Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA


PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DENGAN METODE FOCUS
GROUP DISCUSION DI SMK NEGERI TEPUS

Oleh : RIS RIYADI


NIP. 19630228 198902 1 001

SMK N TEPUS GUNUNGKIDUL


2011

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru mempunyai tugas yang sangat mulia, masa depan bangsa ini banyak ditentukan
oleh guru, sehingga para guru tidaklah ringan memikul tanggungjawab yang besar
ini.Diyakini bahwa maju mundurnya pendidikan sangat berkaitan dengan
kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Pada saat ini pekerjaan
guru diakui sebagai suatu profesi, diharapkan guru memiliki, menguasai ketrampilan
yang diperlukan dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Guru yang memiliki
kemampuan adalah guru yang professional, yang
menjalankan

tugas

utamanya

dengan

mendidik,

senantiasa dituntut dapat


mengajar,

membimbing

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Bahkan pemerintah


telah memberikan perhatian yang luar biasa kepada guru dengan memberikan
tunjangan profesi guru bagi yang sudah memiliki sertifikasi sebagai guru sebesar satu
kali gaji pokok setiap bulannya.
Seorang guru dalam menjalankan tugasnya harus memiliki kemampuan atau
kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional, dan kompetensi sosial.
Diantara kewajiban sebagai guru yang harus dikerjakan untuk melayani peserta didik
dalam setiap awal semester yaitu merencanakan pembelajaran, tidak sedikit guru
dalam merencanakan pembelajaran ini belum memahami secara utuh, sehingga
dalam menyiapkan atau menyusun secara tertulis perencanaan ini belum sempurna

dan bahkan ada yang tidak menyusun. Tentu hal ini sangat terkait dengan kesadaran
kemauan dan kemampuan diri pribadi guru. Perencanaan pembelajaran dituangkan
ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau beberapa istilah lain seperti
desain pembelajaran, skenario pembelajaran. RPP memuat KD, indikator yang akan
dicapai, materi yang akan dipelajari, metode pembelajaran, langkah pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar serta penilaian.
Berdasarkan pengamatan pada saat kepala sekolah mengadakan supervisi
kelengkapan administrasi guru di SMK N TEPUS, terutama dalam menyusun RPP
target para guru hanya memenuhi sebatas mengumpulkan menurut waktu yang telah
ditentukan batas pengumpulannya. Ada beberapa guru yang tidak mengumpulkan
karena berbagai alasan diantaranya; tidak mau membuat, tidak sempat membuat,
terlalu pendek jangka waktu mengumpulkan; padahal kegiatan belajar mengajar
dengan tatap muka sudah harus dilaksanakan.
Oleh karena itu kemampuan guru-guru di SMK N TEPUS dalam menyusun
perencanaan pembelajaran atau RPP dapat ditingkatkan dengan baik sesuai kaidahkaidah penyusunan RPP yang disesuaikan dengan kondisi disekolah. Berdasarkan
hasil pemikiran, apabila dalam merencanakan pembelajaran dapat dibuat dengan
baik, maka dalam proses pelaksanaan pembelajaran juga akan baik, sehingga
diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah dalam menyusun RPP dengan cara diskusi, guru tidak mengalami
kesulitan?
2. Apakah guru meningkat kemampuannya menyusun RPP ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui proses pelaksanaan diskusi guru

SMK N TEPUS

dalam

menyusun RPP.
2. Mengetahui peningkatan kemampuan guru untuk menyusun RPP.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
a. Meningkatkan kemampuan profesionalisme peneliti untuk melakukan
penelitian tindakan sekolah
b. Sebagai motivasi bagi peneliti dalam membuat karya tulis ilmiah.
2. Bagi Guru
a. Dapat mengetahui cara yang mudah dan efektif dalam menyusun RPP
b. Dapat meningkatkan kemampuan guru untuk menyusun RPP yang baik
dan dapat diterapkan dalam mengajar.
2. Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan prestasi sekolah.
c. Akan berdampak adanya peningkatan administrasi guru lebih lengkap
sehingga KBM lancar.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Guru
Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Selanjutnya UU No.20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang sistem pendidikan
nasional

menyatakan, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,


melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan, pendidik
(guru) harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah tenaga pendidik
yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, dan bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.
2. Kompetensi Guru
Menurut PP Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, bahwa Kompetensi merupakan
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Depdiknas (2004:4) kompetensi diartikan, sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak .
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan kompetensi adalah sebagai suatu
kecakapan untuk melakukan sesuatu pekerjaan berkat pengetahuan, keterampilan
ataupun keahlian yang dimiliki untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan
kualitas guru yang sebenarnya. Keprofesionalan seorang guru akan ditunjukan dalam
kemampuannya atau penguasaan kompetensi dalam menjalankan tugasnya sebagai
guru.
Menurut PP Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 3 ayat 2 disebutkan bahwa, ada empat
kompetensi yang harus dikuasi oleh guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu: (1)
kompetensi pedagogis; (2) kompetensi kepribadian; (3) kompetensi sosial; dan (4)
kompetensi professional.
3. Motivasi
Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga dipengaruhi berbagai faktor, baik faktor
yang datang dari dalam maupun yang datang dari lingkungan. Dari berbagai faktor
tersebut, motivasi merupakan factor yang cukup dominan dan dapat menggerakkan
factor-faktor lain kearah peningkatan kinerja pegawai atau guru. Callahan and Clark
(dalam Mulyasa,2002: 120) mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga
pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah tujuan
tertentu. Dari pendapat itu dapat dikemukakan bahwa motivasi yang positif dapat
mendorong minat, perhatian, dan keinginan untuk meningkatkan kinerja.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah suatu kekuatan atau daya pendorong yang dihasilkan dari keinginan
seseorang untuk memuaskan kebutuhannya.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tugas guru dalam merencanakan pembelajaran adalah menyusun silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran, ini bagian dari administrasi guru.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Silabus juga merupakan sebagian sub-sistem
pembelajaran yang terdiri dari atau yang satu sama yang lain saling berhubungan
dalam rangka mencapai tujuan. Hal penting yang berkaitan dengan pembelajaran
adalah penjabaran tujuan yang disusun berdasarkan indikator yang ditetapkan.
Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 disebutkan bahwa, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran

(RPP)

adalah

rencana

yang

menggambarkan

prosedur

dan

pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang


ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang
terdiri atas beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
PP No. 19 Tahun 2005 pasal 20 menyatakan bahwa, RPP minimal memuat sekurangkurangnya lima komponen yang meliputi: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi ajar,
(3) metode pengajaran, (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun RPP yaitu sebagai berikut: (a) RPP
disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih, b) tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang harus
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetenrsi dasar, c) tujuan pembelajaran
dapat mencakupi sejumlah indikator, atau satu tujuan pembelajaran untuk beberapa
indikator, yang penting tujuan pembelajaran harus mengacu pada pencapaian
indikator, d) kegiatan pembelajaran dibuat setiap pertemuan, bila dalam satu RPP
terdapat 3 kali pertemuan, maka dalam RPP tersebut terdapat 3 langkah
pembelajaran, e) satu indikator dapat dibuat untuk lebih dari satu kali pertemuan.
5. Kerangka berfikir
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik perlu menyusun perencanaan
pembelajaran dengan baik pula, yaitu menyusun silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Guru seharusnya memahami mengenai tugasnya dan mempunyai tanggungjawab
dalam mencapai keberhasilan peserta didiknya, motivasi harus selalu tumbuh dan
ditingkatkan agar dalam melaksanakan tugasnya dapat berhasil dengan baik.
Kemauan dan kemampuan menyusun RPP dengan cara diskusi diharapkan akan
diperoleh RPP yang baik dan menjadi acuan dalam mengajarnya.
Penelitian ini didesain agar guru dalam menyusun RPP dengan berdiskusi, sehingga
saling memperoleh pendapat dan masukan, karena selama ini guru dalam menyusun
RPP dilakukan mandiri tanpa ada masukan dari guru lain.

BAB III

METODE PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam PTS ini adalah 6 guru di SMK N TEPUS.
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah

dilaksanakan di SMK N TEPUS Kabupaten

Gunungkidul, dimana tempat peneliti melaksanakan tugas sebagai kepala sekolah.


3. Waktu Penelitian
PTS ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 selama
kurang lebih satu setengah bulan mulai Juli sampai dengan September 2011.
4. Prosedur Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah, yaitu sebuah penelitian yang
merupakan kerjasama antara peneliti dan guru, dalam meningkatkan kemampuan
guru agar menjadi lebih baik dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh
guru dalam menyusun RPP. Selanjutnya peneliti memberikan alternatif atau usaha
guna meningkatkan kemampuan guru dalam membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal
sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur
sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto dkk.
Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara
urut membentuk sebuah siklus. Penelitian Tindakan Sekolah merupakan penelitian
yang bersiklus, artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan
sampai tujuan penelitian dapat tercapai.

Alur PTS dapat dilihat pada Gambar berikut :

Perencanaan
tindakan I

Permasalahan

Permasalahan baru
hasil refleksi

Apabila
permasalahan belum
terselesaikan

Pelaksanaan
tindakan I

Refleksi I

Pengamatan/
pengumpulan data I

Perencanaan
tindakan II

Pelaksanaan
tindakan II

Refleksi II

Pengamatan/
pengumpulan data II

Dilanjutkan ke siklus
berikutnya

Gambar Alur Penelitian Tindakan Kelas


4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Teknik
Teknik

pengumpulan

data dalam penelitian ini

adalah

wawancara,

observasi, dan diskusi.


1. Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data atau informasi
tentang pemahaman guru terhadap RPP.
2. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data dan mengetahui
kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dengan lengkap.
3.

Diskusi dilakukan antara peneliti dengan guru.

b. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam PTS ini sebagai berikut.


1. Wawancara menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui
kemampuan awal yang dimiliki guru tentang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
2. Observasi menggunakan lembar observasi atau angket untuk mengetahui
komponen RPP yang telah dibuat dan yang belum dibuat oleh guru .
3. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk saling berbagi pendapat antara
peneliti dengan guru.
5. Rencana Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan dilakukan dalam dua siklus yaitu:
1. Siklus Pertama (Siklus I )
a).Peneliti

merencanakan

tindakan

pada

format/instrumen wawancara, penilaian

siklus

(membuat

RPP, rekapitulasi

hasil

penyusunan RPP).
b). Peneliti memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan
kesulitan

atau hambatan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.
b). Peneliti menjelaskan kepada guru tentang pentingnya RPP dibuat
secara lengkap dan baik.
c). Peneliti memberikan waktu untuk berdiskusi dalam menyusun RPP.
d). Peneliti

melakukan

observasi/pengamatan

terhadap

proses

penyusunan RPP dengan cara guru berdiskusi.


e). Peneliti dan guru melakukan refleksi.
2. Siklus Kedua (Siklus II)
a). Peneiti merencanakan tindakan pada siklus II yang mendasarkan pada
hasil penyusunan RPP dan pada refleksi siklus I.
b). Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada siklus II.
c). Peneliti melakukan observasi/pengamatan terhadap penyusunan RPP
dengan cara guru berdiskusi.
d). Peneliti dan guru melakukan refleksi.

Anda mungkin juga menyukai