MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Struktur Perkembangan Hewan
Dibimbing oleh Ibu Sofia Eri Rahayu S.Pd M.Si
Disusun oleh:
Kelompok 3 : S1 Biologi / Offering G
Abdul Hamid Nasirudin
(130342603496)
Khaizzatul Mufarrokhah
(130342615330)
Rabiatul Adawiyah
(130342615311)
Sisca Maylindasari
(130342603491)
(130342615331)
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayat-Nya, tim penulis dapat
menyelesaikan makalah Struktur Perkembangan Hewan dengan judul Anatomi Sistem
Pernapasan tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis dengan tujuan agar mahasiswa dapat
memahami anatomi organ-organ pernapasan pada hewan khususnya vertebrata. Tim penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu tim penulis dalam
menyusun makalah Struktur Perkembangan Hewan.
Tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu tim penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, untuk
kesempurnaan makalah ini. Tim penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Penulis
BAB II
PEMBUKAAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui anatomi sistem pernapasan pada vertebrata.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Mamalia
Sistem pernafasan mamalia terdiri dari, hidung, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus, paru-paru, dan alveolus, yang masing-masing memiliki fungsi dan
struktur yang berbeda-beda seperti yang akan dijelaskan pada uraian dibawah ini.
1.
Hidung (Nasal)
3.
4.
hidung
Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama
udara
pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau
hidung.
2.
Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan.
Terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah
depan ruas tulang leher. adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak
sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan
krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung (nasofaring) dibelakang mulut
(orofaring) dan dibelakang laring (faring-laringeal).
Hubungan faring dengan organ-organ lain keatas berhubungan dengan
rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana. Ke depan
berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus
fausium. Ke bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang laring, ke belakang
lubang esofagus.
Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa tempat
terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini dinamakan adenoid.
Disebelahnya terdapat 2 buah tonsilkiri dan kanan dari tekak. Di sebelah belakang
terdapat epiglottis (empang tenggorok) yang berfungsi menutup laring pada
waktu menelan makanan. Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian:
1. Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut
nasofaring
2. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut
orofaring
3. Bagian bawah sekali dinamakan laringgofaring.
4. Pangkal
3.
Tenggorokan (Laring)
Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria
Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker
Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin
Kartilago epiglotis (1 buah)
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang
dilapisi oleh sel epitelium berlapis. Proses pembentukan suara merupakan hasil
kerjasama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah dan bibir. Perbedaan
suara seseorang tergsantung pada tebal dan panjangnya pita suara. Pita suara pria
jauh lebih tebal daripada pita suara wanita.
4.
Trakea
Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi
oleh otot polos. Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda-benda asing
yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan. Yang memisahkan trakea
menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.
5.
Bronkus
Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris kanan (3
lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus). Bronkus lobaris kanan terbagi
menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus
segmental. Bronkus segmentalisini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus
subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfatik
dan saraf.
6.
Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus
mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk
selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan nafas.
a. Bronkiolus terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang
mempunyai kelenjar lendir dan silia)
b. Bronkiolus respiratori
7.
Alveoli
Paru paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam rongga dada
atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung
dan beberapa pembuluh dareah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan basis,
paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus dan fisura interlobaris. Paru
kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi menjadi
beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya. Pangkal paru-paru duduk di
atas landai rongga toraks, diatas diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan
luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampak paru-paru,
sisi belakang yang menyentuh tulang belakang, dan sisi depan yang menutupi
sebagian sisi depan jantung.
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru
kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun
atas lobula. Sebuah pipa bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin
bercabang. Semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecilkecil, elastis, berpori, dan seperti spons. Di dalam air, paru-paru mengapung
karena udara yang ada di dalamnya.
Arteri Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari
ventrikel kanan jantung ke paru-paru; cabang-cabangnya menyentuh saluransaluran bronkial, bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol halus;
arteriol itu membelah-belah dan membentuk kapiler dan kapiler itu menyentuh
dinding alveoli atau gelembung udara.
Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan
sel-sel darah merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan
dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis,
maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi
pernapasan.
Kapiler paru-paru bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan
akhirnya dua vena pulminaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah
berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh
melalui aorta.
Pembuluh darah yang dilukis sebagai arteria bronkialis membawa darah berisi
oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan
menghantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir arteriarteri ini membentuk pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang
terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini
akhirnya bersatu dalam vena pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa masuk
ke dalam vena pulmonaris. Sisa darah itudiantarkan dari setiap paru-paru oleh
vena bronkialis dan ada yang dapat mencapai vena kava superior. Maka dengan
demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.
9.
Pleura
Merupakan lapisan tipisyang mengandung kolagen dan jaringan elastis.
Terbagi menjadi 2 yaitu:
1.
2.
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang
berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernafsan.
Juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru. Tekanan dalam rongga
pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini
2.2
Aves
Burung bernafas menggunakan paru-paru dan dibantu dengan pudi-pundi
udara/paru-paru tambahan. Fungsi pundi-pundi udara adalah :
1.
Membantu penafasan
2.
3.
4.
Ayam merupakan salah satu ternak yang termasuk dalam kelas aves. Adapun organorgan yang berkaitan dalam sistem pernafasan paada aves, yaitu:
1.
Nares
Anteriores (lubanghidung),
berjumlahsepasangterdapatpadapangkal
3.
dalam larynx. Glottis ini berhubungan dengan rongga mulut melalui celah yang disebut
rima Glottis
4.
Bronchi ini masih terbagi, ke dalam bronchi leteralis yang masing-masing akan terbagi
lagi parabronchi.
7.
dinding dorsal thorax. Pulmo ini dibungkus oleh selaput yang disebut pleura.
Pulmo mempunyai hubungan dengan kantong-kantong hawa yang disebut saccus
pneumaticus yang terdiri dari:
a.
Saccusabdominalis, terdapatdiantaralipatanintestinum.
b.
Saccus trhoracalis anterior, terletak pada dinding sisi tubuh pada rongga dada
sebelah muka.
c.
anterior.
d.
f.
trachea.
Suara pada aves dihasilkan oleh getaran dari membrana seminularis. Getaran ini
terjadi karena hasil kerja otot-otot di atas. (Radiopoetra,1996).
Rongga hidung dilengkapi dengan silia (bulu getar) yang berperan menyaring
partikel-partikel yang tercampur udara yang dihirup ayam, seperti debu maupun bibit
penyakit (virus maupun bakteri). Sedangkan pada bagian trakea, bronkus dan
bronkeolus dilengkapi dengan sel-sel epitel yang juga mempunyai bulu getar dan sel
tak bersilia yang akan menghasilkan lendir yang mengandung enzim proteolitik dan
surfaktan. Adanya enzim dan surfaktan (penurun tegangan permukaan) tersebut mampu
menghancurkan beberapa mikroorganisme patogen. Silia hidung hanya mampu
menahan partikel berukuran 3,7-7,0 mikron, sedangkan partikel yang lebih kecil lagi
akan lolos dan bertahan di saluran pernapasan ayam. Perlu diketahui juga ukuran
partikel yang berada di udara kebanyakan memiliki diameter 1-5 mikron, sedangkan
ukuran virus atau bakteri lebih kecil lagi contohnya bakteri Mycoplasma berukuran
0,25-0,5 mikron atau virus AI hanya berdiameter 0,08-0,12 mikron. Bisa dibayangkan
jika silia mengalami kerusakan (misalnya oleh kadar amonia yang tinggi), maka bibit
penyakit akan dengan mudah masuk ke saluran pernapasan dan pada akhirnya ayam
akan mengalami gangguan pernapasan yang berujung pada terjadinya kasus penyakit.
B.
SkemaRespirasiPadaAyam
Dalam sistem respirasi burung tidak memiliki diafragma, melainkan, udara
berpindah dan keluar dari sistem pernapasan melalui perubahan tekanan pada
kantung udara. Otot yang berada di dada menyebabkansternum yang akan
mendorong ke luar. Hal ini mengakibatkan tekanan negatif di udara kantung,
sehingga udara memasuki sistem pernapasan (Foster dan Smith 2007).
C.
SiklusRespirasiPadaAyam
Siklus respirasi pada ayam berbeda dengan sistem respirasi pada ternak
ruminansia. Karena ruminansia termasuk ternak mamalia, namun secara garis
besar siklus respirasi pada ayam sama dengan siklus respirasi pada
aves. Berikutadalahsiklus-siklusrespirasdi yang terdapatpadaayam:
1.
disebut nares yang terletak di sambungan antara bagian atas paruh atas dan
kepala). Seperti dalam mamalia, udara bergerak melalui lubang hidung ke rongga
hidung. Dari rongga hidung udara melalui larink dan ketrakhea. Udara bergerak
melalui trakhea ke syrink, yang terletak di titik sebelum trakhea membagi dua.
Yang kemudian mengalir melalui syrink. Udara tidak pergi langsung ke paruparu, tetapi perjalanan ke posterior(kantung udara ekor). Sejumlah kecil udara
akan melewati melalui kantung udara ekor untuk paru-paru.
2.
kantung
udara
paru-
lebih kecil. Darah kapiler mengalir melalui kapiler udara dan ini adalah tempat
oksigen dan karbondioksida dipertukarkan.
3.
melalui syrink ke trakhea, melalui laring, dan akhirnya melalui rongga hidung dan
keluar dari lubang hidung (Foster dan Smith, 2007)
D. Macam-Macam Sistem Mekanisme Respirasi Pada Ayam
Prof. Drs. Radiopoetra, 1996 membagi sistem mekanisme pernafasan pada ayam
menjadi dua macam, yaitu:
1.
2.
Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena
tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi
untuk terbang. Pada saat terbang, kantung udara berperan sangat penting.
Inspirasi dan ekspirasi dilakukan bergantian oleh kantung udara di antara tulang
leher
(saccusservicalis),
di
median
atau
antara
coracoids
depan
(saccusthoracalis
anterior),
padarongga
dada
belakang
2.3
Reptil
Sistem pernapasan pada reptilia berbeda dengan sistem pernapasan pada
serangga, dikarenakan organ pernapasan pada reptilia berbeda dengan organ pernapasan
serangga, organ yang digunakan pada pernapasan reptilia adalah paru-paru. Sebab,
sebagian besar reptilia hidup di daratan
atau habitat
yang
kering. Untuk
mengimbanginya, kulit reptilia bersisik dan kering, supaya cairan dalam tubuhnya
tidak mudah hilang. Kulit bersisik pada reptilia merupakan suatu adaptasi hidup dalam
udara kering, dan bukan sebagai alat pertukaran gas. Walau begitu, ada pula mekanisme
pernapasan reptilia yang dibantu oleh permukaan epitelium lembab di sekitar kloaka.
Misalnya kura-kura dan penyu selain dengan paru-paru, pengambilan oksigen dibantu
oleh lapisan kulit tipis dengan banyak mengandung kapiler darah yang ada di sekitar
kloaka. Hal ini dilakukan karena tubuh kura-kura dan penyu terdapat tempurung yang
kaku. Tempurung ini menyebabkan gerak pernapasan kedua hewan tersebut terbatas.
Fase inspirasi: otot tulang rusuk berkontraksi sehingga rongga dada membesar
yang diikuti paru-paru mengembang, akibatnya udara dari luar masuk melalui
lubang hidung, trakea, bronkus, dan paru-paru.
Gas O2 dalam udara masuk melalui hidung rongga mulut anak tekak
trakea yang panjang bronkiolus dalam paru-paru dari paru-paru O2
diangkut darah menuju ke seluruh jaringan tubuh.
-
Fase ekspirasi: otot tulang rusuk relaksasi sehingga rongga dada dan paruparu
mengecil, akibatnya udara dari paru-paru keluar melalui paru-paru, bronkus, trakea,
dan lubang hidung.
Dari jaringan tubuh gas CO2 di angkut darah menuju jantung kemudian
menuju ke paru-paru untuk dikeluarkan bronkiolus trakea yang panjang
anak tekak rongga mulut dan terakhir melalui lubang hidung.
2.4
Amphibi
Amphibi berarti dua kehidupan , yang mengacu pada metamorfosis banyak jenis
katak. Kecebong yang merupakan tahapan larva dari seekor katak, umumnya adalah
herbivora akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang mirip dengan ikan, dan ekor
panjang bersirip.
Meskipun menyandang nama amphibian, banyak jenis katak yang tidak melalui
tahapan kecebong akuatik, dan banyak amphibian tidak hidup di dua kehidupan akuatik
dan terrestrial. Beberapa katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di air
dan ada yang hidup di darat. Selain itu, larva salamander dan caecilian sangat
menyerupai bentuk hewan dewasa itu adalah karnivora. Misalnya mempertahankan
insang dan cirri larva lainnya ketika mencapai kematangan seksual. Sebagian besar
amphibian sangat bergantung pada kulitnya yang lembab untuk melakukan pertukaran
gas dengan lingkungannya. Beberapa jenis spesies darat tidak memiliki paru-paru dan
bernapas hanya melalui kulit dan rongga mulutnya tersebut.
Sistem pernapasan katak terdiri dari paru-paru dan kulit serta lapisan rongga
mulut atau kulit. Selanjutnya akan dibawa ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Dengan gerakan teratur, udara masuk ke dalam cavum oris melalui nerest kemudian
dalam cavum ditemukan atau diteruskan ke dalam pulmo, karena konsentrasi otot dasar
dinding mulut, selanjutnya udara dikeluarkan ke cavum oris dengan bantuan desakan
dari dinding badan dan juga karena elastisitas pulmo. Dan pada waktu itu, klep nerest
internal terbuka sehingga udara keluar, pada inspirasi klep nerest menutup
Mekanisme sistem pernapasan amphibi:
2.5
Pisces
Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi. Dari
insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh. Dari
jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung menuju insang
untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-menerus dan
berulang-ulang.
Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan melalui mekanisme inspirasi
dan ekspirasi.
Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat oleh kapiler
darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase
ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang, dan dari
insang diekskresikan keluar tubuh.
2) Sistem Pernapasan pada ikan bertulang rawan
Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai tutup insang (operkulum) misalnya
pada ikan hiu. Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut, disebabkan oleh
perubahan tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga
mulut akibat gerakan naik turun rongga mulut. Bila dasar mulut bergerak ke bawah,
volume rongga mulut bertambah, sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan air di
sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut yang pada
akhirnya terjadilah proses inspirasi. Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume rongga
mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga air mengalir ke luar
melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada saat inilah terjadi
pertukaran gas O2 dan CO2.
3) Sistem Pernapasan pada ikan paru-paru ( Dipnoi )
Pernapasan ikan paru-paru menyerupai pernapasan pada Amphibia. Selain
mempunyai insang, ikan paru paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara
seperti paru-paru yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu pulmosis.
Pulmosis banyak dikelilingi pembuluh darah dan dihubungkan dengan kerongkongan
oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari
mulut ke gelembung dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara
ke kapiler darah.
Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Ikan ini mampu bertahan hidup
walaupun airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, karena ia bernapas
menggunakan gelembung udara. Ada tiga jenis ikan paru-paru di dunia, yaitu ikan paruparu afrika, ikan paru paru amerika selatan, dan ikan paru - paru queensland
(Australia).
Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan lele, gabus, gurami, dan betok memiliki alat
bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin merupakan perluasan ke atas dalam
rongga insang, dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga
tidak teratur. Rongga labirin berfungsi menyimpan udara (O2), sehingga ikan-ikan
tersebut dapat bertahan hidup pada perairan yang kandungan oksigennya rendah. Selain
dengan labirin, udara (O2) juga disimpan di gelembung renang yang terletak di dekat
punggung
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sistem pernapasan adalah sistem yang berfungsi untuk menyerap oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan
homeostasis . Fungsi ini disebut respirasi . Sistem pernapasan dimulai dari rongga
hidung atau mulut ke alveolus , di mana pertukaran oksigen terjadi pada alveolus dan
karbondioksida dengan pembuluh darah .
Sistem pernafasan dikerjakan oleh beberapa organ pernafasan, pada vertebrata,
yaitu pisces, amphibi, reptile, aves, dan mamalia memiliki organ pernafasan yang
berbeda-beda, adapun struktur histologinya juga berbeda seperti yang telah dijelaskan
pada makalah ini, Perbedaan organ dan struktur anatomi yang ada tentu saja
dikarenakan fungsinya yang juga berbeda.
Daftar Pustaka
Drs. Foster dan Smith. 2007. Respiratory System of Birds: Anatomy and Physiology.
Campbell, N.A. 1999. BIOLOGI edisi kelima. Penerbit Erlangga, Jakarta
Jordan, E.L. dan Verna, P.S. 1983. Chordate Zoology. New Delhi: Schand & Company
Ltd. Rom Nagar
Moreng, RE.and John SA. 1985. Poultry Science and Production. Resto
Company. Inc. pp.
Radiopoetro. 1996. Zoologi. Erlangga. Jakarta
Wiryadi. 2008. Sistem Respirasi.
Publishing