Isi
Isi
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Didalam dunia keperawatan, sering kali ditemukan kasus-kasus dilema etik
yang terkadang membuat permasalahan sehingga tidak sering berujung keranah
hukum. Pelayanan kesehatan berupa asuhan keperawatan yang berkesinambungan
terkadang tidak cukup untuk menjadi payung dalam aktivitas keperawatan. UU
keperawatan yang saat ini telah disetujui dan di sahkan oleh pemerintah diharapkan
mampu menjadi payung hukum bagi perawat-perawat yang bekerja dengan
profesional dan mempunyai intergritas dalam bekerja. Tapi tentu saja, payung hukum
tidaklah cukup. Masih ada hal-hal lain yang meski diperhatikan. Oleh sebab itu dalam
makalah ini kami penyaji akan mengulas peranan perawat didalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan SOP keperawatan sehingga apabila ditemukan
kasus sehubungan dengan dilema etik keperawatan akan mudah dalam menyelesaikan
masalah dilema tersebut. Didalam banyak kasus tidak jarang juga ditemukan kasus
dilema etik pada sistem perkemihan yang mana terkadang mengharuskan seseorang
perawat yang bertugas di rumah sakit kewalahan dalam mengambil keputusan yang
tepat. Semakin banyak hal yang harus dipertimbangkan, maka semakin sulit juga
pilihan yang harus diambil sehingga baik secara sosial,individu klien serta moral dan
spiritual klien. Tidak hanya itu pilihan yang diambil juga harus ada integritas masa
panjang sehingga tidak ada penyesalan di kemudian hari. Sehingga tidak perlu adanya
hukum perdata yang diajukan oleh penggugat dalam hal ini klien atau keluarga
kepada tergugat dalam hal ini tenaga medis baik itu dokter atau perawat yang
bersinggungan lansung kepada masalah yang dilema etis yang dihadapi.
B Rumusan Masalah
a
b
c
d
e
f
C Tujuan Penulisan
1
Dengan adanya makalah ini mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami konsep
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Etika (Yunani kuno: ethikos, berarti timbul dari kebiasaan) adalah cabang utama
filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep sepertibenar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab.(Wikipedia)
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yang berarti adat, kebiasaan,
perilaku atau karakter. Menurut buku Fundamental Keperawatan (Potter dan Perry, tahun
2005), etika adalah terminatologi dengan berbagai makna. Singkatnya, etik berhubungan
dengan bagaimana mereka melakukan hubungan dengan orang lain. Menurut buku Ilmu
Keperawatan (Spruyt, Van Mantgem dan De Does BV/Leiden, tahun 2000), etika berasal
dari bahasa yunani ethoi yang berarti kesusilaan/moral. Etika adalah sebagai ilmu tentang
moral yang ditentukan oleh opini umum. Menurut buku Etika Keperawatan (Hj.Nila
Islami,SKM,tahun 2001), etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai
acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral.
Dari semua pengertian etika di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa etika merupakan
pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap
orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan.Etika keperawatan merupakan alat
untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan. Etika keperawatan dihubungkan dengan
hubungan antar masyarakat dan dengan karakter serta sikap perawat terhadap orang lain.
B. Fungsi Kode Etik Perawat
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan atau pedoman
bagi status perawat profesional yaitu dengan cara (Sumijatun, 2010) :
1. Menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan memahami dan
menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan kepada perawat oleh
masyarakat
2. Menjadi pedoman bagi perawat dalam
kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai seorang
kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan
4. Memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
C. Prinsip Prinsip Etika Keperawatan
Prinsip bahwa etika adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan
pernah berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun
pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan. Ketika
mengambil keputusan klinis, perawat seringkali mengandalkan pertimbangan mereka
dengan menggunakan kedua konsekuensi dan prinsip dan kewajiban moral yang
universal. Hal yang paling fundamental dari prinsip ini adalah penghargaan atas
sesama.Empat prinsip dasar lainnya bermula dari prinsip dasar ini yang menghargai
otonomi kedermawanan maleficience dan keadilan.
D. Macam-macam Prinsip etika keperawatan
Prinsip-prinsip etika keperawatan terdiri dari:
1. Autonomy (Otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat
keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak hak pasien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
2. Beneficience (Berbuat Baik)
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam
situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
3. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan . Nilai ini direfleksikan
dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan .
4. Non Maleficience (tidak merugikan)
4
Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan
bahaya / cedera secara fisik dan psikologik.
5. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk
meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
6. Fidelity (loyalty/ketaatan)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan
perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari
perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
7. Confidentiality (kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus
dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin kan oleh klien dengan bukti
persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikannya pada
teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah.
8. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti
pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas
merupakan standar pasti yang mana tindakan seorang professional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
a. Moral Right
Advokasi
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung
hak-hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat
c) Sesuka Hati
Adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat
tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih
serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka
sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau
tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan
kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut.
d) Penghargaan dan Sanksi
melalui
pemberian
pelayanan
keperawatan
dengan
berupaya
mengidentifikasi
pelayanan
keperawatan
yang
7) Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perbaruan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan (Azis, 2008)
Tanggung Jawab Profesi keperawatan, adalah
E. Pengertian Advokasi
Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim
kesehatan lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela
kepentingan klien dan membantu klien,memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan tradisional maupun
profesional. (Dewi, 2008).
mewakili individu pasien, dan menengahi bila perlu. Advokasi ini adalah
bagian dari perawatan perawat dan bagian dari kedekatan dan kepercayaan
antara perawat dan pasien yang memberi keperawatan sebuah tempat yang
sangat khusus dalam pelayanan kesehatan (WHO, 2005).
Advokasi merupakan dasar filasafat dan ideal keperawatan yang
melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas
menentukan nasibnya sendiri (Gondow, 1983).
Creasia dan Parker (2000) menjelaskan bahwa konsep advokasi memiliki tiga
pengertian, yaitu:
a) Model perlindungan terhadap hak
Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agar tidak ada
tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada pasien tentang semua
hak yang dimilikinya, memastikan pasien memahami hak yang dimilikinya,
melaporkan pelanggaran terhadap hak pasien dan mencegah pelanggaran hak
pasien.
b) Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut pasien
Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segala keputusan
tentang perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri,
sesuai dengan nilai-nilai yang dianut pasien. Perawat tidak diperbolehkan
memaksakan nilai-nilai pribadinya untuk membuat keputusan pada pasien,
melainkan hanya membantu pasien mengeksplorasi keuntungan dan kerugian
dari semua alternatif pilihan atau keputusan.
c) Model penghargaan terhadap orang lain
Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagai manusia
yang unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik, pasien
memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat harus
mempunyai semua yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kebutuhannya saat
itu.
10
Jadi, definisi umum advokat yang menekankan pentingnya hak-hak pasien dalam
mengambil keputusan. Dalam hal ini, perawat advokat menolong pasien sebagai makhluk
yang memiliki otonomi untuk mengambil keputusan sendiri, yang sesuai dengan keinginan
pasien dan bukan karena pengaruh dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
F. Peran Perawat Sebagai Advokat Pasien
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi
klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien
dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan.
Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki
alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas.
Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai
manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila
dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang
berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga
melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau
tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran
ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan
berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaikbaiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan
nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. (WHO, 2005)
Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu berupaya melindungi hak pasien dari
pelanggaran. Hak untuk mendapat persetujuan (informed consent) merupakan isu yang harus
dihadapi pasien. hak pasien lain yang melibatkan peran perawat sebagai pembela adalah hak
privasi dan hak menolak terapi.
Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar utama dalam
pelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat keperawatan adalah (Armstrong, 2007)
1)
2)
3)
4)
kesehatan
5) Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi kekuatannya
untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan dengan orang lain.
11
12
b) Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama walaupun ada
konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.
c) Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi, konfrontasi atau
negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan dokter.
d) Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
Perawat tidak dapat bekerja sendiri dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi
pasien. Perawat harus mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ikut serta
dalam perawatan pasien.
I. Tujuan dan Hasil yang Diharapkan dari Peran Advokat Pasien
Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan kemampuan pasien dan
keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat
perlu meninjau kembali tujuan peran tersebut untuk menentukan hasil yang diharapkan bagi
pasien.
Menurut Ellis & Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah :
1. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam perawatan
pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner perawat dalam meningkatkan derajat
kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkan akan bekerja sama dengan perawat dalam
perawatannya.
2. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan
Pasien adalah makhluk yang memiliki otonomi dan berhak untuk menentukan pilihan dalam
pengobatannya. Namun, perawat berkewajiban untuk menjelaskan semua kerugian dan
keuntungan dari pilihan-pilihan pasien.
3. Memiliki saran untuk alternatif pilihan
Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu untuk memberikan alternatif pilihan pada
pasien dan tetap memberi kesempatan pada pasien untuk memilih sesuai keinginannya.
4. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan dengan
pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semua nilai-nilai dan kepercayaan pasien.
5. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.
Saat berada di rumah sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan dalam melakukan berbagai
hal. Perawat berperan sebagai advokat untuk membantu dan memenuhi kebutuhan pasien
selama dirawat di rumah sakit.
6. Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.
Setiap individu memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda-beda. Sebagai advokat
bagi pasien, perawat diharapkan melindungi nilai-nilai yang dianut pasien dengan cara
memberikan perawatan dan pengobatan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
7. Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.
13
Saat pasien memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan merasa asing dengan lingkungan
sekitarnya. Perawat bertanggung jawab untuk mengorientasikan pasien dengan lingkungan
rumah sakit dan menjelaskan semua peraturan-peraturan dan hak-haknya selama di rumah
sakit, sehingga pasien dapat beradaptasi dengan baik.
8. Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan protap sehingga pelayanan
lebih maksimal hasilnya.
9. Mendukung pasien dalam perawatan.
Sebagai advokat bagi pasien, perawat menjadi pendamping pasien selama dalam perawatan
dan mengidentifikasi setiap kebutuhan-kebutuhan serta mendukung setiap keputusan pasien.
10. Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.
Perawat akan membantu pasien melewati rasa tidak nyaman dengan mendampinginya dan
bila perlu bertindak atas nama pasien menganjurkan dokter untuk memberikan obat
penghilang nyeri.
11. Menghargai pasien.
Saat perawat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat akan lebih mengerti dan
menghargai pasien dan hak-haknya sebagai pasien.
12. Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien.
Perawat sebagai advokat bagi pasien berperan melindungi hak-hak pasien sehingga pasien
terhindar dari tindakan-tindakan yang merugikan dan membahayakan pasien.
13. Memberi kekuatan pada pasien.
Perawat yang berperan sebagai advokat merupakan sumber kekuatan bagi pasien yang
mendukung dan membantunya dalam mengekspresikan ketakutan, kecemasan dan harapanharapannya.
Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat (Ellis & Hartley, 2000),
adalah pasien akan :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
14
Seorang klien ( Tn.N) berusia 65 tahun, telah dirawat selama 3 bulan dirumah sakit karena
gagal ginjal kronik, kondisinya dalam keadaan kurang baik dan memang mengharuskannya
dirawat dirumah sakit. Akan tetapi klien mempunyai keinginan untuk dilakukan perawatan
dirumah. Keluarga tidak menginginkan hal itu karena keluarga khawatir terhadap kesehatan
Tn.N. dalam tenaga medis, pihak rumah sakit, keluarga serta khususnya kita perawat harus
menghargai keputusan Tn.N karena Tn.N memiliki alasan tersendiri mengapa dia mau dirawat
dirumah. Karena prinsif Autinomy adalah keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang dihargai.
2. Contoh Kasus Beneficience (Berbuat Baik)
perawat Deni dan Chandra senantiasa memberikan pelayanan yang maksimal, tidak
pernah berkata kasar kepada klien maupun keluarga. Pada saat dinas malam mereka
menemukan seorang bapak yang duduk diluar dengan raut muka yang cemas,lesu, dan
terlihat lelah. Perawat Deni dan Chandra menghampiri lalu bertanya tentang masalah
yang dihadapi bapak tersebut. bapak tesebut mengatakan dia telah menjaga anaknya
selama lima hari dirumah sakit, pekerjaannya buruh harian sehingga tidak punya uang
lagi. Bapak tersebut mengatakan sudah dua hari ini dia hanya makan roti. Dan uang
disakunya hanya tinggal Rp 5000,Perawat deni dan Chandra lalu membelikan bapak tersebut makanan dan memberikan
uang Rp 50.000,- untuk pegangan bapak tersebut.
3.
15
Perawat Bahyudi bertugas di Ruang penyakit dalam pria. Disana terdapat klien yang
mengalami Batu ginjal. Klien tersebut baru saja dilakukan intervensi dan tindakan
medis . Pada saat itu klien bertanya kepada Perawat Bahyudi tentang bagaimana
keadaan dan kondisinya. Perawat Bahyudi menjawab kesembuhan adalah milik
Allah, bapak tenang. Jika bapak yakin maka Insyaallah bapak akan segera sembuh
dan dapat beraktivitas seperti biasa lagi. Kami selaku tim medis akan berusaha
semaksimal mungkin untuk kesembuhan bapak, dan kami yakin bahwa bapak akan
segera sembuh
Pernyataan perawat Bahyudi membuat hati Klien tersebut senang dan perlahan
kondisinya semakin membaik. Bahyudi telah menjawab dengan tepat sehingga tidak
memberikan beban fsikologis kepada Klien tersebut.
pengangkatan ginjal. Yang menjadi masalah adalah Tn.y juga mengalami gagal ginjal kanan dan kiri
sehingga meskipun Ca. Ginjal Tn.y diangkat dan teratasi. Akan percuma karena ginjal sebelah kanan
telah mengalami kegagalan. Sehingga sangat tidak memungkinkan untuk Tn. Y bisa melanjutkan
hidup hanya dengan satu ginjal. Disaat yang bersamaan. Ada klien lain yang meninggal dunia dan
16
sebelum meninggal klien tersebut bersedia mendonorkan kedua ginjalnya kepada Tn.y. pihak keluarga
tersebut bersedia untuk mengizinkan anggota keluarganya mendonorkan ginjalnya kepada Tn. Y.
Keluarga sangat berterima kasih kepada klien dan keluarga yang bersedia mendonorkan
ginjalnya tersebut kepada Tn. Y. Permasalahannya adalah Tn. Y adalah seseorang muslim yang fanatik
dimana Tn. Y menyakini bahwa menerima donor organ yang membahayakan nyawa orang lain.
Terlebih lagi menerima organ dari orang yang telah meninggal dunia adalah perbuatan dosa. Tn. Y
mengatakan hal tersebut sama saja dengan malanggar kehormatan dan penganiayaan terhadap mayat.
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :
Memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan tulang orang hidup
( HR. Ahmad , Abu dawud, dan Ibnu Hibban)
Rasullah SAW Telah melarang (mengambil) hartarampasan dan mencincang (mayat musuh)
(H.R. Bukhari ).
Dari kasus tersebut terjadi dilema etis dan konflik keyakinan. Dimana Tn.y menolak untuk dilakukan
transplantasi organ akan tetapi jika Tn. Y menolak maka sangat kecil kemungkinannya Tn.y bisa
selamat dari musibah tersebut. Untuk kasus diatas bagaimana sikap perawat menghadapi kasus
tersebut ?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam menyelesaikan dilema atik keperawatan, banyak hal yang harus di pandang
dan di tinjau ulang. Prinsip-prinsip seperti etika keperawatan : otonomi, benefience, justice,
non mulefience, moral right, nilai dan norma masyrakat serta nursing advokasi. Sehingga
ketika kita dihadapkan pada masalah- masalah yang berkaitan dengan dilema etis pada sistem
perkemihan. Maka banyak opsi yang dapat diambil sesuai dengan kasus yang ada dilapangan.
Hal ini juga dapat menjadi landasan bahwa setiap perawat yang bekerja harus memandang
klien sebagai manusia dan bukan sebagai objek sehingga dalam memberikan asuhan
keperawatan dan dalam penyelesaian kasus dilema etis tidak ada hal yang menjadi penyesalan
dikemudian harinya.
B. Saran
17
18