Anda di halaman 1dari 4

MANFAAT PROGRESS TEST UNTUK

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS GADJAH MADA

Oleh:
Nama: Zahrifa Riandani Putri
NIM: 09/289405/KU/13455

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada


2015

A. Pendahuluan
Progress test adalah tes yang dilakukan secara berkala oleh tim akademik dari fakultas
kedokteran UGM dengan tujuan untuk mengevaluasi kemajuan belajar dari mahasiswa
fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada. Progress test ini wajib diikuti oleh mahasiswa
FK UGM sekali dalam tiap semester. Dengan dilakukannya progress tes, diharapkan dapat
melihat pengetahuan long term memory yang telah dimiliki mahasiswa, karena mahasiswa
mengikuti progress test ini tanpa persiapan terlebih dahulu (Schmidmaier et al, 2010).
Progress test adalah tes yang valid dan dapat dipercaya untuk mengukur peningkatan
kemampuan dari mahasiswa kedokteran (Findyartini et al, 2014).

B. Rumusan Masalah
Apakah manfaat progress test bagi mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada?

C. Metode
Penulis melakukan telaah dari dua buah jurnal, yaitu Using the Progress
Test Medizin (PTM) for evaluation of the Medical Curriculum Munich
(MeCuM) (Schmidmaier et al, 2010), A systemic framework for the
progress test: strengths, constrains and issues: AMME guide No.71
(Wrigley et al, 2012), dan Benchmarking by cross-institutional
comparison of student achievement in a progress test (Muijtjens, dkk,
2008) untuk mengetahui manfaat progress test bagi mahasiswa fakultas
kedokteran.

D. Pembahasan
Progress test dapat dilaksanakan untuk mengukur perkembangan belajar mahasiswa
kedokteran di universitas-universitas dengan kurikulum yang berbeda-beda secara valid dan
dapat dipercaya (Wrigley, 2012). Progress tes pertama kali dilakukan pada bulan September
1999 di fakultas kedokteran di universitas di Maastricht, Groningen, dan Nijmegen pada
mahasiswa pra sarjana. Ketiga universitas tersebut menggunakan kurikulum pembelajaran

yang berbeda-beda. Sekolah A dengan menggunakan problem-based curriculum, B dengan


student-oriented, dan sekolah C dengan patient-oriented. Progress test ini dilakukan sebanyak
4 kali per tahun dengan jumlah soal sebanyak 250 soal di setiap tes. Kemudian dilakukan
analisis terhadap hasil tes, dan hasilnya adalah fluktuatifnya nilai individu mahasiswa
terhadap rata-rata, terkadang di atas garis rata-rata, terkadang dibawah. Meskipun demikian
tren nilai rata-rata para mahasiswa tersebut semuanya meningkat. (Muijtjens et al, 2008)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Schmidmaier et al, pada tahun 2008, pada Medical
Curriculum Munich di Charite Medical School Berlin, dimana peserta dari progress test
bukan hanya dari kalangan mahasiswa, namun juga koasisten, didapatkan hasil bahwa
kemampuan mahasiswa dan koasisten meningkat secara terus menerus selama proses
pembelajaran, terutama pada stase penyakit dalam. Dan pengalaman praktek yang telah
dilakukan oleh mahasiswa koasisten sangat berpengaruh secara positif terhadap hasil progress
test, sehingga meningkatkan nilai hasil dari progress test.

E. Kesimpulan
Dari kedua referensi tersebut, dapat disimpulkan bahwa progress test efektif dalam memantau
perkembangan akademis dan dapat digunakan pada bermacam-macam kurikulum.
Pengalaman praktek yang telah dilakukan oleh mahasiswa koasisten berpengaruh secara
positif terhadap hasil progress test. Progress test dapat digunakan sebagai alat untuk
mengukur kualitas untuk meningkatkan upaya pembelajaran maupun pengajaran di suatu
universitas.

Referensi
1. Muijtjens, Arno M M, Schuwirth, Lambert W T, Cohen-Schotanus, Janke, Thoben, Arnold
J N M, van der Vleuten, Cees P M. 2008. Benchmarking by cross-institutional comparison of
student achievement in a progress test. Blackwell Publishing Ltd. Medical Education 2008:
42 : 82-88
2. Findyanrtini, Ardi, Werdhani, Retno Asti, Iryani, Detty, Rini, Eka Agustia, Kusumawati,
Ratna, Poncorini, Eti, Primaningtyas, Widana. 2014. Collaborative progress test (cPT) in
three medical schools in Indonesia: The validity, reliability and its use as a curriculum
evaluation tool.
3. Schmidmaier R, Holzer M, Angstwurm M, Nouns Z, Reincke M, Fischer MR. Using the
Progress Test Medizin (PTM) for evaluation of the Medical Curriculum Munich (MeCuM).
GMS Z Med Ausbild. 2010;27(5):Doc70.

4. Wrigley W, Vleuten C, Freeman A, Muijtjens A. A systemic framework for the progress


test: strengths, constrains and issues: AMME guide No.71. Med Teach. 2012;34(9): 683-97

Anda mungkin juga menyukai