Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Tinggi (PT) merupakan elemen penting dalam pendidikan di
sebuah negara dan menjadi tolak ukur kemajuan pendidikan suatu negara di
kancah internasional. Kemajuan PT berimbas pada kemajuan dunia ekonomi,
industri, dan aspek penting lain di suatu negara. Pendidikan tinggi memberikan
sumbangan besar bagi kedaulatan teknologi, kedaulatan ekonomi, dan industri.
Hal ini karena input dari kegiatan-kegiatan ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain,
berasal dari output PT yaitu sumber daya manusia (SDM) unggul dan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Apabila output PT tidak berkualitas, secara tidak
langsung berdampak pada terhambatnya kemajuan suatu negara.
Output PT yang berkualitas terwujud dari tata kelola universitas yang
baik/good university governance (GUG). Tata kelola yang baik (good
governance) merupakan isu yang mengemuka dalam pengelolaan administrasi
publik saat ini. Good governance mulai banyak dikembangkan di universitas dan
tercipta apabila memiliki otonomi PT dalam penyelenggaraannya (Indrajit, 2006).
GUG terwujud melalui akuntabilitas, transparansi, dan sistem penjaminan mutu,
yang sejalan dengan amanat Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI).
Amanat DIKTI tertuang dalam UU Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 68 tentang
penyelenggaraan PT dilakukan dengan prinsip-prinsip otonomi PT dan kewajiban
PT melakukan penjaminan mutu baik internal maupun eksternal.

Penelitian ini fokus ke salah satu bagian penjaminan mutu internal.


Adapun tahapan dalam penjaminan mutu internal meliputi: (1) evaluasi diri PT
dan menyusun visi misi PT; (2) menyusun kebijakan mutu PT; (3) membuat
sasaran mutu; (4) menjabarkan dalam program dan indikator kinerja, dan (5)
monitoring evaluasi internal (Hedwig, 2006). Monitoring evaluasi yang benar dan
baik merupakan tahapan penting dalam sebuah penjaminan mutu, karena akan
menghasilkan suatu terobosan, peluang, dan inovasi dalam perencanaan/
penganggaran ke depan, selain menghasilkan informasi kinerja tahun berjalan
(Kementerian Keuangan, 2011). Termasuk monitoring dan evaluasi kinerja
kegiatan dan anggaran merupakan elemen penting dalam penjaminan mutu PT.
Data monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran menjadi
dasar penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan PT. Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) sebagai instansi pemerintah di bawah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diwajibkan melakukan monitoring
dan evaluasi PT. Monitoring dan evaluasi PT dilakukan baik akademik maupun
nonakademik, tertuang dalam UU Nomor 12 Tahun 2012.
DIKTI belum mengeluarkan peraturan khusus dan detail pengukuran dan
analisis monitoring dan evaluasi yang sesuai dengan kondisi PTN sampai tahun
2014. Penelitian ini fokus mengkaji monitoring dan evaluasi bidang nonakademik
yaitu monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran, khususnya di
Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun anggaran 2013, yang sudah menerapkan
Perencanaan Berbasis Kinerja (PBK).

UGM sebagai PTN berpengaruh di Indonesia, diwajibkan menerapkan


penjaminan mutu internal yang baik dan benar sebagai upaya mewujudkan GUG.
Upaya UGM mewujudkan GUG terlihat dalam kebijakan SK Rektor Nomor
76/P/SK/HT/2013. Kebijakan ini mewajibkan UGM untuk menjaga mutu internal
maupun eksternal, sebagai upaya mewujudkan akuntabilitas dan transparansi
otonomi PT yang sudah dipercayakan. Akuntabilitas dan transparansi salah
satunya dapat tercipta melalui sistem monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan
anggaran di UGM yang handal.
Sistem

PBK

merupakan

reformasi

birokrasi

pemerintah

dan

implementasi UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Peraturan


tersebut didetailkan dalam PP Nomor 90 Tahun 2010 yang menginstruksikan PBK
seharusnya memiliki pengukuran berbasis kinerja, dan akhirnya keluar PMK
Nomor 249 Tahun 2011. Hingga tahun 2013, peraturan ini belum diberlakukan di
UGM. Peraturan ini berupaya menciptakan Good Governance, agar menghasilkan
output dan outcome berkualitas.
Latar belakang dibuatnya PMK Nomor 249 Tahun 2011 yaitu karena
lemahnya monitoring dan evaluasi yang meliputi: (1) interpretasi objek yang
ambigu antara input, output, dan outcome; (2) metode evaluasi yang hanya
sekedar formalitas, dan (3) mindset subjek yang menganggap evaluasi sebagai
beban (Kementerian Keuangan, 2011). PMK Nomor 249 Tahun 2011 diharapkan
dapat mengatasi permasalahan secara perlahan. Namun sampai tahun 2013, PMK
Nomor 249 Tahun 2011 belum diamanahkan oleh Kemendikbud untuk diterapkan
di PTN khususnya UGM.

Pentingnya monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran bagi


kemajuan UGM, menjadi pertimbangan UGM mencari dan menerapkan bentuk
monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran yang baik dan benar.
Realita di UGM, beberapa kegiatan tahun 2013 tidak dapat terlaksana pada tahun
yang direncanakan dan penyerapan anggaran juga masih rendah dibandingkan
anggaran yang direncanakan. Dana Masyarakat UGM Tahun 2013 terserap
keseluruhan 49,90% terlihat dalam LAKIP 2013 dan Dana Pemerintah mengalami
9 kali revisi dalam tahun 2013.
Penyerapan anggaran yang rendah dan beberapa realokasi anggaran
kegiatan perlu dikaji lebih dalam penyebabnya. Realita di UGM dapat
mengindikasikan ada beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mencapai visi
misi UGM tidak terlaksana sesuai rencana. Kegiatan yang tidak terlaksana
disebabkan perencanaan yang kurang baik, salah satunya disebabkan oleh dasar
perencanaan yang tidak valid dan komprehensif. Dasar perencanaan ini salah
satunya bersumber dari informasi hasil monitoring dan evaluasi kinerja.
Monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran UGM yang
belum komperhensif juga terlihat dari LAKIP UGM 2012. LAKIP UGM 2012
memperoleh nilai CC/cukup baik dengan beberapa koreksi. LAKIP UGM 2013
baru mengukur capaian realisasi kinerja RKT dan RKAT, belum pada pengukuran
dan analisis mendalam dan belum terintegrasi pelaporan antara kinerja kegiatan
dan kinerja angggaran. Kondisi monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan
anggaran di UGM tersebut disebabkan belum adanya pengukuran kinerja yang
baku dan belum ada dukungan legalitis dari Kemendikbud.

Berdasarkan realita yang ada di UGM, terdapat indikasi bentuk dan


pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran di UGM yang
masih lemah. Oleh karena itu, peneliti memutuskan diperlukan kajian tentang
implementasi monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran di UGM
untuk kemajuan UGM ke depan. Penelitian ini menganalisis implementasi
monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran di UGM tahun 2013 saat
berbentuk Satuan Kerja (Satker) Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum
(PTN BLU).
Penelitian ini juga mengkaji dengan membandingkan implementasi
monitoring dan evaluasi kinerja di UGM dengan PMK Nomor 249 Tahun 2011.
Selanjutnya penelitian ini mengkaji kendala-kendala apabila UGM menerapkan
PMK Nomor 249 Tahun 2011. Terkait kebijakan pemerintah tentang bentuk PTN
yang berubah-ubah, termasuk UGM yang berubah bentuk dari PTN BLU ke
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH), peneliti menganalisis
keselarasan kebijakan PMK Nomor 249 Tahun 2011 dengan bentuk PTN BH di
UGM.
Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran implementasi sistem
monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran di UGM, dan rekomendasi
perbaikan ke depan serta menjadi masukan bagi pemerintah terkait kesesuaian
PMK Nomor 249 Tahun 2011 dengan peraturan PTN BH. Jangka panjang ke
depan, hasil penelitian ini menjadi sumbangan perbaikan sistem penjaminan mutu
internal, khususnya pada tahap monitoring dan evaluasi nonakademik di PT, demi
kemajuan pendidikan di Indonesia.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang
peneliti ajukan yaitu:
1. Bagaimana implementasi monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan
anggaran di UGM?
2. Sejauhmana kesesuaian monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran
di UGM dengan PMK Nomor 249 Tahun 2011?
3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi UGM dalam mengaplikasikan PMK
Nomor 249 Tahun 2011?
4. Sejauhmana PMK Nomor 249 Tahun 2011 sesuai untuk monitoring dan
evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran UGM sebagai PTN BH?

1.3 Keaslian Penelitian


Penelitian Sadoso (2012) menganalisis penerapan Project Control &
Monitoring (PCM) dan korelasi PCM dengan peningkatan kinerja program STKK
di BPPT berdasarkan PMK Nomor 249 Tahun 2011. Hasil penelitian Sadoso
(2012) menunjukkan PCM telah berjalan sangat baik, dan STKK yang
menerapkan PCM berkorelasi dengan kinerja program.
Penelitian Biro Hukum Kementerian PPN (Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (2012) yang mengkaji implementasi evaluasi dan
monitoring perencanaan pembangunan di beberapa lembaga pemerintah, serta
menganalisis permasalahan dan solusi dalam menghadapi permasalahan. Hasil
penelitian menunjukkan efektivitas implementasi monitoring dan evaluasi sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dan komitmen stakeholders.

Penelitian Popescu dan Dascalu (2012), mengkaji sistem pengendalian


internal lembaga-lembaga publik dan persyaratan

jaminan kualitas di PT

dibandingkan dengan peraturan internasional. Penelitian ini memberikan masukan


tindakan perbaikan untuk meningkatkan efektivitas pengendalian internal dan
kualitas manajemen PT. Penelitian Ming Cheng (2010) mengkaji studi kasus di
UK dengan hasil penelitian yang menyebutkan dua pertiga tenaga akademik
berpendapat implementasi dan kualitas jaminan mutu di PT berdampak kecil bagi
kerja mereka.
Penelitian yang dilakukan peneliti terbukti belum pernah dilakukan
dengan judul, dan tempat yang sama. Penelitian ini tetap mempertimbangkan
penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan tema dan metodologi penelitian.
Penelitian ini berbeda dalam variabel penelitian yaitu pada implementasi
monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran, dengan subjek di UGM
dan periode tahun anggaran 2013.

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengkaji proses monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran UGM.
2. Mengkaji kesesuaian proses monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan
anggaran di UGM dengan PMK Nomor 249 Tahun 2011.
3. Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi UGM dalam menerapkan
monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran yang sesuai dengan
PMK Nomor 249 Tahun 2011.

4. Mengkaji kesesuaian PMK Nomor 249 Tahun 2011 dengan proses monitoring
dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran di UGM sebagai PTN BH.

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi dunia PT
khususnya UGM. Manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini memberikan informasi implementasi panduan monitoring dan
evaluasi kinerja di UGM secara substansi, eksisting, penyebab, serta saran ke
depan. Informasi penelitian ini menjadi media evaluasi internal UGM dan
perbaikan panduan monitoring evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran ke
depan.
2. Hasil penelitian ini memberikan informasi kesesuaian monitoring dan evaluasi
kinerja kegiatan dan anggaran UGM dengan PMK Nomor 249 Tahun 2011.
Informasi penelitian ini menjadi evaluasi internal implementasi evaluasi, dan
dasar penyusunan desain monitoring dan evaluasi berbasis kinerja ke depan.
3. Hasil Penelitian ini memberikan informasi kendala-kendala yang dihadapi
UGM ketika mengaplikasikan PMK Nomor 249 Tahun 2011. Berdasarkan
informasi kendala-kendala yang dihadapi, UGM dapat menyusunan langkah
antisipatif ketika mengaplikasikan monitoring dan evaluasi berbasis kinerja.
4. Hasil penelitian ini memberikan informasi kesesuaian PMK Nomor 249 Tahun
2011 dengan kondisi UGM. Informasi ini menjadi masukan poin PMK Nomor
249 Tahun 2011 yang tepat dan sesuai untuk UGM.

5. Penelitian ini memberikan rekomendasi perbaikan internal UGM ketika


mengaplikasikan model monitoring dan evaluasi berbasis kinerja, baik
perbaikan kebijakan, sumber daya manusia, perencanaan, dan sistem informasi.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dibatasi ruang lingkupnya agar lebih terarah pada inti
permasalahan. Beberapa batasan ruang lingkup tersebut diantaranya:
1. Penelitian ini memfokuskan subjek penelitian di UGM yang telah menerapkan
PBK dan seharusnya memiliki pengukuran kinerja yang baik. Nilai LAKIP
UGM 2012 yang menunjukkan nilai CC/cukup baik dengan beberapa koreksi
melatarbelakangi peneliti untuk menjadikan UGM sebagai subjek penelitian.
2. Berdasarkan penjelasan poin pertama, peneliti membatasi objek penelitian pada
implementasi monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran tahun
2013. Tahun anggaran 2013 dipilih karena UGM tahun itu berbentuk Satker
PTN BLU. Pada tahun 2013, peraturan PMK Nomor 249 Tahun 2011 juga
sudah dapat berlaku bagi kementerian/lembaga atau Satker PTN.
3. Penelitian ini juga memfokuskan analisis kesesuaian monitoring dan evaluasi
kinerja kegiatan dan anggaran di UGM dengan PMK Nomor 249 Tahun 2011.
4. Penelitian ini mengkaji poin-poin kesesuaian PMK Nomor 249 Tahun 2011
dengan monitoring dan evaluasi kinerja kegiatan dan anggaran UGM ketika
berbentuk PTN BH, mengingat UGM yang beralih dari PTN BLU ke PTN BH
yang sebaiknya memiliki monitoring dan evaluasi kinerja yang semakin baik.

Anda mungkin juga menyukai