Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANAJEMEN FARMASI KOMUNITAS

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK

Disusun oleh:
ELISABETH ERSA PASAMPANG
3351141411
Apoteker A

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2015

Langkah-langkah:
-

Tetapkan visi dan misi apotek


Buat analisa SWOT
Analisa potensi pasarnya dan analisa distribusi resep
Strategi pemasarannya
Tetapkan struktur karyawannya, antara lain:
Apoteker
Asisten Apoteker
Karyawan Umum
Analisis finansialnya
Dana investasi Rp. 70.000.000, Harga rata-rata tiap resep Rp.50.000, Harga rata-rata OTC Rp. 8.000, Jumlah resep per hari diasumsikan rata-rata 5 lembar
Di sekitar apotek, jumlah penduduk kira-kira 4.500 jiwa
Sarana penunjang yang diperlukan apotek Rp. 20.000.000, modal kerja kira-kira Rp. 50.000.000, Tetapkan biaya pengelolaan (listrik, air, telepon, pajak penjualan dll)
Jasa profesi apoteker Rp. 1.500.000,- per bulan
Asisten Apoteker Rp. 800.000,- per bulan
Karyawan Umum Rp. 500.000,- per bulan

TUGAS:
Menetapkan studi kelayakan berdasarkan perhitungan sebagai berikut:
1. Pay Back Period (PP)
2. ROI (% untuk 1 tahun) dengan asumsi kredit untuk investasi berkisar antara
22,5% per tahun.
3. Break Even Point (BEP)
JAWABAN
1. Visi dan misi apotek
a. Visi
Visi dari apotek Unjani adalah menjadi Apotek yang menerapkan pelayanan kefarmasian
yang bermutu, berkualitas dan terpercaya dengan pelayanan informasi obat yang
berstandar internasional.
Misi

Misi dari apotek Anjani adalah:


Sebagai Apotek keluarga yang berorientasi kepada pelanggan dengan mengutamakan

pelayanan kefarmasian secara profesional


Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien
Membangun kemitraan yang saling menguntungkan

2. Analisa SWOT
a. Strength:
Apotek dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis layanan kefarmasian
pharmaceutical care meliputi pelayanan informasi obat yang meliputi konseling,

informasi dan edukasi.


Tempat yang strategis dan nyaman, harga terjangkau, jaminan ketersediaan dan

kelengkapan perbekalan farmasi (obat dan alat kesehatan).


pelayanan apotek yang ramah, ketersediaan fasilitas yang memudahkan akses

pelayanan kesehatan, dan suasana apotek yang ramah.


b. Weakness:
Merupakan apotek baru, belum dikenal oleh masyarakat, dan belum mempunyai

pelanggan yang loyal.


Apoteker dan tenaga kefarmasian lain merupakan lulusan baru sehingga belum
mengerti tentang marketing, belum melakukan pelayanan yang berinovasi, tempat
parkir terbatas.

c. Opportunity:

Pasar apotek luas, terdapat banyak dokter yang berkualitas dan sudah terkenal,
adanya pertumbuhan rumah sakit, pasar yg luas karena pesaing yang tidak sanggup
memenuhi

permintaan

pelanggan,

pemukiman

penduduk

yang

senantiasa

berkembang dalam beberapa tahun ke depan.


Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam, sangat memungkinkan untuk

membeli obat dengan jenis yang variatif


Penduduk golongan pediatrik cukup banyak. Kaum pediatrik banyak mengalami
masalah

kesehatan,

terutama

penyakitpenyakit

imunologi.

Apotek

dapat

menyediakan obat-obat imunologi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan


obat lainnya.
Pasar apotek luas, terdapat banyak dokter yang berkualitas dan sudah terkenal, adanya
pertumbuhan rumah sakit, pasar yg luas karena pesaing yang tidak sanggup memenuhi

permintaan pelanggan, pemukiman penduduk yang senantiasa berkembang dalam beberapa


tahun ke depan.
d. Threatss
Terdapat apotek lama yang lebih terkenal, terdapat kompetitor baru, salah 1 apotek yang
lainnya telah menjalin kerja sama dengan rumah sakit, adanya MLM.
3. Analisa potensi pasar dan analisa distribusi resep
Analisa potensi pasar
Asumsi : Jumlah pembeli OTC (n) 20 orang/hari
Harga rata-rata barang (P) Rp. 8000
Potensi pasar (Q) = n x P
= 20 x Rp. 8000
= Rp. 160.000/hari
= Rp. 57.600.000/tahun
Analisa distribusi resep
Jumlah perkiraan pasien RS yang berdekatan dengan Apotek ANJANI FARMA
adalah 300 orang/hari= 300 resep. Perkiraan pasien yang membawa resep keluar dari
RS adalah 30% = 90 orang/hari (90 resep).
Pasien dari praktek dokter disekitar apotek ANJANI FARMA adalah 5 resep. Jadi,
peluang Apotek ANJANI FARMA dalam menerima resep diasumsikan sebanyak
95 resep/hari.
4. Strategi Pemasaran
Memberikan informasi dan konsultasi obat
Memberikan pelayanan kepada pasien yang ingin melakukan pengobatan mandiri
Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan terapi obat

yang tepat, efektif dan aman bagi pasien.


Mengadakan fasilitas delivery order untuk pembelanjaan minimal Rp. 250.000,Memberikan harga obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat.
Melakukan monitoring obat dan evaluasi pengunaan obat.
Memberlakukan sisitem reward dan punishment bagi seluruh karyawan.

5. Struktur karyawan:
Apoteker Pengelola Apotek
(APA)

Asisten Apoteker
(AA)

Karyawan Umum
(Akuntan)

Karyawan Umum
(Reseptir)
6. Payback Periode (PP)
Adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam menutup kembali biaya investasi
dengan menggunakan aliran kas (laba bersih) yang akan diterima.
Penjualan obat dari resep dokter
5 x 360 hari x Rp. 50.000,- = Rp. 90.000.000, Penjualan OTC (asumsi pembeli 20 orang/hari @3 barang OTC )
20 x Rp. 8000 x 3 OTC x 30 hari x 12 bulan= Rp. 172.800.000,Total kas per tahun Rp. 90.000.000,-+ Rp. 172.800.000,- = Rp. 262.800.000,PPh per tahun 25% dari total kas= 25% x Rp. 262.800.000,- = Rp. 65.700.000,Laba bersih= Rp. 262.800.000 - Rp. 65.700.000 = Rp. 197.100.000,Jumlah nilai Investasi
PP = Jumlah kas masuk /tahun x 1 tahun
=

70.000 .000
197.100 .000

x1

= 0.355 tahun
Simpulan sementara:
Lamanya waktu pengembalian pinjaman dari bank selama 1 tahun, sedangkan
apotek dengan tingkat perolehan laba sebesar Rp 197.100.000 per tahun, mampu
menutup pinjaman selama 0,355 tahun.
Jadi proyek tersebut layak dilaksanakan.
7. ROI (Return on Investmen)
Adalah pengukuran besaran tingkat return (%) yang akan diperoleh selama periode
investasi dengan cara membandingkan jumlah nilai laba bersih per tahun dengan nilai
investasi.
Nilai lababersih
ROI =
Nilai Investasi
=

197.100 .000
70.000 .000

x 100%

x 100%

= 281%
Hasil ROI menunjukkan bahwa ROI yang diperoleh lebih besar dari pada bunga
pinjaman, maka proyek dikatakan layak dilaksanakan.
8. Break Event Point (BEP)

Fix Cost (FC):


Gaji apoteker Rp. 1.500.000/bulan/orang (1 orang)
Gaji asisten apoteker Rp. 800.000/bulan/orang (3 orang)
Gaji karyawan umum Rp. 500.000/bulan/orang (4 orang)
Total gaji pegawai

= Rp. 1.500.000,= Rp. 2.400.000,= Rp. 2.000.000,= Rp. 5.900.000/bulan

Rekening listrik, telepon, air dan bensin Rp. 1.000.000,-/bulan


Total FC = Total gaji pegawai + rekening listrik, telepon, air, dan bensin
= Rp. 5.900.000 + Rp. 1.000.000
= Rp. 6.900.000/bulan
= Rp. 82.800.000/tahun
Variable Cost (VC)
Modal kerja
= Rp. 50.000.000,TC

BEP

=FC + VC
= Rp. 6.900.000 + Rp. 50.000.000
= Rp. 56.900.000
1
VC
= 1
x FC
Total Investasi

1
50.000 .000
1
70.000 .000

1
0.29

x 82.800.000

x 82.800.000

= 3,45 x 82.800.000
= Rp 285.660.000
Jadi BEP terjadi pada nilai penjualan Rp. 285.660.000

Anda mungkin juga menyukai