PENDAHULUAN
Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. 1Skizofrenia merupakan
gangguan psikotik yang paling sering terjadi. Hampir 1% penduduk di dunia
menderita skizofrenia selama hidup mereka.Penyebab skizofrenia sampai
sekarang belum diketahui secara pasti.Namun berbagai teori telah berkembang
seperti model diastesis-stres dan hipotesis dopamin. Model diastesis stres
merupakan satu model yang mengintegrasikan faktor biologis, psikososial dan
lingkungan.2
Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa
muda. Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun dan pada perempuan
antara 25-35 tahun.Prognosis biasanya lebih buruk pada laki-laki bila
dibandingkan dengan perempuan. Awitan setelah umur 40 tahun jarang terjadi.1
Pada umumnya pasien dengan skizofrenia ditandai dengan penyimpangan
yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang
tidak wajar (Inappropriate) atau tumpul (Blunted). Kesadaran yang jernih dan
kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara walaupun kemunduran kognitif
tertentu dapat berkembang kemudian.1
Menurut DSM-IV, adapun klasifikasi untuk skizofenia ada 5; yakni subtipe
paranoid, terdisorganisasi (hebefrenik), katatonik, tidak tergolongkan dan residual.
Untuk istilah skizofrenia simpleks dalam DSM-IV adalah gangguan deterioratif
sederhana.2 Sedangkan menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa (PPDGJ) di Indonesia yang ke-III skizofrenia dibagi ke dalam 6 subtipe yaitu
katatonik, paranoid, hebefrenik, tak terinci (undifferentiated), simpleks, residual
dan depresi pasca skizofrenia.3 Salah satu tipe skizofrenia yang paling stabil dan
paling sering dialami adalah skizofrenia tipe paranoid. Gejala terlihat sangat
konsisten, sering paranoid dan pasien dapat atau tidak bertindak sesuai dengan
wahamnya. Waham dan halusinasi menonjol sedangkan afek dan pembicaraan
BAB II
STATUS PSIKIATRI
IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Pekerjaan
Alamat dan telepon
: Ny. Nh
: Perempuan
: 36 tahun
: IRT
: Desa Aro RT 04 Kec Ma Bulian Kab.
Batanghari, Prov.Jambi
Hubungan dengan Pasien
: Ibu kandung
Keakraban dengan Pasien
: Akrab
Kesan pemeriksa/ Dokter terhadap keterangan yang diberikan : Dapat
dipercaya
I.
ANAMNESIS
Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari :
1. Pasien sendiri
2. Informan (Orang tua pasien)
2. Sebab utama
Pasien mengoceh, mengamuk, sering ingin terjun ke sungai Batanghari.
3. Keluhan utama
Pasien mengoceh dan mengamuk dirumahnya sejak 2 bulan terakhir.
Namun, sejak + 1 minggu yang lalu amukan pasien semakin menjadi-jadi dan
pasien memiliki kecenderungan untuk bunuh diri.
4. Riwayat perjalanan penyakit pasien sekarang
Pasien mulai suka mengoceh dan tertawa sendiri serta mengamuk
dirumahnya semenjak 2 bulan terakhir. Namun sejak 1 minggu yang lalu,
pasien semakin mengamuk dan berniat menyakiti dirinya sendiri dan
berkeinginan untuk terjun ke sungai Batanghari dan terjun dari rumah (rumah
panggung), pasien sering membakar kasur dirumahnya dan
memukuli
ORANG TUA
Ayah: Tn. Mh
Ibu: Ny. Nh
Indonesia
Indonesia
Jambi
Jambi
Islam
Islam
Tamat SD
Tamat SD
Swasta
Ibu Rumah Tangga
42 tahun
36 tahun
Desa Aro RT 04 Kec Ma Desa Aro RT 04 Kec Ma
Bulian Kab. Batanghari, Bulian
Hubungan
Kab.
Prov.Jambi
Prov.Jambi
Akrab
Akrab
Batanghari,
b. Kepribadian
No
Nama
L/
P
Tn. Mh L
42 tahun
Ayah/ Dekat
Ny. Nh
36 tahun
Ibu/ Dekat
Usia
Hubungan
Sifat
Pemarah, tegas,
disiplin
Pendiam, sabar,
Tn. Ha
25 tahun
4
5
Nn. Mi
Tn. Rq
P
L
21 tahun
12 tahun
penyayang
Kakak/ kurang Pendiam, sabar
dekat
Adik/ Dekat
Pendiam, penyayang
Adik/ Dekat
Pendiam, sabar
Nama
Tn. Rd
Ny. Ma
L/
P
L
L
Usia
Hubungan
28 tahun
23 tahun
Suami
Pasien
Sifat
Pendiam, tegas, disiplin
Periang, baik (sebelum
sakit )
Mudah
tersinggung,
pemarah ( setelah sakit )
Keterangan :
Laki laki
Perempuan
Pasien
g. Riwayat seksual
Pasien mulai menyukai lawan jenis pada saat usia 14 tahun.
4. Masa remaja - dewasa
Masa remaja pasien tidak ada masalah, pasien orang yang ramah dan
baik dilingkungan keluarga dan juga lingkungan tempat tinggalnya
(Tetangga), pasien mulai mengenal pacaran pada usia 14 tahun dengan
pemuda dari desa tempat tinggalnya.
a. Riwayat pekerjaan
Semenjak 2 bulan terakhir pasien sudah berhenti bekerja karena
suaminya takut pasien akan mengamuk di tempat kerja. Sebelumnya
pasien bekerja sebagai buruh pabrik. Semenjak itu pasien hanya dirumah
saja, sehari - hari pasien sering tiba- tiba tertawa dan menangis sendiri.
(pasien tidak stabil , cenderung ingin melakukan hal-hal yang
membahayakan diri sendiri). Suami dan keluarga pasien menjadi lebih
berhati-hati dan waspada ketika berbicara dengan pasien karena takut
pasien tersinggung dan langsung marah.
b. Perkawinan, sosial keluarga dan rumah tangga :
Pasien sudah menikah. Menurut orang tua pasien tidak ada masalah
dengan kehidupan perkawinannya, hanya saja pasien merasa kecewa pada
saat cincin kawin pasien yang dipinjam oleh ayahnya dijual dan uangnya
dibelikan motor, semenjak itu pasien mudah tersinggung dan pemarah.
2. Stressor psikososial
Tidak ada
3. Riwayat penyakit fisik yang pernah diderita pasien
Tidak ada
4. Ide bunuh diri (suicide) :
Ada, pasien berkeinginan untuk terjun ke sungai Batanghari dan juga
ingin melompat dari rumah (rumah panggung).
5. Penggunaan alkohol/zat adiktif lainnya :
Tidak ada
I. PEMERIKSAAN PSIKIATRIK KHUSUS
A. Gambaran Umum
1. Penampilan
: Tampak sehat/ rapi
Sikap Tubuh
: Tenang dan cenderung diam
Kesehatan fisik
: Sehat
2. Perilaku dan aktifitas psikomotor
Cara berjalan
: Normal
Motorik
: Otomatisme perintah
E. Persepsi
G. Sensorium
1. Kesadaran
: Kompos mentis
2. Orientasi W/T/O
: baik/baik/baik
3. Konsentrasi dan kalkulasi : Terganggu
4. Memori
: Baik
5. Pengetahuan umum
6. Pikiran abstrak
: terganggu
: terganggu
PEMERIKSAAN INTERNA
Keadaan Umum
Sensorium: Composmentis
Nadi: 80 x/menit
TD:120/70 mmHg
Sistem Kardiovaskular
Sistem Respiratorik
Sistem Gastrointestinal
Sistem Urogenital
Suhu: 36,2 C
Pernafasan:18x/menit
Turgor: Baik
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: dalam batas normal
III.PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
DAN
DIAGNOSTIK
KHUSUS
LAINNYA :
Tidak dilakukan
IV. PEMERIKSAAN OLEH PSIKOLOG/PETUGAS SOSIAL DAN LAINLAIN :
Tidak dilakukan
V. RESUME
Atas dasar gejala-gejala di atas, maka berdasarkan PPDGJ-III
dipertimbangkan diagnosis berupa F20.0 Skizofrenia Paranoid, dengan
pedoman diagnostik yakni:
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
Sebagai tambahan :
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam
pasien
atau
atau
passivity
(delusion
of
passivity),
dan
paling khas;
Gangguan afektif, dorongan kehendak, dan pembicaraan serta
gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol
10
Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya 2
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas).
(a) Thought echo = isi pikiranya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan,
-
tubuh.
(d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya: perihal
keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di
atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain)
Atau paling sedikit 2 gejala di bawah ini harus ada secara jelas:
(e) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja yang terjadi setiap
hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus
(f) Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolation),
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau
neologisme
11
(g) Perilaku katatonik, seperti gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu atau
fleksibilitas cerea, negativism, mutisme, dan stupor
(h) Gejala-gejala negative seperti : sikap sangat apatis, bicara yang jarang,
prodromal);
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam suatu
mutu keseluruhan (overall quality) dari beberpa aspek perilaku peribadi
(personal behavior), bermanisfestasii sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (selfabsorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
DIAGNOSIS
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
VIII. TERAPI
1. Terapi di IGD
a. Injeksi Govotil 1 amp
b. Injeksi Diazepam 1 amp
c. Haloperidol 5 mg 2x1
d. Triheksifenidil 2 mg 2x1
e. Chlorpromazin 100 mg 1x1
4. Terapi Rumatan saat Rawat Inap
a. Haloperidol 5 mg 2x1
b. Triheksifenidil 2 mg 2x1
c. Chlorpromazin 100 mg 1x1
12
5. Terapi Kejuruan
Dengan cara mengikuti kegiatan rehab yang rutin diadakan di RSJ setiap 1
minggu sekali sehingga os dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan
positif serta os bisa sekaligus menyalurkan hobi dan keterampilannya.
6. Terapi Psikoedukasi
Dengan cara memberikan edukasi atau informasi mengenai penyakit yang
diderita pasien berisi tanda dan gejala kekambuhan yang mungkin timbul
serta pentingnya peran keluarga dalam kepatuhan minum obat pasien.
Mengubah stigma keluarga pasien terhadap penyakit yang di derita
sehingga keluarga bisa memberikan support yang lebih kepada pasien.
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad fungsional
: Dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Skizofrenia merupakan sindroma klinis dari berbagai keadaan patologis
yang sangat mengganggu yang melibatkan gangguan proses berpikir, emosi dan
tingkah laku. Menurut PPDGJ-III, Skizofrenia adalah suatu sindrom dengan
variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya.1
13
skizofrenia
sampai
sekarang
belum
diketahui
secara
dopamin.Model
diastesis
stres
14
merupakan
satu
model
yang
pathways adalah sebagai mediasi dari gejala negatif dan kognitif pada
penderita skizofrenia. Gejala negatif dan kognitif disebabkan terjadinya
penurunan dopamin di jalur mesokortikal terutama pada daerah dorsolateral
prefrontal korteks. Penurunan dopamin di mesokortikal dopamin pathways
dapat terjadi secara primer dan sekunder. Penurunan sekunder terjadi melalui
inhibisi dopamin yang berlebihan pada jalur ini atau melalui blokade
antipsikotik terhadap reseptor D2. Peningkatan dopamin pada mesokortikal
dapat memperbaiki gejala negatif atau mungkin gejala kognitif. 2
3. Nigostriatal dopamin pathways: berjalan dari daerah substansia nigra pada
batang otak ke daerah basal ganglia atau striatum. Jalur ini merupakan bagian
dari sistem saraf ekstrapiramidal. Penurunan dopamin di nigostriatal dopamin
pathways dapat menyebabkan gangguan pergerakan seperti yang ditemukan
pada penyakit parkinson yaitu rigiditas, bradikinesia dan tremor. Namun
hiperaktif atau peningkatan dopamin di jalur ini yang mendasari terjadinya
gangguan pergerakan hiperkinetik seperti korea, diskinesia atau tik. 2
4. Tuberoinfundibular dopamin pathways: jalur ini dimulai dari daerah
hipotalamus ke hipofisis anterior. Dalam keadaan normal tuberoinfundibular
dopamin pathways mempengaruhi oleh inhibisi dan penglepasan aktif
prolaktin, dimana dopamin berfungsi melepaskan inhibitor pelepasan
prolaktin. Sehingga jika ada gangguan dari jalur ini akibat lesi atau
penggunaan obat antipsikotik, maka akan terjadi peningkatan prolaktin yang
dilepas sehingga menimbulkan galaktorea, amenorea atau disfungsi seksual.2
Selain dopamin, neurotransmiter lainnya juga tidak ketinggalan diteliti
mengenai hubungannya dengan skizofrenia.Diantaranya :
Serotonin
Aktivitas serotonin telah berperan dalam perilaku bunuh diri dan impulsif
yang juga dapat ditemukan pada pasien skizofrenik.2
Norepinefrin
Sistem noradrenergik memodulasi sistem dopaminergik dengan cara
tertentu sehingga kelainan sistem noradrenergik predisposisi pasien untuk
relaps.2
Asam amino
16
17
18
Menurut PPDGJ-III
Menurut DSM-IV-TR
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut A. Gejala karakteristik : Dua (atau
lebih) berikut, masing-masing
ini yang amat jelas dan biasanya dua
ditemukan untuk bagian waktu
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu
yang bermakna selama periode
kurang jelas :
(a) Thought echo : Isi pikiran
1 bulan (atau kurang jika telah
dirinya sendiri yang berulang
berhasil diobati):
1) Waham
atau bergema dalam kepalanya
2) Halusinasi
(tidak keras), dan isi pikiran
3) Bicara
terdisorganisasi
ulangan,
walaupun
isinya
(misalnya
sering
sama,
namun
kulitasnya
menyimpang
atau
berbeda; atau
inkoheren)
Thought
insertion
or
4)
Perilaku terdisorganisasi
withdrawal : Isi pikiran yang
atau katatonik yang jelas
asing dari luar masuk kedalam
5) Gejala negatif, yaitu: afek
pikirannya (insertion) atau isi
datar,
alogia,
atau
pikirannya diambil keluar oleh
kehilangan minat
sesuatu dari luar (withdrawal);
Catatan: Hanya satu gejala
dan
kriteria A yang diperlukan jika
Thought broadcasting : Isi
waham adalah kacau atau
pikirannya
tersiar
keluar
halusinasi terdiri dari suara
sehingga orang lain atau umum
yang
terus-menerus
mengetahuinya;
mengomentari
perilaku
atau
(b) Delusion of control
:
pikiran pasien, atau dua atau
waham
tentang
dirinya
lebih suara yang saling
dikendalikan
oleh
suatu
bercakap-cakap satu sama
kekuatan tertentu dati luar; atau
lainnya.
Delusion of influence :
B.
Disfungsi
sosial/pekerjaan:
waham
tentang
dirinya
Untuk bagian waktu yang
dipengaruhi
oleh
suatu
bermakna
sejak
onset
kekuatan tertentu dari luar;
gangguan, satu atau lebih
atau
fungsi
utama,
seperti
Delusion of passivity :
pekerjaan,
hubungan
waham tentang dirinya tidak
interpersonal, atau perawatan
berdaya dan pasrah terhadap
diri, adalah jelas di bwah
suatu kekuatan dari luar;
tingkat yang dicapai sebelum
(tentang dirinya: secara jelas
onset (atau jika onset pada
merujuk
ke
pergerakan
masa anak-anak atau remaja,
tubuh/anggota gerak atau ke
kegagalan untuk mencapai
pikiran,
tindakan
atau
tingkat
pencapaian
penginderaan khusus);
interpersonal, akademik, atau
Delusional perception :
pekerjaan yang diharapkan)
pengalaman inderawi yang tak
C.
Durasi : Tanda ganguan teruswajar, yang bermakna sangat
menerus
menetap
selama
khas bagi dirinya, biasanya
19
terdapat
riwayat
adanya
gangguan
autistik
atau
gangguan
perkembangan
pervasif lainnya, diagnosis
tambahan skizofrenia dibuat
hanya jika waham atau
halusinasi yang menonjol juga
ditemukan untuk sekurangnya
satu bulan (atau kurang jika
diobati secara berhasil)
PPDGJ-III
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
Sebagai tambahan:
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol.
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam
pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal
21
DSM-IV-TR
Tipe skizofrenia yang memenuhi krite
berikut:
berupa
bunyi
pluit
(whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa
(laughing);
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan
rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain
perasaan tubuh; halusinasi visual
mungkin ada tapi jarang menonjol;
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis,
tetapi waham dikendalikan (delusion of
control), dipengaruhi (delusion of
influence), atau delusion of passivity, dan
keyakinan dikejar-kejar
Gangguan afektif, dorogan kehendak dan
pembicaraan, serta gejala katatonik secara
relatif tidak nyata/tidak menonjol
22
kacau termasuk
perawatan rumah
Golongan
Obat Anti-Psikosis Tipikal
Phenotiazine
Rantai Alipatic
Rantai Piperazine
Obat
Dosis Anjuran
Chlorpromazine
150-600 mg/hari
Perphenazine
12-24 mg/hari
Trifluoperazine
10-15 mg/hari
Flupherazine
10-15 mg/hari
23
Rantai Piperidine
Butyrophenon
3
B
1
2
Diphenyl-Butyl-Piperidine
Obat Anti-Psikosis Atipikal
Benzamide
Dibenzodiazepine
Benzisoxazole
Thioridazine
Haloperidol
150-300 mg/hari
5-15 mg/hari
Droperidol
Pimozide
7,5-15 mg/hari
2-4 mg/hari
Sulpiride
Clozapine
300-600 mg/hari
25-100 mg/hari
Olanzapine
10-20 mg/hari
Quetiapine
50-400 mg/hari
Zotepine
Risperidone
75-100 mg/hari
2-6 mg/hari
Aripiprazole
10-15 mg/hari
Indikasi penggunaan
1. Gejala sasaran : syndrome psikosis
Diagnosis sindrom psikosis
Hendaya berat dalam kemampuan daya menilai realitas
Hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental
Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari6
2. Sindrom psikosis dapat terjadi pada :
a. Sindrom psikosis fungsional : skizofrenia, psikosis paranoid,
psikosis afektif, psikosis reaktif singkat, dll
b. Sindrom psikosis organic : sindrom delirium, dementia, intoksikasi
alcohol dll7
Kontraindikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Efek samping
1. Sedasi dan inhibisi psikomotor
24
gynaecomastia),
metabolic
Cara penggunaan
1. Pemilihan obat :
Pemilihan obat anti-psikosis mempertimbangkan gejala psikosis
yang dominan dan efek samping obat.pergantian obat disesuaikan
25
4. Lama pemberian :
a) Paien sindrom psikosis (multiepisode) terapi maintenance 5
tahun
b) Pada
umumnya
pemberian
obat
antipsikosis
sebaiknya
obat
b) Dosis mulai dari cc setiap 2 minggu pada bulan pertama,
kemudian baru ditingkatkan menjadi 1 cc setiap bulan7
3. Terapi psikososial2,3
a.
Terapi perilaku
Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan
ketrampilan social untuk meningkatkan
kemampuan sosial,
istimewa
dan
pas
jalan
dirumah
sakit.
Dengan
b.
adalah
proses
pemulihan,
26
khususnya
lama
dan
untuk
terorientasi
secara
perilaku,
terorientasi
secara
dapat
Prognosis buruk
Onset muda
Tidak ada faktor pencetus
Onset tidak jelas
pekerjaan Riwayat sosial, seksual, pekerjaan
pramorbid baik
Gejala gangguan mood
Menikah
Riwayat keluarga gangguan mood
Sistem pendukung yang baik
Gejala positif
pramorbid buruk
Perilaku menarik diri, autistik
Tidak menikah, bercerai, janda/duda
Riwayat keluarga skizofrenia
Sistem pendukung yang buruk
Gejala negatif
Tanda dan gejala neurologis
Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam tiga tahun
Banyak relaps
Riwayat penyerangan
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock B, Sadock V A. Kaplan & Sadock. Buku Ajar Psikiatri Klinis,
Edisi 2. Jakarta: EGC. 2010. Hal 179-181.
2. Kaplan, Harold I, Benjamin J. Sadock dan Jack A. Grebb. Skizofrenia
Dalam: synopsis psikiatri. Jilid satu. Jakarta: Binapura Aksara; 2010. hal.
474; 699 743.
3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ-III.
Jakarta: PT. Nuh Jaya. 2001. Hal 53-55.
4. Maramis, Fwilly Dkk. Skizofrenia dalam catatan ilmu kedokteran jiwa.
Edisi : II. Jakarta 2009. Airlangga University Press.hal : 259 281
29