SKENARIO
Bu Winda usia 55 tahun datang ke klinik untuk berkonsultasi tentang dirinya yang
sudah tidak seenergik dulu, padahal ia seorang direktur utama pada sebuah perusahaan
ternama. Haidnya sudah tidak lagi teratur, mudah cemas, susah tidur dan mudah sekali maeah
sekalipun untuk hal-hal sepele. Tiga hari yang lalu lutut sebelah kanannya mengalami
bengkak, merah dan nyeri. Bu Winda ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada
dirinya, apa yang harus dilakukan dan hal-hal apa saja yang dipantangkan. Termasuk jug
nutrisi apa yang paling tepat untuk dirinya.
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Geriatri : cabang ilmu kedokteran yang terutama menangani berbagai masalah penuaan
serta penyakit pada orang tua (kamus Dorland).
2. Penuaan : suatu proses penurunan fisik, fungsional sel, dan peningkatan kerentanan
seseorang dikarenakan faktor usia (Depkes, 2003).
3. Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan.
4. Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik uterus, disertai pelepasan (deskuamasi)
endometrium (Hanafiah, 2009).
5. Konsultasi :
Semacam diskusi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Contohnya, konsultasi antara dokter umum dengan dokter spesialis mengenai sesuatu yang
tidak dipahami.
6. Nutrisi
:
Substansi organik yang dibutuhkan oleh organism
7. Nyeri
:
Suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak nyaman akibat
kerusakan jaringan.
8. Cemas
:
Reaksi emosional akibat sesuatu yang tidak pasti dan tidak jelas.
9. Geriatri :
Cabang kedokteran yang berkenaan dengan diagnosa dan pengobatan
atau kadang-kadang hanya pengelolaan dari kondisi dan gangguan yang terjadi pada usia
tua
ANALISIS MASALAH
1. Kondisi fisik pada manula :
- Demensia : penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara
perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian
- Kulit berkerut
- Egosentris
- Daya ingat menurun
DEGENERASI
Perubahan dari bentuk yang lebih tinggi
ke bentuk yang lebih rendah terutama
perubahan jaringan menjadi bentuk
yang lebih rendah/ secara fungsional
kurang aktif (kemunduran fungsional)
2. Gejala menopause :
1. Siklus Menstruasi menjadi tidak teratur
2. Sering merasa cemas
3. Sulit berkonsentrasi
4. Tidur tidak nyenyak (gelisah dan berkeringat) atau sulit tidur
5. Tubuh terkadang bergetar terutama bila berada di lingkungan baru dan merasa
cemas atau takut
6. Mudah merasa lelah
7. Muka kering
8. Keringat berlebih
9. Mual dan pusing
10.Tangan dan kaki sering kesemutan
11. Pernafasan tidak teratur
12.Jantung sering berdebar-debar
13.Gelisah yang berlebihan
14.Mudah tersinggung
Masa menopause dibagi menjadi tiga bagian yaitu premenopause saat sebelum
memasuki masa menopause, perimenopause saat menstruasi mulai tidak teratur,
keluhan gejala fisik meningkat dan disinilah banyak terjadi perubahan yang membuat
wanita tidak nyaman, dan postmenopause saat wanita telah mengalami menopause
(Becker, 2001). Saat perimenopause, perubahan dan ketidaknyamanan atas diri meningkat
karena adanya pengaruh penurunan hormon estrogen dibandingkan fase-fase lainnya karena
fungsi ovarium juga menurun. Perubahan-perubahan inilah yang membuat munculnya sikap
negatif terhadap menopause karena wanita khawatir tentang menopause dan beranggapan
akan kehilangan daya tarik serta khawatir orang-orang yang dicintainya akan
meninggalkannya. Permasalahan psikologis yang bisa muncul pada masa menopause adalah
depresi, mudah tersinggung dan mudah marah, mudah curiga, diliputi banyak kecemasan,
insomnia karena sangat bingung dan gelisah ( Kartono, 1992).
Oleh karena itu, jika dikaitkan dengan permasalahan mengapa haid pada usia 55 tahun
menjadi tidak teratur maka dapat diartikan bahwa seseorang tersebut telah mengalami gejala
menopause dan wajar bila hal tersebut terjadi karena usianya pun telah memasuki usia
menopause.
3. Terjadinya bengkak dikaki diakibatkan karena penumpukan basa purin akibat ginjal
tidak mampu mengeluarkannya.
4. Gout (asam urat) : penumpukan basa purin akibat ginjal tidak mampu
mengeluarkannya.
Gejala :
- Nyeri sendi, kemerahan dan bengkak
5. Nutrisi yang perlu dikonsumsi oleh lansia :
- Vitamin C, E
Selain jeruk dan stroberi, mentimun juga kaya vitamin c ditambah air dana sam amino
yang tinggi makanya cocok dipakai untuk berbagai jenis pengobatan dan pemeliharaan
kulit, menghilangkan jerawat sampai mencegah kerutan dini .Kandungan unsur fosfor,
asamfolat, dan vitamin C nya yang berhasiat menghilangkan stres.
Kehebatan vitamin E terhadap kulit bisa dibuktikan dengan mengoleskan minyak vitamin
E pada kulit yang terbakar matahari. Beberapa menit saja kemerahan dan bengkak akan
memudar.
- Zinc
Zinc adalah salah satu zat penting dalam produksi sel. Bahan makanan yang kaya akanzat
Zinc adalah seafood, biji semangka, danjahe.
- Selenium
Proses oksidan dalam tubuh yang disebabkan oleh zat-zat oksidan menyebabkan
jaringankita kehilangan elastisitasnya. Selenium lah yang berperan besar mengembalikan
elastisitas kulit. Zat ini didapat dari biji-bijian, seafood, bawang dan lain-lain.
6. Hal-hal yang dipantangan untuk lansia :
- Makanan : makanan yang banyak mengandung kolesterol seperti kacang-kacangan
dan kulit.
- Kebiasaan yang buruk seperti merokok
- Kegiatan yang membutuhkan kerja otot terlalu berat
LEARNING OBJECT
A. PENUAAN
1. DEFINISI PENUAAN
Definisi aging menurut A4M (American Academy of Anti-Aging Medicine) adalah
kelemahan dan kegagalan fisik-mental yang berhubungan dengan aging normal disebabkan
oleh disfungsi fisiologik, dalam banyak kasus dapat diubahdengan intervensi kedokteran
yang tepat (Klatz, 2003).
Penuaan adalah hasil akumulasi dari perubahan organisme atau objek karena waktu.
Penuaan pada manusia berkaitan dengan proses multidimensional fisik, psikologis dan
perubahan sosial. Umur merupakan ukuran secara kronologis, dan ulang tahun seseorang
merupakan hal yang penting dalam masalah "penuaan".
Klasifikasi penuaan menurut WHO:
a. Usia pertengahan (middle age) : usia 45 sampai 59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) : usia 60 dan 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) : usia 75 dan 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) : usia diatas 90 tahun
2. PROSES PENUAAN
Proses penuaan dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Penuaan primer: perubahan pada tingkat sel.
b. Penuaan sekunder: proses penuaan akibat faktor-faktor lingkungan fisik dan sosial,
stres fisik/psikis, serta gaya hidup dan diet dapat mempercepat penuaan.
Fase-fase penuaan, yaitu :
a. Fase 1 (Sub Clinical)
Terjadi pada saat mencapai usia 25-35 tahun
Pada fase ini produksi hormon mulai berkurang dan mulai terjadi kerusakan sel
tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan.
Masih belum ada gejala dari proses penuaan sehingga tubuh masih bugar
b. Fase 2 (Transisi)
Terjadi pada usia 35-45 tahun,
Produksi hormon sudah menurun sebanyak 25%.
Sudah mulai terlihat gejala dari proses penuaan sehingga tubuh mulai mengalami
tanda tanda penuaan seperti mata mulai mengalami rabun dekat sehingga perlu
menggunakan kacamata berlensa plus, rambut mulai beruban dan stamina tubuh
berkurang.
Bila pada masa ini dan sebelumnya , melakukan gaya hidup yang tidak sehat bisa
berisiko terkena kanker.
c. Fase 3 (Clinical)
Terjadi pada usia 45 tahun ke atas.
Produksi hormon sudah berkurang sampai akhirnya berhenti sama sekali.
Pada fase ini kaum perempuan mengalami masa yang disebut menopause
sedangkan kaum pria mengalami masa andropause.
Tanda tanda penuaan yang mulai tampak pada fase ini yaitu kulit menjadi kering
karena mengalami dehidrasi, tubuh menjadi cepat capek dan mulai timbul berbagai
penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis, hipertensi dan jantung koroner.
Terdapat tiga dasar fundamental yang dipakai untuk menyusun berbagai teori menua,
yaitu:
a. Pola penuaan pada hampir semua spesies mamalia diketahui adalah sama.
b. Laju pertumbuhan ditentukan oleh gen yang sangat bervariasi pada setiap spesies.
c. Laju atau kecepatan penuaan dapat diperlambat, tapi tidak dapat dihindari atau
dicegah.
Ada 4 teori pokok dari aging (Goldman dan Klatz, 2007), yaitu:
a. Teori wear and tear
b. Teori neuroendokrin
c. Teori Kontrol Genetik
d. Teori Radikal Bebas
A. Teori Penuaan Biologis
1.
Teori Telomere
Pada ujung
setiap
kromosom,
terdapat
sekuen
pendek
DNA
pendek.
Teori Wear and Tear
Teori Wear And Tear mengajukan akumulasi sampah metabolik atau zat
nutrisi dapat merusak sintesis DNA. August Weissmann berpendapat bahwa sel
somatik nomal memiliki kemampuan yang terbatas dalam bereplikasi dan
menjalankan fungsinya. Kematian sel terjadi karena jaringan yang sudah tua
tidak beregenerasi. Teori wear and tear mengungkapkan bahwa organisme
memiliki energi tetap yang tersedia dan akan habis sesuai dengan waktu yang
diprogramkan. Hilangnya sel secara normal akibat dari perubahan dalam
kehidupan sehari-hari dan penumpukan rangsang subletal dalam sel yang
bebas:
- Tubuh memiliki satu/lebih pasang elektron pada orbit luar dari atom/molekul.
- Ketika atom / molekul yang kehilangan satu elektron, sehingga menjadi tidak
stabil, kemudian akan mengambil satu elektron dari molekul terdekatnya.
- Karena atom / molekul radikal bebas ini saling tarik menarik untuk melengkapi
strukturnya.Terbentuklah radikal bebas baru yang dapat menyerang molekul lain
di sampingnya, begitu seterusnya.
- Terjadi reaksi berantai seterusnya.
- Setiap kali pasangan elektron berpisah, meninggalkan kerusakan yang hebat.
4.
Anggota keluarga yang sama cenderung hidup pada umur yang sama dan
umurnya mempunyai umur yang rata-rata sama, tanpa mengikut sertakan
meninggal akibat kecelakaan dan penyakit. Beberapa gen yang mempengaruhi
penuaan terdapat pada kromosom 1, tetapi bagaimana cara mereka
5.
6.
7.
8.
9.
3.
4.
kehidupan sosialnya.
Teori Kontinuitas
Perubahan yang terjadi pada seseorang usia lanjut sangat dipengaruhi
oleh tipe personalitas yang dimilikinya. pengalaman merupakan gambaran saat
5.
lanjut usia.
Teori Psikososial
Semakin lanjut usia seseorang, maka ia akan mempertahankan dirinya
dan arti hidupnya dan kurang memperhatikan peristiwa atau isu yang sedang
6.
terjadi.
Teori Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan merupakan aktivitas dan tantangan yang harus
dipenuhi oleh seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam hidupnya untuk
mencapai penuaan yang sukses.pada kondisi tidak danya pencapaian perasaan
bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka lansia tersebut berisiko
7.
9.
kematian sel.
Teori Kelainan Alat
Terjadinya proses penuaan adalah karena kerusakan sel DNA yang
mempengaruhi pembentukan RNA sehingga terbentuk molekulmolekul RNA
2007).
Teori Pace Maker/Endokrin
Teori ini mengatakan bahwa proses menjadi tua diatur oleh pace
maker,
seperti
yangmenghasilkan
kelenjar
timus,
hipotalamus,
hormon-hormon,
dan
hipofise,
secara
dan
tiroid
berkaitan
Kedua faktor tersebut akan mempengarui aktifitas metabolisme sel yang akan menyebabkan
terjadinya stress oksidasi sehinga terjadi kerusakan pada sel yang menyebabkan terjadinya
proses penuaan.
Proses penuaan adalah proses yang alamiah dan normal. Apakah proses penuaan
tersebut akan menjadi penuaan sehat atau penuaan sakit dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Adapun factor factor proses penuaan menurut komnas lansia adalah:
a. Keturunan
Setiap orang mempunyai ciri dan kemampuan yang diturunkan oleh percampuran sifat
kedua orang tuanya.
b. Gaya hidup
Setiap orang mempunyai gaya hidup tertentu yang dibentuk dan dilakukan sepanjang
masa hidupnya.
c. Makanan
Setiap orang mempunyai kebiasaan makan tertentu yang berkembang sejak masa
mudanya.
d. Penyakit
Setiap orang mempunyai riwayat penyakit semasa hidupnya. Setiap kelompok umur
telah diketahui berbagai penyakit yang khas pada kelompok umur tersebut. Pada masa
tua penyakit yang umum diderita adalah penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit
jantung dan pembuluh darah serta diabetes.
e. Lingkungan hidup
Setiap orang dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Orang yang hidup di kota besar
kemungkinan besar terpajan oleh polusi dibandingkan orang yang hidup di desa, di
daerah pegunungan.
f. Dukungan sosial
Dengan meningkatnya umur seseorang, akan terjadi penurunan kemampuan fungsi
untuk merawat diri sendiri maupun berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, dan
akan semakin tergantung pada orang lain atau masyarakat sekitarnya.
g. Kemampuan mengatasi emosi
Setiap orang mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah dan mengendalikan
emosinya. Proses penuaan adalah proses yang alamiah dan normal.
(sumber : www.Komnas Lansia.go.id)
Boedhi Darmojo menggambarkan proses penuuan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu endogenic aging yang dimulai dengan cellular aging lewat tissue dan anatomical aging
ke arah proses menuanya organ tubuh. Dan exogenical factor yang sekarang disebut faktor
risiko.
CIRI-CIRI PENUAAN
a.
akan semakin mudah untuk mencapai suatu ambang (yang disebut sebagai precipipe), yang
dapat berupa keadaan sakit, atau kematian akibat adanya challenge.
Gambar 2 : Selain cadangan fisiologis yang makin berkurang, seiring meningkatnya usia,
juga ternyata cadangan fisiologis yang ada sudah terpakai hanya untuk mempertahankan
homeostasis.
Pada gambar diatas, ditunjukkan bahwa, seorang usia lanjut tidak hanya memiliki
cadangan fisiologis yang makin berkurang, namun mereka juga memakai atau menggunakan
cadangan fisiologis iu hanya untuk mempertahankan homeostasis. Akibatnya, akan semakin
sedikit cadangan yang tersedia untuk menghadi challenge.
b. CIRI-CIRI PSIKOLOGI LANSIA
Penurunan kemampuan melakukan aktivitas.
Perubahan mental, di bidang mental atau psikis pada lanjut usia perubahan dapat
berupasikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, dan bertambah pelit ata
tamak bila memiliki sesuatu.
Mengharapkan tetap diberi peran dalam masyarakat.
Ingin mempertahankan hak dan hartanya serta ingin berwibawa.
Penurunan kondisi fisik.
Penurunan fungsi dan potensi seksual.
Penurunan aspek psikososial.
Penurunan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Penurunan dalam peran sosial di masyarakat.
B. GANGGUAN DAN MASALAH KESEHATAN LANSIA
1. PENYAKIT PADA LANSIA
a. SINDROMSINDROM PADA GERIATRI
Menurut Kane dan Ouslander, sindromsindrom ini biasa disingkat dengan 14
I, yaitu:
1. Immobility (kurang bergerak)
Kebanyakan lansia badannya sulit untuk digerakkan bahkan tidak bias digerakkan.
Hal ini terjadi karena tingkat elastisitas sendi sudah berkurang dan juga tulang
yang sudah mulai keropos.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tulang,sendi, otot
Hipernatremia
Hiponatremia
Saluran cerna
Berimplikasi pada :
Diabetes Melitus
Saluran kemih dan Kelenjar prostat membesar
Selaput mulut rahim kering
kelamin
Otot dasar panggul melemah
Berimplikasi pada :
Kanker Prostat
Kanker Serviks
Pengerasan pembuluh darah otak
Demensia (neurofibril tangie, amyloid)
Mengisut (atrofi)
Berimplikasi pada :
Depresi
Demensia
Hipertiroid
Hipotiroid
Neuropati
Alzheimer
DIABETES MELITUS
DM adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
Patofisiologi:
1. Kurangnyaproduksiinsulin (gangguanpankreas)
2. Kurangnyasensitivitasjaringanterhadapinsulin
Gejala:
1. Poliuri, polidipsi,polifagi
2. Gejaladarikomplikasipenyakit
OSTEOARTRITIS
OA, dikenal juga
sebagai
artritis degeneratif, penyakit
degeneratif sendi, adalah
kondisi
dimana sendi terasa nyeri
akibat
inflamasi ringan yang timbul
karena
gesekan ujung-ujung tulang
penyusun
sendi
dan
penurunan pelumas sendi.
Penyebab antara lain: alergi,
infeksi,
dll
Faktor risiko:
1. Wanita berusia lebih dari45 tahun
2. Kelebihan berat badan
3. Aktivitas fisik yang berlebihan, seperti para olahragawan dan pekerja kasar
4. Menderita kelemahan otot paha
5. Pernah mengalami patah tulang disekitar sendi yang tidak mendapatkan perawatan
yang tepat.
OSTEOPOROSIS
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa
massa tulang yang rendah, disertai mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas
jaringan tulang yang akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
1. Osteoporosis primer
Seringmenyerangwanitapaskamenopausedanjugapadapriausialanjutdenganpenyeba
byang belumdiketahui.
2. Osteoporosis sekunder
Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan
dengan:
a. Cushing's disease
b. Hyperthyroidism
c. Hyperparathyroidism
d. Hypogonadism
e. Kelainan hepar
f. Kegagalan ginjal kronis
g. Kurang gerak
h. Kebiasaan minum alkohol
i. Pemakai
obatobatan/corticosteroid
j. Kelebihan kafein
k. Merokok
HIPERTENSI/ TEKANANDARAHTINGGI
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).
Hipertensi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal
jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
1. Jenis kelamin: prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita adalah sama.
ALZHEIMER
Alzheimer atau kepikunan merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf
otak yang kompleks dan progresif
yang
disebabkan karena berkurangnya
gizi
diotak.
Alzheimer digolongkan ke
dalam
salah satu dari jenis nyanyuk
(dementia) yang dicirikan dengan
melemahnya
percakapan,
kewarasan,
ingatan,
pertimbangan,
perubahan
kepribadian dan tingkah laku
yang
tidak terkendali.
BEDA
DEMENSIA
DAN
ALZHEIMER
Alzheimer bukan penyakit menular melainkan sejenis sindrom dengan
apoptosis sel-sel otak pada saat bersamaan, sehingga otak tampak mengerut dan
mengecil. Alzheimer meyebabkan menurunnya daya ingat dan kemampuan mental.
Demensia merupakan penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan
pada otak. Demensia bukan berupa penyakit dan bukan sindrom.
Jadi, Alzheimer merupakan salah satu penyebab demensia.
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIV KRONIS
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang
ditandai dengan keterbatasan aliran udara di dalam saluran napas yang tidak
(Sumber : http://upi.edu.ac.id)
ATAKSIA FRIEDREICH
Penyakit menurun yang menyebabkan kerusakan progresif terhadap sistem
saraf sehingga mengakibatkan gangguan gait dan masalah bicara hingga penyakit
jantung. (ppt urip santoso)
Gout (Asam Urat)
Penyakit radang sendi akibat deposisi kristal mono sodium urat. (Buku saku
kedokteran)
Delirium
Keadaan berkabut dimana kesadaran lansia menjadi fluktuatif. (ppt dr. Alif
Mardijana,Sp.KJ)
2.
PSIKOSOSIAL LANSIA
Lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan
kepribadian lansia. Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe
kepribadian lansia sebagai berikut:
a. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy)
Biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat
tua.
b. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality)
Pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada
masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
c. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy)
Pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan
keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan
hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana
d. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality)
Pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya,
banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga
menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-marit.
e. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy)
Pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit
dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.
Factor penyebab perubahan psikososial pada lansia:
a. Penurunan kondisi fisik
Penurunan kondisi fisik pada manula dapat menyebabkan gangguan psikologi bagi
manula karena manula akan merasa ketergantungan pada orang lain dan merasa
dirinya sudah tidak ada gunanya lagi dan terjadi perubahan konsep diri
b. Perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan (terjadi pada masa pensiun)
Sumber finansial berkurang
Kehilangan kedudukan
Kehilangan jabatan
Kehilangan peran, kegiatan, status dan harga diri
c. Perubahan dalam peran sosial di masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indra, gerak fisik dsb maka keyakinan masyarakat
terhadap manula berkurang.
d. Kesepian
Pasangan hidup sudah meninggal
Kehilangan hubungan dengan teman atau famili
e. Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan sehingga aktifitas
gerak lebih sempit
f. Sadar akan kematian
Menurut Potter dan Perry (2005), lansia beradaptasi pada perubahan psikososial
selama proses penuaan. Perubahan psikososial tersebut meliputi pensiun, isolasi
social, seksualitas, tempat tinggal, perubahan lingkungan, dan kematian.
g. Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama
serotonin.
h. Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku
terhadap suatu situasi sosial.
i. Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan
pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya.
Untuk pencegahan masalah psikososial pada lansia dapat dikumpulkan dengan
komunitas lansia yang lainnya, karena banyak keluarga yang menelantarkan para lansia
karena kesibukan sendiri maka diperkenalkan seperti panti werda yang mendapatkan
kesenangan dan perkumpulan pada lansia lainnya.
3. PSIKOSEKSUAL LANSIA
MENOPAUSE
Menopause berasal dari dua kata dari bahasa Yunani, yaitu men berarti bulan, dan
pause/pausis/paidu berarti periode tanda berhenti.Menopause adalah berhentinya proses
ovulasi, suatu proses pelepasan sel telur dari indung telur, secara permanen setelah aktivitas
ovarium atau indung telur menghilang. Singkatnya, menopause adalah haid terakhir. Dalam
bidang kedokteran menopause dapat terjadi akibat proses alamiah (natural menopause) dan
yang sengaja dibuat berhenti haid misalnya, akibat tindakan bedah (surgical menopause) atau
akibat pengobatan kanker (medical menopause).
Dalam usia reproduktif, indung telur wanita menghasilkan sel telur dan hormon
wanita yang disebut estrogen dan progesteron. Sel telur berperan dalam proses konsepsi.
Sedangkan hormon estrogen dan progesteron berperan dalam pengaturan siklus haid beserta
perubahan-perubahan pada tubuh dan mental yang menyertai siklus haid tersebut. Pada
menopause, indung telur ini akan berhenti menghasilkan baik sel telur maupun hormon.
Jenis-jenis menopause (Kasdu, 2002):
1. Menopause alamiah terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45 dan 55, pada diri
wanita yang paling tidak punya satu indung telur. Durasinya dalam kebanyakan kasus,
adalah lima hingga sepuluh tahun, meskipun seluruh proses itu kadang kadang waktu
tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin berhenti selama beberapa bulan dan
kemudian kembali dan durasi intensitas dan alirannya mungkin bertambah atau
berkurang.
2. Menopause prematur terjadi agak lebih cepat dibanding yang pertama, pada wanita
di usia 30 tahun atau awal 40 tahun yang mempunyai setidak tidaknya satu indung
telur. Durasinya biasanya lebih pendek dari pada menopause alamiah, satu hingga tiga
tahun.
3. Menopause buatan dapat terjadi secara sangat mendadak, karena terdorong oleh
operasi pengangkatan atau gangguan pada fungsi reproduksi termasuk pengangkatan
indung telur.
Umunya di luar negeri pertama kali mengalami haid adalah pada usia 12 tahun dan
berakhir pada usia 45 sampai 53 tahun. Sedangkan menurut (Depkes RI, 2005). Di indonesia
relatif sedikit wanita mengalami menopause pada usia 40 tahun dan beberapa mengalaminya
di atas usia 45 tahun.
Faktor-faktor yang memengaruhi menopause (Kasdu, 2002):
1. Usia saat haid pertama sekali
Semakin muda seorang mengalami haid pertama sekali, semakin tua atau lama
ia memasuki masa menopause artinya wanita yang mendapatkan menstruasi pada usia
16 atau 17 tahun akan mengalami menopase lebih dini, sedangkan wanita yang haid
lebih dini seringkali akan mengalami menopause sampai pada usianya mencapai 50
tahun.
2. Faktor Psikis
Wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan
psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian mereka akan mengalami masa
menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan bekerja.
3. Jumlah anak
Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita
melahirkan, maka makin tua mereka memasuki menopause. Hal ini dikarenakan
kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi wanita
dan juga memperlambat penuaan tubuh.
4. Usia melahirkan
5. Tetaplah berkarya dan usahakan dapat memberikan manfaat bagi orang lain,
datangnya menopause tidak perlu dipandang sebagai penderitaan. Banyak peluang
atau usaha yang dapat dijalani, yang dapat memberi pekerjaan bagi orang lain. Upaya
ini dapat meningkatkan perasaan bahwa diri kita masih mampu memberi manfaat bagi
orang lain.
6. Terlibat dalam aktivitas-aktivitas keagamaan-sosial, dengan memberikan apa yang di
miliki baik itu pengetahuan atau ketrampilan pada orang lain, akan dapat mengurangi
perasaan-perasaan negatif yang mungkin muncul. Keterlibatan dalam berbagai
aktivitas juga dapat mempertebal kepercayaan diri dan meningkatkan citra diri yang
mulai menurun.
i. Mengomunikasikan masalah dengan suami. Pengertian, penerimaan dan dukungan
dari suami sangat besar artinya bagi wanita yang mengalami menopause, sehingga
ketegangan yang munul dapat di cegah. Lebih baik bila keterbukaan ini juga
ditumbuhkan dalam keluarga secara keseluruhan, artinya anak-anak juga memberikan
dukungan.
ANDROPAUSE
Adropause berasal dari bahasa Yunani, yaitu andro berarti pria dan pause yang berarti
penghentian. Jadi adropause diartikan berhentinya proses fisiologis pada pria. Meski
memiliki banyak nama seperti viropause, andrenpause, somatopause,dll yang sering
digunakan adalah Andropause. Hal ini disebabkan androgen yang merupakan hormon pada
laki-laki. Sehingga sering disebut andropause yang dapat diartikan sebagai proses penurunan
produksi spermatozoa, hormon testosteron dan hormon lainnya secara perlahan dan bertahap.
Terdapat 3 hormon yang secara normal mengalami penurunan yaitu hormon testosteron,
Insulin growth factor, Growth hormon.
Andropause mungkin terkait dengan penurunan lambat tapi stabil dari produksi
hormon testosteron dan dehydroepiandrosterone pada pria paruh baya, dan konsekuensi dari
penurunan yang. Hal ini juga terkait dengan penurunan sel Leydig . Tidak seperti "
menopause ", kata " andropause " saat ini tidak diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan
klasifikasi ICD - 10 medis.
Faktor-faktor yang memengaruhi andropause :
1. Faktor internal : bisa dari tubuhnya sendiri/genetik. Terjadi perubahan
hormonal/organik, juga bisa karena mengidap penyakit tertentu seperti hipertensi,
obesitas, diabetes melitus, dll.
2. Faktor eksternal : bisa dari faktor lingkungan yang tidak lagi kondusif. Dapat erifat
fisik seperti kandungan bahan kimia, juga bisa karena faktor psikis, yaitu kebisingan
dan perasaan tidak nyaman,sering terpapar sinar matahari dan polusi yang bisa
menyebabkan stress, serta gaya hidup yang tidak sehat.
Gejala andropause:
1. Penurunan libido (gairah seksual) dan impotensi (gagal ereksi).
2. Perubahan suasana hati (mood ), disertai penurunan aktivitas intelektual, kelelahan,
depresi, dan mudah tersinggung.
3. Menurunnya kekuatan otot dan massa otot
4. Lemah dan kurang energi.
5. Perubahan emosional, psikologis dan perilaku (misalnya depresi).
6. Berkeringat dan gejolak panas di sekitar leher (hot flash ), yang terjadi secara
bertahap.
7. Pengecilan organ-organ seks dan kerontokan rambut di sekitar daerah kelamin dan
ketiak.
8. Peningkatan lemak di daerah perut dan atas tubuh.
9. Osteoporosis (keropos tulang) dan nyeri punggung.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
geriatri, atau seorang dokter spesialis geriatri/geriatris, seorang perawat, dan seorang
petugas sosial medik.
Bangsal Geriatri Akut
Di bangsal ini pada dasarnya hanya dirawat pasien usia lanjut yang mempunyai
penyakit akut atau semi-akut. Terhadap penderita ini dilakukan asesmen, tindakan
pengobatan dan rehabilitasi secepat mungkin setelah keadaannya memungkinkan.
Bangsal Geriatri Kronis
Bangsal ini diperlukan untuk merawat pasien usia lanjut dengan penyakit kronis
yang memerlukan rawat inap dalam jangka waktu lama, dan karenanya memerlukan
biaya yang tinggi. Mengingat turn over rate-nya yang sangat rendah, keberadaan
bangsal ini di suatu RS Pemerintah di Indonesia, sementara ini bisa digantikan oleh
bangsal penyakit dalam, sedangkan di RS Swasta keberadaanya masih dimungkinkan.
Klinik Asuhan Siang
Di tempat ini dapat dilaksanakan semua tindakan seperti yang dilakukan di
bangsal akut, akan tetapi pasien tidak harus rawat inap dan pelayanan hanya di
lakukan pada jam kerja saja. Jasa yang dapat diberikan meliputi pemeriksaan
menyeluruh, tindakan pengobatan, rehabilitasi dan rekreasi. Oleh karenanya tenaga
yang dibutuhkan selain dokter geriatris juga macam-macam tenaga rehabilitasi medik
ditambah ahli gizi dan sebagainya.
Konsultasi Geriatri
Pasien yang dirawat oleh bagian lain dapat dikonsultasikan ke tim geriatri untuk
mendapatkan pemeriksaan menyeluruh, berbagai tindakan lain, atau bahkan
dipindahkan ke bangsal lanjut usia.
Penitipan
Orang lanjut usia yang relatif sehat, tidak ada eksaserbasi akut dari penyakit yang
mungkin diderita, dapat dititipkan selama maksimal dua minggu di Instalasi Geriatri
yang lengkap, misalnya di Paviliun Lanjut Usia Boedhi- Darmojo RS. Dr. Kariadi
Semarang. Tujuan pelayanan ini antara lain memberi istirahat pada keluarga yang
merawat agar segar kembali.
Perawatan Terminal
Pelayanan kesehatan sejak dulu diarahkan untuk menyembuhkan penyakit dan
mencegah kematian, tetapi ada kalanya dokter dihadapkan pada keadaan menjelang
ajal yang tidak dapat dielakan. Hospice care (asuhan sakit) merupakan salah satu
bentuk layanan geriatric dengan ciri-ciri: (i) harapan hidup penderita diperkirakan
kurang dari enam bulan; (ii) pendekatan paliatif, dengan penekanan pada pengelolaan
nyeri dan gejala; (iii) koordinasi oleh tim interdisiplin, terdiri atas tenaga medik,
rohaniwan, keluarga dan relawan/pekerja sosial. Asuhan sakit ini dapat dilakukan di
rumah sakit, atau di rumah penderita.
Pendidikan & Riset
Hal ini merupakan bagian implisit dari suatu pemberian pelayanan geriatri, antara
lain dilaksanakan untuk pendidikan tenaga medis, paramedis, terapis-rehabilitasi, dan
mahasiswa dari berbagai bidang keilmuan serta riset, yang pada gilirannya diperlukan
untuk meningkatkan pelayanan serta pengembangan ilmu geriatri.
9.
Rehabilitasi Medik
Penyakit pada usia lanjut selalu mempunyai kecenderungan untuk terjadinya
kecacatan, sehingga oleh WHO selalu diharapkan penegakan diagnosis pasien usia
lanjut dalam aspek gangguan organ (disease), penyakit (impairment), keterbatasan
(disability) yang diakibatkan dan kecacatan (handicap). Oleh karenanya rehabilitasi
medik selalu merupakan aspek yang harus terdapat dalam pelayanan kesehatan usia
lanjut. Rehabilitasi dilaksanakan sesegera mungkin sejak pasien masuk sampai
pulang, sesuai kebutuhannya. Bila latihanlatihan yang diberikan berjangka lama,
sebaiknya dilakukan di instalasi rehabilitasi medik.
10. Panti Rawat Wredha
Panti Rawat Wredha atau nursing home bukan suatu keharusan untuk diadakan
pada suatu RS. Bagian ini merupakan bentuk peralihan antara pelayanan RS dan
pelayanan di rumah/di panti wredha, di mana pasien sudah tidak banyak memerlukan
tindakan RS (asesmen dan kuratif) akan tetapi masih mempunyai masalah kesehatan
kronis yang memerlukan perawatan (care), sehingga tidak dimungkinkan untuk
dirawat di rumah atau di panti wredha biasa. Keberadaannya di suatu RS besar
memberikan nilai tambah untuk kepentingan pendidikan dan riset, dan walaupun tidak
sempurna dapat untuk menggantikan bangsal kronis.
Berdasarkan tingkatan pelayanannya, pelayanan kesehatan lansia dibagi menjadi 3
tingkatan, yaitu:
1. Pelayanan tingkat masyarakat
a. Terhadap lansia
Keluarga dengan lansia
Kelompok lansia seperti klub/perkumpulan; paguyuban, padepokan, dan
pengajian; serta bina kelurga lansia
Posyandu lansia
b. Masyarakat, mencakup LKMD, karang wreda, day care, dana sehat/JPKM.
2. Pelayanan tingkat dasar
Diselenggarakan oleh berbagai instansi pemerintahan dan swasta serta organisasi
masyarakat, organisasi profesi, dan yayasan seperti:
a. Praktik dokter dan dokter gigi
b. Balai pengobtan klinik
c. Pusesmas / balkesmas
d. Panti tresna wreda
e. Pusat pelayanan dan perawatan lansia
f. Praktik perawatan mandiri
3. Pelayanan tingkat rujukan
Dielenggarakan dirumah sakit dan rumah sakit khusus. Rujukan dapat bersifat
sederhana, sedang, lengkap dan paripurna.
a. Tingkat sederhana, hanya menyediakan layanan poliklinik lansia.
b. Tingkat sedang, di mana layanan yang diberikan selain poliklinik jugaklinik siang
terpadu (day care).
c. Tingkat lengkap, sama dengan layanan pada tingkat sedang ditambah dengan
pengadaan ruang perawatan khusus lansia dengan peyakit akut.
d. Tingkat paripurna, di mana diberikan semua jenis layaan yang ada pada tigkat
lengkap ditambah dengan adanya ruang perawatan khusus lansia dengan penyaki
kronis.
Rumah sakit, mencakup poliklinik geriatric, unit rehabilitasi, ruang rawat,
laboratorium, day hospital, UGD/IGD, dan bangsal akut
Rumah sakit jiwa dan rumah sakit khusus lain
Sasana tresna wreda
Secara umum pelayanan kesehatan pada lansia dapat dibagi menjadi 2, yakni:
1. Pelayanan kesehatan lansia berbasis rumah sakit (Hospital Based Geriatric
Service).
Pelayanan kesehatan lansia berbasis rumah sakit contohnya Puskesmas Santun
Lansia. Puskesmas Santun Lansia merupakan bentuk pendekatan pelayanan proaktif
bagi usia lanjut untuk mendukung peningkatan kualitas hidup dan kemandirian usia
lanjut, yang mengutamakan aspek promotif dan preventif, di samping aspek keratif
dan rehabilitatif. Puskesmas Santun Lansia mempunyai ciri-ciri seperti berikut:
a. Pelayanan yang baik berkualitas dan sopan
b. Memberukan kemudahan dalam pelayanan kepada usia lanjut.
c. Memberikan keringanan atau penghapusan biaya pelayanan kesehatan bagi usia
lanjut dari keluarga miskin atau tidak mampu.
d. Memberikan dukungan atau bimbingan pada lansia dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatanya agar tetap sehat dan mandiri.
e. Melakukan pelayanan secara proaktif untuk dapat menjangkau sebanyak mungkin
sasaran usia lanjut yang ada di wilayah kerja puskesmas.
f. Melakukan kerjasama dengan lintas program dan lintas program terkait di tingkat
kecamatan dengan asa kemitraan, untuk bersama-sama melakukan pembinaan
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup usia lanjut.
2. Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat (Community Based Geriatric Service).
Pada upaya pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, semua upaya kesehatan
yang berhubungan dan dilaksanakan oleh masyarakat harus diupayakan berperan serta
dalam menangani kesehatan para lansia. Puskesmas dan dokter praktik swasta
merupakan tulang punggung layanan di tingkat ini. Puskesmas berperan dalam
membentuk kelompok atau klub lansia. Di dalam dan melalui klub lansia ini
pelayanan kesehatan dapat lebih mudah dilaksanakan baik promotif, preventif, kuratif
atau rehabilitatif. Pelayanan kesehatan di kelompok lansia meliputi pemeriksaan fisik,
mental dan emosional. (Notoatmodjo, S, 2007) Pelayanan Kesehatan lansia berbasis
masyarakat contohnya posyandu lansia.
POSYANDU LANSIA
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia yang merupakan pengembangan dari
kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya
melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Tujuan posyandu lansia:
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan.
Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia
1. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari / activity of daily living, meliputi kegiatan
dasar dalam kehidupan, seperti makan / minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun
tempat tidur, buang air kecil dan besar.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional,
dengan menggunakan pedoman metode 2 menit ( bisa dilihat KMS usia lanjut)
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
dan dicatat pada grafik indek massa tubuh
4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli, atau Cuprisulfat.
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adannya penyakit gula.
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur / protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.
8. Pelaksaan rujukan ke puskemas bila mana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada
pemeriksaan pada nomor 1 hingga 7.
9. Penyuluhan bisa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka kunjungan
rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi
oleh individu dan atau kelompok usia lanjut.
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang tidak
datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.
Mekanisme pelayanan Posyandu Lansiaada yang menyelenggarakan posyandu lansia
sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3
meja, dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Meja I: pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi
badan
2. Meja II : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT).
Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di
meja II ini.
3. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan
pelayanan pojok gizi.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan
prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan
kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi
badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju
Sehat (KMS) lansia.
KMS LANSIA
2.
1.
2.
3.
4.
Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk manula dalam sehari
KOMPOSISI
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Energi (kal)
1960
1700
Protein (gram)
50
44
Kalori
Vitamin A (RE)
600
700
Hasil-hasil
Thiamin (mg)
0,8
0,7
penelitian
Riboflavin (mg)
1,0
0,9
menunjukan
Niasin (mg)
8,6
7,5
bahwa kecepatan
Vitamin
B12
1
1
metabolisme basal
(mg)
pada orang-orang
Asam
folat
170
150
berusia
lanjut
(mcg)
menurun
sekitar
Vitamin C (mg)
40
30
15-20%,
Kalsium (mg)
500
500
Fosfor (mg)
500
450
disebabkan
Besi (mg)
13
16
berkurangnya
Seng (mg)
15
15
massa otot dan
Iodium (mcg)
150
150
aktivitas.
Kalori
(energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya.
Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak,
dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal,
sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan,
maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga
tubuh akan menjadi kurus.
Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah
1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata
kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang
dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh
telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa
penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan
sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya
adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi
energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke
jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak
jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam
lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak
jenuh.
Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi
(susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah
terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia
adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan
mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan
konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain
terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat
kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai
sumber energi dan sumber serat.
5. Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi
vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini
terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan
sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral
kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan
anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu
metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara
teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
6. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk
mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan
makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia
dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gizi pada lansia.
1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi/ompong
2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penuruna cita rasa seperti asin, manis,
asam, dan pahit
3. Gerakan usus/gerak peristaltik lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi
4. Penyerapan makanandi usus menurun
Masalah Gizi atau Nutrisi Pada Lansia
1. Obesitas : Keadaan badan yang amat gemuk dan berat akibat timbunan lemak yang
berlebihan, dimana kelebihan lemak tubuh melebihi lebih dari 20% dari jumlah yang
dianjurkan untuk tinggi dan usia seseorang. Pola konsumsi yang berlebihan terutama
yang mengandung lemak, protein dan karbohidrat yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Pencetus berbagai penyakit seperti Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner dan
Strok, Diabetes Mellitus.
2. Osteoporosis : Kondisi dimana sering disebut tulang keropos yang disebabkan oleh
penurunan densitas tulang. Mencapai maksimum pada usia 35 tahun pada wanita, 45
tahun pada pria, dan kurang konsumsi kalsium pada jangka waktu lama.
3. Gout : Kelainan metabolisme asam urat kongenital. Asam urat dalam darah yang
berlebih menyebabkan nyeri dan pembengkakan sendi. Mengatasinya dengan
mengurangi konsumsi lemak.
4. Anemia : Kondisi dimana sel-sel darah mengandung tingkat haemoglobin yang tidak
normal, kimia yang bertugas membawa oksigen di seluruh tubuh. Ini disebabkan karena
kurang Fe, asam folat, B12, dan protein serta kemunduran proses metabolisme sel darah
5.
6.
7.
8.
9.
10.
merah. Tandanya cepat lelah, lesu, otot lemah, letih, pucat, kesemutan, sering pusing,
mata berkunang-kunang, mengantuk, HB < 8 gr/dl.
Kurang Energi Kronis yaitu penurunan nafsu makan berkepanjangan BB turun, keriput
dan kurus.
Kurang vitamin A implikasinya kekeringan selaput mata.
Kurang B1 menyebabkan penebalan pembuluh darah, penyakit jantung koroner,
hipertensi.
Kurang vitamin C menyebabkan sariawan, perdarahan gusi.
Kurang vitamin D menyebabkan penurunan densitas tulang.
Kurang vitamin E sebagai anti oksidan.