Anda di halaman 1dari 25

Pembunuhan Anak Sendiri

D5
Stephanie Clara 102011250
Alexander Sebastian 102011029
Elisabeth 102011082
Ratna Setia Wati 102011203
Grace Stephanie Manuain 102011266
Erick Thambrin 102011270
Eifraimdio Paisthalozie 102011384
Ervin Pratiwi Pasang 102011389

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510
Pendahuluan

Pembunuhan Anak Sendiri (PAS) adalah merupakan suatu bentuk kejahatan terhadap
nyawa. Pelaku pembunuhan haruslah ibu kandungnya sendiri, dan alasan atau motivasi untuk
melakukan kejahatan tersebut dikarenakan mungkin takut ketahuan pernah melahirkan.
Bentuk kekerasan biasanya adalah kekerasan tumpul di kepala dan kekerasan tajam
pada leher atau dada. Cara yang paling sering digunakan dalam kasus PAS adalah membuat
keadaan asfiksia mekanik yaitu pembekapan, pencekikan, penjeratan dan penyumbatan
1

Pembunuhan Anak sendiri (PAS) menurut undang-undang di Indonesia adalah


pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak
berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia melahirkan anak. Pada tindak
pidana pembunuhan anak, faktor psikologik ibu yang baru melahirkan diperhitungkan sebagai
faktor yang meringankan, keadaan tersebut menyebabkan si ibu melakukan pembunuhan tidak
dalam keadaan sadar yang penuh, dan belum sempat timbul rasa kasih sayang.1

Identifikasi Temuan
Pada pemeriksaan luar jenazah didapatkan:
1. Organ genetalia eksterna yang ditemukan pada bayi ini menunjukkan bayi ini seorang
perempuan
2. Bayi bersih dan dibungkus dengan kain putih
-

Menunjukkan bahwa bayi sudah terawat setelah lahir.

3. Batas tali pusat bekas potongan rapi seperti mengunakan alat tajam.
2

ini menunjukkan bahwa bayi ini pernah dirawat

4. Tanda sianosis di ujung jari, kuku dan mulut


-

tanda sianosis yang didapatkan pada korban menujukkan ia mengalami


kekurangan oksigen(asfiksia).

5. Lebam mayat didaerah punggung dan bokong yang tidak hilang pada penekanan
-

Menandakan bahwa bayi telah mati lebih dari 12 jam dalam posisi terlentang.

6. Tardieus spot pada konjungtiva bulbi,palpebra dan kulit wajah


-

ini adalah tanda khas pada kasus asfiksia

bintik-bintik kemerahan ini disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah


kapiler karena hipoksia

7. Permukaan dalam bibir ditemukan luka memar


-

luka memar ini menujukkan adanya kekerasan tumpul atau terjadi pembekapan

8. Didapatkan hasil : BB = 2500 gr


- Menunjukkan bahwa bayi sudah viabel. Bayi yang dikatakan viabel berarti ia
telah dikandung ibunya selama paling tidak 28 minggu.
9. PB = 50 cm
- Panjang badan bayi diukur untuk memperkirakan usia bayi dalam kandungan.
menggunakan rumus de haase. Pada kasus ini PB bayi 50 cm,
berarti usia bayi = PB/5 x 4minggu = 50cm/5 x 4 minggu = 40 minggu.
10. Batas tumbuh rambut depan dan belakang bayi sudah terbentuk, rawan telinga sudah
terbentuk, rambut kepala relatif kasar, puting susu sudah berbatas tegas, alis mata sudah
lengkap, labium sudah terbentuk sempurna, pada bayi tampak lahir normal tanpa
kecacatan.
Pada pemeriksaan pembedahan didapatkan :
1.

Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung


jantung, paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura tegang (taut pleura),
konsistensi paru seperti spons, Uji Apung paru positif.
3

Ini merupakan tanda makroskopik paru yang menunjukkan bahwa bayi lahir

hidup.
2. gambaran mozaik pada paru
- hal ini juga merupakan tanda makroskopik paru yang menunjukkan bahwa
alveoli sudah terisi udara
3. Alveoli paru yang mengembang sempurna
- Ini merupakan tanda mikroskopik paru yang menunjukkan bahwa bayi lahir
hidup
4. edema yang luas pada jaringan paru, membrana duktus alveolaris yang tersebar dalam
jaringan paru.
-

Hal ini merupakan tanda mikroskopik paru yang mungkin berasal dari lemak
vernis (membran hialin, terlihat pada bayi yang telah hidup lebih dari 1 jam)

Penentuan Lahir Mati atau Lahir Hidup2


Tanda-tanda
Tanda-tanda

Lahir hidup

Lahir mati
- Baru terlihat

maserasi

setelah

8-10

hari

kematian inutero.
-

Bila kematian baru terjadi 3 atau 4


hari: Perubahan berupa vesikel atau
bula yang berisi cairan kemerahan,
epidermis

bewarna

berkeriput, bau tengik,

putih

dan

dan tubuh

mengalami perlunakan.

Pengembangan

Dada sudah mengembang

dada

Diafragma

sudah turun

Organ-organ tampak basah tetapi

tidak berbau busuk


Iga masih mendatar dan diafragma
masih setinggi iga 3-4.

sampai sela iga 4-5


Paru
sudah
mengisi -

Paru-paru

makroskopik

rongga dada dan menutupi

dibelakang kandung jantung atau

paru

sebahagian

telah mengisi rongga dada.

Pemeriksaan

kandung
-

jantung.
-

Paru

berwarna

merah

Paru-paru
merata

masih

bewarna

seperti

tersembunyi

kelabu

hati,

ungu

konsistensi

muda tidak merata dengan

padat,tidak teraba derik udara dan

pleura tegang.

pleura yang longgar

Menunjukkan
mosaic

gambaran

kerana

alveoli

telah berisi udara.


-

Gambaran marmer akibat


pembuluh

daran

interstitial berisi darah


-

Konsistensi seperti spons


dan teraba derik udara.

Berat paru bertambah 2


kali kerana berfungsinya
sirkulasi

Uji apung paru


Pemeriksaan

mikroskopik paru

darah

jantung

paru.
Hasil positip
Alveoli paru mengembang -

Hasil negatip
Tanda khas untuk paru bayi yang

sempurna

belum

dengan

atau

bernafas
yang

adalah
berbentuk

adanya

tanpa emfisema obstruktif

tonjolan

seperti

Tidak terlihat projection.

bantal yang akan bertambah tinggi

Perwarnaan Gomori atau

dan dasar menipis sehingga tampak

Ladewig: serabut retikulin


tampak tegang.

seperti dada (club like)


-

Pada paru bayi yang belum bernafas


dan

sudah

membusuk

dengan

pewarnaan Gomori atau Ladewig:


Tapak

serabut

retikulin

pada

permukaan dinding alveoli berkelokkelok seperti rambut yang kerinting

Penentuan Umur Bayi


Penentuan umur janin atau embrio dalam kandungan rumus De Haas adalah untuk 5 bulan
pertama, panjang kepala tumit(cm)=kuadrat umur gestasi (bulan) dan selanjutnya = umur
gestasi(bulan) x 5.2 pada kasus tersebut, bayi berusia 40 minggu saat dilahirkan.
Penentuan sudah atau belum dirawat
Tali pusat
-

Telah terikat,diputuskan dengan gunting atau pisau lebih kurang 5cm dari pusat bayi

dan diberi obatt antiseptic


Pada kasus pembunuhan tali pusat terputus dekat perlekatannya pada uri atau pusat
bayi dengan ujung yang tidak rata.

Verniks Kaseosa(Lemak Bayi)


-

Pada yang telah dirawat ia telah dibersihkan demikian pua bekas-bekas darah
Pada bayi yang dibuang ke dalam air, verniks tidak akan hilang selluruhnya dan dapat
ditemukan didaerah lipatan kulit,ketiak,belakang telinga,lipat paha dan lipat leher.

Pakaian : Pada bayi yang teah dirawat bayi akan dipakaikan baju atau penutup seluruh tubuh
pada bayi.

Penentuan Sebab Kematian


Penyebab kematian tersering pada pembunuhan anak sendiri adalah mati lemas (asfiksia).
Kematian dapat pula diakibatkan oleh proses persalian (trauma lahir), kecelakaan,
pembunuhan atau alamiah.
Trauma lahir
-

Kaput subsedaneum
Sefal hematom
Perdarahan intracranial
Perdarahan subaraknoid atau interventrikuler
Perdarahan epidural

Pembunuhan
-

Cara

penyumbatan jalan nafas, penjeratan, pencekikkan dan penenggelaman


Pembunuhan dengan kekerasan tumpul jarang dijumpai sekiranya ada menyebabkan

patah atau retak tulang tengkorak dan memar jaringan otak.


Pembunuhan dengan senjata tajam jarang ditemukan. Sekiranya ada, akan ditemukan

tersering

dijadikan

adalah

yang

menimbulkan

asfiksia:

pembekapan,

tusukan didaerah palatum mole melalui foramen magnum dan merusak medulla
-

oblongata.
Pembunuhan dengan jalan membakar menyiramkan cairan panas, memberikan racun
dan memuntir kepala sangat jarang terjadi.2

Pemeriksaan Mayat Bayi2


Pemeriksaan luar
Kulit

Mulut
Tali pusat

Tanda
- Sudah dibersihkan atau belum
-

Keadaan verniks kaseosa

Warna

Berkeriput atau tidak


Kehadiran benda asing
Sudah terputus atau masih melekat
pada uri

Potongan rata atau tidak

Tanda sudah diberi antiseptic atau


belum

Tanda-tanda kekerasan pada tali pusat


hematoma tau Wharton s Jelly

Kepala
Tanda-tanda Kekerasan

berpindah tempat.
Apakah terdapat kaput suksedaneum

atau molase tulang-tulang tengkorak.


Ada atau tidak tanda pembekapan di
sekitar mulut dan hidung.

Tanda memar pada mukosa bibir dan


pipi.

Tanda pencekikan atau jerat pada


leher
8

Memar atau lecet pada tengkuk


Apakah terdapat benda asing

Perhatikan palatum mole tedapat

Tanda asfiksia

robekan atau tidak


Tardieus Spot pada

Tulang belakang

paru,jantung,thymus dan epiglottis


Apakah terdapat kelainan congenital

dan tanda-tanda kekerasan.


Perhatikan
apakah

Mulut

Kepala

perdarahan

subdural

permukaan

terdapat
atau

subaraknoid.
-

Perhatikan keadaan falks serebri dan


tentorium cerebri.

Pemeriksaan pada Ibu


Pemeriksaan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara mayat bayi
dengan si perempuan tersebut:
Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum.
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan,
setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul
kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses
pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara.
Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami
robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan
indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus
9

tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan
pada akhir puerperium dengan latihan harian.3
Tabel 1. Ukuran uterus pada masa nifas
Involusi Uteri

Tinggi Fundus Uteri

Berat Uterus

Diameter Uterus

Plasenta lahir

Setinggi pusat

1000 gram

12,5 cm

7 hari (minggu 1)

Pertengahan pusat dan simpisis 500 gram

7,5 cm

14 hari (minggu 2) Tidak teraba

350 gram

5 cm

6 minggu

60 gram

2,5 cm

Normal

Gambar 1. Tinggi fundus uteri pada masa


nifas
Pemeriksaan tanda-tanda pasca melahirkan :
Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir, Keluarnya lendir ini terjadi akibat
terlepasnya gumpalan lendir yang selama kehamilan menumpuk disekitar leher rahim, diikuti
terbukanya pembuluh darah.
Penipisan dan pendataran leher rahim, (hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan dalam
oleh dokter atau bidan). Leher rahim akan membuka hingga 10 cm, pada saat itu biasanya
janin sudah bisa dilahirkan.3

10

ASI pada Ibu Pasca Melahirkan


Pada masa 3 bulan kehamilan prolaktin dari adenohipofise (hipofise anterior) mulai
merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa
ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesterone, tetapi jumlah
prolaktin meningkat hanya aktifitas dalam pembuatan kolostrum yang ditekan. Pada trimester
kedua kehamilan laktogen plasenta mulai merangsang untuk pembuatan kolostrum. Pada ibu
yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada
minggu ke 2-3.
Pada pemeriksaan kadar prolaktin pada ibu yang dicurigai pada kasus, terbukti masih
tinggi yang menunjukkan bahwa perempuan tersebut baru saja melahirkan anak.3
Pemeriksaan Swab Vaginal
Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir, Keluarnya lendir ini terjadi akibat
terlepasnya gumpalan lendir yang selama kehamilan menumpuk disekitar leher rahim, diikuti
terbukanya pembuluh darah.
Penipisan dan pendataran leher rahim, (hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan dalam
oleh dokter atau bidan). Leher rahim akan membuka hingga 10 cm, pada saat itu biasanya
janin sudah bisa dilahirkan.3

Pemeriksaan Hubungan Bayi dan Ibu

11

Identifikasi DNA
Setiap orang memiliki DNA yang unik. DNA adalah materi genetik yang membawa
informasi yang dapat diturunkan. Di dalam sel manusia DNA dapat ditemukan di dalam inti sel
dan di dalam mitokondria. Di dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian yang
disebut kromosom. Setiap sel manusia yang normal memiliki 46 kromosom yang terdiri dari
22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom sex (XX atau XY).
Setiap anak akan menerima setengah pasang kromosom dari ayah dan setengah pasang
kromosom lainnya dari ibu sehingga setiap individu membawa sifat yang diturunkan baik dari
ibu maupun ayah. Sedangkan DNA yang berada pada mitokondria hanya diturunkan dari ibu
kepada anak-anaknya. Keunikan pola pewarisan DNA mitokondria menyebabkan DNA
mitokondria dapat digunakan sebagai marka untuk mengidentifikasi hubungan kekerabatan
secara maternal. Kedua pola penurunan materi genetik dapat diilustrasi seperti gambar
sebelumnya. Dengan perkembangan teknologi, pemeriksaan DNA dapat digunakan untuk
mengidentifikasi dan membedakan individu yang satu dengan individu yang lain
Tes DNA dilakukan dengan berbagai alasan seperti persoalan pribadi dan hukum antara lain:
tunjangan anak, perwalian anak, adopsi, imigrasi, warisan dan masalah forensic (dalam
Identifikasi korban pembunuhan).
Hampir semua sampel biologis dapat dipakai untuk tes DNA, seperti buccal swab
(usapan mulut pada pipi sebelah dalam), darah, rambut beserta akarnya, walaupun lebih dipilih
penggunaan darah dalam tabung (sebanyak 2ml) sebagai sumber DNA.
Hasil tes ini hanya dapat digunakan sebagai referensi pribadi, kecuali jika sampel yang
diperiksa diambil melalui prosedur hukum (surat dan polisi atau jaksa), maka sampel tersebut
memiliki kekuatan hukum. Hingga saat ini pengaturan mengenai penggunaan alat bukti tes
DNA hanya diatur dalam KUHAP. Berikut adalah beberapa paparan mengenai pengaturan
mengenai alat bukti tes DNA dari peraturan hukum tersebut berdasarkan ketentuan dalam
KUHAP (UU No. 8 Tahun 1981). Sebagai produk hukum yang mengatur mengenai pidana
formil, di dalam KUHAP tidak banyak kita temui pengaturan mengenai penggunaan alat bukti
tes DNA sebagai alat bukti.

12

Dalam hal ini hanya terdapat satu pasal yang mengatur alat bukti, yaitu :

Pasal 184 KUHAP yang menyebutkan Alat bukti yang sah ialah;
(1) Keterangan saksi
(2) Keterangan ahli
(3) Surat
(4) Petunjuk
(5) Keterangan terdakwa
Mengingat pembuktian dengan menggunakan tes DNA memang tidak diatur secara khusus
dalam KUHAP, sehingga berakibat masalah legalitasnya bersifat sangat interpretatif. Namun
sebelum melangkah lebih jauh mengenai memanfaatkan alat bukti tes DNA sebagai alat bukti
di persidangan, berbagai pemikiran dan ulasan serta kerangka pikir yang terbangun nampaknya
sudah mulai mengerucut bahwa alat bukti tes DNA paling dekat korelasinya dengan alat bukti
petunjuk.2-4

Tes golongan darah


Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan
darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini
sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang
dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi
transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

13

Cara yang biasa dilakukan adalah absorpsi elusi dengan prosedur sebagai berikut :
-

2-3 helai benang mengandung bercak darah kering difiksasi dengan metil alkohol
selama 15 menit. Benang diangkat dan dibiarkan mengering. Selanjutnya dilakukan
penguraian benang tersebut menjadi serat-serat halus dengan mengguakan dua buah
jarum.

Lakukan juga pada darah yang tidak mengandung bercak darah sebagai kontrol negatif.

Serat benang dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi. Ke dalam tabung pertama yang
mengandung golongan darah A diteteskan serum anti-A dan pada tabung kedua yang
mengandung golongan darah B diberi serum anti-B hingga serabut benang terendam
seluruhnya. Kemudian tabung-tabung disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu
4C selama satu malam.

Kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan larutan garam faal dingin (4C)
sebanyak 5 - 6 kali, lalu tambahkan 2 tetes suspensi 2% sel indikator, pusing dengan
kecepatan 1000 RPM selama 1 menit. Bila tidak terjadi aglutinasi, cuci sekali lagi dan
kemudian tambahkan 1-2 tetes garam faal. Panaskan pada suhu 56C selama 10 menit
dn pindahkan pada tabung lain. Tambahkan 1 tetes suspensi sel indikator ke dalam
masing-masing tabung, biarkan selama 5 menit pada kecepatan 1000 RPM.

Pembacaan hasil dilakukan secara makroskopik. Bila terjadi aglutinasi bererti darah
mengandung antigen yang sesuai dengan antigen sel indikator.

Tabel 2. Penentuan golongan darah.

14

Dari tes bisa diketemukan kemungkinan adanya hubungan ibu dan anak, sehinga hasilnya tidak
mutlak menunjukkan si pelaku.3

RS Arjuna Sehat

15

Jalan Arjuna Ujung no. 12, jakarta Timur, Indonesia


Phone/Fax : (021) 555 1234
-----------------------------------------------------------------------------------------------Jakarta, 4 Desember 2013
Nomor: 3456-SK III/2345/2-95
Perihal: Hasil pemeriksaan pembedahan atas jenazah --------------------------------------------------

PRO JUSTITIA
Visum Et Repertum
No 123/TU. RSArjunaSehat/XII/2014
----------------------------------------------------------------------------Yang bertanda tangan di bawah ini, dr. Delima, dokter ahli forensik pada Rumah Sakit Arjuna
Sehat, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari kepolisian Resort polisi Jakarta Timur
No.Pol.:B/789/VR/XII/95/Serse tertanggal 18 Desember 2014, maka pada tanggal delapan
belas Desember tahun dua ribu empat belas, pukul delapan Waktu Indonesia bagian Barat,
bertempat di ruang bedah jenazah Rumah Sakit Arjuna Sehat telah melakukan pemeriksaan
atas jenazah yang menurut surat permintaan tersebut adalah:-----------------------------------------Nama

: (tidak diketahui) -----------------------------------------------------------------

Jenis kelamin

: perempuan------------------------------------------------------------------------

Umur

: 1 hari ------------------------------------------------------------------------------

Kebangsaan

: Indonesia -------------------------------------------------------------------------

Agama

: (tidak diketahui) -----------------------------------------------------------------

Pekerjaan

: (tidak diketahui)------------------------------------------------------------------

Alamat

:(tidak diketahui) ------------------------------------------------------------------

16

Lanjutan No 123/TU. RS ArjunaSehat/XII/2014


Halaman ke 2 dari 3 halaman

HASIL PEMERIKSAAN---------------------------------------------------------------------------------I. PEMERIKSAAN LUAR :-------------------------------------------------------------------------------1. Organ genetalia yang ditemukan pada bayi ini menunjukkan bayi ini seorang
perempuan-------------------------------------------------------------------------------------------2. Tali pusat sudah terpotong dengan rapi---------------------------------------------------------3. Bayi bersih dibungkus dengan kain putih-------------------------------------------------------4. Tanda sianosis di ujung jari, kuku dan mulut---------------------------------------------------5. Lebam mayat didaerah punggung dan bokong yang tidak hilang pada penekanan-------6. Tardieus spot pada konjungtiva bulbi, palpebra dan kulit wajah---------------------------7. Permukaan dalam bibir ditemukan luka memar------------------------------------------------8. Berat Badan = 2500 gr-----------------------------------------------------------------------------9. Panjang Badan = 50 cm---------------------------------------------------------------------------10. Batas tumbuh rambut depan dan belakang bayi sudah terbentuk----------------------------11. rawan telinga sudah terbentuk--------------------------------------------------------------------12. rambut kepala relatif kasar------------------------------------------------------------------------13. puting susu sudah berbatas tegas-----------------------------------------------------------------14. labium
sudah
terbentuk
sempurna----------------------------------------------------------------15. Lahir
normal

tanpa

kecacatan---------------------------------------------------------------------II. PEMERIKSAAN DALAM :---------------------------------------------------------------------------1.

Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung


jantung, paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura tegang (taut pleura),
konsistensi paru seperti spons
Lanjutan No 123/TU. RS ArjunaSehat/XII/2014
Halaman ke 3 dari 3 halaman

17

2.
3.
4.
5.

gambaran mozaik pada paru


Alveoli paru yang mengembang sempurna
Edema yang luas pada jaringan paru
Membrana duktus alveolaris yang tersebar dalam jaringan paru.

KESIMPULAN:--------------------------------------------------------------------------------------------Pada mayat bayi perempuan ini ditemukan luka memar pada permukaan dalam bibir yang
dapat disebabkan oleh pembekapan bahan lunak.------------------------------------------------------Pada mayat bayi perempuan ini juga ditemukan bintik-bintik perdarahan pada mata, kelopak
mata dan kulit wajah karena pecahnya pembuluh darah kapiler yang disebabkan oleh suatu
keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pernafasan, mengakibatkan oksigen darah
berkurang disertai dengan peningkatan karbon dioksida dengan demikian organ tubuh
mengalami kekurangan oksigen dan terjadi kematian.-------------------------------------------------Demikian Visum et Repertum dibuat dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya
yang sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP------------------------------------Jakarta, 18 Desember 2014
Yang membuat Visum et Repertum

dr. Delima
NIP. 123456789 876543 2 123

RS Arjuna Sehat
Jalan Arjuna Ujung no. 12, jakarta Timur, Indonesia
Phone/Fax : (021) 555 1234

18

-----------------------------------------------------------------------------------------------Jakarta, 4 Desember 2013


Nomor: 3456-SK III/2345/2-95

PRO JUSTITIA
Visum Et Repertum
No. 123/TU.RSArjunaSehat/XII/2014
Yang bertanda tangan di bawah ini, dr. Delima, dokter ahli forensik pada Rumah Sakit Arjuna
Sehat, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari kepolisian Resort polisi Jakarta Timur
No.Pol.:B/789/VR/XII/95/Serse tertanggal 18 Desember 2014, maka pada tanggal delapan
belas Desember tahun dua ribu empat belas, pukul delapan Waktu Indonesia bagian Barat,
bertempat di ruang pemeriksaan Rumah Sakit Arjuna Sehat telah melakukan pemeriksaan pada
pelaku dengan nomor registrasi 123123 berdasarkan surat permintaan tersebut adalah:-----------

Nama

: Cinthia Anindita --------------------------------------------------------------------------

Umur

: 25 tahun -----------------------------------------------------------------------------------

Jenis kelamin : Perempuan -------------------------------------------------------------------------------Warga negara : Indonesia ---------------------------------------------------------------------------------Alamat

: Pondok Kopi-------------------------------------------------------------------------------

Hasil Pemeriksaan
I. Pemeriksaan Luar
1. Pasien tampak gelisah, pucat, menggigit bibir dan berkeringat------------------------------2. Terlihat adanya garis-garis di perut bekas peregangan kehamilan---------------------------3. Payudara membesar--------------------------------------------------------------------------------4. Rahim dapat diraba di atas symphisis pubis (tulang kencing)--------------------------------Lanjutan No 321/TU. RS ArjunaSehat/XII/2014
Halaman ke 2 dari 2 halaman

II. Pemeriksaan Dalam -----------------------------------------------------------------------------------1. Pada uterus, secara mikroskopik didapatkan sel-sel trofoblast dan deciduas--------------2. Ada robekan pada perineum (daerah panggul)--------------------------------------------------

19

3. Keluar cairan di pintu lahir-------------------------------------------------------------------------

Kesimpulan--------------------------------------------------------------------------------------------------Pada pemeriksaan wanita ini ditemukan tanda-tanda kehamilan dan persalinan--------------------

Demikian Visum et Repertum dibuat dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya


yang sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP-------------------------------------

Jakarta, 18 Desember 2014


Yang membuat Visum et Repertum

dr. Delima
NIP. 123456789 876543 2 123

Aspek Hukum dan Medikolegal


Undang-undang tentang Pembunuhan dan Kekerasan terhadap anak
1. Pasal 341 KUHP
Seorang ibu yang dengan sengaja menghilangkan jiwa anaknya pada ketika dilahirkan atau
tidak beberapa lama sesudah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia sudah melahirkan

20

anak, dihukum, karena makar mati terhadap anak, dengan hukuman penjara selama-lamanya
tujuh tahun.
2. Pasal 342 KUHP
Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputusan yang diambilnya sebab takut
ketahuan bahwa ia tak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa anaknya itu pada
ketika dilahirkan atau tidak lama kemudian dari pada itu, dihukum karena pembunuhan anak
yang direncanakan (kindermoord) dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan tahun.
Pasal-pasal diatas (pasal 341 dan 342) berlaku jika dan hanya jika pembunuh adalah ibu
kandung sendiri. Apabila pembunuh bukan ibu kandung, berarti orang tersebut dihukum
karena pembunuhan tanpa rencana (pasal 338; ancaman pidana 15 tahun) atau pembunuhan
berencana (pasal 339 dan 340 ancaman pidana 20 tahun, seumur hidup, atau hukuman mati)
3. Pasal 343 KUHP
Bagi orang lain yang turut campur dalam kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342
dianggap kejahatan itu sebagai makar mati atau pembunuhan.
4. Pasal 181 KUHP
Barang siapa mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau menghilangkan mayat dengan
maksud menyembunyikan kematian atau kelahirannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lirna ratus rupiah.
5. Pasal 308 KUHP
Bila seorang ibu, karena takut akan diketahui orang bahwa ia telah melahirkan anak,
menempatkan anaknya itu untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud untuk
melepaskan diri daripadanya, maka maksimum pidana tersebut dalam pasal 305 dan 306
dikurangi separuh.
6. Pasal 305 KUHP
Barangsiapa menempatkan anak yang berumur di bawah tujuh tahun untuk ditemukan atau
meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
7. Pasal 306 KUHP
(1) Bila salah satu perbuatan tersebut dalam pasal 304 dan 305 mengakibatkan luka-luka berat,
maka yang bersalah dianeam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun enam bulan.
(2) Bila mengakibatkan kematian, maka yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling
lama sembilan tahun.

21

Apabila bayi yang lahir mati itu sebelumnya masih dapat hidup di dalam kandungan ibunya,
namun karena usaha-usaha tertentu mengakibatkan pengeluaran janin tersebut sebelum
waktunya, terkena pasal :
1. Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh
orang lain untuk itu, diancam dengan pidana paling lama empat tahun
2. Pasal 347 :
(1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita
tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
lama lima belas tahun
3. Pasal 348 :
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita
dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.
4. Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan, atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal
346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan
dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah
sepertiga

dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan

dilakukan.5
Kekerasan Pada Anak Menurut UU Perlindungan Anak
Definisi anak menurut Undang-Undang Perlindungan Anak No 23 tahun 2002; Anak adalah
seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak dalam kandungan.
Definisi undang-undang ini mencakup janin, bayi, anak-anak sampai berumur 18 tahun.
Undang-undang ini juga mengatur tanggung jawab sosial anak dan tanggung jawab anak

22

dimuka hukum. Kekerasan (Bullying) menurut Komisi Perlindungan Anak (KPA) adalah
kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok
terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi dimana ada hasrat
untuk melukai atau menakuti orang atau membuat orang tertekan, trauma/depresi dan tidak
berdaya.
Batas-batas kekerasan menurut Undang-Undang Perlindungan Anak nomor 23 tahun
2002 ini, Tindakan yang bisa melukai secara fisik maupun psikis yang berakibat lama, dimana
akan menyebabkan trauma pada anak atau kecacatan fisik akibat dari perlakuan itu. Dengan
mengacu pada defenisi, segala tindakan apapun seakan-akan harus dibatasi, dan anak harus
dibiarkan berkembang sesuai dengan hak-hak yang dimilikinya (Hak Asasi Anak). Hak anak
untuk menentukan nasib sendiri tanpa intervensi dari orang lain.5
Prosedur Medikolegal
1. Penemuan dan pelaporan
o

Dilakukan oleh warga masyarakat yang melihat, mengetahui atau mengalami


suatu kejadian yang diduga merupakan suatu tindak pidana.

Pelaporan dilakukan ke pihak yang berwajib,dalam hal ini Kepolisian RI dan


lain-lain.

2. Penyelidikan
o Dilakukan oleh penyelidik untuk mengetahui apakah benar ada kejadian seperti yang
dilaporkan.
o Menurut Pasal 4 KUHAP, penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik
Indonesia.
3. Penyidikan
o Dilakukan oleh penyidik
o Tindak lanjut setelah diketahui benar-benar terjadi suatu kejadian.

23

o Penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli.


o Menurut pasal 2 PP No 27/1983, penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia dengan pangkat serendah-rendahnya Pembantu Letnan Dua, dan pejabat
pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang
sekurang-kurangnya Pengatur Muda Tingkat 1(golongan II/b).
4. Pemberkasan perkara
o Dilakukan oleh penyidik, menghimpun semua hasil penyidikannya dan diteruskan ke
penuntut umum.
5. Penuntutan
Dilakukan oleh penuntut umum di siding pengadilan setelah berkas perkara

yang lengkap diajukan ke pengadilan.


6. Persidangan
o

Persidangan pengadilan dipimpin oleh hakim atau majelis hakim.

Dilakukan pemeriksaan terhadap terdakwa, para saksi dan juga para ahli.

Dokter dapat dihadirkan di sidang pengadilan untuk bertindak selaku saksi ahli
atau selaku dokter pemeriksa.

7. Putusan pengadilan
o Vonis dijatuhkan oleh hakim dengan ketentuan, yaitu keyakinan pada diri hakim bahwa
memang telah terjadi suatu tindak pidana dan bahwa terdakwa memang bersalah.
Keyakinan hakim harus ditunjang oleh sekurang-kurangnya dua dari lima alat bukti
yang sah, yaitu keterangan saksi, keterangan terdakwa, keterangan ahli, surat dan
petunjuk.5
Kesimpulan
Pada pemeriksaan mayat bayi perempuan ini, bayi cukup bulan dalam kandungan, hidup
pada saat dilahirkan, tidak ditemukan tanda-tanda perawatan, ditemukan jenis kekerasan yang
24

menyebabkan mati lemas. Sedangkan pada pemeriksaan perempuan ini ditemukan tanda-tanda
kehamilan dan persalinan. Perempuan ini dipastikan adalah ibu kandung dari bayi yang
ditemukan di tempat sampah.

Daftar Pustaka
1. Kapita Selekta. Jilid II Edisi ketiga. Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia . 2010.p.209-10.
2. Afandi D, Swasti D, dkk. Pembunuhan anak sendiri (PAS) dengan kekerasan multipel.
Maj Kedokt Indon 2008, Vol 5, No.9.
3. Teknik Autopsi Forensik. Cetakan keempat. Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2005
4. Idries AM. Pedoman ilmu kedokteran forensik. Jakarta: Binarupa Aksara; 2007.p255-69
5. Dahlan S. Ilmu kedokteran forensik: Pedoman bagi dokter dan penegak hukum.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2006.p141-8.

25

Anda mungkin juga menyukai