Anda di halaman 1dari 3

RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING (OJL)

On-the Job Learning (OJL) adalah pembelajaran di lapangan dalam situasi pekerjaan
yang nyata. Dilakukan di 2 (dua) sekolah, yakni di sekolah sendiri dan di sekolah lain.
Pelaksanaan OJL di sekolah sendiri setara dengan 150 JP dan pelaksanaan OJL di
sekolah lain setara dengan 50 JP.

On-the Job Learning (OJL) menggunakan metode experiential learning.

Penugasan peserta diklat sebagai calon kepala sekolah magang di sekolah sendiri dan
di sekolah lain ditetapkan dan dikeluarkan oleh Dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota atau kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian
agama kabupaten/kota melalui surat tugas melaksanakan OJL. Surat tugas harus
sudah dikeluarkan oleh Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor wilayah
kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota sebelum peserta
menyelesaikan diklat In-Service Learning 1 dan dikirimkan ke sekolah sendiri dan ke
sekolah lain tempat peserta akan ditugaskan untuk magang.

Program OJL terdiri dari: a) Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan, b)


Supervisi Guru Junior, c) Penyusunan perangkat pembelajaran (RPP yang dilengkapi
bahan ajar dan instrumen penilaian), d) Pengkajian 9 aspek manajerial, dan e)
Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK dan f) Penyusunan
portofolio serta materi presentasi hasil OJL.

Sebelum melaksanakan program OJL, ada beberapa hal yang harus Saudara lakukan,
antara lain: koordinasi dengan kepada sekolah mentor untuk menyampaikan hasil IN1, kegiatan OJL, dan waktu pelaksanaan OJL; membangun tim kerja dengan cara
mempengaruhi, menggerakkan dan memberdayakan teman sejawat di sekolah sendiri
sebagai sarana untuk mempermudah pelaksanaan OJL; menyiapkan bahan/ format
pelaksanaan OJL misalnya format kajian, instrumen supervisi akademik, instrumen
monev RTK, dan sebagainya.

Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK) adalah penjabaran rencana pengembangan


sekolah secara operasional yang di dalamnya memuat tindakan-tindakan
kepemimpinan calon kepala sekolah dalam menjalankan program/ kegiatan untuk
peningkatan kinerja sekolah. RTK disusun sebagai upaya untuk meningkatkan
kompetensi dan kinerja sekolah/ madrasah. Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK).
Tindakan kepemimpinan yang dilakukan calon kepala sekolah hendaknya
mencerminkan nilai-nilai spiritual, kewirausahaan dan kepemimpinan pembelajaran.
Pelaksanaan RTK dilakukan minimal 2 siklus. Untuk lebih memahami penyusunan
RTK, silahkan baca petunjuk penyusunan RTK dan contoh RTK.

Supervisi guru junior dilakukan untuk menerapkan keterampilan konseptual, teknikal


dan interpersonal dalam melaksanakan supervisi akademik di sekolah. Kegiatan ini
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut supervisi. Supervisi dilakukan
minimal pada satu orang guru dengan dua kali pelaksanaan supervisi.

Penyusunan perangkat pembelajaran dilakukan untuk satu kompetensi dasar pada satu
mata pelajaran yang diampu atau satu subtema untuk guru SD. Penyusunan perangkat
pembelajaran meliputi penyusunan RPP dilengkapi bahan ajar dan instrumen
penilaiannya.

Pengkajian 9 aspek manajerial dilakukan untuk menyiapkan calon kepala sekolah


memahami berbagai kegiatan pengelolaan/manajerial di sekolah, yang mencakup a)
Penyusunan Rencana Kerja Sekolah; b) Pengelolaan Kurikulum; c) Pengelolaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan; d) Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah; e)
Pengelolaan Peserta Didik; f) Pengelolaan Keuangan Sekolah; g) Pengelolaan
Ketatausahaan Sekolah; h) Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran; i) Monitoring dan
Evaluasi. Pengkajian minimal mencakup aspek kondisi ideal, kondisi nyata yang
terjadi di sekolah kemudian menemukan kesenjangan dan mencari alternatif solusi
pemecahannya. Pengkajian dilakukan di sekolah sendiri dan di sekolah lain. Aspek/
komponen yang harus dikaji telah tersedia pada format pengkajian yang telah
disiapkan. Setelah melakukan pengkajian, setiap matriks kajian harus ditanda-tangani
oleh Saudara sendiri (di sebelah kanan bawah) dan oleh kepala sekolah (di sebelah
kiri bawah).

Upaya peningkatan kompetensi berbasis AKPK di sekolah lain adalah kegiatan calon
kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensinya berdasarkan kebutuhan individu
dengan belajar dari kepala sekolah mentor. Saudara memilih salah satu dari
kompetensi pada AKPK yang paling rendah,
kemudian berupaya untuk
meningkatkan kompetensi tersebut dengan belajar dari kepala sekolah mentor di
sekolah lain. Belajar dapat melalui wawancara, studi dokumentasi, observasi kegiatan
yang dilakukan kepala sekolah mentor. Jika Saudara menemui kendala untuk
meningkatkan kompetensi yang paling rendah, misalnya karena kepala sekolah
mentor ke-2 tidak mahir di bidang tersebut, Saudara dapat memilih kompetensi
lainnya yang juga rendah. Jika masih menemui kendala juga, Saudara dapat
mempelajari keunggulan sekolah tersebut di bidang apapun (alternatif terakhir).

Penyusunan portofolio sebagai laporan hasil OJL dilengkapi bahan presentasi.


Presentasi dilakukan melalui penyajian lisan dan menggunakan alat bantu
komputer/PC dengan program aplikasi Power Point selama minimal 30 menit per
peserta dan dilaksanakan pada saat diklat In- Service Learning 2.
Laporan ditulis
pada kertas HVS A4 70 gram
Cover laporan warna biru kemdikbud (hardcover)
Judul Laporan : LAPORAN HASIL ON THE JOB LEARNING

Laporan disahkan oleh pejabat Dinas Pendidikan/BKD misalnya Kabid dan Kasi
terkait. Untuk calon kepala sekolah SD dapat juga disahkan oleh Kepala UPTD.

Pada akhir kegiatan On-the Job Learning (OJL) kepala sekolah mentor memberikan
penilaian sikap kepada peserta diklat yang melaksanakan OJL di sekolahnya. Hasil
penilaian disampaikan dalam amplop tertutup dan diserahkan kepada lembaga
penyelenggara diklat pada saat diklat In-Service Learning 2. Penilaian dilakukan oleh
kepala sekolah mentor dengan menggunakan instrumen penilaian yang telah
ditetapkan dalam petunjuk teknis penilaian. Penilaian pelaksanaan program OJL juga
dilakukan oleh Master Trainer.

Anda mungkin juga menyukai