Anda di halaman 1dari 49

SOSIALISASI PENGELOLAN

BARANG MILIK NEGARA/DAERAH


(PP NO. 6 TAHUN 2006)

Oleh:
Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara

Departemen Keuangan RI
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
KANWIL II DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA MEDAN

Medan, Pebruari 2010


1
LATAR BELAKANG

PP No.6/2006
Tentang Pengelolaan BMN/D

1. Usaha ke arah unifikasi peraturan


2. Pengelolaan secara tertib, tepat dan benar
3. Menampung kebutuhan dalam praktek
4. Adanya prosedur yang baku
5. Adanya data BMN/D yg valid
 PELAKSANAAN UU NO.1/2004

2
UU No. 17 / 2003 : TENTANG KEUANGAN NEGARA

PRESIDEN:
PEMEGANG KEKUASAAN
DIKUASAKAN DISERAHKAN
PENGELOLA. KEU. NEG
( PSL. 6 )

GUB/BUPT/WALKOTA
MENTERI KEUANGAN MENTERI/PIMP.LBG KEPL. PEMR. DRH
SELAKU PENGGUNA UTK MENGELOLA KEU DAERAH &
PENGELOLA FISKAL& WK. PEM.
DL. KEKY. NEG YG DIPISAHKAN ANGGARAN/BARANG WK PEMDA ATAS KEKAYAAN
DAERAH YG DIPISAHKAN

UU No. 1 / 2004 : TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA


PEMERINTAH PUSAT
PEMERINTAH DAERAH

MENTERI KEUANGAN MENTERI/PIMP LMBG GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA


BEND UMUM NEGARA : PENGGUNA BARANG PADA
(MENETAPKAN KEBIJ & PEDOMAN KEMENTERIAN/LMBG •MENETAPKAN PJBT PENGELOLA BMD (PS 5)
PENGELOLA BMN) PUSAT. •MENETAPKAN KEBIJKN PENGELOLA BMD (Ps
43)
PP No. 6 / 2006 : TENTANG PENGELOLAAN BMN/D
MENTERI KEUANGAN MENTERI / PIMP. LBG GUB./BUPT/WALIKOTA
SELAKU BUN ADALAH SELAKU PIMPINAN KMNTRN / PEMEGANG KEKUASAAN
PENGELOLA BMN LMBG ADALAH PENGGUNA PENGELOLAAN BMD (PS 5)
(PS 4) BARANG (PS 6)

KEPALA KANTOR KASATKER


SEKRETARIS DAERAH
ADALAH KUASA PENGGUNA PERANGKAT DAERAH
ADALAH PENGELOLA
BMN DI LINGKUNGNNYA ADALAH PENGGUNA
BMD (PS 5)
(PS 7) BMD (PS 8)
3
LINGKUP BMN/D
Barang Milik Negara/Daerah meliputi:
1. barang yg dibeli/diperoleh atas beban
APBN/D
2. barang yg berasal dari perolehan lainnya yg
sah.

Perolehan lainnya yg sah meliputi barang :


1. hibah/sumbangan atau yg sejenis.
2. pelaksanaan perjanjian/ kontrak;
3. berdasarkan ketentuan undang-undang; Pasal 2
4. berdasarkan putusan pengadilan yg telah 4
LINGKUP PENGELOLAAN BMN/D
Pengaturan Pengelolaan BMN/D dlm PP No. 6/2006
meliputi
keseluruhan siklus pengelolaan barang yg meliputi:
1.Perencanaan dan penganggaran;
2.Pengadaan;
3.Penggunaan;
4.Pemanfaatan;
5.Pemeliharaan;
6.Penilaian;
7.Penghapusan;
8.Pemindahtanganan;
9.Penatausahaan;
10.Pengawasan/pengendalian.

5
PEJABAT PERBENDAHARAAN
DALAM PENGELOLAAN BMN/D
1. Pemerintah Pusat
 Menteri Keuangan selaku BUN adalah pengelola
barang;
 Menteri/pimpinan lembaga adalah pengguna
barang.
 Kepala kantor adalah kuasa pengguna barang
2. Pemerintah Daerah
 Gubernur/bupati/walikota adalah pemegang
kekuasaan pengelolaan barang milik daerah;
 Sekretaris daerah adalah pengelola barang;
 Kepala kantor satuan kerja perangkat daerah adalah
pengguna barang.

Pasal 4 s.d 8
6
PERUBAHAN PENGATURAN
(BMN)
LAMA (Keppres 42/2002, KMK 470 dll)
1. Presiden adalah Pembina Umum
2. Menteri Keuangan adalah selaku Penerima
Kuasa/Pelaksana Pembina Umum, berwenang dalam
pemberian perijinan.
3. Menteri/Pimpinan Lembaga adalah Pembina
Barang Inventaris (PEBIN), berwenang dalam
pelaksanaan pengelolaan BMN.
BARU (UU No. 17/2003, UU No. 1/2004 dan PP No.
6 Tahun 2006)
1. Presiden adalah pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan negara
2. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
adalah Pengelola Barang, memiliki kewenangan
penetapan status penggunaan, pemanfaatan dan
7
PERUBAHAN PENGATURAN
(BMD)
LAMA (Kepmendagri No. 11/ 2001, Kepmendagri No.
152/2004)
1. Kepala Daerah sbg pemegang kekuasaan barang
daerah.
2. Sekretaris daerah sbg pembantu pemegang kuasa
barang.
3. Kepala biro/kepala bagian perlengkapan sbg
pembantu kuasa barang.
4. Kepala unit kerja adalah penyelenggara pembantu
kuasa barang.

BARU (UU No. 17/2003, UU No. 1/2004 dan PP No.


6/2006)
1. Gubernur/bupati/walikota sbg pemegang kekuasaan 8
KEWENANGAN PENGELOLA BARANG MILIK
NEGARA
1. Merumuskan kebijakan, mengatur dan menetapkan
pedoman pengelolaan BMN
2. Meneliti, menyetujui rencana kebutuhan BMN
3. Menetapkan status penguasaan dan penggunaan BMN
4. Memberikan keputusan, pertimbangan, dan penerusan
kepada DPR atau Presiden atas usul pemindahtanganan,
penggunaan, atau pemanfaatan BMN sesuai batas
kewenangannya
5. Melakukan inventarisasi, pengawasan, pengendalian, dan
pelaporan atas pengelolaan BMN

Pasal 4
9
KEWENANGAN PENGGUNA BARANG MILIK
NEGARA
1. Menetapkan Kuasa Pengguna Barang dan menunjuk pejabat yang mengurus
dan menyimpan BMN
2. Mengajukan rencana kebutuhan, penganggaran, dan pengadaan BMN untuk
kementerian/lembaga yang dipimpinnya
3. Melakukan penatausahaan atas penguasaan dan penggunaan BMN
4. Menyerahkan tanah dan/atau bangunan yang tidak dimanfaatakan untuk
penyelenggaraan tupoksi kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
kepada Pengelola Barang
5. Melakukan pengamanan dan pemeliharaan, pengawasan, dan pengendalian
atas penggunaan, pencatatan dan inventarisasi, serta pelaporan atas BMN
yang ada dalam penguasaannya

Pasal 6

10
KEWENANGAN
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
1. Merumuskan kebijakan, mengatur dan menetapkan
pedoman pengelolaan BMD;
2. Menetapkan penggunaan, pemanfaatan dan
pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan;
3. Mengajukan usul pemindahtanganan BMD yang
memerlukan persetujuan DPRD;
4. Menyetujui usul pemindahtanganan dan pemanfaatan
BMD sesuai dengan batas kewenangannya

Pasal 5
11
KEWENANGAN PENGELOLA BARANG MILIK
DAERAH
1. Menetapkan pejabat yang mengurus dan
menyimpan barang milik daerah;
2. Meneliti dan menyetujui rencana
kebutuhan dan pemeliharaan BMD;
3. Mengatur pelaksanaan pemanfaatan,
penghapusan dan pemindahtanganan
BMD;
4. Melakukan inventarisasi, pengawasan,
pengendalian, dan pelaporan atas
pengelolaan BMD Pasal 5
12
KEWENANGAN PENGGUNA BARANG MILIK
DAERAH
1. Mengajukan rencana kebutuhan, penganggaran, dan pengadaan BMD
untuk satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya
2. Menggunakan BMD yang berada dalam penguasaannya untuk
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi;
3. Mengajukan usul penetapan status penggunaan, pemanfaatan dan
pemindahtanganan BMD yang berada dalam penguasaannya;
4. Menyerahkan tanah dan/atau bangunan yang tidak dimanfaatakan untuk
penyelenggaraan tupoksi kepada Gubernur/Bupati/Walikota;
5. Melakukan pengamanan dan pemeliharaan, pengawasan, dan
pengendalian atas penggunaan, pencatatan dan inventarisasi, serta
pelaporan atas BMD yang ada dalam penguasaannya

Pasal 6

13
PENGGUNAAN BARANG MILIK
NEGARA/DAERAH
 Penggunaan
 Penggunaan BMN/D
BMN/D sebatas
sebatas untuk
untuk
penyelenggaraan
penyelenggaraan tugas tugas pokok
pokok dandan fungsi
fungsi
departemen/lembaga/satuan
departemen/lembaga/satuan kerja kerja perangkat
perangkat
daerah
daerah yang
yang bersangkutan
bersangkutan (pasal
(pasal 4
4 UU
UU 1/2004
1/2004
dan
dan pasal
pasal 66 ayat
ayat 2e
2e PP
PP 6/2006)
6/2006)
 Tanah
 Tanah dan/atau
dan/atau bangunan
bangunan yang
yang tidak
tidak digunakan
digunakan oleh
oleh
Pengguna
Pengguna untuk
untuk penyelenggaraan
penyelenggaraan tupoksi
tupoksi wajib
wajib
diserahkan
diserahkan (( pasal
pasal 49
49 UU
UU 1/2004)
1/2004) kepada
kepada
Pengelola
Pengelola Barang,
Barang, untuk:
untuk:
•• Dialihkan
Dialihkan status
status penggunaan
penggunaan kpdkpd Pengguna
Pengguna
Barang
Barang lainnya;
lainnya;
•• Dimanfaatkan;
Dimanfaatkan;
•• Dipindahtangankan.
Dipindahtangankan.
 Pengelola
 Pengelola Barang
Barang mengatur
mengatur penggunaan
penggunaan aset
Pasal
aset13 s.d 18 14
15
PENGERTIAN
1. Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik
negara/daerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga/satuan
kerja perangkat daerah, dalam bentuk:
 sewa;
 pinjam pakai;
 kerjasama pemanfaatan;
 bangun serah guna/bangun guna serah;
dengan tidak mengubah status kepemilikan.
2. Pemanfaatan barang milik negara/daerah
dilaksanakan dalam rangka :
− optimalisasi barang milik negara/daerah;
− mengamankan barang milik negara/daerah;
− meningkatkan pendapatan negara/daerah.
16
KETENTUAN POKOK
Subjek
Subjek dan
dan Objek:
Objek:
1.
1. BMN
BMN
a.
a. Pengelola
Pengelola Barang
Barang  Tanah
 Tanah dan/atau
dan/atau bangunan
bangunan yang
yang sdh
sdh
diserahkan
diserahkan kpd
kpd Pengelola
Pengelola
Barang
Barang

b.
b. Pengguna
Pengguna dg.
dg. Persetj  Sebagian
Persetj  Sebagian tanah
tanah dan/atau
dan/atau
bangunan
bangunan yang
yang
Pengelola
Pengelola Barang
Barang masih
masih digunakan
digunakan oleh
oleh
Pengguna
Pengguna
 BMN
 BMN selain
selain tanah
tanah dan/atau
dan/atau bangunan
bangunan
2.
2. BMD
BMD
a.
a. Pengelola
Pengelola Barang
Barang dg.  tanah
dg.  tanah dan/atau
dan/atau bangunan
bangunan yg
yg sdh
sdh
diserahkan
diserahkan
perstj
perstj Gubernur/
Gubernur/ kepada
kepada
Gubernur/Bupati/Walikota
Gubernur/Bupati/Walikota
Bupati/Walikota
Bupati/Walikota 17
SEWA
1.
1. Sewa
Sewa adalah
adalah pemanfaatan
pemanfaatan barang
barang milik
milik
negara/daerah
negara/daerah oleh
oleh pihak
pihak lain
lain dalam
dalam jangka
jangka
waktu
waktu tertentu
tertentu dan
dan menerima
menerima imbalan
imbalan uang
uang
tunai
tunai
2.
2. Syarat
Syarat pokok  menguntungkan
pokok  menguntungkan
negara/daerah;
negara/daerah;
3.
3. Jangka
Jangka waktu
waktu maksimal
maksimal 5
5 tahun
tahun dan
dan dapat
dapat
diperpanjang
diperpanjang
4.
4. Formula
Formula besaran
besaran tarif
tarif sewa
sewa ditetapkan
ditetapkan oleh
oleh
Pengelola
Pengelola Barang
Barang (BMN),
(BMN),
Gubernur/Bupati/Walikota
Gubernur/Bupati/Walikota (BMD)
(BMD)
Pasal 21&22
5.
5. Dituangkan
Dituangkan dalam
dalam perjanjian
perjanjian sewa
sewa menyewa
menyewa 18
7.
7. Pihak-pihak
Pihak-pihak yang
yang dapat
dapat menyewa
menyewa barang
barang
milik
milik negara/
negara/ daerah
daerah meliputi
meliputi ::
•• Badan
Badan Usaha
Usaha Milik
Milik Negara;
Negara;
•• Badan
Badan Usaha
Usaha Milik
Milik Daerah;
Daerah;
•• Badan
Badan hukum
hukum lainnya;
lainnya;
•• Perorangan.
Perorangan.
7.
7. Selama
Selama masa
masa sewa,
sewa, pihak
pihak penyewa
penyewa tidak
tidak
diperkenankan
diperkenankan mendirikan
mendirikan bangunan,
bangunan,
merubah
merubah bentuk,
bentuk, baik
baik menambah
menambah dan/atau
dan/atau
mengurangi
mengurangi konstruksi
konstruksi dasar
dasar bangunan;
bangunan;
8.
8. Seluruh
Seluruh biaya
biaya yang
yang timbul
timbul dalam
dalam rangka
rangka
penilaian
penilaian termasuk
termasuk biaya
biaya tim
tim penilai
penilai atau
atau
penilai
penilai independen
independen dibebankan
dibebankan pada
pada 19
PINJAM PAKAI
Pokok-pokok
Pokok-pokok Pengaturan
Pengaturan
1.
1. Pinjam
Pinjam Pakai
Pakai barang
barang milik
milik negara/daerah
negara/daerah
dilaksanakan
dilaksanakan antara:
antara:
 pemerintah
 pemerintah pusat
pusat dengan
dengan pemerintah
pemerintah
daerah;
daerah; atau
atau
 antar
 antar pemerintah
pemerintah daerah;
daerah;
dalam
dalam jangka
jangka waktu
waktu tertentu
tertentu
tanpa
tanpa menerima
menerima imbalan
imbalan dan
dan setelah
setelah jangka
jangka
waktu
waktu tersebut
tersebut berakhir
berakhir diserahkan
diserahkan kembali
kembali
kepada
kepada Pengelola
Pengelola Barang;
Barang;
2.
2. Jangka
Jangka waktu
waktu  paling
paling lama
lama 22 (dua)
(dua) tahun
tahun
 dapat
 dapat diperpanjang.
diperpanjang.
3.
3. Pinjam
Pinjam Pakai
Pakai dilaksanakan
dilaksanakan berdasarkan
berdasarkan 20
KERJASAMA PEMANFAATAN
1.
1. Kerjasama
Kerjasama pemanfaatan
pemanfaatan adalah
adalah pendayagunaan
pendayagunaan
barang
barang milik
milik negara/daerah
negara/daerah oleh
oleh pihak
pihak lain
lain dalam
dalam
jangka
jangka waktu
waktu tertentu
tertentu dalam
dalam rangka
rangka peningkatan
peningkatan
penerimaan
penerimaan negara/daerah
negara/daerah bukanbukan pajak
pajak dan dan
sumber
sumber pembiayaan
pembiayaan lainnya.
lainnya.
2.
2. Jangka
Jangka waktu
waktu :: maksimal
maksimal 30 30 th th dptdpt
diperpanjang
diperpanjang
3.
3. Pemilihan
Pemilihan Mitra
Mitra KSP
KSP :: Tender
Tender minimal
minimal 5 5
peminat
peminat
4.
4. Hasil
Hasil untuk
untuk negara/daerah:
negara/daerah:
-- Kontribusi Pasal 24 s/d 26
Kontribusi tetap
tetap
-- Pembagian
Pembagian keuntungan
keuntungan hasil
hasil KSP
KSP 21
6.
6. Pihak-pihak
Pihak-pihak yang
yang dapat
dapat menjadi
menjadi mitra
mitra kerjasama
kerjasama
pemanfaatan
pemanfaatan adalah
adalah ::
•• Badan
Badan Usaha
Usaha Milik
Milik Negara.
Negara.
•• Badan
Badan Usaha
Usaha Milik
Milik Daerah.
Daerah.
•• Badan
Badan hukum
hukum lainnya.
lainnya.
6.
6. Besaran
Besaran kontribusi
kontribusi tetap
tetap dan
dan pembagian
pembagian
keuntungan
keuntungan ditetapkan
ditetapkan dari
dari hasil
hasil perhitungan
perhitungan
tim
tim yang
yang dibentuk
dibentuk pejabat
pejabat yang
yang berwenang,
berwenang, dan
dan
harus
harus mendapatkan
mendapatkan persetujuan
persetujuan pengelola
pengelola
barang;
barang;
7.
7. Selama
Selama jangka
jangka waktu
waktu pengoperasian,
pengoperasian, obyek
obyek KSP
KSP
tidak
tidak dapat
dapat dijaminkan
dijaminkan atau
atau digadaikan;
digadaikan;
8.
8. Semua
Semua biaya
biaya berkenaan
berkenaan dengan
dengan persiapan
persiapan dan
dan
pelaksanaan
pelaksanaan KSPKSP tidak
tidak dapat
dapat dibebankan
dibebankan pada
pada 22
BGS/BSG
1. Bangun Guna Serah (BGS) adalah pemanfaatan tanah
milik pemerintah pusat/daerah oleh pihak lain dengan
cara:
• mendirikan bangunan dan atau sarana berikut
fasilitasnya,
• mendayagunakan obyek BGS;
• diserahkan kembali Obyek BGS kepada Pengelola
Barang (BMN), Gubernur/Bupati/Walikota (BMD).
1. Bangun Serah Guna (BSG) adalah pemanfaatan tanah
milik pemerintah pusat/daerah oleh pihak lain dengan
cara:
• mendirikan bangunan dan atau sarana berikut
fasilitasnya,
• diserahkan kembali Obyek BGS kepada Pengelola
Barang ((BMN), Gubernur/Bupati/Walikota (BMD);
• mendayagunakan obyek BGS; Pasal 27 s/d 30
23
BGS/BSG
4. IMB untuk BGS/BSG harus atas nama Pemerintah
RI/Daerah.
5. Penetapan mitra BGS/BSG  tender minimal 5
(lima) peminat
6. Jangka waktu maksimal 30 tahun;
7. Selama waktu operasi, sebagian hasil BGS/BSG
harus dapat digunakan langsung utk
penyelenggaraan tupoksi;
8. Kewajiban mitra BGS/BSG:
• Membayar kontribusi ke rekening kas
negara/daerah;
• Memelihara obyek BGS/BSG;
• Tidak boleh menggadaikan/menjaminkan.
24
25
PENGERTIAN
 Pemindah tanganan adalah pengalihan
kepemilikan barang milik negara sebagai
tindak lanjut dari penghapusan melalui:
• penjualan;
• tukar menukar;
• hibah;atau
• penyertaan modal pemerintah.
 BMN yang diperlukan dalam
penyelenggaraan tugas pemerintahan
negara tidak dapat dipindahtangankan.
26
PEMINDAHTANGANAN
TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

 Pemindahtanganan BMN/D berupa tanah dan atau


bangunan, dilakukan setelah mendapat persetujuan
DPR/D, kecuali:
• Tidak sesuai dengan tata ruang wilayah/penataan
kota;
• Anggaran untuk bangunan pengganti sudah tersedia
dalam dokumen anggaran;
• Untuk kepentingan pegawai negeri;
• Untuk kepentingan umum;
• Dikuasai negara berdasarkan putusan
pengadilan/ketentuan undang-undang, yang jika
kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara
ekonomis; Pasal 45 s.d 66
27
KEWENANGAN
PEMINDAHTANGANAN
BARANG MILIK NEGARA
 Tanah dan atau bangunan, yang tidak
memerlukan persetujuan DPR
• sampai dengan 10 M dilakukan pengelola barang.
• diatas 10 M dilakukan pengelola barang dengan
persetujuan presiden
 Selain tanah dan/atau bangunan
• sampai dengan 10 M dilakukan pengguna dengan
persetujuan pengelola
• bernilai 10 M sampai dengan 100 M dilakukan
pengguna dengan persetujuan Presiden
• di atas 100 M dilakukan pengguna dengan
persetujuan DPR
Pasal 45 s.d 66
28
KEWENANGAN
PEMINDAHTANGANAN
BARANG MILIK DAERAH
Tanah dan atau bangunan, yang
tidak memerlukan persetujuan DPRD
•dilakukan pengelola barang dengan
persetujuan gubernur/bupati/walikota
Selain tanah dan/atau bangunan
•sampai dengan 5 M dilakukan
pengelola barang dengan persetujuan
gubernur/bupati/walikota.
•di atas 5 M dilakukan pengelola barang
dengan persetujuan DPRD. Pasal 45 s.d 66
29
PENJUALAN
Pokok-pokok
Pokok-pokok Pengaturan
Pengaturan
1.
1. Pertimbangan:
Pertimbangan:
•• untuk
untuk optimalisasi
optimalisasi BMN/D
BMN/D yang
yang berlebih
berlebih atau
atau
idle;
idle;
•• secara
secara ekonomis
ekonomis lebih
lebih menguntungkan
menguntungkan apabila
apabila
dijual;
dijual;
•• sebagai
sebagai pelaksanaan
pelaksanaan ketentuan
ketentuan perundang-
perundang-
undangan.
undangan.
1.
1. Penjualan
Penjualan Barang
Barang Milik
Milik Negara/Daerah
Negara/Daerah dilakukan
dilakukan
secara
secara lelang,
lelang, kecuali:
kecuali:
a.
a. Barang
Barang milik
milik negara/daerah
negara/daerah yang
yang bersifat
bersifat khusus,
khusus,
antara
antara lain:
lain:
i.
i. rumah
rumah negara
negara golongan
golongan III
III yang
yang dijual
dijual kepada
kepada
penghuninya;
penghuninya;
ii.
ii. kendaraan
kendaraan dinas
dinas perorangan
perorangan pejabat
pejabat negara
negara
Pasal 51 s/d 53
yang
yang dijual
dijual kepada
kepada pejabat
pejabat negara;
negara; 30
iii.
iii. barang
barang milik
milik negara/daerah
negara/daerah yang yang jika jika
dijual
dijual secara
secara lelang
lelang akan
akan merusak
merusak tata tata
niaga,
niaga, misalnya
misalnya gula
gula atau
atau beras
beras
selundupan
selundupan yangyang disita
disita oleh
oleh negara;
negara;
iv.
iv. barang
barang milik
milik negara/daerah
negara/daerah berupa
berupa tanah
tanah
yang
yang merupakan
merupakan tanah tanah kavling
kavling yang yang
menurut
menurut perencanaan
perencanaan awal
awal
pengadaannya
pengadaannya digunakan
digunakan untuk
untuk
pembangunan
pembangunan perumahan
Tanah dan/atau
perumahan pegawai
Selain Tanah dan/atau
pegawai
bangunan bangunan
negeri;
negeri;
Barang Milik Pengelola Barang Pengguna Barang dengan
5. Kewenangan
5. Kewenangan Pelaksanaan Penjualan
Pelaksanaan Penjualan
Negara persetujuan Pengelola
Barang

Barang Milik Pengelola Barang dgn Pengelola Barang dgn


Daerah persetujuan Gubernur persetujuan Gubernur
/Bupati/Walikota /Bupati/Walikota 31
TUKAR
TUKAR MENUKAR
MENUKAR
Pokok-pokok
Pokok-pokok Pengaturan
Pengaturan
1.
1. Pertimbangan:
Pertimbangan:
•• untuk
untuk memenuhi
memenuhi kebutuhan
kebutuhan operasional
operasional
penyelenggaraan
penyelenggaraan pemerintahan;
pemerintahan;
•• untuk
untuk optimalisasi
optimalisasi Barang
Barang Milik
Milik Negara/
Negara/
Daerah;dan
Daerah;dan
•• tidak
tidak tersedia
tersedia dana
dana dalam
dalam Anggaran
Anggaran Pendapatan
Pendapatan
dan
dan Belanja
Belanja Negara/Daerah
Negara/Daerah ..
1.
1. Tukar
Tukar menukar
menukar dilakukan
dilakukan dengan
dengan pihak:
pihak:
•• Pemerintah
Pemerintah Pusat/Daerah;
Pusat/Daerah;
•• Badan
Badan Usaha
Usaha Milik
Milik Negara/Daerah
Negara/Daerah atau
atau Badan
Badan
Hukum
Hukum Milik
Milik Pemerintah
Pemerintah Lainnya;
Lainnya;
•• Swasta.
Swasta. 32
3.
3. BMN/D
BMN/D yang
yang dapat
dapat dijadikan
dijadikan obyek
obyek tukar
tukar menukar:
menukar:
•• Tanah
Tanah dan/atau
dan/atau bangunan
bangunan yang
yang telah
telah diserahkan;
diserahkan;
•• Tanah
Tanah dan/atau
dan/atau bangunan
bangunan yang
yang masih
masih dipergunakan
dipergunakan
untuk
untuk penyelenggaraan
penyelenggaraan tugastugas pokok
pokok dandan fungsi
fungsi
Pengguna
Pengguna Barang
Barang tetapi
tetapi tidak
tidak sesuai
sesuai dengan
dengan tatatata
ruang
ruang wilayah
wilayah atau
atau penataan
penataan kota;
kota;
•• Barang
Barang Milik
Milik Negara/Daerah
Negara/Daerah selain
selain tanah
tanah dan/atau
dan/atau
bangunan.
bangunan.
3.
3. Kewenangan
Kewenangan Pelaksanaan
Pelaksanaan
Tanah dan/atau Tukar
Tukar
Tanah Menukar
Menukar
dan/atau Selain Tanah
bangunan yg Bangunan yg msh dan/atau
sudah diserahkan digunakan bangunan

Barang Milik Pengelola Barang Pengguna Barang Pengguna Barang


Negara dgn persetujuan setelah dpt perstjn
Pengelola Barang Pengelola Barang

Barang Milik Pengelola Barang Pengelola Barang Pengguna Barang


Daerah dgn persetujuan dgn persetujuan setelah dpt perstjn
Gubernur Gubernur Pengelola Barang
33
HIBAH
HIBAH
Pokok-pokok
Pokok-pokok Pengaturan
Pengaturan
1.Pengertian
1.Pengertian
pengalihan
pengalihan kepemilikan
kepemilikan barang
barang dari:
dari:
•• pemerintah
pemerintah pusat
pusat kepada
kepada pemerintah
pemerintah daerah,
daerah,
•• pemerintah
pemerintah daerah
daerah kepada
kepada pemerintah
pemerintah pusat,
pusat,
•• antar
antar pemerintah
pemerintah daerah,
daerah, atau
atau
•• pemerintah
pemerintah pusat/
pusat/ daerah
daerah kepada
kepada pihak
pihak lain,
lain,
tanpa
tanpa memperoleh
memperoleh penggantian.
penggantian.
2.Pertimbangan:
2.Pertimbangan:
untuk
untuk kepentingan
kepentingan sosial,
sosial, keagamaan,
keagamaan, kemanusiaan;
kemanusiaan; dan dan
penyelenggaraan
penyelenggaraan pemerintahan
pemerintahan negara/daerah.
negara/daerah.
3.Syarat-syarat
3.Syarat-syarat Hibah
Hibah ::
•• Bukan
Bukan merupakan
merupakan barang
barang rahasia
rahasia negara;
negara;
•• Bukan
Bukan merupakan
merupakan barang
barang yang
yang menguasai
menguasai hajat
hajat hidup
hidup orang
orang
banyak;
banyak;
•• Tidak
Tidak digunakan
digunakan lagi
lagi dalam
dalam penyelenggaraan
penyelenggaraan tugas
tugas pokok
pokok dan
dan
fungsi
fungsi dan
dan penyelenggaraan
penyelenggaraan pemerintahan
pemerintahan negara/daerah
negara/daerah .. 34
4.
4. BMN/D
BMN/D yang
yang dapat
dapat dihibahkan:
dihibahkan:
•• Tanah
Tanah dan/atau
dan/atau bangunan
bangunan yang
yang telah
telah diserahkan;
diserahkan;
•• Tanah
Tanah dan/atau
dan/atau bangunan
bangunan yang yang dari
dari awalawal
pengadaaannya
pengadaaannya direncanakan
direncanakan untuk untuk dihibahkan
dihibahkan
sesuai
sesuai yang
yang tercantum
tercantum dalam
dalam dokumen
dokumen
penganggaran;
penganggaran;
•• Barang
Barang Milik
Milik Negara/Daerah
Negara/Daerah selain
selain tanah
tanah dan/atau
dan/atau
bangunan.
bangunan.Tanah dan/atau Tanah dan/atau Bngn Selain Tanah
4.
4. Kewenangan Pelaksanaan
Kewenangan bangunan
Pelaksanaan
yg Hibah
Hibah
yg dr awal utk dan/atau
sudah diserahkan dihibahkan bangunan

Barang Milik Pengelola Barang Pengguna Barang Pengguna Barang


Negara dgn persetujuan setelah dpt perstjn
Pengelola Barang Pengelola Barang

Barang Milik Pengelola Barang Pengelola Barang dgn Pengguna Barang


Daerah dgn persetujuan persetujuan Gubernur/ setelah dpt perstjn
Gubernur Bupati/Walikota Pengelola Barang
/Bupati/Walikota 35
PENYERTAAN
PENYERTAAN MODAL
MODAL
PEMERINTAH
PEMERINTAH PUSAT/DAERAH
PUSAT/DAERAH

Pokok-pokok
Pokok-pokok Pengaturan
Pengaturan
1.Pengertian:
1.Pengertian:
•• pengalihan
pengalihan kepemilikan
kepemilikan BMN/D
BMN/D dan/atau
dan/atau uang
uang
•• dari
dari kekayaan
kekayaan tidak
tidak dipisahkan
dipisahkan menjadi
menjadi kekayaan
kekayaan dipisahkan
dipisahkan
•• diperhitungkan
diperhitungkan sebagai
sebagai modal/saham
modal/saham negara
negara atau
atau daerah
daerah
pada:
pada:
i.i. Badan
Badan Usaha
Usaha Milik
Milik Negara,
Negara,
ii.
ii. Badan
Badan Usaha
Usaha Milik
Milik Daerah,
Daerah, atau
atau
iii.badan
iii.badan hukum
hukum lainnya
lainnya yang
yang dimiliki
dimiliki negara.
negara.
2.Pertimbangan:
2.Pertimbangan:
•• BMN/D
BMN/D yang yang dari
dari awal
awal pengadaaannya
pengadaaannya sesuaisesuai dokumen
dokumen
penganggaran
penganggaran diperuntukkan
diperuntukkan bagi bagi Badan
Badan Usaha
Usaha Milik
Milik
Negara/Daerah
Negara/Daerah atau atau badan
badan hukum
hukum lainnya
lainnya yang
yang dimiliki
dimiliki
negara/daerah
negara/daerah dalam
dalam rangka
rangka penugasan
penugasan pemerintah;
pemerintah; atau
atau
•• Barang
Barang Milik
Milik Negara/Daerah
Negara/Daerah lebih
lebih optimal
optimal apabila
apabila dikelola
dikelola oleh
oleh
Badan
Badan Usaha
Usaha Milik
Milik Negara/Daerah
Negara/Daerah atau
atau badan
badan hukum
hukum lainnya
lainnya
36
3.
3. BMN/D
BMN/D yang
yang dapat
dapat di-PMPP/D-kan:
di-PMPP/D-kan:
•• Tanah
Tanah dan/atau
dan/atau bangunan
bangunan yang
yang telah
telah diserahkan;
diserahkan;
•• Tanah
Tanah dan/atau
dan/atau bangunan
bangunan yang yang dari dari awalawal
pengadaaannya
pengadaaannya direncanakan
direncanakan untuk
untuk di-PMPP/D-kan
di-PMPP/D-kan
sesuai
sesuai yang
yang tercantum
tercantum dalam
dalam dokumen
dokumen
penganggaran;
penganggaran;
•• Barang
Barang Milik
Milik Negara/Daerah
Negara/Daerah selain
selain tanah
tanah dan/atau
dan/atau
bangunan.
bangunan.Tanah dan/atau Tanah dan/atau Selain Tanah
bangunan yg Bngn yg dr awal utk dan/atau
3.
3. Kewenangan Pelaksanaan
KewenangansudahPelaksanaan PMPP/D
PMPP/D
diserahkan di-PMPP/D-kan bangunan

Barang Milik Pengelola Barang Pengguna Barang Pengguna Barang


Negara setelah dpt perstjn setelah dpt perstjn
Pengelola Barang Pengelola Barang

Barang Milik Pengelola Barang Pengelola Barang dgn Pengguna Barang


Daerah dgn persetujuan persetujuan Gubernur/ setelah dpt perstjn
Gubernur/ Bupati/Walikota Pengelola Barang
Bupati/Walikota

37
38
PENGHAPUSAN
1. Penghapusan adalah tindakan menghapus catatan barang
milik negara/daerah dari:
− Daftar Barang Pengguna oleh pengguna barang
− Daftar Barang Milik Negara/Daerah oleh pengelola barang
dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang
berwenang.
2. Tujuan penghapusan
membebaskan kuasa pengguna dan/atau pengguna dan/atau
pengelola barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik
atas barang yang berada dalam penguasaannya.
3. Penghapusan BMN/D dari Daftar Barang Pengguna dilakukan
dalam hal:
− Penyerahan kepada pengelola barang;
− Pengalihan penggunaan kpd pengguna lain;
− Pemindahtanganan kepada pihak lain;
− Pemusnahan;
− Sebab-sebab lain
Pasal 41 s.d 44
39
PENGHAPUSAN BMN/D
3. Penghapusan BMN/D dari Daftar Barang Milik
Negara/Daerah dilakukan dalam hal:
- sudah beralih kepemilikannya
- pemusnahan
- sebab-sebab lain (hilang, kecurian, terbakar,
susut, mencair)
3. Penghapusan BMN/D dengan tindak lanjut
pemusnahan, dilakukan dengan ketentuan:
- tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan,
tidak dapat dipindahtangankan
- alasan lain sesuai ketentuan perundang-undangan

40
DOKUMEN KEPEMILIKAN BMN/D
1. Barang Milik Negara
 Tanah dan/atau bangunan disertifikatkan atas nama
Pemerintah RI;
 Bangunan harus dilengkapi dengan dokumen kepemilikan
atas nama Pemeritah RI;
 Selain tanah dan/atau bangunan dilengkapi dengan
dokumen kepemilikan atas nama pengguna barang.
2. Barang Milik Daerah
 Tanah dan/atau bangunan disertifikatkan atas nama
Pemerintah Daerah;
 Bangunan harus dilengkapi dengan dokumen kepemilikan
atas nama Pemeritah Daerah;
 Selain tanah dan/atau bangunan dilengkapi dengan
dokumen kepemilikan atas nama Pemerintah Daerah.

Pasal 33
41
PENILAIAN
PENILAIAN BMN/D
BMN/D
1. Penilaian Barang Milik Negara/Daerah
dilakukan dalam rangka penyusunan neraca
pemerintah daerah, pemanfaatan, dan
pemindahtanganan BMN/D.
2. Penetapan nilai Barang Milik Negara/Daerah
berpedoman pada Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).
3. Penilaian Barang Milik Negara/Daerah dapat
melibatkan penilai independen.
4. Penilaian Barang Milik Negara/Daerah:
• tanah dan/atau bangunan  untuk
mendapatkan nilai wajar, dengan estimasi
terendah menggunakan NJOP . 42
PEMBINAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH
1.
1. Menteri
Menteri Keuangan
Keuangan menetapkan
menetapkan kebijakan
kebijakan
umum
umum pengelolaan
pengelolaan Barang
Barang Milik
Milik
Negara/Daerah.
Negara/Daerah.
2.
2. Menteri
Menteri Keuangan
Keuangan menetapkan
menetapkan kebijakan
kebijakan
teknis
teknis dan
dan melakukan
melakukan pembinaan
pembinaan
pengelolaan
pengelolaan Barang
Barang Milik
Milik Negara.
Negara.
3.
3. Menteri
Menteri Dalam
Dalam Negeri
Negeri menetapkan
menetapkan
kebijakan
kebijakan teknis
teknis dan
dan melakukan
melakukan pembinaan
pembinaan
Pasal 74
pengelolaan
pengelolaan Barang
Barang Milik
Milik Daerah
Daerah sesuai
sesuai
£
£ Ketentuan
Ketentuan lebih
lebih lanjut
lanjut mengenai
mengenai pengelolaan
pengelolaan
dengan
dengan kebijakan
kebijakan umum
umum pengelolaan
pengelolaan
barang
barang milik negara diatur dalam Peraturan
milik negara diatur dalam Peraturan
Barang Milik
Milik Negara/Daerah
Barang Keuangan;
Negara/Daerah
Menteri
Menteri Keuangan;
£
£ Ketentuan
Ketentuan lebih
lebih lanjut
lanjut mengenai
mengenai pengelolaan
pengelolaan
Pasal 66&81
barang
barang milik
milik daerah
daerah diatur
diatur dalam
dalam Peraturan
Peraturan
43
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Ketentuan lain-lain
 Pejabat/pegawai yang melaksanakan pengelolaan BMN/D
yang menghasilkan penerimaan negara/daerah dapat
diberikan insentif;
 Pejabat/pegawai selaku pengurus barang diberikan
tunjangan sesuai kemampuan keuangan negara/daerah;
 Penyusunan regulasi pembentukan BLU dan/atau
penunjukan pihak lain dalam hal-hal khusus untuk
melaksanakan pemanfaatan dan pemindahtanganan.
2. Ketentuan peralihan
 Wajib dilakukan inventarisasi tanah dan/atau bangunan
serta penyelesaian dokumen kepemilikannya;
 Biaya yang timbul dalam pelaksanaan inventarisasi dan
pensertifikatan dibebankan pada APBN/D;

Pasal 78 s.d 83
44
TERIMA
KASIH
45
ALUR KEBIJAKAN PENGELOLAAN BMN/D

Presiden Menteri Dalam Gubernur/Bupati


Menteri Negeri /
Keuangan Walikota

Peraturan Kebijakan Umum


Pemerintah Pengelolaan
No. 6 Th 2006 BMN/D

Kebijakan Teknis
Pengelolaan
BMN
(Permenkeu)

Kebijakan Teknis
Pengelolaan
BMD
Kebijakan
Pengelolaan BMD
(Perda)

46
KONSEPSI DASAR PERMENKEU
TERKAIT PENJUALAN RUMAH NEGARA GOL.
III
1. Cara Penjualan  tanpa melalui lelang kepada penghuninya.
2. Subyek Penjualan  Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola.
3. Harga Jual  berdasarkan penilaian tim dgn estimasi terendah NJOP.
4. Tata Cara penjulan rumah negara golongan III
 Pengguna barang mengusulkan penjualan kpd pengelola barang;
 Pengelola meneliti dan menyetujui usulan;
 Berdasarkan surat persetujuan pengelola barang, pengguna barang
membentuk tim penilai untuk menentukan nilai penjualan;
 Berdasarkan hasil penilaian tersebut, pengguna barang melakukan
penjualan rumah negara sesuai dengan ketentuan;
 Pengguna barang menandatangani surat perjanjian penjualan (sewa beli)
dengan calon pembeli;
pembeli

47
ALUR PENGELOLAAN
Menteri/Pimp Lembaga
BMN
Menteri Keuangan
Selaku Selaku Pengguna Barang Pihak Lain (Selain
Pengguna Barang Pengelola Barang Lainnya Kementerian/Lembaga)

Perolehan
Penetapan Penggunaan sebatas
BMN Pemanfaatan:
Status Penggunaan utk penyelenggaraan
Sewa
tupoksi
BMN KSP
Penyelesaian
BSG/BGS
Dok. Kepemilikan
Pinjam pakai

Penggunaan sebatas
Fungsi
untuk penyelenggaraan Pelayanan Pemindahtanganan:
tupoksi Tanah / bangunan
yg telah diserahkan Jual
Tukar menukar
Hibah
Barang Milik Negara: PMPP
Tindak Lanjut:
•Tidak sesuai Tupoksi • Pengalihan Status
•Berlebih Penggunaan
• Pemanfaatan
• Pemindahtanganan
Tanah/bangunan idle
wajib diserahkan kpd
Pengelola Barang
Persetujuan Fungsi
Non tanah dan bangunan pemanfaatan dan Budgeter
pemindahtanganan

48
ALUR PENGELOLAAN
Kepala satuan kerja Sekretaris Daerah
BMD
Gubernur/Bupati/ Pengguna Barang
Selaku Selaku Walikota Lainnya Pihak Lain
Pengguna Barang Pengelola Barang

Perolehan
Penetapan Penggunaan sebatas
BMD Usulan Penetapan Pemanfaatan:
Status Penggunaan utk penyelenggaraan
Status Penggunaan Sewa
tupoksi
BMD BMD KSP
Penyelesaian
Dok. Kepemilikan
BSG/BGS
Pinjam pakai

Penggunaan sebatas
Fungsi
untuk penyelenggaraan
Pelayanan Pemindahtanganan:
tupoksi Tanah / bangunan
yg telah diserahkan Jual
Tukar menukar
Hibah
Barang Milik Daerah: PMPD
Tindak Lanjut:
•Tidak sesuai Tupoksi • Pengalihan Status
•Berlebih Penggunaan
• Pemanfaatan
• Pemindahtanganan
Tanah/bangunan idle
wajib diserahkan kpd
Gub/Bupati/Walikota
Persetujuan Fungsi
Non tanah dan bangunan pemanfaatan dan Budgeter
pemindahtanganan

49

Anda mungkin juga menyukai