhadap siswa dari perwakilan
kelompok masing-masing. Untuk mengetahui respon siswa pada
pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
praktikum.
b.
c.
Angket
d.
Wawancara
e.
Pengolahan data
f.
Membuat Kesimpulan
hal 262.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), Cet ke-9.
41
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan suatu instrumen.10 Suatu instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengetahui
ketepatan instrumen lembar observasi untuk mengukur keterampilan
berpikir kritis siswa dilakukan validasi isi oleh Pakar pendidikan. Validasi
ini dilakukan dengan cara menentukan tujuan mengadakan pengamatan,
mengadakan pembatasan terhadap bagian yang akan diamati, merumuskan
indikator dari tiap bagian yang akan diamati, dan menderetkan semua
indikator dalam tabel persiapan,
Reliabilitas
Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
atau konsistensi dan dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya dan konsisten.11 Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu
instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik.12 Untuk menjaga reliabilitas dari
instrumen lembar observasi, maka sebelum melakukan pengamatan yang
sesungguhnya,
observer
perlu
dilatih
terlebih
dahulu
untuk
10
42
masalah yang diteliti. Jika data yang disajikan dalam bentuk yang masih
mentah maka data kurang mempunyai arti.
1.
Lembar Observasi
Data yang diperoleh dari lembar observasi kemudian dianalisis dengan
cara:
a.
b.
c.
Keterangan
Sangat baik
Baik
kurang baik
13
43
88
SKB
132
77 KB
110
176
143
SB
44
77
x100 o o x100 o o = 25 % 43,75%
176
176
KB (kurang baik)
: 43,76% 62,50%
: 62,51% 81,25%
(Baik)
SB (Sangat baik)
d.
: 81,26% 100%
e.
x 100 %
2.
Angket
Data dalam bentuk angket dianalisis seperti pada lembar observasi.
3.
Format Wawancara
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk
transkripsi untuk kemudian diterjemahkan secara deskriptif, sehingga
dapat diketahui respon siswa terhadap pembelajaran konsep larutan
elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum.
14
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008)
hal. 43.
44
Analisis
SK dan KD
P
E
R
S
I
A
P
A
N
Analisis
Keterampilan
Berpikir Kritis
Siswa
Membuat Instrumen
Tidak
Validasi Instrumen
Ya
P
E
L
A
K
S
A
N
A
A
N
Memperbanyak Instrumen
Praktikum
Observasi
Angket/Kuesioner
wawancara
Temuan Penelitian
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
46
Pertemuan I
Tabel 4.1 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi.
Sub Indikator
(mengemukakan
Hipotesis)
No
a.
Jumlah pemunculan
indikator per
kelompok
Membuat hipotesis /
dugaan sederhana dengan
bahasanya sendiri dari
suatu pertanyaan pada
LKS
Menyadari bahwa suatu
penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan
memperoleh bukti
Rata-rata
KB SKB
2
1
Persentase
(%)
SB
4
B
3
18
75,0
19
79,2
37
77,1
Keterangan:
SB
B
= sangat baik
= baik
KB
SKB
= kurang baik
= sangat kurang baik
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar pada pertemuan I berlangsung, indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi untuk sub indikator mengemukakan
hipotesis. kegiatan membuat hipotesis atau dugaan sederhana dengan
bahasanya sendiri (dari 6 kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 4
kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik).
Dan untuk kegiatan
47
Sub Indikator
(mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat)
No
a.
b.
c.
d.
e.
Jumlah pemunculan
indikator per
kelompok
Persentase
(%)
SB
KB
SKB
23
95,8
23
95,8
17
70,8
22
20
105
91,6
83,3
87,5
Berdasarkan data pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar
mengajar
pada
pertemuan
berlangsung,
pada
indikator
menunjukan
bahwa
kategori
indikator
berpikir
kritis
48
No
a.
b.
c.
Sub Indikator
( Merancang eksperimen)
Jumlah pemunculan
indikator per
kelompok
SB B KB SKB
Persentase
(%)
22
91,6
22
91,6
19
83,3
63
87,5
Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator menginduksi
dan mempertimbangkan hasil induksi dengan
eksperimen, dengan kegiatan merangkai alat uji daya hantar listrik dan
mencoba alat uji daya hantar listrik dengan menguji larutan-larutan yang
sudah disediakan adalah
tergolong
kegiatan
49
No
a.
Sub indikator
(memberikan penjelasan
sederhana)
Menganalisis pertanyaan/
argument yaitu: siswa
memberikan penjelasan
sederhana dengan
melihat perbedaan,
persamaan serta fakta.
Memfokuskan
pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan
semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di
LKS
Bertanya dan menjawab
pertanyaan: yaitu siswa
dapat bertanya dan
menjawab pertanyaan
mengenai suatu
penjelasan pada
pertanyaan-pertanyaan di
LKS seperti
Rata-rata
Jumlah pemunculan
indikator per
kelompok
SB B KB SKB
Persentase
(%)
18
75,0
18
75,0
18
75,0
54
75,0
Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator bertanya dan
menjawab dengan sub indikator memberikan penjelasan sederhana, untuk
kegiatan menganalisis pertanyaan/argument (semua kelompok tergolong
baik), dan untuk memfokuskan pertanyaan (dari 6 kelompok 4 kelompok
tergolong sangat baik, 1 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya
tergolong kurang baik), serta untuk bertanya dan menjawab pertanyaan,
50
No
24
100
17
70,8
a.
b.
KB SKB
(%)
SB
41
85,4
Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar
mengajar
pada
pertemuan
berlangsung,
pada
indikator
sub
51
Pertemuan kedua
Tabel 4.6 Hasil lembar observasi indikator mempertimbangkan
apakah sumber dapat dipercaya atau tidak .
Sub Indikator
(mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat)
No
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Jumlah pemunculan
indikator per kelompok
SB B KB SKB
Persentase
(%)
23
95,8
22
91,6
23
95,8
23
95,8
17
70,8
22
91,6
20
150
83,3
89,2
Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar
mengajar
pada
pertemuan
berlangsung,
pada
indikator
52
(%)
4
3
2
1
No
Sub indikator
(Melaporkan hasil observasi)
a.
21
87,5
b.
23
95,8
c.
23
95,8
d.
21
87,5
20
83,3
e.
108
90,0
Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator
mengobservasi
terjadi di katoda dan anoda dan mencatat setiap pengamatan kedalam tabel
hasilnya sama yaitu (dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong sangat baik,
dan 3 kelompok lagi tergolong baik ), untuk mengamati nyala lampu dan
mengamati kertas lakmus (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong sangat
53
berpikir
kritis
dengan
indikator
mengobservasi
dan
No
a.
b.
c.
d.
Sub indikator
(mengemukakan hipotesis)
Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di
uji dengan daya hantar listrik
Memperkirakan nyala lampu
ketika suatu larutan di uji
dengan alat daya hantar
listrik
Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di
uji dengan kertas lakmus.
Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika menguji jenis
larutannya sama tetapi
konsentrasinya berbeda
Rata-rata
(%)
4
3
2
1
1
16
66,7
18
75,0
19
79,2
16
66,7
69
71,8
Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator
mengemukakan hipotesis, untuk kegiatan
terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik (dari 6
kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok tergolong baik
dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik ), dan untuk kegiatan
memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya
54
Sub indikator
(mengemukakan kesimpulan)
No
a.
b.
Rata-rata
37
1
9
1
8
(%)
79,2
75,0
77,1
Berdasarkan data pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar
mengajar
pada
pertemuan
II
berlangsung,
pada
kegiatan
55
No
a.
b.
c.
d.
Sub indikator
(startegi membuat
definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan
lanjut)
Membuat bentuk
definisi seperti siswa
dapat memberikan
definisi larutan
elektrolit sesuai dengan
pengamatannya
Menjelaskan
penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat
asam, basa atau netral.
Menjelaskan
penggolongan larutan
elektrolit kuat dan
lemah
Menyebutkan contoh
larutan elektrolit dan
nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
Rata-rata
Jumlah pemunculan
indikator per kelompok
SB B KB SKB
Persentase
(%)
20
83,3
18
75
20
83,3
20
83,3
78
81,3
Berdasarkan data pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator
mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi dengan sub
indikator strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan
penjelasan lanjut membuat bentuk definisi (dari 6 kelompok 4 kelompok
tergolong sangat baik, 2 kelompok lagi tergolong baik), untuk kegiatan
menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral (semua kelompok tergolong baik), untuk kegiatan menjelaskan
penggolongan larutan elektrolit kuat dan
56
a.
b.
c.
Sub indikator
(Menyebutkan contoh)
Menyebutkan contoh
larutan elektrolit dan
nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
Menyebutkan contoh
larutan elektrolit kuat dan
lemah
Menyebutkan contoh
larutan yang bersifat asam,
basa dan netral
Rata-rata
(%)
SB
KB
SKB
20
83,3
19
79,2
18
75,0
57
79,2
Berdasarkan data pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator bertanya
dan menjawab pertanyaan dengan sub indikator menyebutkan contoh, untuk
kegiatan menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik,
2 kelompok lagi tergolong baik), menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat
dan lemah (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok
tergolong baik, dan 1 kelompok tergolong kurang baik), untuk menyebutkan
contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral (dari 6 kelompok 2
kelompok sangat baik, 2 kelompok lagi baik dan 2 kelompok lagi kurang
baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 79,2%. Hal ini
57
1.
2.
3.
4.
Jumlah
Persentase
keseluruhan
(%)
(%)
Indikator Berpikir
Kritis
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Mengemukakan hipotesis
77,1
Merancang eksperimen
87,5
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
87,5
87,5
Memberikan penjelasan
sederhana
75,0
75,0
Mempertanggungjawabk
an hasil observasi
85,4
85,4
83,2
82,8
58
No
Indikator Berpikir
Kritis
1.
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
2.
3.
4.
5.
Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Bertanya dan
menjawab
Menyebutkan contoh
pertanyaan
Mengobservasi dan
Melaporkan hasil
mempertimbangkan
observasi
laporan observasi
Mendefinisikan
Strategi membuat
istilah dan
definisi dengan bertindak
mempertimbangkan
memberikan penjelasan
suatu definisi
sederhana.
Jumlah rata-rata (%)
Berdasarkan tabel 4.13
Jumlah
Persentase
keseluruhan
(%)
(%)
71,8
77,1
75,8
89,2
89,2
79,2
79,2
90,0
90,0
81,3
81,3
82,8
59
No
Indikator Berpikir
Kritis
1.
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
2.
Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
3.
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
4.
5.
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Jumlah
Persentase
keseluruhan
(%)
(%)
Mengemukakan hipotesis
74,5
Merancang Eskperimen
Mengemukakan
kesimpulan
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
Memberikan penjelasan
sederhana
Menyebutkan contoh
87,5
Mempertanggungjawabk
an hasil observasi
Melaporkan hasil
observasi
Mendefinisikan
Strategi membuat
istilah dan
definisi dengan bertindak
mempertimbangkan
memberikan penjelasan
suatu definisi
sederhana.
Jumlah rata-rata (%)
79,7
77,1
88,4
75,0
88,4
77,1
79,2
85,4
87,7
90,0
81,3
81,3
82,8
60
60
40
pertemuan
kedua
20
0
indikator 1 indikator 2 indikator 3 indikator 4 indikator 5
hasil
observasi,
serta
mendefinisikan
istilah
dan
pertimbangan suatu definisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2
61
90
85
indikator 1
80
indikator 2
75
indikator 3
70
indikator 4
Jumlah rata-rata penguasaan keseluruhan
keterampilan berpikir kritis siswa.
indikator 5
Pernyataan
Positif
54 x 4 = 216
221 x 3 = 663
66 x 2 = 132
1011
1232
82,1%
Pernyataan
Negatif
9x1=9
37 x 2 = 74
185 x 3 = 555
33 x 4 = 132
770
1232
62,5%
72,3%
62
Indikator
mempertimbangkan
apakah
sumber
dapat
Pernyataan
Positif
21 x 4 = 84
65 x 3 = 195
1x2=2
1x1=1
282
Pernyataan
Negatif
1 x 1 =1
2x2=4
72 x 3 = 216
13 x 4 = 522
273
352
352
80,1%
77,6%
78,9%
63
Pernyataan
Positif
40 x 4 = 160
122 x 3 = 366
18 x 2 = 36
562
Pernyataan
Negatif
3x1=3
23 x 2 = 46
97 x 3 = 291
23 x 4 = 92
432
704
704
79,8%
61,4%
70,6%
Pernyataan
Positif
31 x 4 = 124
100 x 3 = 300
1x2=2
426
Pernyataan
Negatif
6 x 2 = 12
110 x 3 = 330
16 x 4 = 64
406
528
528
80,7%
76,9%
78,8%
64
Pernyataan
Positif
21 x 4 = 84
109 x 3 = 327
2x2=4
415
Pernyataan
Negatif
7x1=7
10 x 2 = 20
99 x 3 = 297
16 x 4 = 64
388
528
528
78,6%
73,5%
76,1%
65
80
78
76
74
72
70
68
66
Hasil data angket keterampilan berikir
kritis pada pembelajaran kimia dengan
metode praktikum
indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Indikator 5
Hasil Wawancara
Temuan yang diperoleh dari hasil wawancara disajikan dalam
bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 4.20 Respon siswa terhadap pembelajaran kimia dengan
metode praktikum
No
1
Pertanyaan
Bagaimana Pendapatmu!
Apakah kamu senang belajar
kimia disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!
Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!
Menurutmu apakah
Jawaban
Kami merasa senang sekali, karena
dengan melaksanakan praktikum kami
bisa lebih yakin, lebih jelas, lebih puas
dan mudah untuk mengingatnya.
Tidak sering hanya beberapa kali
melaksanakan praktikum.
66
B.
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori serta proses kerja ilmiah, oleh
karena itu dalam penelitian ini, indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati pada tiap pertemuan berbeda-beda sesuai dengan aktivitas dan tujuan
percobaan yang dilakukan.
1.
67
dan
membuat
jawaban
sementara
(hipotesis),
serta
mampu
68
69
70
akan menjadikan kebiasaan untuk melakukan kegiatan tersebut, selain itu juga
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keterampilan. Hal ini berarti
kegiatan percobaan yang dilakukan secara berulang akan membuat siswa terbiasa
melakukan kegiatan percobaan dan menjadikan siswa lebih terampil melakukan
percobaan. Tetapi dalam kegiatan penggunaan alat dengan teknik yang benar dan
kebiasaan hari-hati dalam praktikum masih banyak siswa yang kurang
mengetahuinya, menurut pengakuan siswa mereka kurang mengetahui tentang hal
tersebut. Karena pembelajaran sebelumnya siswa jarang melakukan praktikum.
3.
71
gardu listrik di putus. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa harus mampu
memberikan penjelasan.
Dari kedua sub-indikator ini yaitu memberikan penjelasan sederhana
diperoleh hasil persentase sebanyak 75,0% dan kegiatan menyebutkan contoh
sebesar 79,2%. Dari kedua sub-indikator ini diperoleh hasil rata-rata keseluruhan
sebanyak 77,1 %. hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kategori
keterampilan berpikir kritis siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
tergolong baik.
Bertanya untuk meminta penjelasan merupakan suatu hal yang mudah
dilakukan siswa tetapi memita penjelasan merupakan hal yang perlu dipikirkan
karena tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai dengan
jawaban yang diharapkan. Dalam indikator ini ketika memberikan penjelasan
sederhana siswa harus menyadari bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji
kebenarannya dengan memperoleh bukti. Hal ini senada dengan pendapat
Matindas berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk
mengevaluasi kebenaran suatu pernyataan. Siswa juga harus mampu memberikan
penjelasan-penjelasan yang baik oleh sebab itu siswa dituntut untuk memahami
konsep dasar materi yang akan dibahas terlebih dahulu, jadi siswa sedikit banyak
harus mengerti terlebih dahulu tentang materi yang akan dipelajari. Berdasarkan
hasil wawancara sebagian besar siswa dapat memberikan penjelasan sederhana
dengan benar, hanya saja ada salah satu kelompok yang kurang tepat dalam
menuliskan jawabanya dengan alasan kurang tahu,
lupa, dan
juga kurang
menghubungkan materi.
4.
72
Joyce M.Laurens, Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam pembelajaran di
studio perancangan Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju
Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008 hal 35
73
74
listrik dan mampu menjelaskan lebih lanjut bahwa larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyawa kovalen
Data mengenai keterampilan siswa untuk indikator mendefinisikan istilah
dan pertimbangan suatu definisi dianalisis dari lembar observasi. Berdasarkan
hasil analisis dan jawaban yang diberikan siswa dapat ditentukan seberapa jauh
kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan lanjut mengenai penyebab
larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik dan menjelaskan bahwa larutan
elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar, jawaban yang
diberikan sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa.
Dari indikator ini yaitu mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu
definisi diperoleh persentase sebesar 81,3%. Hal ini menunjukan bahwa strategi
membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut dengan
indikator mendefinsikan istilah dan pertimbangan suatu definisi tergolong sangat
baik
Memberikan penjelasan lanjut merupakan keterampilan yang harus
dipertimbangkan dan dipikirkan dengan benar karena meminta penjelasan
merupakan suatu hal yang tidak mudah dilakukan tetapi perlu dipikirkan karena
tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai atau kurang jelas dan
terperinci dengan jawaban yang diharapkan.
Dalam aspek memberikan penjelasan lanjut
bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti,
siswa juga harus mampu memberikan penjelasan-penjelasan yang baik yang perlu
dihubungkan dan dipertimbangkan dengan penjelasan materi sebelumnya. Seperti
pertanyaan yang harus menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa
ion dan senyawa kovalen polar, disamping siswa mampu dan memahami larutan
elektrolit dan nonelektrolit siswa juga harus mampu memahami senyawa ion dan
senyawa kovalen sehingga siswa mudah dan bisa memberikan penjelasan lanjut
yang ditunjang dengan hasil praktikum.
Dari hasil analisis ditemukan ada beberapa kelompok siswa kurang
memberikan penjelasan dengan tepat dikarenakan siswa kurang mengubungkan
dan kurang mempertimbangkan hasil praktikum yang diperoleh, siswa cenderung
75
menjelaskan dengan kata-kata yang singkat kurang terarah dan terperinci, dan
siswa sedikit kebingungan dalam menuliskan dan menjelaskan dari hasil
pengamatannya. Umumnya siswa memberikan penjelasan dari apa yang mereka
lihat dan tidak menghubungkannya dengan tujuan percobaan maupun hasil
pengamatan. Dari hasil wawancara diperoleh sebagian besar siswa mengalami
kebingungan, lupa dan kurang tahu mengenai penjelasan yang harus diberikan.
Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan
konsep-konsep yang telah dimiliki dan mengaitkannya dengan suatu peristiwa
atau kejadian masih kurang.
C.
76
berpikir harus dilakukan melalui latihan yang sesuai dengan tahap perkembangan
kondisi anak.3 Demikian pula halnya dengan keterampilan berpikir kritis, semakin
kompleks latihan yang diberikan maka akan makin meningkat pula keterampilan
berpikirnya.
Berdasarkan
analisis
peneliti
dapat
disimpulkan
bahwa
indikator
keterampilan berpikir kritis yang banyak dikembangkan atau muncul pada siswa
adalah indikator mempertimbangkan sumber dapat dipercaya atau tidak dan
indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi. Kedua
indikator ini setelah dianalisis dengan lembar obervasi maupun angket, kedua
indikator ini memperoleh jumlah persentase yang lebih besar dari pada indikator
lainnya. Sedangkan indikator yang rata-ratanya paling rendah adalah indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan. Tetapi indikator ini masih tergolong baik.
Bersadarkan hasil analisis dan pengalaman peneliti serta pendapat observer
hal
ini
terjadi
karena
siswa
kurang
dilatih
untuk
mengungkapkan
77
78
dikatakan oleh guru saja. Pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran
melalui metode eksperimen dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Metode Praktikum atau eksperimen dapat dirancang sebagai kegiatan
penemuan yang dapat membantu siswa untuk menemukan konsep atau teori
secara mandiri melalui kegiatan percobaan. Selain itu kemampuan psikomotorik
atau keterampilan gerak pada siswa dapat dilatih dengan memberi kesempatan
siswa untuk melakukan percobaan. pembelajaran melalui metode eksperimen
dapat melatih dan meningkatkan keterampilan siswa melakukan kegiatan
percobaan.
Pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan siswa
aktif dalam pembelajaran dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui
kegiatan percobaan yang melibatkan kemampuan siswa dalam mengamati,
mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan. kegiatan percobaan atau
eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Pernyataan ini didukung hasil penelitian Hanumi
Oktiyani Rusdi (2007) pada salah satu siswa SMA Negeri di Kota Bandung
bahwa
pembelajaran
melalui
metode
praktikum
dapat
mengembangkan
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya,
diperoleh beberapa kesimpulan mengenai keterampilan berpikir kritis
siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran kimia larutan elektrolit da
nonelektrolit dengan metode praktikum, sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
praktikum tergolong sangat baik dengan keterampilan berpikir kritis
rata-rata sebanyak 82,8%.
2. Indikator keterampilan
definisi
diperoleh
sebanyak
81,3%,
menginduksi
dan
80
B. Saran
Berdasarkan penelitian dapat dikemukakan saran-saran sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran melalui metode praktikum dengan bahan
sehari-hari
sebaiknya
sering
dilakukan
pada
saat
kegiatan
siswa-siswi
mengembangkan
tingkat
keterampilan
SMA
berpikir
umumnya,
kritis
pada
dapat
kegiatan
80
DAFTAR PUSTAKA
Afcariono, Muchamad. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi,
Jurnal Pendidikan Inovatif Vol 3 No 2, Maret 2008.
http://jurnaljpi.files.wordpress.com.pdf , diakses 7 januari 2010
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar, Bandung:
Pustaka Setia
Arief,
Achmad.
2007.
Memahami
Berpikir
Kritis,
http:/researchengines.com/1007arief3.html., diakses 17 maret 2010.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Press.
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya
menuju Pembelajaran yang efektif, Bandung: JICA IMSTEP UPI
Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arnyana, Ida bagus Putu 2005. Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu
Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada
Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No 4 TH. XXXVIII Oktober 2005 ISSN 0215-8250.
Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi kelima Jilid I. Jakarta:
Binapura Aksara
Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah
Aliyah,
dari
http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf., diakses 22 januari 2010
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamied, Fuad Abdul. Model Pembelajaran Inovatif di Era Global Jurnal
Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 2 Maret 2009., diakses 10 januari 2010
Handayani, Sri. 2005. Pengembangan model Pembelajaran Interaktif Makhluk
Hidup dan Tumbuhan Untuk meningkatkan Keterampilan berpikir
81
Rasional siswa SD kelas III, Pena Wiyata. Jurdik & Hum. No 7 tahun IV,
September 2005.
Iska, Zikri Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan.
Jakarta: Kizi Brothers.
Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta
Johnson, Elanie. 2009. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan
Learning Center (MLC).
Keenan, dkk. Kimia Untuk Universitas, Edisi Keenam Jilid I. Jakarta: Erlangga
Laurens, Joyce M. Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam
Pembelajaran di studio Perancangan, Jurnal Seminar Nasional
Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur
Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008.
Liliasari. 2003. Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat
tinggi melalui model Pembelajaran kapita selekta Kimia sekolah
lanjutan, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi 3 Tahun Vlll,
2003.
Liliasari, Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju
Profesionalisme
guru.
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN. hal 5 diakses 10
mei 2010
Mata pelajaran kimia di Program Paket C. Http://www.dikmenum.go.id.pdf.,
diakses 22 Januari 2010 .
Moeleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosda karya.
Murphy. E, Perkins C. 2006. Identifying and measuring individual engagement
in critical thinking in online discussions: An exploratory case stud, Jurnal
Educational Technology & Society, diakses 9 juni 2010.
Murwani, Elika Dwi. Peran Guru dalam Membangun Kesadaran kritis siswa,
Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006.
82
Nugroho C.S, Agung dkk. 2007. KIMIA Seandainya Kehidupan Tanpa Kimia.
Untuk MA dan SMA Kelas X. Jakarta: Direktorat Pendidikan Islam
Depag RI.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Peraturan Mendiknas
RI nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi
Kelulusan, [online],http://www.psb.psma.org.pdf., diakses 22 januari
2010.
Purba, Michael. 2006. Kimia IB Untuk SMA Kelas X Semester 2, Jakarta:
Erlangga.
Purwanto, Ngalim.2000. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Ramayulis. 2004. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia.
Redhana, I Wayan. Meningkatkan Ketetampilan Berpikir kritis Siswa melalui
Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah, Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. No.3 TH.XXXVI juli
2003 ISSN 0215-8250.
Rusdi, Hanumi Oktiyani. 2007. Analisis Keterampilan berpikir Kritis Siswa SMA
kelas XI pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum
dengan menggunakan bahan sehari-hari, Bandung : UPI Bandung
Sabri, Alisuf. 2001. Pengantar Pasikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya
Sardiman. 2000. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: PT Bulan
Bintang
Siswono, Tatag Yuli Eko. 2004. Mendorong berpikir kreatif siswa melalui
pengajuan masalah (problem posing), Jurnal Konferensi Nasional
Matematika XII, Universitas Udayana , Denpasar, Bali. 23-27 July 2004.
Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama. 2006. Evaluasi
Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Sudiarta, I Gst Putu. 2005. Pengembangan Kompetensi Berpikir Divergen dan
Kritis melalui Pemecahan Masalah Matematika Open-Ended, Jurnal
83
Lampiran 1.
SILABUS
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: X/2
Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat Larutan Nonelektrolit dan elektrolit serta reaksi Oksidasi Reduksi
Kompetensi Dasar
: 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan
Alokasi Waktu
Materi Pokok
Pembelajaran
(1)
Larutan Elektrolit
Kegiatan Pembelajaran
dan Nonelektrolit
elektrolit
elektrolit
(2)
1. Merancang dan
2. Mendeskripsikan
Indikator
(3)
1. Merancang dan
2. Menjelaskan dan
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber bahan/Alat
(4)
Jenis Tagihan:
(5)
1x 45 menit
LKS
(1 jam
kelas X, Michael
Pelajaran)
Purba, penerbit
Bentuk
pengertian larutan
Mendeskripsikan
Instrumen:
elektrolit dan
pengertian larutan
Lembar
nonelektrolit
elektrolit dan
berdasarkan
nonelektrolit
percobaan
Observasi
Angket
(6)
Buku Kimia SMA
Erlangga 2007
-
Alat Alat
Praktikum:
-
Baterai 1,5 V
Lampu kecil 2
Kabel
84
Lampiran 1.
Larutan Elektrolit
dan Nonelektrolit
3. Mengelompokan
Mengidentifikasi sifat-
Jenis Tagihan:
2x45 menit
larutan kedalam
sifat larutan
LKS
(2 jam
kelas X, Agung
larutan nonelektrolit,
nonelektrolit dan
Pelajaran)
Nugroho dkk
Bentuk
penerbit Depag
elektrolit lemah
hasil percobaan
Instrumen:
RI.2007
Mengelompokan
Lembar
berdasarkan sifat
1.
2.
hantaran listriknya
larutan ke dalam
4. Menjelaskan
larutan nonelektrolit
Observasi
Angket
penyebab kemapuan
dan elektrolit
larutan elektrolit
berdasarkan sifat
menghantarkan listrik
hantaran listriknya.
kelas X yang
Menjelaskan penyebab
relevan.
5. Menjelaskan proses
3.
terjadinya hantaran
kemapuan larutan
elektrolit dapat
menghantarkan listrik
4.
Esis.2004.
- Buku Kimia SMA
Mendeskripsikan
dalam kehidupan
sehari-hari.
polar
85
Lampiran 2
86
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: X/1
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
3. Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi
reduksi.
Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data
hasil percobaan.
Indikator
a. Merancang dan merangkai alat uji elektrolit
b. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit melalui data
hasil percobaan
c. Mengelompokan larutan ke dalam larutan nonelektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
d. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik.
e. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
A.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari ini siswa diharapkan dapat,
a. Merancang dan merangkai alat uji elektrolit
b. Menguji daya hantar listrik larutan
c. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit melalui
data hasil percobaan
d. Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan data
hasil percobaan
87
Materi Pembelajaran
- Larutan
- Larutan Elektrolit
- Larutan nonelektrolit
- Senyawa ion
- Senyawa kovalen
C.
D.
88
E.
Media Pembelajaran
Alat- alat uji daya hantar Listrik
Larutan yang akan diuji
F.
Aktivitas Guru
Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Siswa
Alokasi
waktu
Kegiatan Pendahuluan
- Mengucapakan salam
- Menjawab salam
- Berdoa
- Menerima LKS
masing
7 menit
- Prasyarat pengetahuan :
Senyawa asam, basa, garam
dan rumus kimia.
- Motivasi dan Apersepsi
- Misalnya : Mengapa
manusia bisa tersengat
listrik?
- Kenapa Ikan-ikan yang
airnya dialiri bisa mati?
- Mengapa ketika tangan
basah kita dilarang
menyentuh alat elektronik
- Mendengarkan penjelasan
guru
89
Kegiatan Inti
Kegiatan Inti
masing-masing dan
prosedur/langkah kerja
membuat prosedur
percobaan/langkah kerja
30
menit
Kegiatan Penutup
Kegiatan Penutup
- Menyimpulkan kegitaan
menyimpulkan kegiatan
dilakukan
8 menit
90
dilakukan
- Menugaskan siswa untuk
- Mengumpulkan LKS
- Menngucapkan alhamdulillah
mengumpulkan LKS
- Menutup kegiatan Pembelajaran
dengan bacaan hamdalah
Aktivitas Guru
Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
- Mengucapakan salam
- Menjawab salam
- Berdoa
- Menerima LKS
masing
- Mendengarkan penjelasan
guru
Kegaiatn Inti
Kegiatan Inti
masing-masing dan
prosedur/langkah kerja
10
menit
91
membuat prosedur
15
percobaan/langkah kerja
menit
- Membimbing, mengamati,
mengarhkan dan membantu
siswa yang mengalami kesulitan
pada praktikum sebelumnya
- Mengawasi jalannnya kegiatan
praktikum
- Mencatat hasil pengamatan
yang didapat
- Memberikan kesempatan pada
siswa untuk memperbaiki hasil
pengamatan yang telah
dilakukan pada pertemuan
pertama
- Memberikan kesempatan untuk
bertanya seputar materi yang
telah dipelajari kemudian
menit
melakukan penilaian
perbedaan larutan
siswa
35
- Memperbaiki hasil
pengamatan dengan
mengulangi larutan yang akan
15
menit
92
diuji.
- Membedakan larutan elektrolit
dan nonelektrolit
- Mengidentifikasi ciri-ciri
larutan yang dapat
menghantarkan listrik
- Menggolongkan larutan
kedalam larutan elektrolit
kuat, lemah dan nonelektrolit
- Mengidentifikasi dan
menggolongkan larutan
berdasarkan sifatnya seperti
larutan yang bersifat asam,
basa dan netral
- Mengisi soal-soal yang
disediakan pada Lembar Kerja
Siswa (LKS)
3
Kegiatan Penutup
Kegiatan Penutup
- Menyimpulkan kegiatan
menyimpulkan kegiatan
dilakukan
dilakukan
- Menugaskan siswa untuk
mengumpulkan LKS
- Menutup kegiatan Pembelajaran
- Mengumpulkan LKS
- Mengucapkan Alhamdulillah
- Membereskan alat-alat
praktikum
15
menit
93
G.
Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA Kelas X
-
H.
Penilaian
a. Jenis Tagihan
-
b. Bentuk Instrumen
-
Lembar Observasi
Angket
(Herti Patmawati)
94
LKS
LEMBAR KERJA SISWA
(Pertemuan Pertama)
Larutan Elektrolit
dan Larutan Nonelektrolit
Nama Kelompok: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
95
TUJUAN
1.
2.
3.
II.
PENGANTAR PERCOBAAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai jenis
benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada yang
berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan
dan cairan.Di dalam tubuh manusia, air tidak berada dalam bentuk murni
tetapi telah bercampur dengan senyawa-senyawa lain, seperti glukosa, sel
darah merah, sel darah putih dan garam-garam mineral. Jadi air merupakan
zat pelarut (solvent) yang sangat baik bahkan hampir kebanyakan reaksi kimia
berlangsung dalam fase larutan.
Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala bidang
kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi, maupun fisika
berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran
homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun atas komponen
zat pelarut (solvent) yang jumlahnya banyak, dan zat terlarut (solute) yang
jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau (solvent) yang paling banyak
terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat
baik, yang menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam
tubuh organisme.
Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut
senyawa-senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat
menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat
dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar dalam alat
96
tersebut
menyala
dan
timbul
gelembung-gelembung
gas
disekitar
elektrodenya.
Untuk lebih mengetahui cara kerja alat tersebut lakukan percobaan
uji elektrolit sesuai petunjuk di Lembar Kerja Siswa.
A. PERTANYAAN PRAPRAKTIKUM
1.
gardu-gardu
listrik
yang
terendam
banjir?
Mengapa
PLN
............................................................................
2.
listrik
disebut
nonkonduktor
atau
isolator.
Kayu
b)
Kaca
c)
Plastik
d)
Air suling
e)
Kristal garam
f)
Larutan garam
g)
Larutan cuka
h)
Larutan gula
i)
Alkohol
97
3.
.................................................................
B.
KEGIATAN PRAKTIKUM
1.
- Kabel
0,5 meter
- Lampu kecil
2 buah
3 buah
- Paku kecil
2 buah
- Lakban secukupnya
- Koran secukupnya
2.
Air suling
b)
c)
Larutan etanol 70 %
d)
e)
98
..................................................................................................
3.
Buatlah Langkah kerja untuk menyelidiki atau menguji daya hantar listrik
pada larutan- larutan yang sudah disediakan diatas?
..................................................................................................
4.
Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama larutan, rumus kimia larutan,
pengamatan nyala lampu dan pengamatan gelembung gas.?
99
PERTANYAAN
1.
.............................................................
....................................................................................................................
2.
Berdasarkan
hasil
percobaan
diatas,
Bagaimanakah
kamu
dapat
..............................................................................
3.
...............................................................................
4.
.....
100
LKS
LEMBAR KERJA SISWA
(Pertemuan Ke-2)
Larutan Elektrolit
dan Larutan Nonelektrolit
Nama Kelompok: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
101
TUJUAN
1.
2.
Menjelaskan
penyebab
kemampuan
larutan
elektrolit
dapat
IV.
PENGANTAR PERCOBAAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai jenis
benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada yang
berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan
dan cairan. Di dalam tubuh manusia, air tidak berada dalam bentuk murni
tetapi telah bercampur dengan senyawa-senyawa lain, seperti glukosa, sel
darah merah, sel darah putih dan garam-garam mineral. Jadi air merupakan
zat pelarut (solvent) yang sangat baik bahkan hamper kebanyakan reaksi kimia
berlangsung dalam fase larutan.
Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala bidang
kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi, maupun fisika
berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran
homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun atas komponen
zat pelarut (solvent) yang jumlahnya banyak, dan zat terlarut (solute) yang
jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau (solvent) yang paling banyak
terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat
baik, yang menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam
tubuh organisme.
Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut
senyawa-senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat
menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat
dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar dalam alat
102
tersebut
menyala
dan
timbul
gelembung-gelembung
gas
disekitar
elektrodenya.
Untuk lebih mengetahui cara kerja alat tersebut lakukan percobaan
uji elektrolit sesuai petunjuk di Lembar Kerja Siswa.
V.
KEGIATAN PRAKTIKUM
1.
Dengan menggunakan alat uji daya hantar listrik yang sudah dibuat di
pertemuan sebelumnya. Diantara larutan-larutan dibawah ini manakah
larutan yang termasuk elektrolit dan manakah yang termasuk larutan
nonelektrolit?
a) Air Suling
b) Air Sumur
c) Larutan Alkohol 70 %
n) Larutan urea
f)
g)
Larutan Amonia
h) Larutan Gula
....................................................................................................
2.
Buatlah Langkah kerja untuk menyelidiki atau menguji daya hantar listrik
berbagai larutan yang sudah disediakan diatas?
................................................................................
103
3.
Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama larutan, rumus kimia larutan,
pengamatan nyala lampu dan pengamatan gelembung gas serta perubahan
kertas lakmus!
!
104
PERTANYAAN
1.
..............................................................................
2.
..............................................................................
3.
..............................................................................
4.
..............................................................................
5.
..............................................................................
105
6.
Bagaimana
cara
membedakan
larutan
elektrolit dan
Larutan
nonelektrolit? Jelaskan
..............................................................................
7.
...............................................................................
8.
...............................................................................
9.
...............................................................................
10.
apakah
.................................................................................................
106
1.
..............................................................................
2.
..............................................................................
3.
Jelaskan
elektrolit
bagaimana
lemah
perbedaan
dan
larutan
antara
larutan
nonelektrolit?
elektrolit
Sebutkan
kuat,
contoh
larutannya
...............................................................................
4.
Natrium klorida tergolong senyawa ion (terdiri dari ion Na + dan ion Cl) namun demikian, Kristal natrium klorida tidak dapat menghantarkan
listrik.
a. Mengapa krisatal natrium klorida tidak dapat menghantarkan
listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
107
Hidrogen Klorida (HCl) adalah senyawa kovalen yang pada suhu kamar
berwujud
gas.
Dalam
air,
zat
ini
dapat
mengalami
ionisasi
Urea adalah senyawa molekul yang pada suhu kamar berupa padatan,
ketika zat ini dilarutkan dalam air, molekul-molekulnya akan menyebar
tetapi tetap sebagai molekul netral (tidak mengalami ionisasi)
a. Mengapa larutan Urea tidak dapat menghantarkan listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
b. Apa lelehan urea dapat menghantrakan listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
7.
108
8.
...............................................................................
9.
termasuk
larutan
elektrolit
dan
nonelektrolit
dengan
...............................................................................
Kesimpulan:
Buatlah kesimpulan berdasarkan tujuan percobaan dan hasil pengamatan!
....................................................................................................
.......................................................................................................................
Lampiran 4
109
c.
Persentase
(%)
110
2 = kurang baik
3 = baik
Catatan observer :
..................
......................................................................................................................................................
............
Observer
111
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa larutan
elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok:
PERTEMUAN KEDUA
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
yang diamati
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a.
b.
c.
d.
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan
prosedur yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum
praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar
listrik yang sudah di rangkai pada
pertemuan sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara
menguji larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik
yang benar
Jumlah Persentase
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di
katoda dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke
dalam tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan
sesuai pengamatan
Persentase
(%)
112
Jumlah Persentase
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan
daya hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika
suatu larutan di uji dengan alat
daya hantar listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan
kertas lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya
sama tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai
fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari
hasil menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti
siswa dapat memberikan definisi
larutan elektrolit sesuai dengan
pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa
atau netral.
c) Menjelaskan penggolongkan
larutan elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh
larutan elektrolit dan nonelektrolit
dalam kehidupan sehari-hari.
Jumlah Persentase
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari
b) Menyebutkan contoh larutan
elektrolit kuat dan lemah dan
nonelektrolit
c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral
Jumlah Persentase
113
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a. Membersihkan alat praktikum
b. Membersihkan alat dan bahan yang
telah selesai digunakan.
Jumlah Persentase
Keterangan :
4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
Catatan observer:
........................................
Observer
114
Lampiran 5
Kelompok:
Menyimak penjelasan
guru tentang
prosedur/langkah kerja
yang harus diperhatikan
selama proses praktikum
Menjawab pertanyaan
guru
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada proses pembelajaran
KEGIATAN INTI
No
Sub-Indikator yang
Kegiatan yang diamati
Penjelasan
115
III
1
diamati
Mengemukakan hipotesis
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
tepat
Membuat
hipotesis/dugaan
sederhana dengan
bahasanya sendiri
Menyadari bahwa
suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya
dengan memperoleh
bukti.
Melakukan diskusi
sebelum praktikum
Menemukan
informasi dari
berbagai sumber
Membuat prosedur
percobaan/ langkah
116
kerja praktikum
Kebiasaan berhatihati dalam
pelaksanaan
praktikum
3.
Merancang Eksperimen
5.
Memberikan penjelasan
sederhana
Mempertanggungjawabkan
Menganalisis
pertanyaan/argument/;
yaitu siswa
memberikan
penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya
hantar listrik yang
sudah di rangkai
Memfokuskan
pertanyaanpertanyaan yang ada
di LKS
Bertanya dan
menjawab pertanyaan
tentang suatu
penjelasan pada
pertanyaan di LKS
Membuat tabel
menentukan prosedur/langkah
kerja praktikum
Siswa tidak ceroboh selalu
melakukan kebiasaan berhatihati seperti berhati-hati dalam
melarutkan, berhati-hati
dalam menguji alat.
Siswa merangkai alat uji daya
hantar listrik dengan
kelompoknya masing-masing
Siswa mencoba alat uji daya
hantar listrik yang dibuat
dengan mengujikannya pada
larutan-larutan yang sudah di
sediakan
Siswa mengulang praktikum
dengan menguji kembali
larutan-larutan yang sudah di
uji sebelumnya.untuk
mendapatkan hasil yang
akurat dan benar.
Siswa dapat memberikan
penjelasan sederhana tentang
fungsi alat uji daya hantar
listrik yang sudah dirangkai
sebelumnya
117
hasil Observasi
Pengamatan di LKS
Mempresentasikan
hasil kerja
III
Kegiatan Penutup
KEGIATAN PENUTUP
Menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran yang
telah dilakukan
Membersihkan alat
praktikum
Membereskan alat
dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Tasikmalaya, April
2010
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia
Herti Patmawati
118
No
I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada proses pembelajaran
KEGIATAN INTI
NO
Sub-Indikator yang
Kegiatan yang diamati
Penjelasan
III
diamati
1
Mempertimbangkan
Menyiapkan alat dan bahan
Siswa menyiapkan alat dan
penggunaan prosedur
bahan sesuai yang di
yang tepat
instruksikan dalam LKS
misalnya membawa gelas
plastik, koran, paku dll.
Melakukan diskusi sebelum
praktikum
119
Membuat larutan
melarutkan zat terlarut
Mempertimbangkan cara-cara
menguji larutan
Siswa dapat
mempertimbangkan
prosedur yang tepat dalam
pelaksanaan praktikum
seperti mempertimbangkan
cara-cara menguji larutan
Melaporkan hasil
observasi
120
3.
Mengemukakan
hipotesis
4.
Mengemukakan
tidak.
Siswa mencatat apa yang
terlihat selama praktikum
121
kesimpulan
5.
Strategi membuat
definisi dengan
bertindak memberikan
penjelasan lanjut
fakta
Menjelaskan penggolongan
larutan elektrolit yang bersifat
asam, basa atau netral.
Menjelaskan penggolongan
larutan elektrolit kuat dan
lemah
6.
Menyebutkan contoh
122
III
Kegiatan akhir/
Kegiatan Penutup
KEGIATAN PENUTUP
Membersihkan alat
praktikum
Setiap kelompok
membersihkan alat
praktikum yang sudah di
pakai
Setiap kelompok
membereskan alat dan
bahan yang sudah
digunakan
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia
Herti Patmawati
Lampiran 6
123
ANGKET PENELITIAN
RESPON SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA
DENGAN METODE PRAKTIKUM
1. Identitas Responden
Nama
:
Jenis Kelamin
:
2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi angket
b. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu setiap pertanyaan dengan
teliti, kemudian berikan respons (jawaban) kalian terhadap masing-masing
pertanyaan.
c. Berikan tanda cheeklist () pada kolom yang sesuai dengan pilihan.
d. Berikan saran dan kritik pada kolom yang sudah disediakan
e. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, jadi mohon bantuannya untuk
mengisi dengan benar.
Keterangan:
SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Selamat Mengerjakan...
No
PERTANYAAN
1 Dengan metode praktikum saya bisa memberikan
penjelasan sederhana tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit
2 Dengan metode praktikum konsep yang abstrak mudah
dipahami
3 Metode praktikum melatih saya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang dibahas dalam LKS
4 Metode yang digunakan guru membuat saya
kebingungan memahami materi yang diajarkan
5 Menurut saya metode praktikum tidak bermanfaat dalam
pembelajaran kimia karena tidak menjelaskan materi
yang dibahas.
6 Saya mudah memahami pelajaran kimia walaupun tidak
melaksanakan praktikum
7 Saya menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya untuk memperoleh bukti yang benar
dengan cara melaksanakan praktikum
SS
TS
STS
124
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
125
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Lampiran 7
126
NO
Indikator Berpikir
Kritis siwa
menurut R. Ennis
1.
Sub-Indikator berpikir
Kritis siswa menurut R.
Ennis
1. Mengemukakan hipotesis
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
2. Merancang eksperimen
3. Mengemukakan
kesimpulan
2.
3.
Mempertimbangkan
tepat
menjawab
pertanyaan
4.
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
5.
Mendefinisikan
12
8, 10,
28
14
29, 31,
33
30, 32,
34
11, 15
13, 16
1, 2, 3
4, 5, 6
7, 9, 29
14
4. Mempertimbangkan
Bertanya dan
Nomor butir
Pernyataan
P
N
5. Memberikan penjelasan
sederhana
6. Menyebutkan contoh
8
37
38
17
18
7. Mempertanggungjawabkan
hasil observasi
8. Melaporkan hasil
observasi
19, 21
20, 22
23, 25,
36
24, 26,
35
19
19
38
istilah dan
dengan bertindak
mempertimbangkan
memberikan penjelasan
suatu definisi
lanjut.
Jumlah
Lampiran 9
157
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
158
Lampiran 10
Hasil Wawancara siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
Kelompok I
No
1
Pertanyaan
Bagaimana Pendapatmu! Apakah
Jawaban
Senang banget bu! Soalnya kalau tidak
praktikum? Jelaskan!
belajar di rumah
tanggapanmu!
alasanmu!
159
Kenapa?
10
160
Kelompok II
No
1
Pertanyaan
Bagaimana Pendapatmu! Apakah
Jawaban
Senang, kalau kimia hanya tulisan saja
praktikum? Jelaskan!
bu...
bu...
tanggapanmu!
larutan elektrolit
menghayal.
alasanmu!
5
membuat larutan
161
mengisi bu...
162
Kelompok III
No
1
Pertanyaan
Bagaimana Pendapatmu! Apakah
Jawaban
Sangat senang sekali bu... karena selain
praktikum? Jelaskan!
tanggapanmu!
163
reaksinya.
apa alasanmu?
7
10
rumus-rumus.
demikian?
164
Kelompok IV
No
1
Pertanyaan
Bagaimana Pendapatmu! Apakah
Jawaban
Senang, soalnya kalau belajar kimia
praktikum? Jelaskan!
alasanmu!
5
165
apa alasanmu?
7
praktikum
bu...
dikumpulin
Kelompok V
No
1
Pertanyaan
Bagaimana Pendapatmu! Apakah
Jawaban
Saya merasa senang karena menurut
praktikum? Jelaskan!
praktikum
166
tanggapanmu!
alasanmu!
5
bekerja bu...
mudah.
lebih jelas.
167
10
Kelompok VI
No
1
Pertanyaan
Bagaimana Pendapatmu! Apakah
Jawaban
Senang, karena dapat menambah
praktikum? Jelaskan!
yang menantang
tanggapanmu!
4
alasanmu!
5
membantu bu...
168
sama materi.
lakmus.
Lampiran 11. Jumlah Persentase Keterampilan berpikir kritis Siswa tiap Indikator
Persentase (%) tiap Kelompok
NO
Indikator Berpikir
Kritis
No
Sub-indikator Berpikir
kritis
Mengemukakan
hipotesis
2 Merancang eksperimen
3 Mengemukakan
kesimpulan
Rata-rata
Mempertimbangkan 4 Mempertimbangkan
apakah sumber
penggunaan prosedur
dapat dipercaya
yang tepat
atau tidak
Rata-rata
5 Memberikan penjelasan
Bertanya dan
sederhana
menjawab
pertanyaan
6 Menyebutkan contoh
Rata-rata
7 Mempertanggungjawab
Mengobservasi dan
kan hasil observasi
mempertimbangkan
8 Melaporkan hasil
hasil observasi
observasi
Rata-rata
Mendefinisikan
9 Strategi membuat
istilah dan
definisi dengan
pertimbangan suatu
bertindak memberikan
definisi
penjelasan lanjut
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
JUMLAH RATA-RATA
II
III
IV
VI
rata-rata
74,6%
83,3% 91,7%
87,5%
77,1%
79,7%
88,4%
88,4%
75,0%
79,2%
77,1%
85,4%
100%
90,0%
90,0%
87,7%
81,3%
80,8% 66,5%
100%
100%
Jenis
Kategori
Baik
Sangat
baik
Baik
Sangat
baik
Sangat
Baik
82,8%
169
170
170
Lampiran 12
Dokumentasi Penelitian
171
Dokumentasi Penelitian
Lampiran 8
127
75,0%
75,0%
3. Merancang Eksperimen
a.
Persentase
(%)
85,0%
128
b.
91,7%
75,0%
87,5%
91,6
Keterangan :
4 = Sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
Catatan observer :
Observer
(Wina Febriyanti)
129
a.
b.
c.
d.
Persentase
(%)
81,25
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar
Jumlah Persentase
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
92,8
130
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan
Jumlah Persentase
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas
lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
c) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
Jumlah Persentase
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
90,0
75,0
75,0
75,0
131
66,7
100
Keterangan :
4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
Catatan observer:
Observer
(Wina Febriyanti)
132
Persentase
(%)
75,0
50,0
65,0%
133
66,7%
58,3
75,0%
4 = Sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
75,0%
Catatan observer :
Observer
(Wina Febriyanti)
134
Persentase
(%)
68,8%
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar
Jumlah Persentase
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
67,8%
135
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan
Jumlah Persentase
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas
lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
4. Mengemukakan Kesimpulan
75,0%
62,5%
50,0%
75,0%
136
Keterangan :
4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
58,3%
Catatan observer:
Observer
(Wina Febriyanti)
75,0%
137
Persentase
(%)
75,0%
75,0%
90,0%
138
3. Merancang Eksperimen
a) Merangkai alat uji daya hantar listrik
b) Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang sudah
disediakan
c) Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya
Jumlah persentase
4. Memberikan penjelasan sederhana
a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai
b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di LKS
c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu
siswa dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan mengenai suatu penjelasan
pada pertanyaan-pertanyaan di LKS
Jumlah Persentase
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a) Membuat tabel pengamatan di LKS
b) Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase
KEGIATAN PENUTUP
a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan
b) Membersihkan alat praktikum
c) Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase
Keterangan :
91,7%
75,0%
87,5%
4 = Sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
83,3%
Catatan observer :
Observer
(Euis Chusnul )
139
a)
Persentase
(%)
81,3%
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar
Jumlah Persentase
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
89,3%
140
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan
Jumlah Persentase
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas
lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
e) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
f) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
g) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah
h) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
Jumlah Persentase
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
85,0%
62,5%
75,0%
75,0
141
Keterangan :
4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
75,0%
Catatan observer:
Observer
(Euis Chusnul)
75,0%
142
Persentase
(%)
80,0%
100%
95,0%
143
3. Merancang Eksperimen
a) Merangkai alat uji daya hantar listrik
b) Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang sudah
disediakan
c) Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya
Jumlah persentase
4. Memberikan penjelasan sederhana
a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai
b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di LKS
c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu
siswa dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan mengenai suatu penjelasan
pada pertanyaan-pertanyaan di LKS
Jumlah Persentase
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a) Membuat tabel pengamatan di LKS
b) Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase
KEGIATAN PENUTUP
a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan
b) Membersihkan alat praktikum
c) Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase
Keterangan :
100%
83,3%
87,5%
4 = Sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
91,6
Catatan observer :
Observer
(Euis Chusnul)
144
Persentase
(%)
81,25
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar
Jumlah Persentase
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
96,4%
145
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan
Jumlah Persentase
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas
lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
87,5%
Jumlah Persentase
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
c) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
100%
87,5%
93,8%
146
100%
100%
Keterangan :
4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
Catatan observer:
Observer
(Euis Chusnul)
147
Persentase
(%)
80,0%
87,5%
95,0%
148
3. Merancang Eksperimen
Merangkai alat uji daya hantar listrik
Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang
sudah disediakan
c)
Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya
Jumlah persentase
4. Memberikan penjelasan sederhana
a)
Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai
b)
Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaanpertanyaan yang ada di LKS
c)
Bertanya dan menjawab pertanyaan:
yaitu siswa dapat bertanya dan
menjawab pertanyaan mengenai suatu
penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan
di LKS
Jumlah Persentase
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a) Membuat tabel pengamatan di LKS
b) Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase
KEGIATAN PENUTUP
a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan
b) Membersihkan alat praktikum
c) Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase
Keterangan :
a)
b)
83,3%
83,3%
87,5%
4 = Sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
75,0%
Observer
(Entang Suryana)
149
Persentase
(%)
81,25
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut
seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar
Jumlah Persentase
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
92,8%
150
e)
tabel
Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan
Jumlah Persentase
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
suatu larutan di uji dengan daya hantar
listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
suatu larutan di uji dengan kertas lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
menguji jenis larutannya sama tetap
konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase
6. Menyebutkan Contoh
d) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
e) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit
75,0%
Jumlah Persentase
5. Strategi membuat definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
c) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
100%
87,5%
93,8%
151
f)
100%
75,0%
Keterangan :
4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
Catatan observer:
Observer
152
Persentase
(%)
80,0%
87,5%
95,0%
153
3. Merancang Eksperimen
a)
b)
91,7%
75,0%
87,5%
4 = Sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
75,0%
Observer
(Entang Suryana)
154
Persentase
(%)
81,25
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut
seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar
Jumlah Persentase
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
96,4%
155
e)
tabel
Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan
Jumlah Persentase
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
suatu larutan di uji dengan daya hantar
listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
suatu larutan di uji dengan kertas lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
menguji jenis larutannya sama tetap
konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
68,8%
6. Menyebutkan Contoh
a)
Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
b)
Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit
90,0%
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
87,5%
75,0%
156
c)
75,0%
Keterangan :
4 = sangat baik
2 = kurang baik
3 = baik
75,0%
Catatan observer:
Observer
Lampiran 13
172
Footnote
Paraf Pembimbing
I
II
BAB I
1.
2.
3.
4.
5.
C.
6.
7.
8.
9.
173
Kritis
http://pendidikansains.com/2010/02/pembelajarankemampuan-berpikir-kritis.html diakses 22 februari 2010
10.
11.
BAB II
1.
2.
Anonim,
Pengertian
Pembelajaran
http:krisna.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciripembelajaran.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
hal 75
10.
11.
174
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Mata
pelajaran
kimia
di
Program Paket
C.
Http://www.dikmenum.go.id/dataapp/kurikulum/.pdf diakses Januari
2010 hal 113
23.
24
25.
175
27.
28.
29.
30
31.
Mulyati, Arifin, Strategi Belajar MengajarKimia (Bandung:
IMSTEP JICA, 2000) hal.2.
32
33.
Arief
Achmad,
Memahami
http:/researchengines.com/1007arief3.html.) hal 1
Berpikir
"
34.
Elika Dwi Murwani, Peran Guru dalam Membangun
Kesadaran kritis siswa Jurnal Pendidikan Penabur No.06/Th.V/Juni 2006. Hal 62
35.
Arief Achmad, Memahami berpikir Kritis. Hal. 1
36.
37.
M Akshir Ab Kadir, Critical thinking: A family
resemblance in conceptions Jurnal of Education and Humam
Development. ISSN 1934-7200 Volume 1 Issue 2. 2007 hal. 3
176
38.
39.
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning,
(Bandung: Mizan Learning Centre (MLC), 2009), hal.183
40.
41.
Joko Sutrisno., Menggunakan Keterampilan berpikir untuk
meningkatkan
Mutu
Pembelajaran.
http://www.erlangga.co.id/index.php?option=com_content&task=vie
w&id=364&Itemid=435
42.
Perkins C., & Murphy, E. (2006). Identifying and
measuring individual engagement in critical thinking in online
discussions: An exploratory case study. Educational Technology &
Society. hal 299
43.
Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis http://researchengines.com/1007arief3.html diakses: 17 maret 2007 hal 3.
44.
45.
Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis.hal. 2
46.
Cece Wijaya. Pendidikan Remedial hal . 72-73
47.
48.
Keenan dkk. Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi keenam
jilid I ( Jakarta: Erlangga) hal 372
49.
Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi
kelima Jilid I (Jakarta: Binapura Aksara) hal 168
50.
J.M.C Johari,
Kimia untuk SMA Kelas X, (Jakarta:
Erlangga, 2004), hal 198.
51.
Michael, Purba.Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2
(Jakarta: Erlangga, 2006), hal 5
177
BAB III
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
BAB IV
1.
2.
178
3.
4.
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Zulfiani, M. Pd
NIP.19760309 200501 2 002
SKRIPSI
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
DENGAN METODE PRAKTIKUM
OLEH:
HERTI PATMAWATI
(105016200539)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
B. Identifikasi Masalah
1. Rendahnya Keterampilan berpikir kritis siswa
SMA pada pembelajaran kimia.
2. Guru banyak menekankan siswa pada aspek
pengetahuan dan pemahaman dalam
pembelajaran sehingga siswa kurang terlatih
untuk mengembangkan daya nalarnya.
3. Banyak peserta didik yang pasif dan kurang
mampu mengembangkan informasi yang
diperoleh.
4. Kategori keterampilan berpikir kritis siswa SMA
kelas X pada pembelajaran larutan elektrolit dan
nonelektrolit masih perlu di kembangkan
C. Pembatasan Masalah
1. Keterampilan berpikir kritis yang diteliti adalah menurut R.
Ennis yang meliputi:
keterampilan menginduksi dan menentukan hasil
induksi
keterampilan mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak,
keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan,
keterampilan mengobservasi dan mempertimbangkan
laporan observasi, serta
keterampilan mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu definisi.
2. Materi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dibatasi
pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit.
3. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah
metode praktikum
D. Rumusan Masalah
Bagaimanakah keterampilan berpikir kritis
siswa SMA kelas X pada pembelajaran larutan
elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
praktikum?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis
siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan
nonelektrolit melalui metode Praktikum.
F. Manfaat Penelitian
1. Untuk guru kimia, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
masukan dalam mengajarkan dan menyampaikan konsep
larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
praktikum.
2. Untuk sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk memperbaharui sarana dan
prasarana belajar dalam menunjang peningkatkan kualitas
belajar siswa.
3. Bagi siswa, penelitian dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam
memahami materi pelajaran kimia yang diberikan dan
memotivasi siswa dalam rangka perbaikan cara belajarnya
4. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai
referensi untuk mengetahui metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Hakikat Pembelajaran
Pengertian Metode Mengajar
Metode Praktikum
Hakikat ilmu Kimia
Pengertian Berpikir
Pengertian Berpikir kritis
Konsep Larutan elektrolit dan
nonelektrolit
1.
2.
3.
4.
5.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian:
tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri
3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat
Waktu penelitian:
pada semester genap yaitu pada tanggal 29
Maret - 20 April 2010
1.
Mengemukakan hipotesis
Merancang Eksperimen
Mengemukakan Kesimpulan
2.
Mempertimbangkan Penggunaan
Prosedur yang tepat
3.
4.
5.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data kualitatif lembar Observasi Pertemuan pertama
No Indikator Berpikir
kritis Menurut Ennis
Sub Indikator
Persentase
(%)
Jumlah
keseluruhan
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Mengemukakan hipotesis
77,1%
83,2%
Merancang Eksperimen
87,5%
Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
tepat
87,5%
87,5%
Bertanya dan
menjawab pertanyaan
Memberikan penjelasan
sederhana
75,0%
75,0%
Mengobservasi dan
mempertimbnagkan
laporan observasi
Mempertanggungjawabkan
hasil observasi.
85,4%
85,4%
Sub Indikator
Persentase Jumlah
keseluruhan
Menginduksi dan
Mengemukakan hipotesis
mempertimbangkan hasil
Mengemukakan
induksi
kesimpulan
71,8%
75,8%
Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
89,2%
89,2%
Menyebutkan contoh
79,2%
79,2%
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Melaporkan hasil
observasi
90,0%
90,0%
Mendefinisikan istilah
dan mempertimbangkan
suatu definisi
81,3%
81,3%
77,1%
Menginduksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi
Persentase
Jumlah %
keseluruhan
Mengemukakan Hipotesis
74,5%
79,7%
Merancang Eksperimen
87,5%
Mengemukakan kesimpulan
77,1%
88,4%
88,4%
Memberikan penjelasan
sederhana
75,0%
77,1%
Menyebutkan contoh
79,2%
Mempertanggungjawabkan
hasil observasi
85,4%
90,0%
Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi
Mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu
definisi
81,3
87,7%
81,3
82,8
indikator 1
82
indikator 2
80
indikator 3
78
indikator 4
76
indikator 5
74
72
70
Jumlah rata-rata keseluruhan keterampilan berpikir kritis
74
indikator 2
indikator3
72
indikator 4
indikator 5
70
68
66
Nilai keseluruhan KBKS dengan angket
Kesimpulan
Secara keseluruhan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa
pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan
metode praktikum tergolong sangat baik dengan keterampilan
berpikir kritis rata-rata sebanyak 82,8%.
Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti melalui
metode praktikum terdiri dari lima indikator yaitu
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipecaya atau tidak
diperoleh sebesar 88,4%, indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi diperoleh sebesar
87,7%, indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan
suatu definisi diperoleh sebanyak 81,3%, menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase sebesar
79,7%, serta indikator bertanya dan menjawab pertanyaan
diperoleh sebesar 77,1%.
Dengan demikian indikator keterampilan berpikir kritis
yang banyak dikembangkan adalah indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
dan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan
observasi dengan jumlah persentase diatas 85%.
SARAN
Pelaksanaan pembelajaran melalui metode
praktikum dengan bahan sehari-hari sebaiknya
sering dilakukan pada saat kegiatan
pembelajaran disekolah karena dapat melatih
keterampilan berpikir kritis siswa.
Siswa perlu banyak dilatih dalam memberikan
suatu penjelasan terhadap suatu kejadian atau
peristiwa.
Wasalamuaikum
warahmatullahiwabarokaatuh