TINJAUAN PUSTAKA
1. Geologi Regional
Geologi regional meliputi fisiografi regional, stratigrafi regional dan
struktur geologi regional.
A. Fisiografi Regional
ke dalam fisiografi Zona Pegunungan Serayu Selatan dan dikelilingi Depresi Jawa
dan Randublatung. Sebelah utara daerah penelitian berbatasan dengan
Antiklinorium Bogor Serayu Utara Kendeng. Daerah penelitian tepatnya
terletak pada jalur Pegunungan Serayu Selatan, yang membentuk antiklin. Bagian
Barat dengan bagian Timur dipisahkan oleh Lembah Jatilawang, yang dimulai
dekat Ajibarang. Antiklin ini menjadi sempit dan dipotong oleh Sungai Serayu
yang melintang dengan arah Utara-Selatan. Sebelah timur dari Banyumas,
antiklin ini berkembang ke arah Timur, membentuk antiklinorium yang
mencapai lebar hingga 30 km.
B. Stratigrafi Regional
Stratigrafi daerah Karangsari, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten
Cilacap dapat dilihat pada gambar berikut ini.
5|
6|
sedangkan
menurut
menyebutnya umur dari formasi ini adalah Miosen Awal. Tebal formasi ini
mencapai 900 meter.
Formasi Rambatan
7|
8|
Lokasi tipe dari formasi ini terletak pada hulu Sungai Babakan di dekat
Gunung Kumbang. Formasi ini merupakan hasil endapan yang khas dari
produk gunungapi Pliosen (Marks, 1957). Menurut Van Bemmelen (1949)
Formasi ini berumur Miosen Akhir, sedangkan menurut Kastowo dan Suwarna
(1996) menyatakan bahwa umur dari formasi ini Miosen Tengah-Pliosen Awal.
Formasi Kumbang tersusun atas breksi gunungapi yang bersifat
andesitis, massif dan berlapis buruk dengan fragmen yang umumnya
menyudut. Terdapat juga aliran lava dan retas andesit, tufa, tufa pasiran dan
batupasir tufaan yang berlapis, konglomerat dan sisipan tipis magnetit.
Sebagian breksi mengalami propilitisasi.
Ketebalan maksimum dari formasi ini adalah 750 -2000 m dan menipis
kearah timur. Formasi ini di endapkan di bagian atas dari kipas bawah laut
(upper fan) dengan mekanisme turbiditik (Darman, 1991)
Formasi Tapak
Lokasi tipe dari formasi ini terletak di Gunung Tapak, 12 km NNE dari
Bantarkawung. Formasi Tapak tersusun oleh batulempung gampingan secara
dominan, kadang-kadang napal tidak berlapis, atau batugamping dengan
sisipan batupasir. Sering dijumpai pecahan-pecahan cangkang moluska yang
merupakan ciri khas dari formasi ini (Kartanegara, 1987).
Satuan ini juga tersusun oleh batupasir kasar kehijauan pada bagian
bawah yang berangsur-angsur berubah menjadi batupasir lebih menghalus
kehijauan kea rah atas dengan sisipan berupa napal berwarna kelabu sampai
kekuningan. Di daerah setempat dijumpai batugamping terumbu
Formasi Kalibiuk
Formasi Kalibiuk tersusun atas batulempung dan napal kebiruan dengan
kandungan fosil. Pada bagian tengah ditemukan sisipan lensa-lensa batupasir
kehijauan dengan kandungan moluska yang melimpah. Kelompok moluska
tersebut mengindikasikan tidal zone facies yang berumur Pliosen. Marks
(1957) menjelaskan bahwa umur dari formasi ini adalah bagian bawah Pliosen
Atas, atau bagian atas Pliosen Bawah.
Formasi Kalibiuk dapat dikoreasikan dengan Formasi Cijulang
dibagian barat atau dengan Bodas Series di bagian timur. Formasi ini memiliki
ketebalan 2500m (Marks, 1957; Kastowo & Suwarna, 1996).
Formasi Kaliglagah
Formasi Kaliglagah tersusun atas batupasir kasar dengan sisipan
konglomerat, batulempung dan napal. Setempat ditemukan lapisan lignit
9|
10 |
11 |
Pola Jawa
Pola Jawa berarah barat-timur (E-W) yang umumnya dominan berada
di dataran Pulau Jawa. Pola Jawa terbentuk sejak 32 juta tahun yang lalu dan
diwakili oleh sesar-sesar naik seperti Baribis dan sesar-sesar di dalam Zona
Bogor (Van Bemmelen, 1949; Pulunggono dan Martodjojo, 1994).
Sujanto (1977) membuat peta pola struktur Jawa Tengah berdasarkan
interpretasi Foto ERTS-1 menyatakan bahwa pola umum struktur sesar di Jawa
Tengah adalah barat laut-tenggara dan timur laut-barat daya dan beberapa pola
struktur sesar mempunyai arah barat-timur.
12 |