pPB-13
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
IP
Vi x Oi
x 100 %
Vi
x
Oi
Keterangan :
Vi = Persentase volume makanan ke-i.
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
Oi = Persentase frekuensi kejadian makanan ke-i.
IP = Indeks bagian terbesar (Indeks of Preponderance) makanan ke- i.
Batasan kriteria persentase makanan menurut Nikolsky,(1963) sebagai berikut :
IP > 25 %
: Makanan utama
IP 5% - IP25 %
: Makanan pelengkap
IP < 5%
: Makanan tambahan
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis ikan yang ditemukan dengan jumlah sampel
terbanyak yaitu spesies ikan beronang (Siganus virgatus). Jumlah sampel sebanyak 81 ekor
diperoleh ukuran panjang total antara 13,5 - 21 cm dan berat 33 170 gram ( Tabel 1). Ikan beronang
yang ditemukan pada perairan Karimunjawa masih tergolong ukuran sedang. Berdasarkan hasil
pengamatan dari seluruh jumlah sampel tidak ditemukan lambung kosong. Ikan beronang (Siganus
virgatus) termasuk ke dalam jenis ikan herbivora atau pemakan tumbuhan dengan pakan utama
berupa tumbuhan (98,28 %) sedangkan detritus (1,50 %) dan fitoplankton (0,22 %) sebagai makanan
tambahan.
Tabel 1. Data Panjang berat dan persentase makanan ikan Beronang setiap ulangan.
Jenis Ikan
No
Trip 1 (April)
Trip 2 (Juli)
Trip 3 (Oktober)
Trip 4 (November)
15,5-21
13,6-17,7
13,5-16,5
15,5-20,8
Berat (gr)
33-170
47-95
48-88
69,96-157,52
63
Jumlah Sampel
Kosong
0.22
98.28
99.96
98.73
100.00
Fitoplankton
Zooplankton
Tumbuhan (Makrofita)
Molusca
Insecta (Serangga)
Larva Insecta
Annelida
Ikan
Crustacea
10
Pelet
11
Karang
12
Detritus
1.50
0.04
1.27
Jumlah
100.00
100.00
100
100.00
Komposisi persentase Indeks Propenderance makanan yang ditemukan pada lambung ikan beronang
(Siganus virgatus) disajikan pada Gambar 2.
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
Gambar 2. Komposisi makanan yang ditemukan pada lambung ikan beronang (Siganus virgatus)
Pembahasan
Secara umum panjang tubuh ikan beronang dewasa mencapai 20 - 45 cm. Namun, hasil yang
ditemukan termasuk ukuran sedang. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh suplay gizi kurang dan
faktor lingkungan pendukung atau penangkapan yang berlebih sehingga ikan belum mencapai ukuran
maksimal sudah tertangkap terlebih dahulu. Ditemukannya kondisi lambung tidak kosong
kemungkinan pakan alami yang tersedia pada lingkungan perairan tersebut masih mendukung untuk
konsumsi ikan beronang.
Tumbuhan merupakan pakan utama ikan beronang yang memiliki persentase perbedaan yang cukup
signifikan dengan pakan tambahan. Adapun jenis tumbuhan yang ditemukan pada lambung ikan
beronang adalah sebagian besar potongan-potongan dari rumput laut. Hal ini diketahui karena masih
terlihat potongan ataupun ada beberapa yang ditemukan kondisi utuh dan terlihat jelas berbentuk
seperti jell dengan warna hijau kecoklatan serta serat tumbuhan lainnya. sesuai dengan penelitian
yang menyatakan bahwa rumput laut merupakan salah satu makananan paling disukai ikan beronang,
bahkan beronang merupakan hama bagi rumput laut (Faisal, 2013).
Berdasarkan hasil pengamatan menginterpretasikan bahwa spesies ikan beronang memiliki
kebiasaan makan ikan tergolong kedalam jenis herbivora. Sesuai dengan morfologi dari gigi dan
saluran pencernaannya yaitu mulutnya kecil, mempunyai gigi seri pada masing-masing rahang, gigi
geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan
mempunyai permukaan yang luas, ikan beronang termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan (Toogi,
2012).
Kesimpulan
Dari seluruh jumlah sampel ikan tidak ditemukan lambung kosong, diduga ketersediaan pakan alami
yang terdapat pada perairan tersebut masih mendukung untuk pertumbuhan ikan beronang. Ikan
beronang tergolong sebagai herbivora dengan mengkonsumsi tumbuhan berupa rumput laut serta
fitoplankton dan detritus. Diharapkan ketersediaan pakan alami yang terdapat pada lingkungan
perairan tersebut bisa tetap lestari dan terjadi keseimbangan guna mendukung produktivitas populasi
ikan beronang yang berasosiasi.
Persantunan
Tulisan ini merupakan kontribusi dari kegiatan riset dengan penanggung jawab kegiatan oleh bapak
Mujiyanto,S.ST.Pi,M.Si. Judul riset adalah Identifikasi Habitat, Kelimpahan dan Distribusi Ikan Hias di
Perairan Karang Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah. Tahun Anggaran 2011, di Balai Penelitian
Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan.
Daftar Pustaka
Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. IPB. Bogor.
Faisal,L.O dkk. 2013. Pertumbuhan Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) dan Ikan Beronang
(Siganus guttatus) yang Dibudidayakan Bersama di Keramba Tancap. Jurnal Mina Laut
Indonesia. Vol. 01 No. 01. FPIK UNHALU.Sulawesi Tenggara.
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
Kuiter, R.H and T.Tonozuka.2001.Pictorial Guide to : Indonesian Reef Fishes. Part 1, 2, and 3. Zoo
Netics, Seaford Victoria, Australia.
Marasabessy, M.D. 2010. Keanekaragaman Jenis Ikan Karang di Perairan Pesisir Biak Timur. Pusat
Penelitian Oceanografi-LIPI.Jakarta
Nasution, S.H. 2009. Studi Kebiasaan Makanan Ikan Bonti-Bonti (Paratherina Striata) di Danau
Towuti, Sulawesi Selatan.SEMNASKAN_UGM 2009 (BI-03). Yogyakarta. 1 p
Nikolsky.1963. The Ecology of Fishes. Academic Press. London.
Avrilinda, Y. 2012. Kebiasaan Makanan Dan Cara Memakan Pada Larva Ikan
Nilem
(Osteochilus
hasselti
C.V).
http://yasintaavrilia29.wordpress.com/2012/05/24/kebiasaan- makanan-dan-cara-memakanpada-larva-ikan-nilem-osteochilus-hasselti-c-v/. (Diakses pada Sabtu, 23 Maret 2013)
Toogi, A. 2012. Makalah Hama dan Penyakit Yang Menyerang Gracilaria
http://aswarpunyainfo.blogspot.com/2012/10/makalah-hama-dan-penyakit-yang.html (Diakses
pada Sabtu, 23 Maret 2013).