Anda di halaman 1dari 3

HIPOTIROIDISME

Hipotiroidisme merupakan suatu sindrom klinis akibat penurunan produksi dan sekresi
hormon tiroid. Penyebab terbanyak hipotiroidisme adalah oleh proses primer dimana
jumlah produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid tidak mencukupi. Dapat pula terjadi
oleh karena proses sekunder yaitu gangguan sekresi hormon tiroid yang berhubungan
dengan sekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang adekuat dari kelenjar
hipofisis. Atau melalui proses tersier karena gangguan pelepasan Thyrotropin Releasing
Hormone (TRH) dari hipotalamus.
Manifestasi Oral Hipotiroidisme :
A. Jaringan Keras (Gigi dan Tulang Rahang)
1. Erupsi Gigi Terlambat
- Gigi sulung dan permanen mengalami erupsi yang terlambat
- Gigi sulung baru erupsi usia 3 tahun
- Gigi sulung juga terlambat untuk tanggal
2. Mikrognatisme Mandibula
- Pertumbuhan mandibula terlambat
- Pertumbuhan maksila cepat atau berlebihan sehingga wajah terlihat tidak
harmonis
- Basis mandibula berkembang ke arah bawah dan belakang
- Pertumbuhan kondil yang terlambat mengakibatkan mulut menjadi terbuka
3. Maloklusi
- Disebabkan pertumbuhan rahang yang kecil sehingga semua gigi yang erupsi
tidak mendapat tempat yang cukup
4. Karies
- Insiden karies gigi meningkat karena oral hygine yang buruk/kurang, bernafas
melalui mulut dan xerostomia
5. Kelainan Gigi
- Umumnya struktur dan pembentukan email, dentin dan sementum normal
-

tetapi dalam perkembangannya yang mengalami keterlambatan


Penderita juga mengalami hipoplasia email
Gangguan pembentukan email gigi permanen yang sering ditemukan pada gigi

insisivus, kaninus, molar pertama dan molar kedua


Gangguan pembentukan dentin mengakibatkan perkembangan akar tidak

sempurna/pendek dan saluran pulpa masih terbuka


B. Jaringan Lunak
1. Makroglossi dan Makrocheilia
- Sering terjadi pada pasien hipotiroidisme
- Pada anak-anak tampak lidah terjulur keluar
- Menyebabkan gangguan bicara dan menelan disertai indentasi gigi pada lidah

2. Edema Gingiva dan Jaringan Sekitarnya


- Edema pada rongga mulut terjadi pada gingiva, palatum, laring, uvula
-

(sehingga menyebabkan gangguan berbicara)


Edema juga terjadi pada pita suara (sehingga suara menjadi serak dan berat)
Gingiva yang mengalami edema tampak merah pucat, lunak dan mudah

berdarah
3. Penyakit Periodontal
- Insiden penyakit periodontal meningkat karena keadaan makroglossi pada
pasien sehingga memicu pasien untuk bernafas melalui mulut, yang mana hal
tersebut dapat menyebabkan keadaan xerostomia pada rongga mulutnya
sehingga penyakit periodontal mudah terjadi
4. Lidah Nyeri dan Licin
- Disebabkan karena pasien hipotiroidisme juga mengalami anemia sehingga
lidah terasa nyeri dan licin
5. Xerostomia
- Pasien hipotiroidisme mengalami atropi pada kelenjar saliva sehingga
mengalami disfungsi pada kelenjar saliva yang mengakibatkan produksi saliva
menurun ditambah dengan keadaan pasien yang bernafas melalui mulut maka
akan mengalami xerostomia, dimana xerostomia yang terjadi dapat
meningkatkan insiden karies dan kandidiasis pada pasien
6. Kandidiasis
- Akibat imunitas yang menurun sehingga pasien lebih sensitif terhadap infeksi
sehingga mudah terserang kandidiasis
- Kandidiasis mukokutan kronik sering dijumpai pada lidah pasien
7. Ulser Herpes Labialis
- Virus herpes simpleks dapat menyebabkan ulser herpes labialis di rongga mulut
- Ulser dapat ditemukan pada bibir, gingiva, lidah dan mukosa pipi
Terapi Secara Umum :

Pemberian hormon tiroid sintesis (syntroid dan levoxyl)


Pengobatan disesuaikan tipe dan berat/ringannya hipotiroidisme
Dosis anak disesuaikan berat badan
Penggantian hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan terjadi angina
pectoris dan infark miokard

Penanganan di Bidang Kedokteran Gigi :

Tindakan dan perawatan gigi harus dilakukan yang sesederhana mungkin

Untuk inflamasi sekunder pada gingiva dilakukan perawatan secara lokal dan

dengan meningkatkan oral hygine


Pemberian hormon tiroid secara adekuat pada kasus makroglossi dan makrocheilia

dapat membantu mengembalikan tekstur gingiva normal


Xerostomia dapat dikurangi dengan memberikan saliva buatan, dimana saliva
buatan diformulasikan mirip dengan komposisi saliva, tetapi saliva buatan ini
tidak menstimulasi sekresi saliva sehingga harus dipertimbangkan sebagai terapi
tambahan bukan sebagai terapi kuratif, bentuk saliva buatan ada berbagai macam

cairan, spray, gel dan lozenges


Berkonsultasi dengan dokter yang merawat dan merujuk ke spesialis penyakit
dalam

DAFTAR PUSTAKA
Soewondo P, Cahyanur R. Hipotiroidisme dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium.
Penatalaksanaan Penyakit-Penyakit Tiroid Bagi Dokter. Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI/RSUPNCM. Jakarta. Interna Publishing. 2008. 14-21 2.
Syahbuddin S. Diagnosis dan Pengobatan Hipotiroidisme. Dalam: Djokomoeljanto R,
Darmono, Suhartono T, GD Pemayun T, Nugroho KH,editors. The 2nd Thyroidologi
Update 2009. Badan penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2009. 197-205 3.
Sumual AR, Langi Y. Hipotiroidisme. Dalam: Djokomoeljanto, editor. Buku Ajar
Tiroidologi Klinik. Badan penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007. 295-317
4.
Vaidya B, Pearce Simon HS. Management of Hypothyroidism In Adult. BMJ. 2008;
337: 284-289.

Anda mungkin juga menyukai