Asam Lemak
Asam lemak dan asam lemak metil ester adalah dasar oleokimia yang paling
penting pada industry oleokimia. Asam lemak digunakan sebagai bahan baku
pembuatan sabun, rantai standar trigliserida, polyol ester, alkanolamida dan lainlain.
1.1.
Penambahan sedikit sama mineral, seperti asam sulfat atau logam oksida
tertentu, seperti seng atau magnesium oksida, mempercepat reaksi
pemisahan. Logam oksida ini adalah katalis yang baik. Mereka juga dapat
membantu dalam pembentukan emulsi.
1.2.
enzimatik merupakan bagian dari proses fat splitting secara hidrolisa. Dan
pada bagian selanjutnya akan dijelaskan:
a. proses twitchell
b. proses batch autoklav
c. proses kontinu
d. enzimatik
Menurut literatur lain diilustrasikan seperti berikut:
mencuci asam yang tertinggal.Pada periode reaksi yang panjang, steam yang
dibutuhkan makin tinggi dan diskolorasi asam lemak terjadi tidak merata,
dan pemakaian proses ini relatif kurang menguntungkan.
Dalam operasi, autoklav diisi dengan lemak dan air yang jumlahnya (sekitar
dari lemak) dan katalis. Steam dihembuskan guna menggantikan udara
terlarut dan autoklav ditutup. Steam yang digunakan untuk menaikkan
tekanan sampai 135 kPa dan diinjeksikan secara kontinu, sementara sebagian
kecil kisi-kisi menjaga agitasi dan tekanan operasi. Konversi dapat dicapai
lebih dari 95% setelah 6 10 jam. Isi dari autoklav dipindahkan ke tanki,
dimana terbentuk asam lemak dibagian atas dan gliserin pada bagian bawah.
Asam lemak yang terbentuk ditambahkan asam mineral untuk memisahkan
kandungan sabun dan selanjutnya dilakukan pencucian kembali guna
menghabiskan sisa asam mineral.
c. Proses Kontinyu
Proses kontinu counter current dilakukan dengan menggunakan suhu dan
tekanan yang tinggi. Proses pemisahan asam lemak lebih dikenal dengan
160 kg
3 m3
Electrical energy
10kWh
0, 6 m3
Process water
Lemak dan minyak dapat dihidrolisis dengan enzim yang alami. Pemisahan
lemak melalui penggunaan enzim lipolytic dilakukan dalam percobaan.
Pemisahan lemak dan minyak dengan enzim lipase dari candida rubosa,
aspergilus niger, dan rhizopus arhizus telah dipelajari dengan temperatur 26
46 oC untuk waktu 48 72 jam dan pemisahan dapat dilakukan sekitar 98
%.
2. Lemak Alkohol
Lemak alkohol merupakan salah satu dasar utama oleokimia yang terus
menikmati laju pertumbuhan. Sebagai bahan baku utama untuk surfaktan,
pertumbuhan parallel meningkatkan kemakmuran ekonomi dan perbaikan standar
hidup. Lemak alkohol menjadi pilihan sebagai bahan baku surfaktan karena
biodegradibilitas mereka serta ketersediaan dari sumber daya terbarukan. Lemak
alcohol dapat diproduksi dari minyak alami, atau disintesis dari petrokimia.
Pasokan dunia saat ini lemak alcohol dibagi sama rata antara alami dan sintesis.
Namun, rasio penggunaan alami: sintesis bervariasi dengan masing-masing
daerah. Rasio dunia secara keseluruhan diproyeksikan untuk pergi mendukung
alcohol lemak alami.
Hal ini dapat dikaitkan dengan meningkatnya pasokan dan stabilitas harga
minyak laurat. Sumber utama minyak laurat berada di kawasan Asia Tenggara
dimana sebagian besar pabrik pengolahan telah dibentuk.
2.1.
Macam-macam
Proses
Asam Alkohol
Pada tahun 2005, kapasitas produksi lemak alkohol di dunia diperkirakan 2,2
2,5 x 106 t/a, yang hampir sama didasarkan pada bahan baku alam dan
petrokimia. Rasio ini berubah karena hamper 800.000 t/kapasitas produksi
tambahan berdasarkan bahan baku dating atau akan mulia beroperasi pada
tahun 2012 sehingga kapasitas produksi 3,35 x 106 t/a. Minyak mentah
Hidrogenasi metil ester dan pada asam lemak menjadi lemak alkohol
diberikan persamaan umum sebagai berikut:
Untuk fatty acid dan wax ester route, asam lemak bebas dari purifikasi
minyak dan pemisahan asam lemak yang digunakan. Acid route
menggunakan proses Lurgi slurry, dimana katalis memungkinkan dilarang
dalam reactor jenis lingkaran. Reaktor berisi lemak alkohol dan asam
lemak yang diumpankan secara terpisah. Keuntungan dari proses ini
adalah memiliki aktivitas katalis yang konstan. Alternatif lain asam lemak
melalui proses pre-esterfikasi dan diumpankan ke dalam reaktor fix bed
hidrogenasi. Dimana diketahui bahwa pre-esterfikasi dikombinasikan
dengan
proses
slurry
memungkinkan
reduksi
konsumsi
katalis