Anda di halaman 1dari 7

PROFIL PASIEN MELASMA POLIKLINIK KULIT DAN

KELAMIN RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO TAHUN 2009


2011
Silvester A. Pangalinan
Marlyn G. Kapantow
Herry E. J. Pandaleke
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email: anggipangalinan@ymail.com

Abstract: Melasma is a commonly acquired hipermelanosit symmetrical like as macula


uneven colored light brown until dark brown, concern the exposed area which ultraviolet light
with predilection on the cheek, forehead, upper lip area, nose and chin. The incident of
melasma is not certain and melasma most often suffered woman of productive ages, although
can get in man (10%) overall the cases. This research to know about profile of melasma
patients who visited and treatment at Polyclinic Dermatology of Prof Dr. R. D. Kandou
Manado General Hospital period 2009-2011. The research is a retrospective descriptive who
take a new data of Melasma patients in Polyclinic of Dermatology and Venerology Prof Dr.
R. D. Kandou Manado General Hospital period 2009-2011. From the period 2009-2011, the
result show each year Melasma patients has decreased. According to gender, many female
patients (94,44%) than male patients (5,56%). Group of patients 31-40 years old has the
greatest number by 7 patients (39.89%). According to the kinds of occupation, most patients
are Housewife by 6 patients (33.33%). According to melasma location the highest is
Sentrofasial area with 11 patients (38,89%).
Keywords: Melasma
Abstrak: Melasma adalah hipermelanosis didapat yang umumnya simetris berupa macula
yang tidak merata ewarna coklat muda sampai coklat tua, mengenai area terpajan sinar
ultraviolet dengan tempat predileksi pada pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung dan dagu.
Insidensi melasma belum diketahui secara pasti dan melasma paling sering dideritawanita usia
produktif, meskipun didapat pula pada pria (10%) dari keseluruhan kasus. Tujuan penelitian
untuk mengetahui profil pasien melasma pada pasien yag berkunjung dan beroat di poliklinik
Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 2009-2011. Penelitian ini
bersifat deskriptif retrospektif yang mengambil data pasien baru melasma di Poliklinik Kulit
dan Kelamin RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado periode 2009-2011. Dari periode 20092011, hasil penelitian menunjukkan tiap tahun pasien melasma mengalami penurunan.
Menurut jenis kelamin, pasien wanita lebih banyak (94,44%) dibandingkan pasien pria
(5,56%). Pasien kelompok usia 31-40 tahun merupakan yang terbanyak yaitu 7 pasien
(39,89%). Menurut jenis pekerjaannya, pasien terbanyak pada kalangan Ibu Rumah Tangga
sebanyak 6 pasien (33,33%). Menurut lokasi melasma nya yang terbanyak yakni di daerah
Sentrofasial dengan 11 pasien (38,89%).
Kata Kunci: Melasma

Melasma (juga dikenal sebagai


chloasma atau mask of pregnancy) berasal
dari bahasa Yunani yakni melas yang
berarti hitam. Melasma merupakan
kelainan hipermelanosis yang sangat sering

dijumpai, bersifat didapat, dengan


distribusi simetris pada daerah yang sering
terpapar sinar matahari dan biasanya
dijumpai pada wanita usia reproduksi.
Melasma muncul dalam bentuk makula
1

berwarna cokelat terang sampai gelap dengan


pinggir yang iregular, biasanya melibatkan
daerah dahi, pelipis, pipi, hidung, di atas bibir,
dagu, dan kadang-kadang leher. Meskipun
melasma dapat mengenai semua orang, akan
tetapi lebih sering pada wanita Asia dan Hispanik
berkulit gelap.1-3
Melasma dapat terjadi pada semua ras
terutama penduduk yang tinggal di daerah tropis,
akan tetapi paling sering mengenai individu yang
berkulit gelap (tipe kulit Fitzpatrick IV , V , VI),
yaitu bangsa Hispanik, Asia Timur dan Selatan
yang merupakan daerah dengan radiasi sinar
ultraviolet (UV) yang tinggi. Indonesia sendiri
merupakan negara tropis yang terletak di garis
Khatulistiwa, dimana matahari bersinar hampir
sepanjang hari. Di Indonesia, perbandingan
kasus antara wanita dan pria adalah 24:1.
Terutama tampak pada wanita usia subur dengan
riwayat langsung terkena pajanan sinar matahari.
Insidensi terbanyak pada usia 30-44 tahun.
Kelainan ini dapat mengenai wanita hamil,
wanita pemakai pil kontrasepsi, pemakai
kosmetik, pemakai obat, dan lain lain.2
Etiologi melasma sampai saat ini belum
diketahui secara pasti. Faktor kausatif yang
dianggap berperan pada patogenesis melasma
diantaranya faktor endokrin, prediposisi genetik,
radiasi sinar ultraviolet (UV), ras dan faktor
lainnya seperti pemakaian bahan kosmetika
tertentu, obat-obatan (bersifat fototoksik dan
fotoalergik, antikonvulsi), defisiensi nutrisi dan
idiopatik.1-3
Ada 3 bentuk klinis berdasarkan distribusi
pigmen dari pasien melasma yakni yang pertama
bentuk sentro-fasial meliputi daerah dahi,
hidung, pipi bagian medial, bawah hidung, serta
dagu (63%), yang kedua bentuk malar meliputi
hidung dan pipi bagian lateral (21%), serta yang
ketiga bentuk mandibular meliputi daerah
mandibula (16%). Jumlah makula
hiperpigmentasi bervariasi mulai dari lesi
tunggal sampai multipel.2
Sasaran pengobatan melasma harus
memiliki arah dan tujuan yakni memperlambat

proliferasi melanosit, menghambat pembentukan


melanosom yang mengakibatkan penurunan atau
degradasi jumlah melanosom.1 Hal ini bisa
digapai dengan cara menghindari paparan
langsung sinar matahari dan pemakaian tabir
surya berspektrum luas terhadap radiasi sinar
ultraviolet (UV) serta juga menghindari produkproduk kosmetika wajah yang berbahaya, adalah
hal yang penting untuk mencegah terbentuknya
melanin baru dan bercak kehitaman akibat
melanin.1-3
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang profil
melasma di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP
Prof Kandou Manado.
METODE
Penelitian ini bersifat deskriptif
retrospektif dengan mengambil data pasien baru
melasma di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Dengan
meneliti semua status pasien baru Melasma
yang berkunjung dan mendapatkan pengobatan
di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado dari tahun 2009 s/d
tahun 2011. Adapun dalam penelitian ini profil
digambarkan dalam beberapa variable penelitian
yakni angka kejadian, umur, jenis kelamin, jenis
pekerjaan, dan lokasi melasma.
HASIL
Berdasarkan Penelitian secara deskriptif
retrospektif di Bagian Kulit dan Kelamin RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tentang profil
Melasma periode 2009 sampai dengan 2011
maka hasil penelitian tersebut disajikan dalam
tabel sebagai berikut:

Tabel 1 : Persentase pasien melasma tahun 2009-2011


Tahun

Kasus Melasma

Jumlah

2009
2010
2011
Total

10
6
2
18

1001
1041
1013
3055

0,99
0,58
0,19
1,76

Tabel 2 : Distribusi pasien Melasma menurut Jenis Kelamin Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011
Laki - Laki

Perempuan

n
%
Tahun
2009
0
0
2010
1
5,56
2011
0
0
Total
1
5,56
Dalam tabel 2 dapat dilihat jenis kelamin
perempuan memiliki jumlah yang terbanyak

n
10
5
2
17

Total

%
n
%
55,56
10
55,56
27,77
6
33,33 yakni dengan
11,11
2
11,11 17 kasus
94,44
18
100
(94,44 %) dan
pasien dengan jenis kelamin laki laki hanya 1
kasus (5,56 %).

Tabel 3 : Distribusi pasien Melasma menurut Umur Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011
Umur

Jumlah Kasus (n)

< 10

10 - 20

5,56

21 - 30

22,22

31 - 40

38,89

33,33

> 50

Total

18

100

41 - 50

Dalam Tabel 3 diperoleh pasien Melasma


terbanyak pada kelompok umur 31 40 tahun
sebanyak 7 pasien (38,89 %).
Tabel 4 : Distribusi Pasien Melasma menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011
3

Jenis Pekerjaan

Jumlah kasus (n)

Ibu Rumah Tangga


Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
Perawat
Dokter
Mahasiswa
Total

6
4
3
3
1
1
18

33,33
38,89
16,66
16,66
5,56
5,56
100

Pada Tabel 4 ini memperlihatkan jumlah


pasien terbanyak ada pada kalangan

Ibu Rumah tangga sebanyak 6 pasien (33,33%)

Tabel 5 : Distribusi Pasien Melasma menurut Lokasi Melasma pada tahun 2009 sampai dengan tahun
2011
Lokasi

Jumlah Kasus (n)

Sentrofasial

11

61,11%

Malar
Mandibular
Total

7
0
18

38,89%
0
100

Pada Tabel 5 diperoleh lokasi melasma terbanyak


pada daerah Sentrofasial dengan 11 kasus

(61,11%), daerah malar dengan 7 kasus


(38,89%).

PEMBAHASAN

mengalami melasma yakni 17 pasien (94,44%)


dibandingkan dengan pasien pria yakni 1 pasien
(5,56%) (Tabel 2) sehingga perbandingannya
didapatkan 16:1. Hasil yang didapatkan sama
pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
oleh Kojongian di Poliklinik dan kelamin RSUP
Prof. dr. R. D Kandou Manado periode 1996
2000 yakni didapatkan 29 pasien (96,67%)
wanita dan 1 pasien (3,33%) pria sehingga
perbandingannya didapat 29:1.4 Menurut
Soepadirman perbandingan antara wanita dan
pria adalah 24:1, sedangkan Goh di Singapura
mendapat perbandingan 21:1.2 Hal ini diduga
disebabkan karena wanita lebih memperhatikan
penampilannya, sehingga sedikit saja ada
kelainan atau perubahan di daerah wajahnya
langsung mendorongnya untuk pergi berobat.

Pada penelitian ini didapatkan jumlah pasien


Melasma yang berobat ke Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado
periode 2009 sampai 2011 sebanyak 18 pasien.
Pada tahun 2009 terdapat 10 pasien (0,99%)
dan kemudian mengalami penurunan pada tahun
2010 menjadi 6 pasien (0,58%) dan kembali
menurun pada tahun 2011 menjadi 2 pasien
(0,19%) (Tabel 1), Adanya penurunan ini
kemungkinan karena melasma tidak dianggap
sebagai penyakit berbahaya sehingga ada
kecenderungan untuk meremehkan hal ini, atau
bisa juga tidak semua pasien melasma berobat ke
Poliklinik Kulit dan kelamin RSUP Prof. dr. R. D
Kandou Manado karena lebih memilih ke dokter
pribadi, klinik swasta, dan lain-lain.
Berdasarkan distribusi menurut jenis
kelamin, pasien wanita lebih banyak yang

Pada penelitian ini didapatkan kelompok


umur terbanyak adalah 31 - 40 tahun dengan 7
pasien (38,89%) kemudian kelompok umur 41 5

50 tahun dengan 6 pasien (33,33%) (Tabel 3).


Data yang didapatkan sama dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan Kojongian di
Poliklinik dan kelamin RSUP Prof. dr. R. D
Kandou Manado periode 1996 2000 yaitu
terbanyak pada kelompok umur 31 - 40 tahun
dengan jumlah 12 pasien (40%) dan diikuti
kelompok umur 41 - 50 tahun dengan jumlah
pasien 10 pasien (33,33%).4 Hal ini sesuai
dengan pernyataan Soepadirman yang
mengatakan bahwa insidens terbanyak pada
kelompok umur 31 - 44 tahun. Pada kemompok
umur ini tanda penuaan mulai tampak, dimana
terdapat perubahan morfologi kulit, salah satunya
timbul bercak - bercak hiperpigmentasi.2
Dari sudut pekerjaan, data yang ada belum
cukup atau tidak spesifik memberikan informasi
karena sulit mengevaluasi pekerjaan yang
berhubungan dengan factor pencetus melasa
seperti pajanan sinar matahari sehingga cukup
sulit dilakukan pembahasan pada kelompok ini.
Penelitian ini mendapatkan pasien melasma
terbanyak terdapat pada kalangan Ibu Rumah
Tangga sebanyak 6 pasien (33,33%) dan diikuti
kalangan Pegawai Negeri sebanyak 4 pasien
(22,22%) (Tabel 4). Hal ini cukup berbeda
penelitian yang dilakukan Kojongian di
Poliklinik dan kelamin RSUP Prof. dr. R. D
Kandou Manado periode 1996 2000.4 Jika ini
dikaitkan dengan faktor pencetus, penyebab
melasma tertinggi yaitu karena pajanan sinar
matahari, hanya saja tidak spesifik
mencantumkan apakah pasien lebih banyak
memiliki kegiatan di luar ruangan atau di dalam
ruangan.
Kemudian lokasi melasma yang terbanyak
adalah di daerah Sentrofasial dengan 11 pasien
(61,11%) diikuti daerah malar dengan 7 pasien
(38,89%) (Tabel 5). Data ini sesuai juga dengan
yang ditemukan pada penelitian sebelumnya oleh
Kojongian di Poliklinik dan kelamin RSUP Prof.
dr. R. D Kandou Manado periode 1996 2000
yakni 18 pasien (60%) terkena melasma tipe
sentrofasial.4

KESIMPULAN
1. Angka kejadian melasma di Poliklinik Kulit
dan Kelamin RSUP Prof. dr. R. D. Kandou
Manado selama periode 3 tahun terdapat 18
pasien dengan angka kejadian terbanyak pada
tahun 2009 yakni sebesar 0,99%
2. Perbandingan jumlah pasien wanita
berbanding laki laki adalah 16 : 1
3. Jumlah kasus terbanyak pada usia 31 40
tahun.
4. Distribusi melasma berdasarkan pekerjaan
terbanyak pada kalangan Ibu Rumah Tangga
5. Lokasi melasma terbanyak di bagian
sentrofasial atau hampir 2/3 dari total pasien
melasma

SARAN
Penulisan data yang jelas dan lengkap pada
status agar dapat menunjang penelitian-penelitian
yang akan dilakukan selanjutnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kepada para penguji 1 dan penguji 2 yang
telah banyak memberikan masukan dan
perbaikan terhadap penulisan skripsi ini dan juga
kepada semua pihak yang secara langsung dan
tidak langsung yang telah membantu hingga
jurnal ini dapat dibuat
DAFTAR PUSTAKA
1. Rigopoulos D, Gregoriou S, Katsambas A.
Hyperpigmentation and Melasma. 2nd edition.
J Cosmet Dermatol, 2007. h: 195-202.
2. Soepadirman L. Melasma. Djuanda A,
Hamzah M. Aisah S, ed. Dalam: Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Vol 6. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI, 2010. h: 289-292
3. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Vol 1.
Jakarta: Hipokrates, 2000. h: 148-49
4. Kojongian IN. Profil Melasma di Bagian Kulit
dan Kelamin RSUP Manado Periode Januari
6

1996 sampai dengan Desember 2000. Karya


Tulis Ilmiah Kedokteran, Manado; 2002

Anda mungkin juga menyukai