LABORATORIUM LINGKUNGAN
PERCOBAAN IV
BESI
OLEH :
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kandungan besi pada
sampel air.
B. Bahan
Bahan yang digunakan meliputi larutan besi 10 ppm, sampel air,
aquadest.
1 1 ppm 0,052
2 2 ppm 0,096
3 3 ppm 0,133
4 4 ppm 0,171
5 5 ppm 0,204
0,25
y = 0,0379x + 0,0175
Ab so rb a nsi (A) 0,2 2
R = 0,9976
0,15
0,1
0,05
0
1 2 3 4 5
Ko nse ntra si (C)
B. Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk mengukur kandungan atau
konsentrasi besi yang terdapat pada beberapa sampel air. Sampel air yang
digunakan pada percobaan ini ada 4 , yaitu air sumur intan sari, air sumur
sungai ulin, air sumur loktabat, dan air sumur cempaka. Digunakannnya
berbagai sampel sumur ini untuk mengetahui dan membandingkan kandungan
besi yang terdapat pada sumur-sumur tersebut.
Pengukuran kandungan besi ini menggunakan larutan induk Fe 10 ppm
yang dibuat larutan standar besi (Fe) dengan berbagai konsentrasi yaitu
konsentrasi 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm dengan teknik pengenceran. Pengenceran
larutan induk Fe 10 ppm disesuaikan perbandingan antara volume Fe 10 ppm
dan volume aquadest yang digunakan.
Setelah terbentuk larutan standar Fe dengan konsentrasi yang beragam,
dilakukan pengukuran absorbansi terhadap larutan standar Fe tersebut.
Pengukuran absorbansi menggunakan alat yang disebut dengan AAS (Atomic
Adsorption Spectofotometri). Dimana pada prinsipnya penggunaan AAS pada
praktikum ini menggunakan nilai panjang gelombang sebesar 560 nm.
Selanjutnya elektroda dicelupkan ke dalam larutan, yang mana akan muncul
grafik perbandingan antara nilai absorbans dengan konsentrasi larutan standar
Fe yang digunakan.
Grafik perbandingan antara nilai absorbansi dengan konsentrasi larutan
Fe menunjukkan garis yang mendekati lurus. Dimana nilai persamaan dari
garis tersebut adalah y = 0,037x + 0,017 dengan nilai R 2 = 0,997. Penggunaan
AAS ini menunjukkan bahwa untuk larutan standar Fe dengan konesntrasi 1
ppm nilai absorbannya 0,052. Larutan standar Fe dengan konsentrasi 2 ppm
nilai absorbansnya 0,096 selanjutnya larutan standar Fe 3 ppm dengan nilai
0,133 larutan standar Fe 4 ppm sebesar 0,171 dan larutan standar Fe 5 ppm
sebesar 0,204.
Sebelum melakukan perhitungan kandungan besi (Fe) pada sampel air
yang digunakan, pertama-tama harus diketahui terlebih dahulu nilai absorbans
dari semua sampel air tersebut. Dimana untuk mengetahui nilai absorbannya
prinsipnya juga menggunakan alat yang digunakan untuk menghitung nilai
absorban pada larutan standar Fe, yaitu penggunaan AAS.
Dari hasil pengukuran nilai absorban sampel air dengan menggunakan
AAS didapatkan bahwa untuk sampel air sumur intan sari nilai absorbansinya
sebesar 0,012 sampel air sumur simpang ulin sebesar 0,013 sampel air sumur
loktabat sebesar 0,010 dan sampel air sumur cempaka sebesar 0,012. Dengan
mengetahui nilai absorbansi dari sampel air yang digunakan dapat dihitung
kandungan Fe dari masing-masing sampel air dengan menggunakan rumus
perhitungan yang di dapat dari persamaan grafik absorbansi larutan standar
Fe, yaitu y = 0,037x + 0,017.
Dari hasil perhitungan di dapatkan bahwa untuk sampel air sumur intan
sari kandungan besi (Fe) yang terlarut di dalamnya sebesar -0,135 mg/l.
Sampel air sumur sungai ulin, air sumur loktabat, dan air sumur cempaka
kadungan besi (Fe) yang terlarutnya berturut-turut sebesar -0,108 mg/l ;
-0,189 mg/l ; -0,135 mg/l.
Dilihat dari hasil perhitungan ternyata sampel air sumur loktabat
memiliki kandungan Fe yang paling besar dibandingkan dengan sampel air
sumur yang lain yaitu -0,189 mg/l. Sedangkan air sumur sungai ulin memiliki
kandungan Fe yang paling sedikit yaitu -0,108 mg/l. Terjadinya perbedaan
nilai konsentrasi atau kandungan besi (Fe) pada sampel air sumur yang
digunakan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya topografi lahan
yang berbeda, jenis sumur (sumur bor atau sumur gali), letak sumur, dan
faktor-faktor lainnya.
Walaupun memiliki hasil yang berbeda-beda tetapi kandungan besi (Fe)
dari sampel air yang digunakan bisa dikatakan masih dalam batas aman,
dimana kandungan besi (Fe) dari sampel air tersebut masih di bawah standar
kandungan Fe yang diperbolehkan untuk air minum yaitu 0,3 mg/l. Dengan
nilai kandungan Fe yang masih di bawah standar maka sampel keempat air
sumur tersebut dapat dikatakan layak untuk dijadikan sebagai air minum dan
kebutuhan rumah tangga lainnya.
Selain kandungan Fe, apabila air sumur tersebut digunakan untuk air
minum perlu diperhatikan dan diteliti tentang parameter-parameter yang lain.
Kemudian diukur apakah sesuai dengan standar baku mutu atau tidak.
Sehingga apabila tidak sesuai dengan standar baku mutu air minum yang
digunakan maka air sumur tersebut tidak layak untuk dikonsumsi sebagai air
minum.
Percobaan kali ini menghasilkan semua nilai kandungan besi (Fe) dalam
sampel air yang digunakan berniai negatif. Padahal seharusnya tidak semua
bernilai negatif. Hal ini mungkin saja terjadi kesalahan dalam pengerjaannya,
terlebih kemungkinan kesalahan terjadi pada saat melakukan pengenceran
larutan standar Fe 10 ppm. Kesalahan yang terjadi bisa akibat kesalahan
manusia, atau dari kesalahan alat yang digunakan dalam praktikum ini.
VI. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengukuran nilai absorbansi dari larutan standar Fe dan sampel air menggunakan
alat yang disebut AAS.
2. Hasil perhitungan nilai absorbansi untuk larutan standar Fe 1 ppm 0,052 larutan
standar Fe 2 ppm nilai adsorbansnya 0,096 selanjutnya larutan standar Fe 3 ppm
dengan nilai 0,133 larutan standar Fe 4 ppm sebesar 0,171 dan larutan standar Fe
5 ppm sebesar 0,204.
3. Hasil perhitungan nilai absorbansi dari sampel air untuk sampel air sumur intan
sari nilai absorbansinya sebesar 0,012 sampel air sumur sungai ulin sebesar 0,013
sampel air sumur loktabat sebesar 0,010 dan sampel air sumur cempaka sebesar
0,012.
4. Hasil perhitungan kandungan besi (Fe) yang terlarut pada sampel air adalah air
sumur intan sari kandungan besi (Fe) -0,135 mg/l. Sampel air sumur simpang
ulin, air sumur loktabat, dan air sumur cempaka kadungan besi (Fe) berturut-turut
sebesar -0,108 mg/l ; -0,189 mg/l ; -0,135 mg/l.
DAFTAR PUSTAKA
Sutapa, Ignasius D.A. 2000. Uji Korelasi Pengaruh Limbah Tapioka Terhadap
Kualitas Air Sumur. Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan &
Lingkungan, Vol. 2, No. 1/Feb. 2000; 47-65.
Yusuf, M. 2009. Cara Menghilangkan / Menurunkan Zat Besi (Fe) Dalam Air.
http://www.airminumisiulang.com/index.php. Diakses tanggal 20 Oktober 2009.