PENDAHULUAN
Tahapan ini dimulai ketika undang-undang (UU) APBN disahkan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Menurut Sadji, dkk (2007), langkah pertama yang
dilakukan dalam tahapan ini adalah penetapan pejabat pengelola anggaran serta
penerbitan dan pengesahan Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang
merupakan dasar hukum pelaksanaan anggaran bagi setiap satuan kerja (Satker) di
lingkungan Kementerian Negara/Lembaga (K/L) dan instansi pemerintah daerah
yang memperoleh dana APBN (dana dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan).
Setelah DIPA disahkan, Satker sudah dapat menjalankan kegiatannya.
Dalam praktiknya, pelaksanaan anggaran mengalami berbagai kendala. Salah
satu kendala yang dihadapi adalah pencairan anggaran yang cenderung rendah di
awal tahun dan menumpuk di akhir tahun. Kecenderungan penumpukan pencairan
anggaran di akhir tahun tersebut menjadi perhatian Presiden dalam penyerahan
DIPA tahun anggaran 2013 pada hari Senin, 10 Desember 2012, di Istana Negara
Jakarta. Sebagaimana dilansir dari situs resmi Sekretariat Kabinet Republik
Indonesia, www.setkab.go.id, Presiden dalam kesempatan tersebut menyampaikan
dua pesan kepada jajaran pemerintahan. Pertama, DIPA tahun anggaran 2013 agar
segera ditindaklanjuti dan digunakan secara lebih cepat, tidak ada hambatan, dan
tidak terlambat. Kedua, Presiden meminta agar penggunaan anggaran dilakukan
secara tepat, transparan, dan akuntabel. Presiden menambahkan bahwa penggunaan
anggaran yang tidak tepat waktu akan mengganggu peningkatan kesejahteraan
rakyat dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Menurut Kuswoyo (2011),
peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak tercapai jika tidak diimbangi dengan
pencairan anggaran yang maksimal.
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
0%
20%
40%
60%
Semester I
Semester II
80%
100%
Sumber: Diolah dari LKPP 2006 s.d. 2012, data realisasi anggaran semester 1 2013
Direktorat Jenderal Anggaran, dan I-Account APBN per 30 November 2013
Gambar 1.1
Realisasi Anggaran Tahun 2006 s.d. 30 November 2013
Gambar 1.1 di atas merupakan realisasi anggaran per semester dari tahun 2006
sampai dengan akhir bulan November 2013 yang dilaporkan dalam Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), laporan semester 1 pelaksanaan anggaran
tahun 2013, dan I-Account Realisasi APBN per 30 November 2013. Realisasi
anggaran tersebut merupakan total realisasi anggaran belanja pemerintah pusat di
seluruh Satker K/L dan instansi pemerintah daerah yang menggunakan dana
APBN. Gambar 1.1 tersebut menunjukkan bahwa selama delapan tahun terakhir
Nov 2011
Nov 2012
Nov 2013
71,3
86,9
59,5
47,2
79,1
84,7
54,5
57,8
30,2
72,8
85,8
62,1
51,6
77,2
101,9
2,4
70,3
6,0
76,0
87,8
56,9
55,7
92,6
85,7
1,5
92,9
8,8
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa sampai dengan akhir bulan
November 2011-2013, pencairan anggaran belanja pemerintah pusat kurang dari
80%. Hal ini berarti pada bulan Desember atau akhir tahun anggaran 2011-2013,
anggaran yang akan dicairkan adalah sekitar 20% dari total anggaran belanja.
Apabila diambil rata-rata pencairan anggaran tiap bulan adalah 8,3%, maka dengan
adanya pencairan anggaran pada bulan Desember sebesar 20% dapat dikatakan
terjadi penumpukan pencairan anggaran di akhir tahun selama tiga tahun terakhir.
Pola belanja atau pola pencairan anggaran dengan karakteristik tingkat
pencairan anggaran yang rendah pada semester 1 dan menumpuk pada akhir tahun
anggaran tersebut hampir terjadi di semua K/L di tingkat pusat maupun di daerah
sebagaimana yang terjadi pada delapan tahun terakhir tersebut. Pola belanja
tersebut secara makro akan berakibat terganggunya rencana kinerja kebijakan
APBN terhadap pertumbuhan ekonomi sesuai yang diharapkan dalam kebijakan
fiskal, serta berdampak kepada penyerapan tenaga kerja dan pengentasan
kemiskinan. Dengan rendahnya penyerapan belanja pemerintah pusat pada
semester 1, maka untuk mengejar target penyerapan anggaran, pencairan anggaran
belanja akan menumpuk pada semester 2 sampai dengan akhir tahun anggaran. Hal
tersebut dapat berpotensi menimbulkan kualitas output yang kurang baik. Hal ini
juga mengakibatkan beban kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN) sebagai institusi yang mengelola pencairan anggaran akan bertambah besar
pada setiap akhir tahun anggaran.
Berdasarkan fakta bahwa masih terjadi penumpukan pencairan anggaran pada
akhir tahun, penelitian ini akan meneliti mengenai faktor-faktor yang menyebabkan
kecenderungan
penumpukan
pencairan
anggaran
belanja
10
1. Kontribusi teori, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik dalam
bidang kajian tentang pencairan anggaran Satker pengguna APBN, baik dalam
hal teori maupun metode penelitian.
2. Kontribusi praktis, sebagai masukan bagi pemerintah, dalam hal ini Satker
instansi terkait dalam mengatasi permasalahan pencairan anggaran.
3. Kontribusi policy making, sebagai bahan masukan bagi instansi pemerintah
yang terkait dengan perumusan kebijakan mengenai pencairan anggaran.
3. Pondasi Teoretikal
Penelitian Studi Kasus
2. Tujuan Penelitian
1. Pertanyaan
Penelitian
4. Metode Penelitian
Kasus
5. Temuan dan
Analisis
Gambar 1.2
Tahapan Penelitian
11
: Pendahuluan
Bagian ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, proses
penelitian, dan kontribusi penelitian.