Anda di halaman 1dari 2

Ratika Hanna Alfia

125020300111094

STUDI KASUS PERPAJAKAN INTERNASIONAL


Tuan Z adalah seorang WNI berdomisili di Amerika dan memiliki perusahaan di Jepang. Negara
mana yang dapat memungut pajak dalam kasus diatas?
Jawab :
Dari kasus diatas, perlu dianalisis dahulu ketentuan perpajakan antara Negara Indonesia dan
Amerika. Berdasarkan Tax Treaty antara Indonesia dengan Amerika Serikat, maka ketentuan mengenai
penduduk asing tidak lagi mengikuti ketentuan yang ditetapkan AS akan tetapi mengikuti perjanjian
pajak berganda yang telah ditandatangani oleh kedua negara tersebut.

Sesuai (pasal 4 ayat 1) perjanjian pajak Indonesia-AS, penduduk suatu Negara pihak pada
perjanjian ialah setiap orang/badan, yang menurut Negara tersebut dapat dikenakan pajak di
Negara tersebut berdasarkan domisili, tempat kehadiran, tempat pendirian, tempat kedudukan
manajemen, atau dasar lainnya yang sifatnya serupa.
(Pasal 4 ayat 2 ) Ia akan dianggap sebagai penduduk Negara Pihak pada Perjanjian apabila :
(a) di mana ia mempunyai tempat tinggal tetap. Apabila ia mempunyai tempat tinggal tetap di
kedua Negara Pihak pada Perjanjian atau sama sekali tidak mempunyai tempat tinggal tetap
di salah satu Negara tersebut, ia akan dianggap sebagai penduduk Negara Pihak pada
Perjanjian di mana ia mempunyai hubungan-hubungan pribadi dan ekonomi yang lebih erat (tempat
yang menjadi pusat perhatiannya).
(b) Jika Negara pusat perhatiannya tidak dapat ditentukan, ai akan dianggap sebagai penduduk
Negara dimana ia mempunyai tempat yang biasa ia gunakan untuk berdiam.
(c) Jika ia tidak mempunyai salah satu negara yang biasa digunakan untuk berdiam,ia akan
akan dianggap sebagai penduduk dimana ia menjadi warga Negara.
(d) Jika ia sama sekali bukan warga Negara salah satu Negara pada pihak perjanjian, maka
pejabat berwenang yang akan memutuskan.

Dalam kasus diatas disebutkan bahwa WNI telah berdomisili di Amerika, saya
mengasumsikan bahwa WNI ini telah memilki tempat tinggal di Amerika dan tinggal di negeri
tersebut selama lebih dari 183 hari dalam satu tahun. Sehingga secara ketentuan perpajakan, WNI
tersebut telah menjadi penduduk Amerika. Tetapi bila dilihat pada Ketentuan Umum Perpajakan
dalam tax treaty yaitu :

( pasal 28 ayat 1 : Ketentuan- Ketentuan Umum Perpajakan) Penduduk salah satu Negara
Pihak pada Perjanjian dapat dikenakan pajak oleh Negara Pihak lainnya pada Perjanjian atas

penghasilan yang bersumber di Negara Pihak lainnya pada Perjanjian tersebut dan hanya atas
penghasilan tersebut, namun tetap tunduk pada batasan-batasan yang diatur dalam Perjanjian
ini. Untuk kepentingan ini, ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Pasal 7 (Sumber
Penghasilan) akan diterapkan untuk menentukan sumber penghasilan
( pasal 28 ayat 3 : Ketentuan- ketentuan Umum Perpajakan ) Menyimpang dari setiap
ketentuan dalam Perjanjian ini, kecuali ayat (4), suatu Negara Pihak pada Perjanjian dapat
mengenakan pajak terhadap warga negara atau penduduk Negara Pihak pada Perjanjian
tersebut seolah-olah Perjanjian ini tidak ada pengaruhnya. Untuk kepentingan ini, istilah
"warga negara" mencakup mantan warga negara yang kehilangan kewarganegaraannya dengan
salah satu tujuan utamanya untuk penghindaran pajak tetapi hanya untuk masa 10 (sepuluh)
tahun setelah hilangnya kewarganegaraan tersebut.

Sehingga bila dilihat dari ketentuan ini, Amerika tidak bisa mengenakan pajak terhadap Tuan Z
karena perusahaan Tuan Z tidak berkedudukan di Amerika. Sedangkan Indonesia dapat
mengenakan pajak karena status Tuan A yang masih WNI.
Selanjutnya bila dilihat pada tax treaty Indonesia-Jepang, dalam pasal 7 ayat (1) disebutkan
bahwa Laba perusahaan disuatu Negara hanya akan dikenakan pajak di Negara itu kecuali
perusahaan itu menjalankan usahannya di Negara lainnya, melalui suatu pendirian tetap yang
berkedudukan disitu. Jika perusahaan menjalankan usahannya seperti yang dikatakan sebelumnya,
laba dari perusahaan itu bisa dikenakan pajak di Negara lain itu, tetapi hanya mengenai bagian laba
yang dianggap berasal dari pendirian tetap tersebut.
Bila diasumsikan bahwa perusahaan Tuan Z adalah PT yang tercatat pada bursa efek, maka
pengenaan pajaknya pada Jepang dan juga Indonesia. Pengenaan pajak di Jepang dilakukan pada
perusahaannya karena kedudukan perusahaan berada disana. Sedangkan pengenaan pajak Tuan Z di
Indonesia dikenakan hanya pada kepemilikan Tuan Z saja.

Anda mungkin juga menyukai