Postingan ini diperuntukkan untuk rekan rekan yang membutuhkan referensi/contoh proposal
pengembangan usaha jamur tiram. Silahkan dimanfaatkan sebaik mungkin. untuk konsultasi
ataupun berbagi pengalaman silahkan melalui kolom komentarkalaupun tidak, rekan rekan bisa
meninggalkan jejak jejak sejarahnya dengan menuliskan nama atau alamat atau sekedar say hello
di kolom komentar. Tujuannya hanya untuk menjalin silaturahmi. bukankah memperbanyak
silaturahmi akan melapangkan rizki?! setuju?! Salam sukses untuk semuanya
PENDAHULUAN
Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk
memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap pengalaman,
pengetahuan,
pengembangan
dan
berbagai
usaha
jamur
hasil
survey
tiram
ini.
serta
konsultasi,
Pengembangan
penulis
usaha
ini
menyusun
dipilih
atas
proposal
beberapa
pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan
skill yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana
dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan untuk dana
operasional usaha.
Budidaya jamur tiram putih yang bernama latin Pleurotus ostreatus ini masih tergolong baru. Di
Indonesia budidaya jamur tiram mulai dirintis dan diperkenalkan kepada para petani terutama di
Cisarua, Lembang, Jawa Barat pada tahun 1988, dan pada waktu itu petani dan pengusaha jamur
tiram masih sangat sedikit. Sekitar tahun 1995, para petani di kawasan Cisarua, yang semula
merupakan petani bunga, peternak ayam dan sapi mulai beralih menjadi petani jamur tiram meski
masih dalam skala rumah tangga. Dalam perkembangannya, beberapa industri berskala rumah
tangga bergabung hingga terbentuk CV dan memiliki badan hukum.
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk
dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga memiliki nilai
gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 35 % dari berat kering jamur,
dan karbohidrat sebanyak 46,6 81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vit. B1,
riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na,
dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan
proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan
gizi jamur masih lebih lengkap sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan
pangan masa depan.
Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti :
Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat baik bagi
pencernaan.
Latar Belakang
Pemilihan bentuk usaha budidaya jamur tiram ini dilatarbelakangi oleh :
v Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Pasar jamur tiram yang telah jelas
serta permintaan pasar yang selalu tinggi memudahkan para pembudidaya memasarkan hasil
produksi jamur tiram.
v Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik
yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh
seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan
berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya.
v Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pertanian jamur tiram.
v Media pembelajaran yang bertanggung jawab bagi penulis dalam memasuki dunia bisnis.
Visi
Menjadi industri budidaya jamur tiram yang memenuhi kebutuhan jamur tiram dalam negeri
khususnya daerah Bandung sekitarnya dan Indonesia pada umumnya.
Misi
ANALISIS PASAR
Deskripsi produk
Produk jamur tiram yang dihasilkan berupa :
Produk turunan Jamur Tiram seperti kripik jamur, jamur goreng tepung, jamur siap masak
Prospek Pasar
Budidaya jamur tiram di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung telah memiliki pasar yang jelas.
Hampir semua petani jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil
produksi jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan
tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan sebagai berikut:
1.
Permintaan jamur tiram di daerah Bandung dan sekitarnya mencapai 7 -10 ton /hari.
Adapun produksi jamur tiram baru mencapai 2,5 3 ton /hari. Ini berarti terdapat gap
sebesar 4 7 ton/hari, yang sedikitnya dapat diisi dalam rencana budidaya jamur tiram
ini.
2.
Pasar jamur tiram saat ini telah meluas di sekitar Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten
sehingga diperlukan produksi jamur tiram dalam skala besar.
3.
4.
Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola
makan masyarakat kepada bahan pangan organik.
Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah pelayanan akan
faktor satisfaction penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan
purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.
Target Pasar
Pada tahun-tahun awal, pemasaran produk difokuskan pada pasar domestik, traditional market,
dan house need.
Produk jamur segar yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui :
1.
Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke
berbagai wilayah Bandung dan sekitarnya maupun luar Bandung seperti Jakarta,
Tangerang, Bogor, Cibitung, dll.
2.
Pasar tradisional
induk seperti pasar Caringin atas produk jamur tiram ini sangat tinggi sehingga untuk
skala produksi yang direncanakan dalam proposal ini pemasarannya sudah cukup
melalui pasar induk.
3.
Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang kuat
dan kokoh
Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil budidaya jamur.
Pencarian investor
Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri kecil yang kokoh.
Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil awal diperkirakan berkisar antara 25 hingga
100 juta rupiah.
B.
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah kebutuhan dana
mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka dimulailah industri kecil lanjut yang
ditargetkan untuk memiliki perijinan dan pembentukan badan usaha. Industri ini diharapkan
mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pekerja kasar di bagian produksi hingga
profesional di bidang pemasaran, R & D dan administrasi.
Tahap industri kecil lanjut ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri menengah nasional
yang produksinya diperkirakan mencapai sedikitnya 100.000 baglog produksi per musim. Tahap
industri kecil lanjut itu sendiri diharapkan mampu memproduksi hingga 9 ton per bulan. Investasi
yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil lanjut ini diperkirakan berkisar antara 150 hingga 200
juta rupiah.
C. Tahap Industri Menengah Nasional
Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai dari sistem,
kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya. Tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan
ekspor. Tahap ini diharapkan mampu menyerap sedikitnya 50 tenaga kerja. Investasi yang
diperlukan masih dalam analisis.
16 Votes
ANALISIS OPERASIONAL
Lokasi Produksi
Lokasi usaha terletak di Desa kertawangi, Cisarua. Daerah ini merupakan sentra jamur tiram di
Bandung.
Kapasitas Produksi
Diperkirakan dalam tahap awal memproduksi sekitar 20.000 baglog. Produksi dilakukan 4 kali
dalam seminggu, satu minggu dihasilkan rata-rata 6000 baglog produksi.
Proses Produksi
Investasi awal yang dibutuhkan adalah sebesar 30 100 juta rupiah. Investasi diperoleh dari
beberapa investor.
Rancangan produksi
Sebagai gambaran, sarana dan prasarana utama seperti bangunan kumbung dan kelengkapannya
dalam pengembangan usaha ini telah tersedia sehingga investasi yang ada akan difokuskan untuk
biaya operasional usaha.
Struktur kepengurusan dibuat sesederhana mungkin sehingga selama tahap industri rumah
tangga, tiap pengurus memegang jabatan rangkap. Susunan kepengurusannya adalah sebagai
berikut :
perusahaan secara umum. Sebagai seorang Manager Pemasaran, ia pun bertugas membuka
pasar, melakukan negosiasi bisnis dan memastikan produk dipasarkan dengan baik dan sampai
ke konsumen tanpa masalah.
Satu orang Manajer Operasional Harian merangkap Manager Produksi. Direktur
Operasional dan Manajer Produksi bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi secara
keseluruhan, melakukan pengembangan bibit, memastikan produk berada dalam kondisi baik.
Satu orang Manajer Keuangan. Manajer Keuangan bertugas melakukan analisis
keuangan dan memiliki pertanggungjawaban penuh pada pengaturan arus pengembalian
modal dan pembagian keuntungan pada investor. Bersama dengan manajer lainnya juga
berkordinasi dalam melakukan pengembangan dan ekspansi skala produksi secara bertahap.
Dalam target jangka panjang, setelah memasuki tahap industri menengah, susunan kepengurusan
akan disempurnakan dengan penambahan pengurus baru dan tidak ada lagi jabatan rangkap.
Divisi produksi akan diorientasikan sebagai divisi padat karya, sehingga mampu menyerap banyak
tenaga kerja. Tenaga kerja terlatih akan direkrut dari lulusan yang cakap dan ulet, dan tenaga
pemasaran akan ditambah sesuai dengan kapasitas produksi berjalan.
BIBIT JAMUR
INVESTASI JAMUR
MINI LAB
PELATIHAN
GANESHA MYCOSOFT
CONTACT US
PAKET BUDIDAYA JAMUR
DOWNLOAD
//
you're reading...
B U D I D AYA T I R A M
23 Votes
ANALISIS KEUANGAN
A. Analisis Biaya dan Pendapatan (Skala Produksi 18000 log)
1. Modal tetap
2. Biaya Penyusutan
Rp. 5.000.000
:4
= Rp. 1.250.000
b. Gaji pegawai
= Rp.3.000.000,00
c. Utilitas
4.
Total Modal
= Rp. 26.645.000
5.
Pendapatan kotor
7.200 kg @ 5000
6.
= Rp. 36.000.000
= Rp. 22.895.000
7.
= Rp. 13.105.000
BEP Produksi
= 22.895.000 / 5000
= 4579 kg
Artinya budidaya jamur tiram tidak mendapat untung dan juga tidak mengalami kerugian bila
jumlah produksi sebesar 4579 kg
BEP Harga
= 22.895.000 / 7200
= Rp. 3179,86
Artinya usaha ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak mengalami kerugian bila harga jual Rp.
3179,86 per kilo
BC Ratio
= 0,5
Artinya pendapatan bersih yang diperoleh dalam usaha pembibitan bibit jamur adalah 0,5 di atas
total biaya.
x 100%
Rp.26.645.000
= 53,88 %
E. Pembagian keuntungan
Kepentingan sosial
profit
Pengembangan usaha
Pengelola
Dividen investor
: 25 % profit
: 20 % profit
PENUTUP
Demikian proposal pengembangan usaha jamur tiram ini penulis susun. Dari hasil analisis penulis
mengenai peluang pemasaran, operasional, dan keuangan, penulis optimis bahwa budidaya jamur
tiram ini layak dan berpotensi tinggi untuk dikembangkan.